Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
ABSTRACT
Di dunia konstruksi infrastruktur baik nasional maupun internasional sudah lazim data geologi
merupakan masukan penting untuk menentukan disain, metoda pelaksanaan dan perkiraan harga
sebuah bangunan bawah permukaan.Namun didalam perkembangannya data geologi ternyata tidak
cukup mampu berperan dalam menyelesaikan perselisihan antara kontraktor dan pemilik pekerjaan,
terutama apabila dijumpai kondisi geologi yang belum diketahui.
Asosiasi Engineer Civil Amerika ASCE (2007) menyarankan bahwa sebuah projek bangunan bawah
permukaan diwajibkan untuk disiapkan sebuah Laporan Basis Geoteknik (Geotechnical Baseline
Report) berdasarkan Laporan Data Geologis.
Laporan Basis Geoteknik adalah sebuah laporan yang memberikan deskripsi tentang kondisi geologi /
geoteknik agar dapat dipahami secara jelas tanpa adanya pengertian ganda.
Saat ini Laporan Basis Geoteknik sangat membantu peserta lelang pekerjaan infrastruktur bawah
permukaan untuk menyiapkan metoda dan perkiraan biaya konstruksi yang disampaikan sebagai
proposal lelang.
Laporan Basis Geoteknik juga sangat berguna bagi perencana untuk menyusun disain basis dan
spesifikasi teknis yang selanjutnya dapat disiapkan disain rinci dan dokumen lelang..
Bagi pemilik pekerjaan Laporan Basis Geoteknik ini berguna didalam menyiapkan dana
pembangunan projek terkait.
Apabila dalam pembangunannya terjadi perselisihan antara kontraktor dan pemilik pekerjaan yang
disebabkan oleh kondisi batuan yang luput dari pengamatan karena ketiadaan data (unforsee
condition), Laporan Basis Geoteknik diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah itu tanpa
harus menempuh jalan arbitrase antara kontraktor dan pemilik pekerjaan.
Upper Cisokan Pumped Storage Power Plan Project, merupakan projek PLN yang diwajibkan
mengaplikasikan Laporan Basis Geoteknik yang pertama di lingkungan perusahaan ini. Oleh karena
itu Laporan Basis Geoteknik merupakan salah satu lampiran Dokumen Lelang.
Dua buah waduk akan terbentuk oleh dua (e) Newjec, Supplementary Study of Upper
bendungan dengan tipe Roller Compacted Cisokan Pumped Storage Hydroelectric Power
Concrete dimana setiap bendungan dilengkapi Plant Project, 2006.
dengan bangunan pelimpah. Luas waduk hilir
Semua data tersebut di atas dirangkum dalam
adalah 260 ha dan waduk hulu 80 ha. Dua (2)
Laporan Data Geoteknik.
buah Headrace Tunnel menghubungkan
waduk hulu dan waduk hilir. Dua (2) buah Penyelidikan dan Pengujian
Surge Tank dibangun untuk mitigasi water
hammer. Setiap Headrace Tunnel akan Penyelidikan terdahulu meliputi hal-hal
disambungkan dengan Penstock yang setiap sebagai berikut dan ringkasannya ditampilkan
pipa penstock akan bercabang dua buah. pada Tabel 3 – 1.
Keempat penstock ini akan mengalirkan air (a) Pengeboran dan SPT denganjumlah
untuk memutar turbine pada saat kedalaman 9.418 meter.
pembangkitan dan setelah itu air akan
mengalir dan ditampung pada waduk hilir (b) Esplorasi adit dengan jumlah panjang 605
melalu 4 buah Tailrace Tunnel. Selanjutnya meter
pada saat off-peak, air dari waduk hilir akan (c) Pengujian laboratorium yakni unconfined
dipompa ke waduk hulu kembali, melalui compresive strength
tunnel yang sama pada saat pembangkitan,
hanya fungsi turbine berubah menjadi pompa (d) In-situ direct shear test, deformability
dan fungsi generator menjadi rotor. (plate loading) tests di dalam adits.
Laporan Basis Geoteknik ini disusun Semua data tersebut tersusun dalam Laporan
berdasarkan Laporan Penyelidikan Terdahulu, Data Geoteknik dan pelaksanaan pengujiannya
sebagai berikut: memakai standar American Society for Testing
and Material (ASTM)
(a) Newjec, Feasibility Study for the Upper Cisokan
Pumped Storage Hydroelectric Power III. TATA-LETAK GEOLOGIS
Development Project, 1995;
Geologi Regional
(b) Newjec, Preliminary Gelogic Investigation for
Engineering Services for Upper Cisokan Wilayah projek secara regional termasuk
Pumped Storage Hydroelectric Power Plant dalam “Cianjur Quadrangle, Java” (Sudjatmiko,
Project, 2000; 1972) dan menurut van Bemmelen (1949)
termasuk “Bandung Zone” yang terdiri dari
(c) Newjec, Basic design for Upper Cisokan endapan Tersier yang tertutup oleh endapan
Pumped Storage Hydroelectric Power Plant volkanik Kuarter.
Project, 2001;
Stratigrafi wilayah Projek tertera pada Tabel 4
(d) Newjec, Detailed Design for Upper Cisokan – 1 dan peta geologi regional tertera pada
Pumped Storage Hydroelectric Power Plant Gambar 4 – 1.
Project, 2002;
Stratigrafi regional mulai dari formasi
Rajamandala yang berumur Oligosen (Omc&
Oml), formasi Citarum yang berumur Miosen
341
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
(Mtb & Mts), dan formasi yang berumur memiliki lereng yang curam dengan
Pliosen (Pb) dan endapanKuarter (Qa). kemiringan sekitar 35° sampai 40°.
Formasi (Pb) terletak tidak selaras diatas
Batuan dasar bendungan terdiri dari breksi
formasi Mts dan Omc dengan sisipan aliran
tufa, batu pasir/serpih, andesit dan batu
lava andesit. Kenampakan tektonik yang
pasir/napal. Batuan breksi tufa, batu
utama berupa struktur perlipatan, thrust fault,
pasir/serpih, dan andesit memiliki kontak tidak
strike-slip fault dan Cimandiri fault yang
selaras dengan batu pasir/napal. Breksi tufa
jaraknya 2 km arah timur laut dari bendungan
merupakan batuan yang dominan di
hilir.
Bendungan Hilir yang akan menjadi batuan
Batuan yang mendominasi wilayah Projek dasar pondasi. Andesit dengan pola hampir
terutama formasi Mts dan Pb dan pada sejajar dengan sungai terdapat di bagian
bangunan civil menempati formasi Citarum bawah tebing kiri pada Bendungan Hilir.
Mts.
(c) Bangunan Pembangkit (Powerhouse)
Geologi lokal setiap bangunan
Elevasi permukaan tanah di atas Bangunan
(a) Bendungan hulu Pembangkit berkisar antara EL. 600 m dan EL.
750 m. Mahkota Bangunan Pembangkit sekitar
Bendungan hulu terletak pada bagian tengah
EL. 480 m, oleh karena itu ketebalan batuan
Sungai Cirumamis. Ketinggian untuk endapan
penutup (overburden) berkisar 120-270 m.
sungai pada poros bendungan adalah +730 m
Sedangkan permukaan tanah memiliki
dimana lebar endapan sungai kira-kira 12 m.
kemiringan 30°-40° .
Kenampakan topografi sekitar bendungan
hulu termasuk air terjun dengan ketinggian 50 Geologi daerah Bangunan Pembangkit terdiri
meter yang terletak kira-kira 150 m ke arah dari andesit dan batu pasir / batulanau dengan
hilir dari lokasi poros bendungan dan lembah sisipan batu pasir dan breksi tufa.
curam terletak 200 m pada bagian kiri hulu
(d) Waterway
bendungan.
(1) Intake
Batuan yang menyusun fondasi untuk
bendungan hulu terdiri dari breksi tufa, Bangunan Intake akan terletak di tepi kanan
batupasir, batupasir/serpih dan lava andesit. Sungai Cipateungteung, sungai kecil dengan
Breksi tufa dan batupasir/serpih merupakan lebar sekitar 2 m dan dasar sungai pada EL.
batuan yang dominan pada lokasi bendungan 650 m di lokasi Intake. Kemiringan lereng yang
hulu. lemah 20-25 °pada Bangunan Pengambilan.
(b) Bendungan Hilir Geologi di daerah intake terdiri dari breksi tufa
dan batu pasir / batulanau. Endapan talus
Sungai Cisokan dimana terletak Bendungan
menutupi batuan dasar terdapat di kaki lokasi
Hilir mengalir dari tenggara ke arah barat laut.
Intake.
Elevasi dasar sungai sekitar EL. 421 m pada
sumbu bendungan dengan lebar 35 m. Alur (2) Headrace Tunnel
sungai terdapat di tebing kiri dan kanan hulu
bendungan, dengan kontur tanah yang hampir Batuan yang menutupi Headrace Tunnel
sejajar dengan sungai di tumpuan bendungan. berkisar dari 20 m sampai 130 m. Geologi
Longsoran terdapat di tebing kanan, sekitar sepanjang jalur Headrace Tunnel No. 1 dan No.
200 m di hilir dari sumbu bendungan yang 2 terdiri dari batupasir/batulanau, batupasir,
terjadi pada tahun 1994.Tebing kanan dan kiri breksi tufa dan andesit.
Lokasi Surge Tank terdapat di ujung akhir dari Kamiran dengan ketinggian diperkirakan 700
Headrace Tunnel yang berada pada m dan kemiringan lereng 20o sampai 30o.
punggungan bukit kecil dengan arah Timurlaut Untuk selanjutnya Access Road menuju
ke Baratdaya dengan EL. 820. Batuan di sekitar Cihanjawar dengan ketinggian 750 m dan
lokasi terlihat tertutup oleh soil yang tebal. lereng yang curam.
Batuan dasar terdiri dari batupasir/batulanau
Batuan sepanjang Access Road terdiri dari
dan breksi tufa yang tersebar sepanjang
breksi tufa, selang seling lapisan
Headrace Tunnel. Surge Tank No. 1 didominasi
batupasir/batulanau, breksi tufa dan batupasir
oleh batupasir/batulanau dan Surge Tank No.2
masif. Batuan segar tersingkap di sepanjang
oleh breksi tufa.
dasar sungai atau alur sungai dan galian lereng
(4) Penstock untuk rumah dan jalan yang ada.
Bagian atas Penstock terdiri dari perselang- (g) Jalur Transmisi 500 kV
selingan lapisan batupasir/batulanau dan
Jalur Tranmisi akan melalui daerah
breksi tufa, sedangkan bagian bawah terdiri
pegunungan dengan ketinggian antara 600 m
dari perselang-selingan andesit dan
hingga 1.100 m dan daerah datar berupa
batupasir/batulanau.
persawahan pada ketinggian 300 m.
(5) Tailrace Tunnel Pegunungan yang dilalui disusun oleh endapan
gunungapi tersier dan batuan sedimen yang
Geologi sepanjang Tailrace Tunnel terdiri dari
sebagian tertutup oleh endapan gunungapi
andesit dan batupasir/batulanau dan kadang
muda di daerah datar. Geologi daerah
kadang dengan breksi tufa. Bagian hulu dari
perbukitan terdiri dari breksi tufa, selang
Tailrace Tunnel didominasi oleh andesit, dan
seling lapisan batupasir/batulanau, breksi tufa
bagian hilir oleh batupasir/batulanau.
dan batupasir masif.
(6) Outlet
IV. KARAKTERISTIK TANAH
Bangunan Outlet terletak pada lereng yang
Klasifikasi Massa Batuan
curam dengan kemiringan sekitar 50o pada
tebing kiri dari Sungai Cilengkong.Geologi Klasifikasi massa batuan pada wilayah Projek
lokasi Bangunan Outlet terdiri dari andesit dan telah dibuat memakai 2 metoda:
batupasir/batulanau kadang kadang dengan
breksi tufa. Batupasir/batulanau (a) Dengan metoda Central Research Institute of
Electric Power Industry (CRIEPI) yang telah
(e) Quarry digunakan oleh konsultan terdahulu, Newjec.
Penyelidikan telah dilakukan di luar lokasi (b) Versi basis Rock Mass Rating (RMR) dari
proyek untuk mendapatkan sumber material Bieniawski (1989) selanjutnya disebut sebagai
RCC dan beton pada umumnya. Hasil RMR.89
penyelidikan hanya batuan andesit dari Quarry
Gunung Karang yang ada memperlihatkan Sistem klasifikasi CRIEPI tertera pada Tabel 5 –
cukup untuk kebutuhan Proyek. 1dimana batuan dibagi menjadi 6 klas yakni: A,
B, CH, CM, CL dan D. Pada sistem RMR batuan
(f) Access Road dibagi menjadi 5 klas yakni klas I (batuan
Proyek PLTA Cisokan terletak di daerah sangat baik dengan RMR 81 – 100) sampai klas
pegunungan dengan ketinggian berkisar V (batuan sangat jelek dengan RMR<20)
antara 700m sampai 1.000m. Dari Sungai Bendungan Hulu
Cijambu, jalur Access Road melalui Desa
343
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
Batuan dasar umumnya mempunyai jurus Lapisan batuan pada Headrace Tunnel N60-
N60–70E dengan kemiringan 50-70o S. Jurus 80E dengan kemiringan 45-60S dan
batuan hampir sejajar dengan arah aliran membangun sudut lancip terhadap arah
sungai dengan kemiringan ke arah bukit Headrace Tunnel. Tiga (3) buah sesar minor
tumpuan kiri. Dua buah struktur lipatan dapat dijumpai pada Headrace Tunnel No. 1
dijumpai pada bukit tumpuan kanan sedangkan 2 buah pada Headrace Tunnel No.
merupakan antiklinal dan sinklinal. Sebagian 2. Kedua sesar mempunyai lebar kurang dari 1
besar batuan dengan RMR klas V tersingkap di m. Lapisan batupasir/batulanau pada
atas elevasi 750 m. Headrace Tunnel mempunyai posisi miring
dengan sudut yang kecil terhadap arah
Bendungan Hilir
Headrace Tunnel.
Dua lapisan batupasir/batulanau dapat
Tinggi muka air tanah pada Headrace Tunnel
dijumpai pada daerah Bendungan Hilir, pada
No. 1 yang terindikasi 15m sampai 50 m pada
bukit kiri mulai elevasi 500 m dan bukit kanan
bagian hulu, 50m sampai 110 m pada bagian
560 m dengan jurus berkisar N50 – 60E dan
tengah dan 50 m – 60 m pada bagian hilir.
kemiringan 45-60o arah selatan. Pada bukit
Untuk Headrace Tunnel No. 2 diperkirakan
kanan di atas elevasi 570 m dujumpai
lebih kecil dari 50 m pada bagian hulu, 50m
napal/batupasir (Ml/Ss) yang penyebarannya
sampai 100 m pada bagian tengah dan 50m –
luas kearah elevasi yang lebih tinggi. Endapan
70m pada bagian hilir.
sungai pada poros bendungan lebih dari 10 m.
Dua buah sesar dijumpai yang menghunjam ke Surge Tank
arah bukit, namun zona sesar yang
Unit batupasir/batulanau dijumpai berlapis
diindikasikan pada peta geologi regional tidak
sangat baik dengan jurus N80oE dengan
dijumpai bukti atau tidak jelas.
kemiringan 60-65oS.
Pusat Pembangkit.
Sesar minor dijumpai dengan lebar 30cm –
Pusat pembangkit terletak di bawah 50cm yang tampak pada singkapan batuan
permukaan.Batuan andesit pada daerah ini pada bagian selatan Surge Tank No. 1 yang
mempunyai karakteriktik dijumpai urat kalsit dicirikan dengan adanya batuan yang tergerus
yang mengisi kekar-kekar yang ada. Batupasir dengan jurus N14oE dan miring 70oN.
dijumpai dominan, kira-kira 70% pada unit
Penstock
batupasir/batulanau. Batulanau berlapis
dengan spasi 5 cm – 10 cm dan ketebalan Pada umumnya pipa penstock mempunyai
batulanau rata-rata pada unit posisi miring terhadap jurus dan berangsung
batupasir/batulanau 20 – 30 cm. angsur lebih tebal mulai dari bagian pipa yang
miring. Struktur sinklinal dan antiklinal minor
Waterway
dapat dijumpai pada bagian atas dari pipa
(a) Intakes pesat.
Bagian tengah dari Outlets dijumpai andesit tipis dibandingkan dengan tepi sungai.
yang dominan, namun terdapat juga Penggalian dasar sungai di Bendungan Hilir
batupasir/batulanau dengan jurus N70-75oE akan menemui pasir, kerikil dan bongkah
dengan miring 50-52oS. Pada bagian barat batu dengan garis tengah lebih dari 2 m yang
Outlets lapisan berubah dengan jurus N60- berasal dari longsoran.
75oW.
Bendungan Hulu disusun oleh sebagian besar
Struktur lipatan dijumpai pada bagian hulu batupasir/batulanau, sedangkan Bendungan
lembah daerah Outlet ini sejajar dengan jurus Hilir batuan penyusun utamanya adalah
batuan dan menerus sampai pada sungai andesit dan breksi tufa. Kriteria batuan dasar
dekat bangunan Outlet. Batuan miring ke arah fondasi yang diperbolehkan adalah sebagai
bukit namun karena pelapukan dengan berikut:
ketebalan 4-5m yang terdiri material
(a) Material batuan sedikit lapuk atau yang lebih
lempungan maka potensi longsor pada lokasi
baik
ini cukup besar.
(b) Nilai Moduli masa batuan adalah 5 GPa atau
Quarry
lebih besar
Andesit dari Quarry Gunung Karang
Perbaikan Fondasi
menghasilkan material yang pipih pada kondisi
remuk; hal tersebut bisa dicatat pada batuan Direncanakan dengan melakukan
dari hasil blasting yang menjadi kecil-kecil (2- consolidation grouting dan curtain grouting.
3cm). Lubang lubang consolidation grout dengan
spasi 5 m x 5 m dan kedalaman 5 m. Curtain
Access Road
grouting terdiri dari satu baris dengan interval
Lapisan batuan umumnya tegaklurus dan spasi antar lubang 1,5 m.
miring terhadap arah Access Road. Endapan
Penggalian Powerhouse
talus pada umumnya terdapat pada kaki bukit
sepanjang Access Road dan menutup batuan Untuk semua penggalian bawah tanah di
dasar. Batuan pada umumnya sangat lapuk wilayah Powerhouse, perhatian khusus
dengan ketebalan 1-3m. terhadap hadirnya struktur lipatan yang
komplek dan kemiringan perlapisan batuan
Transmisi 500 kV
yang bervariasi terutama di daerah ruang
Batuan pada jalur Transmisi 500 kV pada transformer harus diperhitungkan.
umumnya lapuk dengan ketebalan 1-3m. Pada
Sifat Material Batuan
daerah yang datar yang merupakan sawah
yang ditanami padi, batuan dasar tertutup Metode untuk tes sifat material batu ini
oleh tanah dengan ketebalan 2-4m. mengacu dalam standar ASTM dan hasil tes
yang rinci dituangkan dalam Geotechnical
Gambar 5-1 samapi 5-11 menunjukkan peta
Data Report (GDR). Tabel berikut memberikan
geologi dan potongannya.
ringkasan singkat untuk data pengujian.
V. PERTIMBANGAN KONSTRUKSI Dalam tes deformasi di tempat (in-situ)
Penggalian Fondasi Bendungan dilakukan dengan menggunakan metode plate
bearing dengan beban hingga 6 MPa dan
Batuan lapuk dengan RMR Kelas IV-V dapat hasilnya diperlihatkan pada Tabel6-1.
ditemukan di permukaan kedua bendungan,
dan umumnya di dasar sungai dijumpai lebih
345
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
Ukuran contoh blok untuk uji geser di tempat Aliran air dalam terowongan dapat
adalah 60x60x35 cm dan hasilnya ditunjukkan diperkirakan mencapai 150 l/detik daan
dalam Tabel 6-2. dengan aliran yang tertahan samapai 125
l/detik; dan secara kumulatif pada saat puncak
Hasil nilai kelulusan air yang dilakukan dengan
mencapai aliran air 1.300 l/detik dan aliran
uji Lugeon diperlihatkan dalam Tabel 6-3.
yang tertahan 1.100 l/detik. Perkiraan
Berikut ini Tabel 6-5 yang memperlihatkan tersebut tidak termasuk pada daerah Diversion
hasil uji grout test.Secara keseluruhan Tunnel untuk Bendungan Hilir. Besaran aliran
konsumsi kumulatif dan rata rata grout take air sudah sesuai dengan petunjuk Liang and
2.678 kg, 12,1kg/m untuk Bendungan Hulu Sun (1988) untuk serpih pada poros antiklinal,
dan 3.962 kg, 13,8 kg/m untuk Bendungan batugamping dan konglomerat pada sayap
Hilir. lipatan dan batuan beku yang terkekarkan
serta batuan malihan.
Indeks daya tahan batu pasir, batulanau dan
andesit disajikan dalam Tabel 6-6. Perlu Uncofined Compressive Strength
dicatat bahwa hanya beberapa hasil uji
Klasifikasi RMR
ketahanan yang memberikan hasil yang baik
yang dilakukan pada contoh batu pasir dan Klasifikasi RMR menurut Bieniawski (1989)
andesit. Sangat mungkin bahwa contoh batu
(a) Bendungan Hulu dan Hilir (sepanjang poros
lanau dan batu sejenis dengan prosentase
bendungan)
yang cukup akan memberikan hasil yang
kurang memuaskan. (b) Powerhouse Complex
346
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
REFERENSI
American Society of Civil Engineer, 2007, Geotechnical Baseline Report for Construction: Suggested
Guidelines. Prepared by Technical Committeeon Geotechnical Reports of the Underground
Technology Research Council.
Darren P, 2009, Geotechnical baseline Report, Engineering Group of the Geological Society, America
FIDIC, 2005. Bank Harmonized Edition of Condition of Contract for Construction
PT. PLN Persero (2014), Geotechnical Baseline Report for Upper Cisokan Pumped Storage Power
Plant Project
GAMBAR
347
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
349
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
350
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
TABEL
351
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
ketidakselarasan
ketidakselarasan
352
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
Mtb Batupasir
ketidakselarasan
Oml
Formasi Napal, BatuLempung
Oligosen
Rajamandala Batupasir kwarsa
Omc
Upper Dam
Lower Dam
Powerhouse
Upper Dam
353
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
Lower Dam
Powerhouse
Upper Dam
Lower Dam
Upper Dam
Sandstone/Siltstone 10~30 20
Sandstone 20~50 30
Lower Dam
354
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
Powerhouse
Andesite 50~110 75
Sandstone/Siltstone 10~35 20
Upper Dam
5~10 m 160
10~20 m 90
25~40 m 40
Lower Dam
5~20 230
20~40 140
40~60 15
355
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
Tabel 7-2 Prosentase Distribusi klas batuan pada batuan fondasi bendungan hulu dan hilir:
I 0-5 0-5
II 15-25 25-35
IV 20-30 10-15
V 0-5 15-20
356
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
Tabel 7-4 Prosentase Distribusi Klas batuan pada Access dan Other Tunnel
357
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
I 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5
II 50-70 0-5 0-5 25-35 0-5 0-5 15-25 0-5 0-5 55-70 0-5
III 0-5 0-5 25-35 10-15 0-5 40-50 20-30 0-5 35-50 15-25 10-20
IV 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5
V 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5
358
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
359