Anda di halaman 1dari 23

(Studi kasus proy Jembatan Siak Sri Indrapura,

Jembatan Perawang, dan Jembatan Teluk Masjid)

Penulis :

1. Ir. Ahmad Helmi, MSc.MM.MP (Dinas Kimpraswil Prov.Riau)


2. PT. PP (Persero) Cabang IX Pekanbaru

Ir. Satya Priambodo


Murdia Helina, ST

2007
1

DAFTAR ISI
I. Introduction

1. Latar Belakang

2. Tujuan

3. Batasan Masalah

II. Geotechnical Consideration


1. Subsurface investigation (boring /SPT)

a.

Proyek Jembatan Siak Sri Indrapura

b.

Proyek Jembatan Perawang

c.

Proyek Jembatan Teluk Mesjid

2. Laboratory & Field Testing

3. Ground Water

4. Karakter Khusus tanah

III.

Construction Consideration

IV. Daya Dukung Pondasi Proy Jembatan siak, Perawang dan Teluk Mesjid 10
V.Pemilihan Jenis Pondasi

12

VI. Kesimpulan

14

Daftar Pustaka
LAMPIRAN
Foto-foto Pelaksanaan
Curiculum Vitae Penulis

Tinjauan Struktur Tanah Pada Alur Sungai Siak Terhadap


Pembangunan Jembatan Bentang Panjang di Sepanjang Alur Sungai Siak
(Studi kasus proy Jembatan Siak Sri Indrapura,
Jembatan Perawang, dan Jembatan Teluk Masjid)
I. Introduction
1. Latar Belakang
Sungai Siak merupakan salah satu urat nadi perkembangan daerah Propinsi Riau.
Sungai dengan lebar lebih dari 120 meter dan kedalaman lebih dari 15 meter merupakan
sarana transportasi utama pengangkutan hasil komoditi dari dan menuju Propinsi Riau
khususnya kota Siak dan Pekanbaru. Puluhan kapal kapal besar pengangkut barang lewat
setiap harinya. Namun demikian, transportasi sungai cenderung bergerak stagnan
dibandingkan dengan perkembangan transportasi darat. Sarana penyebrangan sungai hanya
dengan menggunakan ferry, dipandang tidak mampu mengakomodir permintaan akan
lancarnya pergerakan transportasi darat.
Pembangunan jembatan untuk menghubungkan dua sisi Sungai Siak terus dilakukan.
Saat ini tercatat baru 2 buah jembatan yang melintasi sungai Siak dan 3 buah jembatan yang
masih dalam masa konstruksi. Tiap tiap jembatan memiliki jenis dan karakteristik yang
berbeda. Jembatan Siak I dengan tipe jembatan komposit, merupakan jembatan yang terlama ,
terletak di pintu masuk kota Pekanbaru. Jembatan Siak II berupa Rangka Baja (steel truss)
berada di lingkar luar kota Pekanbaru. Sedang untuk jembatan Siak Sri Indrapura dengan jenis
konstruksi Cable Stayed terletak di kota Siak Sri Indrapura. Jembatan Perawang dengan type
struktur Main Span adalah Balance Cantilever Box Girder dibangun sebagai satu kesatuan
Jaringan Jalan Lintas Timur Sumatra. Satu jembatan lagi berada di bagian timur laut
Kabupaten Siak yakni Jembatan Teluk Masjid dengan jenis Rangka Baja Arch Bridge sebagai
penghubung jaringan jalan ke arah Kabupaten Bengkalis.
Dari berbagai jenis jembatan yang ada baik yang sudah jadi maupun dalam proses
konstruksi memilih substruktur yang berbeda yaitu pada jenis pondasi yang dipakai memiliki
kekhasan sesuai dengan karakteristik tanah pada alur sungai Siak. Dari kekhasan tersebut
akan kita bahas dasar pemilihan jenis pondasi dan parameter-parameter apa saja yang dipakai
meyangkut jenis tanah dan stratifikasi tanah yang ada, sehingga nantinya bisa diperoleh
kesimpulan mengenai struktur tanah dan jenis pondasi yang cocok pada daerah sepanjang
alur sungai Siak.
1

Jembt Teluk
Mesjid
Jembt
Perawang

Jembt Siak

2. Tujuan
1. Mengetahui struktur tanah di daerah aliran sungai siak berdasarkan data
Proyek Jembatan Siak, Perawang dan Teluk Mesjid.
2. Mengetahui jenis pondasi yang cocok untuk aliran sepanjang sungai siak.
3. Batasan Masalah
Penentuan jenis pondasi didasarkan analisa 3 proyek jembatan yang sudah
dikerjakan.

II. Geotechnical Consideration


1. Subsurface investigation (boring /SPT)
Tujuan investigasi ini adalah untuk mengetahui potongan melintang
tanah, jenis tanah dan nilai N SPT nya. N SPT ini akan mengidentifikasikan
kekuatan tanah. Setiap jenis tanah mempunyai karakter yang berbeda-beda
sehingga akan menjadi pertimbangan dalam memutuskan jenis pondasi yang
akan digunakan.
Hasil bore log yang dilakukan di proyek Jembatan Siak, Perawang, dan
teluk mesjid menunjukkan bahwa lapisan permukaan tanah disepanjang aliran
sungai siak hampir sebagian besar tersusun dari Clay atau Lempung, dengan
elevasi tanah keras berada pada elevasi 30- 50 m dari muka tanah.
Karakter tanah lempung adalah akan mengalami konsolidasi normal
yang cukup besar jika dibebani karena tanah jenis ini memiliki kadar air yang
cukup tinggi. Durasi konsolidasi pada lempung berlangsung cukup lama.
Berbeda dengan pasir dimana konsolidasi terbesar terjadi disaat awal
pembebanan (elastis consolidation) dan berlangsung cepat.
Berikut ini adalah Penampang melintang lapisan tanah beserta N SPT dari
masing-masing proyek :

a. Proyek Jembatan Siak Sri Indrapura

Berdasarkan nilai N-SPT pada proyek Jembatan Siak elevasi tanah keras berada
pada kedalaman 30 40 m dari muka tanah.

b. Proyek Jembatan Perawang

Data N-SPT proyek jembatan perawang menunjukkan bahwa nilai lapisan tanah
keras terdapat pada elevasi 35 ~ dari muka tanah

c. Proyek Jembatan Teluk Mesjid

Lapisan tanah keras pada proyek teluk mesjid berada pada elevasi39 ~ 50 m dari
muka tanah.
Berdasarkan hasil Bore log dan N-SPT diatas, maka kualitas tanah (dinilai dari
posisi lapisan tanah keras) dari ketiga proyek diatas dapat diurutkan sebagai
berikut:
1. Proyek Jembatan Perawang
2. Proyek Jembatan Siak
3. Proyek Jembatan Teluk Mesjid

Penurunan kualitas tanah ini sejalan dengan arah muara sungai (dapat dilihat
pada peta). Hal ini menunjukkan bahwa semakin kemuara sungai siak kualitas
tanah sebagai lapisan pendukung cendrung menurun.
2. Laboratory & Field Testing
Test laboratorium dan lapangan bertujuan untuk mengetahui properties tanah,
diantaranya C, dan koefesien konsolidasi. Nilai C dan menentukan daya
dukung tanah sedangkan koefesien konsolidasi menentukan besarnya
penurunan. Tabel 1 berikut ini menyajikan beberapa properties tanah
sepanjang aliran sungai siak berdasarkan uji laboratorium.
Tabel 1.

Rekapitulasi PDA dan Loading Test Proyek Jembatan Siak, Jembatan Perawang dan
Jembatan Teluk Mesjid

Kohesi (cu)
Sudut Geser
Bulk density
LL
PL
Kadar air
Angka Pori (e)
Koefesien Kompresi

Kedalaman
Unit
Kg/cm2
T/m3
%
%
%

cc

Proyek Jemb Teluk

Proy Jembt.Siak

Proy Jembt Perawang

0-19

0-12.5

0-19

0.077 ~ 0.216
6.503 ~ 15.8
1.632 ~ 1.807
30.62 ~ 46.68
15.45 ~ 21.395
33.902 ~ 54.63
0.723 ~ 1.31

0.16 ~ 0.189
3.3 ~ 7
1.51 ~ 1.61
68.6 ~ 83.24
31.5 ~ 31.6
55.58 ~ 70.56
1.546 ~ 1.929

0.07 ~ 0.13
3 ~ 5.5
1.528 ~ 1.555
85.3 ~92.4
41 ~ 44.6
64.9 ~ 70.2
1.908 ~ 2.013

0.132 ~ 0.321

0.279 ~ 0.628

mesjid

Hasil uji Lab dari ketiga proyek ini menunjukkan bahwa kondisi tanah bahwa
tanah sepanjang aliran sungai siak untuk kedalaman 0-19 m (dari muka tanah)
memiliki :

Kadar air hampir mendekati batas cair (Liquid Limit) dan nilai kohesi
cukup kecil.

Angka pori yang cukup besar yaitu lebih dari 0.7, hal ini menandakan
bahwa struktur tanah memiliki kepadatan yang kecil.

Nilai kohesi tanah lapisan tanah atas kecil rata-rata 0.1 kg/cm2

Oleh karena itu pemakaian pondasi dangkal harus dihindari, untuk struktur
permanent sebaiknya digunakan pondasi dalam dengan kedalaman mencapai
tanah keras.

3. Ground Water
Elevasi ground water akan berpengaruh dalam proses pengerjaan pondasi.
Jika elevasi muka air tanah tinggi, maka jenis pondasi yang sebaiknya adalah
tipe precast untuk mencegah gangguan air saat proses konstruksi sekaligus
menghindari infiltrasi air terhadap beton. Infiltrasi air pada beton basah akan
mempengaruhi mutu beton. Air tanah disepanjang aliran sungai siak
mempunyai kadar asam yang cukup tinggi (PH<7). Kadar asam yang tinggi ini
diakibatkan oleh area sepanjang aliran sungai siak yang hampir sebagian besar
merupakan rawa dan anak sungai siak juga melewati daerah gambut. Karena
sifat kimia air tanah sungai siak ini, maka kontak antara beton basah dengan
air sungai harus dihindari untuk menjamin mutu beton. Air yang baik untuk
beton memiliki PH =7
4. Karakter Khusus tanah
a. Erosi pada dasar sungai
Kondisi penggerusan pada dasar Sungai Siak cukup besar mengingat
kecepatan arus berkisar 27 cm/s dan kohesi pada dasar sungai kecil. Hal
ini akan berakibat terhadap bertambahnya panjang tekuk tiang dan
berkurangnya penetrasi tiang sehingga daya dukung tiang berkurang.
Korelasi ini akan terlihat pada rumus berikut:
Pcritic 2

Ket :
Pcritic
E
I
Lk

EI
Lk 2

: Daya dukung tiang


: Elastisitas Tiang
: Inersia Tiang
: Panjang tiang tidak tersangga

L
kritik
Kedalaman

Untuk mendapatkan L kritik


yang besar maka material digunakan
penetrasi
sebaiknya adalah material yang memiliki elastisitas besar. Untuk kondisi
seperti ini pondasi tiang baja lebih efisien dari pada beton. Karena

elastisias baja (E = 210.000 Mpa) jauh lebih besar dari pada elastisitas
beton (E = 25.310 Mpa).
b. Negatif skin friction saat terjadi penurunan permukaan air tanah
Pada tanah dipinggir sungai siak memiliki kecendrungan penurunan tanah
saat terjadi penurunan muka air tanah. Jika dasar pile tidak terdapat tanah
keras, maka kombinasi dari negative skin friction dan beban dinamik akan
mengakibatkan penurunan yang cukup signifikan. Ini akan membahayakan
struktur.

Negative skin
Friction

Soft Soil
Clay, silt

Negative skin
Friction

Hard Soil
Stiff Clay

Positif skin
friction

III. Construction Consideration


Suatu struktur yang baik selain didesain aman dan kuat pada saat digunakan, juga
harus memiliki construction capability. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pemiihan pondasi utuk area aliran sungai siak:
1. Posisi elevasi muka air sungai siak. Pasang surut sekitar 3 m. Dengan
kecepatan arus berkisar 27 cm/s. Berdasarkan karakter arus di sungai siak ini
Struktur pondasi yang bersentuhan dengan arus sungai sebaiknya
menggunakan material yang sudah jadi dengan dimensi yang langsing untuk
meminimalisasi tekanan hidroulik dari arus sungai.
2. Dasar pertimbangan pemilihan pondasi dari segi jenis berat dan ukuran
tergantung pada kapasitas alat ( crane, plat form, alat pancang) yang bisa di
operasikan didaerah bentang sungai. Semakin besar kapasitas alat yang bisa
9

digunakan maka semakin besar pula dimensi pondasi yang digunakan.


Sebagai informasi bentang sungai siak rata-rata adalah 200 m. Selain
pertimbangan alat, dimensi pondasi juga tergantung kepada proses
pendatangan material (distribusi material). Dimensi material pondasi dibatasi
oleh kemampuan dalam pendatangan material dari tempat produksi ke lokasi
pekerjaan. Untuk wilayah sepanjang aliran sungai siak, pendatangan material
pondasi tidak terlalu mengalami kesulitan karena sungai cukup lebar dan
tidak ada penyempitan bentang sungai yang mungkin mempersulit proses
pendatangan material pondasi.
3. Lalu lintas sungai siak memiliki aktifitas cukup padat. Sungai siak
merupakan moda air yang menghubungkan daerah-daerah penghasil (seperti
kayu dan minyak bumi) di Riau dengan selat Malaka. Dalam satu hari ada 35 ponton yang (membawa kayu HTI PT.IKPP) berdimensi cukup besar, dan
kapal- kapal besar baik kapal asing maupun kapal lokal yang membawa
minyak dan kontainer. Selain ponton dan kapal besar juga terdapat kapal
penumpang seperti jelantik dan Speed boat. Keberadaan Kapal besar dan
Ponton akan membatasi ruang gerak dalam proses konstruksi. Sementara
kapal kecil seperti speed boat akan menimbulkan gaya hidrodinamik cukup
besar (ombak). Struktur pondasi yang dipilih harus mampu mengatisipasi
gaya ini selama proses konstruksi sehing diperlukan design during
construction.

10

IV.

Daya Dukung Pondasi Proy Jembatan siak, Perawang dan Teluk Mesjid
Proyek Jembatan Siak, Perawang dan teluk mesjid memiliki struktur pondasi

Tiang pancang. Jenis pondasi di bentang sungai menggunaka steel pipe pile diameter
80 cm dan di darat menggunakan concrete pile dia 60 cm. Untuk mengetahui daya
masing- masing tiang. Test yang dilakukan diantaranya adalah PDA (Pile Driving
Analyzer) dan Loading test. Daya dukung PDA didasarkan atas perlawanan yang
diberikan oleh pondasi terhadap Pukulan Hammer dengan berat tertentu. Sedangkan
daya dukung Loading test didasarkan atas reaksi pondasi ketika diberikan beban
rencana. Rekapitulasi hasil PDA dan Loading Test ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2.

Rekapitulasi PDA dan Loading Test Proyek Jembatan Siak, Jembatan Perawang dan
Jembatan Teluk Mesjid
Unit

Jenis pondasi

Jembt Siak
Steel
Concrete

Diameter

cm

Pipe
Pile
120

Pile
60

Panjang

59

32

Panjang penetrasi

54.92

30.7

Pile Driving Analyze

Friksi

Jembt Perawang
Steel Pipe Concrete
Pile
120

Jembt Teluk
Steel
Pipe
Mesjid

Pile
60

Pile
120

37.6

60

37.6

47.6

319

443

881

233.4

402.8

680.9

Ujung

77.9

29.4

150.1

Total

311.3

432.2

831

40

Analisa CAPWAP

Displacement

mm

24.9

Loading Test Aksial


Tekan
Beban 100 %

Ton

500

500

350

Pergeseran Total

mm

12.61

10.42

7.65

Pergeseran Elastis
Pergeseran

mm

11.63

9.38

7.54

mm

0.98

1.04

0.11

Beban 100 %

Ton

10

25

Pergeseran Total

mm

9.7

6.32

Pergeseran Elastis
Pergeseran

mm

7.35

4.61

mm

2.35

1.71

Permanen
Loading Test Lateral

Permanen

11

Berdasarkan hasil PDA test dan Loading test diketahui bahwa rata-rata daya dukung
tiang pancang pada ketiga proyek ini adalah sebagai berikut:

Stell Pipe Pile Dia 120 pada kedalaman 48 m adalah 450 T dengan safety
faktor 3 menjadi 150 T.

Concrete Pile Dia 60 pada kedalaman 34.15 m adalah 318.1 T dengan safety
faktor 3 menjadi 106 T.

V.

Pemilihan Jenis Pondasi


Berdasarkan pertimbangan-pertimbang yang disebutkan pada bagian sebelumnya
maka pondasi tiang pancang (Driven Pile) adalah pilihan yang tepat. Dengan
alasan :
1. Dengan tiang pancang kualitas beton dapat terjamin, karena kemungkinan
berkurangnya kualitas beton akibat masuknya air atau lumpur dapat dicegah,
tidak seperti pada tiang dengan cor ditempat yang memungkinkan terjadinya
masuknya lumpur dari dinding tanah kedalam beton basah.
2. Untuk tanah lempung, pemancangan bisa dilakukan lebih cepat dan efisien
dari pada pengeboran karena sifat tanah yang lunak.
Pemilihan tipe pondasi selanjutnya difokus kan kepada material tiang pancang
yang cocok:
Berikut ini adalah grafik hubungan pengaruh jenis material dan N SPT terhadap
daya dukung berdasarkan penelitian M.C. McVay, D. Badri and Z.Hu University
of Florida, Civil and Coastal Engineering Dept.

12

13

Kedua grafik diatas menunjukkan bahwa daya dukung friksi Concrete Pile lebih besar
dari pada Stell Pile. Sementara untuk daya dukung ujung tidak terdapat perbedaan
yang terlalu besar. Berdasarkan data diatas maka dipilih :
1. Concrete Pile untuk pondasi di darat (pinggir sungai).
-

Nilai friksi selimut tiang lebih besar dari baja, sehingga daya dukung
seimut juga lebih besar

Kuat tekan beton lebih besar dari pada baja

2. Steel Pipe Pile untuk pondasi di sungai


-

Elastisitas Baja lebih besar dari pada beton, sehingga kapasitas panjang
tiang tidak tersangga (jarak antara elevasi kepala tiang dengan permukaan
tanah/jepit tiang) bisa lebih besar.

Baja lebih ringan dari beton sehingga memudahkan proses pengang kuta
baja dari stock area menuju area pemancangan.

VI. Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa:
1. Tanah lapisan atas disepanjang aliran sungai siak hampir sebagian besar terdiri
atas lempung dengan kadar air yang cukup tinggi serta mendekati batas limit.
Dengan kondisi ini, jenis pondasi dangkal sebaiknya dihindari.
2. Lapisan tanah keras berada dibawah elevasi 30 m. Ujung pondasi sebaiknya
terdapat pada tanah keras karena tanah lapisan atas cukup lunak, sehingga
berbahaya jika mengandalkan daya dukung friksi saja.
3. Kualitas daya dukung tanah di daerah aliran sungai siak kearah muara
menunjukkan penurunan.
4. Jenis pondasi yang cocok untuk daerah sepanjang alirang sungai siak adalah :
-

Steel Pipe Pile unuk ditengah sungai

Concrete Pile untuk dipinggir sungai.

14

PROYEK JEMBATAN SIAK SRI INDRA PURA

Pengangkutan SPP dari stock area


menuju area pemancangan

Pemancangnan SPP ditengah sungai


menggunakan ponton

PROYEK JEMBATAN PERAWANG

Pemancangnan SPP menggunakan


Hydraulic Hammer Kobe. Cap: K-80

Pemancangnan Stell Pipe Pile


Diameter 120 cm
5

DAFTAR PUSTAKA
Laporan Survey Geoteknik Proyek Jembatan Siak Sri Indrapura, 2003
Laporan Penyelidikan Tanah Proyek Jembatan Perawang, 2005
Laporan Penyelidikan Tanah Proyek Jembatan Teluk Mesjid, 2006
Laporan Pengujian Dinamis Tiang Pancang Hollow dan CAPWAP Proyek Jembatan
Siak Sri Indrapura, 2003
Laporan PDA Test Proyek Jembatan Siak Sri Indrapura, 2003
Laporan Pengujian Dinamis Pile Driving Analysis Proyek Jembatan Perawang
Kabupaten Siak, 2005
Laporan PDA Test Proyek Jembatan Teluk Mesjid, 2006
Laporan Percobaan Pembebanan Statis Aksial Tekan Proyek Jembatan Cable Stayed
Siak Sri Indra Pura, 2003
Laporan Pembebanan Horizontal Proyek Jembatan Cable Stayed Siak Sri Indrapura,
2003
Laporan Percobaan Pembebanan Statis Aksial Tekan Proyek Jembatan Perawang,
2005
Laporan Percobaan Pembebanan Horizontal Proyek Jembatan Perawang, 2005
Laporan Percobaan Pembebanan Statis Aksial Tekan Proyek Jembatan Teluk
Masjid,2006
M.C. McVay, D. Badri and Z.Hu, Determination of Axial Pile Capacity of Prestressed
Concrete Cylinder Piles, University of Florida, Civil and Coastal Engineering
Dept, 2004.

Anda mungkin juga menyukai