Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ARSITEKTUR TROPIS

STUDI LITERATUR ARSITEKTUR TROPIS DINEGARA TROPIS

DOSEN PEMBIMBING :
Wahyu Hidayat,ST.,MT
Kelompok :
CIPTA ARIYADI
M.ISWANDI LUBIS
OCTA FARNAS
ANGGI ICA BELLA
SUCI EKA NOVIANTI
SYARIFAH LAILATUL HIKMAH
ARSITEKTUR B
PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2015

Desain Arsitektur Tradisional Thailand


Arsitektur adalah salah satu karakteristik unik dari negeri Thailand yang tercermin dari gaya
hidup, nilai-nilai, dan kepercayaan yang diwariskan turun temurun. Arsitektur Thailand
adalah disiplin yang telah dikembangkan dan disempurnakan sebagai ekspresi keindahan dari
kebudayaan Thailand yang secara unik telah disesuaikan dengan gaya hidup orang-orang dan
iklim dari negara ini. Orang-orang Thailand memiliki rasa keterikatan yang kuat terhadap
tempat tinggal dan juga tempat kelahiran mereka. Style perumahan dan gaya hidup mungkin
berubah, tetapi bagaimana pun sikap dan rasa hormat orang-orang Thailand terhadap tempat
tinggal mereka pada dasarnya masih sama. Intensitas rasa keterikatan terhadap rumah
diantara generasi baru sekarang ini mungkn saja tidak sekuat seperti dulu, tapi tetap hidup.
Rumah tidak hanya sebagai tempat tinggal, juga sebagai pusat kehidupan, kasih sayang,
ramah tamah, bahkan sebagai tempat pengungsian jika diperlukan pada saat banjir musiman
melanda. Setiap daerah memiliki karakteristik perbedaan yang beragam seperti gaya tengah
(Ruen Thai Pak Glang) mendapat pengaruh dari Budhisme yang sangat kental, gaya utara
(Ruen Galae) pengaruh Lana style, gaya selatan (Ruen Thai Muslim) bernafaskan arsitektur
muslim, dan gaya daerah timur laut (Ruen Isaan). Sebagai perwujudan dari sosial dan budaya
Thailand, gubahan maupun desain bangunan rumah Thailand pada jaman dulu adalah untuk
hidup bersama dan menghabiskan waktu bersama antara anggota keluarga oleh karena itu
rumah tradisionalnya memiliki sub-rumah pada satu platform. Semua anggota keluarga dapat
berkumpul dan menikmati hari-hari bersama. Layaknya negara yang berada di kawasan tropis
menjadikan arsitektur tradisional Thailand juga sangat dipengaruhi oleh iklim yang panas dan
hujan yang sering menimbulkan banjir musiman.
Karakteristik dan keunikan desain arsitektur tradisional Thailand yang mengadaptasi alam
dengan atap yang tinggi dan banyaknya area terbuka.
Apa yang muncul di benak Anda ketika mendengar istilah Thailand ? Tentu, sebuah
gambaran yang muncul adalah negara yang menyajikan tempat wisata menarik seperti
Bangkok, Phuket, dan Pattaya, hingga kulinernya yang lezat, salah satunya Tom Yam. Tak
hanya itu, negara ini juga kaya akan keunikan kultural khas Asia Tenggara. Kesan kultural
dan etnik yang kental bisa dilihat dari jenis seni, musik, tarian, pakaian tradisional, ukiran,
dan tentu saja, gaya arsitektur bangunan bangunannya. Tak jarang, gaya arsitektur ala
Thailand ini sering diperlihatkan pada restoran Thailand yang terdapat di beberapa kota
kota besar di Indonesia.
Tahukah Anda, rumah rumah yang mengadaptasi gaya arsitektur Thailand ternyata tak
hanya menekankan pada segi artistiknya saja, melainkan juga berfokus pada sustainabilitas
alam dan lingkungan? Ya, bangunan bangunan ala Thailand, terutama bangunan jaman
dulu, dibangun dengan konstruksi yang mempertimbangkan keberadaan alam sekelilingnya.
Di jaman dahulu, keberadaan kayu cukup melimpah di negeri gajah putih itu. Hal ini cukup
lumrah mengingat negara ini tergolong negara tropis dengan banyaknya hutan. Jenis kayu
yang banyak tumbuh di hutan hutan di Thailand adalah kayu jati. Tak heran, bangunan ala
Thailand banyak mengeksplorasi penggunaan kayu ini.

Bangunan dengan desain ala Thailand mengoptimalkan keberadaan sirkulai udara melalui
jendela dan dinding dindingnya. Meski sejatinya desain ala Thailand ini bervariasi yang
tergantung pada masing masing wilayah, namun secara umum bangunan ala Thailand
memiliki 3 prinsip yang sama, yakni lantai yang ditinggikan (elevated floor), atap yang
bertumpuk dan membumbung tinggi ke atas, dan teras yang terbuka dan cukup luas yang
berada di bagian pusat.
Untuk lebih mengenal desain ala Thailand, berikut ini akan dijabarkan lebih lanjut mengenai
beberapa aspek dasar pada desain arsitektur ala Thailand.
1. Lantai yang ditinggikan
Rumah dengan lantai yang ditinggikan ini sekilas mengingatkan kita pada rumah rumah
tradisional di pulau Sumatra. Tujuan dari meninggikan posisi lantai yakni untuk menghindari
banjir di kala musim hujan. Selain itu, karena jaman dulu di negara Thailand masih banyak
terdapat hutan hutan yang lebat, tak heran banyak binatang buas yang tinggal di dalamnya.
Untuk menangkal agar hewan buas tidak bisa masuk ke dalam rumah, maka lantai didesain
agak tinggi.
2. Pitched Roof
Model pitched roof dengan atap yang dibuat tinggi dan kemiringan yang curam juga
diterapkan di bangunan dengan arsitektur ala Thailand. Dengan adanya pitched roof, maka air
hujan akan dengan mudah turun ke bawah sehingga tidak menumpuk atau menggenang di
atas atap yang bisa berakibat fatal. Model atap seperti ini cukup pas diterapkan pada
bangunan di negara beriklim tropis dengan curah hujan tinggi seperti Thailand. Adanya
serambi (overhang) juga membantu air hujan agar lebih cepat mengalir ke bawah.

Desain Arsitektur Thailand dengan Atap Miring (Pitched Roof) yang Khas
Bentuk desain atap yang unik ini ternyata cukup bervariasi di tiap regional di Thailand. Ada
yang bentuknya menyerupai struktur sayap, ada yang bentuknya lurus menajam ke satu titik,
ada juga yang bentuknya menyerupai huruf V. Semua bentuk atap tersebut tentu

menyimbolkan makna tersendiri yang erat kaitannya dengan agama dan kepercayaan. Simbol
atap berbentuk sayap misalnya. Desain atap ini menandakan keinginan orang orang untuk
mencapai surga.
3. Teras yang terbuka dan luas
Keberadaan teras cukup signifikan pada bangunan bangunan ala Thailand. Luas dari teras
ini bisa mencapai 40 persen dari luas keseluruhan bangunan. Teras menjadi poin yang sangat
diperhitungkan mengingat area ini biasa digunakan oleh masyarakan Thailand untuk
mengadakan pertemuan, berbincang bincang, atau aktifitas outdoor yang lain.
Selain melalui teras, kesan terbuka juga ditampilkan di dalam ruangan. Di beberapa sudut
terdapat banyak ventilasi. Keberadaan ventilasi ini cukup membantu mengingat Thailand
memiliki cuaca yang cukup panas dengan kelembaban yang juga cukup tinggi. Dengan
banyaknya ventilasi udara, maka ruangan menjadi lebih sejuk dan siklus udara dalam ruangan
menjadi lebih lancar.
4. Memiliki desain modular
Salah satu karakteristik desain tradisional ala Thailand adalah bentuk konstruksinya yang
modular. Desain seperti ini membuat bangunan menjadi lebih mudah dibongkar-pasang
bahkan dipindahkan ke lokasi lain. Sebab dijaman dahulu, keberadaan lahan masih cukup
luas, sehingga memungkinkan orang orang berpindah lokasi dengan mudah. Maka dari itu,
sangat jarang sebuah keluarga menetap di suatu tempat yang sama selama bertahun tahun.
Bangunan dengan arsitektur tradisional ala Thailand di era modern ini
Saat ini, cukup sulit menemukan rumah di Thailand dengan arsitektur yang masih tradisional.
Sebab, banyak rumah di Thailand yang mengadaptasi unsur unsur modern ala barat. Namun
jika Anda ingin melihat bagaimana bentuk desain rumah tradisional ala Thailand, Anda bisa
mengunjungi Siam Niramit, sebuah teater di pusat kota Bangkok. Di sini terdapat variasi
bangunan yang mewakili 4 regional di Thailand, mulai dari wilayah tengah, selatan, timur
laut, dan utara.

Sumber : http://architectaria.com/mengenal-desain-arsitektur-tradisional-thailand.html
http://www.researchgate.net/publication/50221415_Arsitektur_Tradisional_Thailand

Anda mungkin juga menyukai