Anda di halaman 1dari 12

Oseana, Volume XLIII, Nomor 3 Tahun 2018 : 40 - 51 ISSN 0216-1877

POLUTAN LOGAM BERAT DALAM EKOSISTEM MANGROVE

Oleh
Lestari1)

ABSTRACT
HEAVY METAL POLLUTANTS IN MANGROVE ECOSYSTEM. Mangrove is
an unique tropical ecosystem with the marine, riverine, terrestrial and atmospheric
components influencing the occurrence, speciation, bioavailability and fate of trace
chemicals. Mangrove ecosystem are one of the most threatened tropical environment
due to habitat loss, aquaculture expansion, overharvesting and increase of pollution
load. In this paper, the role of mangrove to act as a sink of pollutants, accumulation and
biomagnifications of heavy metals is discussed.

PENDAHULUAN seperti penebangan liar, pertambakan,


pembakaran, pertambangan, industri,
Hutan mangrove sebagai kawasan
pelabuhan dan perumahan serta faktor
penyangga antara ekosistem lautan dan
alam seperti abrasi, perubahan iklim
daratan yang tumbuh dan berkembang
global yang dapat menyebabkan rob
di kawasan pesisir, memiliki peran
(Pramudji, 2017). Ekosistem pesisir
dan fungsi yang sangat besar terhadap
dan laut berpotensi tercemar karena
berbagai biota dan mikroorganisme di
adanya polutan antropogenik logam berat
dalamnya (Pramudji, 2017) serta sebagai
(Wang et al., 2013) dengan konsentrasi
produsen utama dalam ekosistem muara
yang tinggi di dalam sedimen (Kumar
(MacFarlane et al., 2007). Indonesia
& Ramanathan, 2015). Logam berat
merupakan salah satu negara yang
merupakan salah satu polutan yang
memiliki hutan mangrove terluas, yakni
paling serius karena toksisitas, persistensi
sekitar 25% dari total luas mangrove di
dan bioakumulasinya (Tam & Wong,
dunia (17 juta hektar), yaitu sekitar 4,25
2000). Penelitian mengenai konsentrasi
juta hektar, serta memiliki ekosistem
logam berat dalam sedimen di mangrove
mangrove dan keragaman jenis tertinggi
sudah dilakukan dari berbagai belahan
di dunia yang tersebar di wilayah pesisir
dunia (Wang et al., 2013) dan beberapa
Sumatera, Kalimantan, dan Papua
daerah di Indonesia (Analuddin et al.,
(Pramudji, 2017).
2017, Supriyantini et al., 2017, Hamzah
Beberapa dekade terakhir ini & Setiawan, 2010, Kristanti et al., 2007).
ekosistem mangrove mengalami degradasi
Nasib (fate) dan efek dari
yang sangat tinggi disebabkan oleh
logam yang dilepaskan dari sumber
beberapa faktor antara lain antropogenik
antropogenik ke ekosistem mangrove
1)
Pusat Penelitian Oseanografi, LIPI

40
telah dikaji secara ilmiah (Lewis et al., dan nilainya bervariasi berdasarkan
2011). Penelitian mengenai konsentrasi kedalaman, jarak dari pantai, jenis
dan bioakumulasi logam dalam jaringan vegetasi di atas permukaan tanah, dan
pada beberapa jenis mangrove di hidrologi (Bayen, 2012; Tam & Wong,
Indonesia telah dilakukan (Analuddin 1995). Untuk mengetahui asal logam
et al., 2017, Supriyantini et al.,2017, dalam sampel lingkungan sulit untuk
Hamzah & Setiawan, 2010, Kristanti et diidentifikasi, karena keberadaan logam
al., 2007, Handayani 2006). Beberapa merupakan kombinasi dari sumber-
tinjauan penelitian mengenai konsentrasi sumber alam dan input antropogenik.
logam dalam sedimen mangrove beserta Beberapa penelitian mengemukakan
bioavaibilitas dan bioakumulasi dalam bahwa sumber logam antropogenik
jaringan telah dilakukan (Lewis et al., yang spesifik untuk mangrove, misalnya
2011; Bayen, 2012; Maiti et al., 2013). limpasan merkuri dari penambangan
emas, penggunaan bensin bertimbal di
Tulisan ini akan menjelaskan
masa lalu, emisi timbal dari industri,
mengenai tingkat konsentrasi dan
pabrik pencelupan antifouling dan tekstil
sumber logam dalam kompartemen
untuk timah. Logam yang berasal dari
abiotik mangrove, logam dalam
sumber antropogenik dapat masuk ke
ekosistem mangrove, biotransformasi
mangrove melalui transportasi sungai,
dan bioakumulasi logam pada mangrove,
intrusi air laut, atau melalui deposisi
spesiasi kimia dan bioavaibilitas logam
atmosfer (Bayen, 2012). Pada akhirnya,
serta peran mangrove sebagai tempat
ekosistem mangrove dapat secara efisien
menyerap polutan.
mempertahankan logam dan mencegah
pergerakan logam ke sistem perairan yang
TINGKAT KONSENTRASI DAN berdekatan. Oleh karena itu, pengayaan
SUMBER LOGAM DALAM logam pada lingkungan mangrove
KOMPARTEMEN ABIOTIK tidak hanya membuktikan adanya
MANGROVE korelasi positif antara jarak sumber
Jalur bioakumulasi kontaminan pencemar dengan keberadaan mangrove
pada ekosistem mangrove dapat dilihat bukti kedekatan sumber, tetapi juga
pada Gambar 1. Tingkatan konsentrasi memperhitungkan efisiensi ekosistem ini
logam di daerah mangrove tidak sama untuk mempertahankan logam.

41
Gambar 1. Jalur kontaminan pada ekosistem mangrove (Maiti &Chowdhury, 2013).

LOGAM DALAM SEDIMEN PADA sulfida), faktor hidrologi (seperti banjir


EKOSISTEM MANGROVE dan drainase yang berdampak retensi
dan pelepasan logam oleh tanah liat),
Ekosistem mangrove berfungsi
dan faktor fisikokimia (seperti perubahan
sebagai penghalang baik secara
oksidasi reduksi, salinitas, suhu dan pH
fisika, maupun biogeokimia terhadap
(Rai et al., 2008).
transportasi kontaminan (Saenger et
al.,dalam Lewis et al., 2011). Sedimen Penelitian mengenai penentuan
mangrove umumnya berbentuk butiran konsentrasi logam dalam sedimen di
halus, digenangi oleh air yang bersumber mangrove telah banyak dilakukan di
dari sungai, estuari dan samudera, serta berbagai negara, termasuk di Indonesia.
menerima bahan organik alokhton yang Konsentrasi 22 logam telah dilaporkan
berasal dari daratan. Padatan tersuspensi dalam sedimen mangrove, namun yang
yang masuk ke ekosistem mangrove dapat sering dilaporkan adalah logam Cu, Pb
menimbun tanaman mangrove (Ellison, dan Zn (Tabel 1).
1998), dan kontaminan yang terserap
dalam sedimen merepresentasikan tempat
bahan kimia yang dapat diambil secara
biologi. Pemahaman bioavailabilitas
kontaminan ini sangat kompleks, karena
dipengaruhi oleh banyak faktor geokimia
(seperti bahan organik, oksida besi dan

42
Tabel 1. Informasi jenis logam yang dilaporkan pada beberapa penelitian (Lewis et al.,
2011).
Jumlah laporan
Keberadaan Toksisitas
Sedimen Jaringan Tanaman
Antimony (Sb) 1
Aluminum (Al) 4
Arsenic (As) 4 1
Cadmium (Cd) 22 11 2
Cobalt (Co) 7 5
Copper (Cu) 32 21 5
Chromium (Cr) 18 8
Iron (Fe) 14 11
Lead (Pb) 28 18 7
Lithium (Li) 1
Manganese (Mn) 16 15
Mercury (Hg) 5 3 2
Molybdenum (Mo) 2 1
Nickel (Ni) 22 11
Palladium (Pd) 1
Selenium (Se) 1
Strontium (Sr) 1
Silver (Ag) 3
Tin (Sn) 1 2
Uranium (U) 1
Vanadium (V) 1 1
Zinc (Zn) 31 20 7

Sebagian besar hasil penelitian faktor biokonsentrasi (Bioconcentration


tersebut melaporkan tentang sampel Factor, BCF). Perhitungan BCF
sedimen permukaan, namun ada juga berdasarkan Hallare et al., 2015
sedimen vertikal. Konsentrasi kontaminan
dalam sedimen, air, jaringan mangrove
(seperti daun, akar, kulit kayu, bunga,
buah, dan ranting dan pneumatophores Dimana Cbiota merupakan
atau akar nafas), serta invertebrata konsentrasi logam dalam tanaman yang
infaunal, kepiting, dan alga epifit telah berkorespondensi dengan konsentrasi
dilakukan secara bersamaan (Lewis et logam dalam sedimen Csoil.
al., 2011). Penentuan konsentrasi kimia Beberapa konsentrasi logam dalam
dalam biota dapat dibandingkan dengan sedimen mangrove dari berbagai daerah
konsentrasi sedimen untuk menentukan di dunia dapat dilihat pada Tabel 2.

43
Tabel 2. Konsentrasi logam dalam sedimen dalam ekosistem mangrove (Lewis et al.,
2011).

BIOTRANSFORMASI DAN konsentrasi As total 0,3-55 ug/g kering


BIOAKUMULASI LOGAM PADA dalam alga epifit, daun bakau, kulit kayu
MANGROVE dan akar dan detritus terkait-mangrove,
Penelitian mengenai konsentrasi kepiting, isopoda, zooplankton, udang,
logam pada sedikitnya 33 spesies dan tiram (Kirby et al. dalam Lewis
mangrove telah dilakukan (Tabel 3), dan 12 et al., 2011). Meskipun bioakumulasi
jaringan seperti daun, batang, kulit kayu, sudah umum untuk mangrove, namun
batang, ranting, bunga, akar udara, akar demikian signifikansinya pada fisiologi
stilt dan akar bawah tanah, daun serasah, tanaman dan kelangsungan hidup belum
serta bibit. Pengukuran konsentrasi banyak diketahui (MacFarlane, 2002;
logam berat dalam serasah daun telah MacFarlane & Burchett, 2002).
dilakukan, sebagai contoh kisaran

44
Tabel 3. Spesies mangrove yang memiliki residu bahan kimia dalam jaringan dan
toksisitas kimianya (Lewis et al., 2011).

Konsentrasi logam dalam 0,12-1, 0,42-497, 0,04-0,24, dan 0,43 -27


berbagai jaringan mangrove dapat dilihat (Peters et al., dalam Lewis et al., 2011).
pada Tabel 4. Rentang konsentrasi terukur Penelitian konsentrasi merkuri total
(ug/g berat kering) untuk semua spesies dalam jaringan mangrove tidak banyak
dan jaringan dalam tabel ini adalah 0,5- dibandingkan dengan sedimen. Beberapa
207 (Cu), 0,01-3,1 (Cd), 0,2-347 (Cr), konsentrasi dilaporkan untuk daun seperti
4.5-2472 (Mn), 0.4-08 (Ni), 0,02-225 0.2-1.8 ug/g kering (Chakrabarti et al.,
(Pb) dan 0.7-1988 (Zn). Konsentrasi dalam Lewis et al., 2011) dan 0,03-0.14
rentang (ug/g kering berat) masing- ug/g kering (Agoramoorthy et al., dalam
masing untuk Zn, Cu, Mn, Cd, dan Pb Lewis et al., 2011).
di Rhizophora spp. sebagai 0,03-32,

45
Tabel 4. Beberapa konsentrasi logam dalam jaringan mangrove R =kisaran, RMC =
kisaran konsentrasi, MC = konsentrasi rata-rata, SV = Nilai tunggal, BD =
dibawah batas deteksi (Lewis et al., 2011).

46
Urutan akumulasi logam dari semua spesies yang dilaporkan pada
berdasarkan konsentrasi rerata pada daun Tabel 5 adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Urutan konsentrasi logam dalam daun.


Jenis Mangrove Urutan akumulasi logam Tinjauan dalam Lewis et
al., 2011
Avicennia Mn> Cr> Zn> Ni> Cu> Pb> Cd (Lacerda, 1998)
Rhizophora Mn> Fe> Zn> Cu = Cd (Lacerda, 1998)
R. mangle Fe> Mn> Zn> Cu = Pb (Lacerda et al.,1986)
A. shaueriana Fe> Mn> Zn> Cu = Pb (Lacerda et al.,1986)
L. racemosa Fe> Mn> Zn> Cu = Pb (Lacerda et al.,1986)

Perbedaan akumulasi konsentrasi al., 2006) dan 5 kali lipat untuk Cu, Pb
bahan kimia dalam jaringan dan urutan dan Zn pada ranting dari lima spesies
akumulasinya, karena beberapa faktor tersebut (Thomas & Fernandez dalam
antara lain waktu pengumpulan dan usia Lewis et al., 2011). Avicennia illicifolius
jaringan (Sarangi et al., 2002) serta jenis memiliki konsentrasi lebih banyak Cu,
jaringan (MacFarlane, 2002; Marchand Zn dan Fe daripada Kandelia candel
et al., 2006). Misalnya perbedaan dalam yang mengakumulasi lebih banyak Pb,
serapan Zn, Cu dan Cr dalam enam Ni, Cr dan Cd (Ong Che dalam Lewis
jaringan R. mangle adalah antara 2 dan et al , 2011). Cu, Zn dan Pb lebih besar
12 kali lipat (Silva et al., dalam Lewis et pada Avicennia officinalis daripada di
al., 2011). Konsentrasi logam biasanya Barringtonia racemosa (Thomas &
lebih besar di akar mangrove daripada Fernandez dalam Lewis et al., 2011).
jaringan di atasnya (Tam & Wong, Avicennia sp. merupakan marga yang
1997; MacFarlane et al., 2003, 2007). mengakumulasi lebih banyak logam
Selanjutnya, konsentrasi untuk logam daripada marga Rhizophora (Lacerda
dan jaringan yang sama dapat berbeda dalam Lewis et al., 2011). Konsentrasi
dalam populasi spesies yang sama dan di logam (µg/g berat kering) Mn (4,5
antara spesies yang berbeda. Perbedaan - 2472)> Zn (0,7 - 1988)> Pb (0,02 -
tersebut telah dilaporkan secara umum 225)> Cu (0,5 - 207)> Cd (0,01 - 3,1)
dan dikaitkan dengan perbedaan dalam dalam jaringan mangrove. Spesies yang
fisiologi (Marchand et al., 2006). Tingkat berbeda menunjukkan potensi akumulasi
translokasi yang berbeda antar organ logam yang berbeda-beda pula (Maiti &
tanaman juga dapat menjadi faktor Chowdury, 2013).
(Ong Che dalam Lewis et al., 2011).
Keberadaan logam pada jaringan
Perbedaan akumulasi logam antara
mangrove merupakan hasil dari spesiasi
lima spesies untuk jaringan dengan
logam dalam sedimen, eksklusi pada
logam yang sama adalah 18 kali lipat
tingkat akar dan adaptasi fisiologis
untuk Cu, Ni, Zn dan Hg (Marchand et
tanaman mangrove untuk mencegah

47
bioakumulasi (Bayen, 2012). Penelitian di RAWN Park, Sulawesi Tenggara.
mengenai efek polusi pada mangrove Akumulasi Pb pada jaringan Avicennia
dapat dipelajari dengan menggunakan marina tertinggi terdapat pada bagian
tanggapan biologis, seperti kelangsungan batang dibandingkan akar, daun dan
hidup, produksi biomassa, efek pada buah, yaitu sebesar 5,890 ppm di Muara
fotosintesis, ekspresi metallothionin Sungai Kebon, Surabaya, Jawa Timur
dan enzim. Polutan yang tidak dapat (Arisandy et al., 2012). Konsentrasi Cu
terkendali bertangggung jawab dalam di akar bakau (R mucronata) di Muara
mereduksi proses fotosintesis (Maiti & Angke 24,431 ppm, sedangkan di akar
Chowdury, 2013). api api (Avicennia marina 23,674 ppm)
(Handayani, 2006).
Logam Cu dan Pb ditemukan
terakumulasi dalam konsentrasi yang
lebih tinggi dalam jaringan akar daripada SPESIASI KIMIAWI DAN
dalam sedimen, sedangkan di jaringan BIOAVAIBILITAS
daun Cu dan Zn ditemukan lebih dari
Konsentrasi kontaminan total
10% dari yang ada di akar. Avicennia
di dalam air dan sedimen tidak dapat
marina dapat bertindak sebagai
memberikan gambaran yang jelas
bioindikator pencemar logam yaitu Cu,
mengenai perilaku dan risiko toksikologi
Zn, dan Pb karena ada hubungan linier
(Ehlers & Loibner, 2006). Pertimbangan
(MacFarlane et al., 2003). Investigasi
spesiasi kimia untuk memprediksi
lain di pantai Bhitarkanika Orissa (India)
bioavailabilitas dan potensi terjadinya
mengungkapkan bahwa A. officinalis,
efek toksik berikutnya penting untuk
dapat mengakumulasi konsentrasi
dikaji lebih lanjut. Spesiasi kontaminan
tertinggi Fe, Cu, Mn, Zn diantara lima
dipengaruhi oleh : biogeokimia,
spesies mangrove, yaitu Xylocarpus
hidrologi dan proses iklim. Ekosistem
granatum, Bruguiera cylindrica,
mangrove yang spesifik dalam berbagai
Rhizophora mucronata dan Ceriops
aspek,misalnya aspek siklus karbon
decandra (Sarangi et al., 2002).
dan nutrisi, karakteristik sedimen,
Beberapa penelitian akumulasi kondisi pasang surut, pengaruh bahan
logam dalam jaringan mangrove juga organik, ukuran dan komposisi sedimen,
telah di lakukan oleh beberapa peneliti kondisi redoks, salinitas, dan hidrologi
di Indonesia. Analuddin et al., 2017 dapat memengaruhi spesiasi, dan
menemukan bahwa konsentrasi Cu bioavailabilitas kontaminan (Bayens,
(83,85 μgg-1) dan Hg (0,52 μgg-1) 2012).
yang tinggi ditemukan dalam jaringan
Hubungan antara bahan organik,
Lumnitzera racemosa, sementara
serapan pada partikel halus, kondisi
konsentrasi Cd (10,81 μgg ), Zn (70,41
-1
redoks dan efek salinitas muncul sebagai
μgg-1), dan Pb (1,36 μgg-1) yang tinggi
faktor penting yang mengendalikan
masing-masing ditemukan di jaringan B.
spesiasi kontaminan di mangrove. Semua
gymnorrhiza, B. parviflora dan C. tagal

48
proses fisikokimia ini, dan komponen- sebagian besar daerah tropis dan subtropis,
komponen biotik terkait yang memiliki serta mampu mengurangi polusi logam
pengaruh pada jenis vegetasi, mikro berat di daerah lepas pantai, karena
dan makrofauna terkait. Semua proses dapat menyerap dan mengakumulasi
tersebut terkait pada posisi/lokasi logam berat melalui proses fisiologis
di hutan mangrove, sehingga sangat dan biokimia. Selain itu, ekosistem
penting untuk mengetahui dengan jelas mangrove juga berfungsi sebagai
posisi terjadinya dan bioavailabilitas perangkap sedimen dan mencegah erosi,
kontaminan di mangrove (Marchand serta penstabil bentuk daratan di daerah
et al., 2011). Namun, hingga saat ini, estuari. Dengan banyaknya keragaman
tidak ada metodologi yang secara umum jenis dan fungsinya, mangrove dapat
diadopsi oleh komunitas ilmiah untuk berpotensi sebagai pengendali polutan
“tidak ambigu” menggambarkan posisi logam berat.
situs sampling, sehingga menghambat
interpretasi yang jelas (dalam hal
DAFTAR PUSTAKA
bioavailabilitas) data di seluruh
penelitian. Saat ini ada dua pendekatan Arisandy K.R., E.Y. Herawati, dan E.
yang dapat digunakan untuk mengukur Suprayitno. 2012. Akumulasi
spesiasi/bioavailabilitas yaitu pengujian logam berat (Pb) dan Gambaran
biologi dan kimia. Uji biologi misalnya histologi pada jaringan
studi akumulasi dan penggunaan spesies Avicennia marina (forsk.) Vierh
bioindikator sedangkan uji kimia di Perairan Pantai Jawa Timur.
misalnya mengetahui konsentrasi logam J. Penelitian Perikanan 1(1):
berat dalam sedimen pada fraksi kimia 15-25.
yang berbeda. Sampai saat ini, sebagian Analuddin, K., S. Sharma, Jamili,
besar studi spesiasi/bioavailabilitas dalam A. Septiana, I. Sahidin, U.
sampel mangrove telah bergantung pada Rianse, and K. Nadaoka. 2017,
pengukuran fraksi terlarut/partikel dalam Marine Pollution Bulletin,
air dan fraksi terlarut dari hasil ekstraksi http://dx.doi.org/10.1016/j.
kimia secara bertahap (sequential marpolbul.2017.07.065
extraction technique) dalam sedimen
(Marchand et al. , 2011; Yap et al., 2011). Bayen, S. 2012. Occurrence,
bioavailability and of
trace metals and organic
PENUTUP contaminants in mangrove
Ekosistem mangrove adalah suatu ecosystems: A review.
sistem yang terdiri atas lingkungan biotik Environment International 48:
dan abiotik yang saling berinteraksi di 84-101.
dalam suatu habitat mangrove. Mangrove Ehlers G. A. C. and A. P. Loibner. 2006.
terdiri dari sekelompok tanaman intertidal Linking organic pollutant (bio)
yang mendominasi garis pantai dari

49
availability with geosorbent Kehutanan Unmul 3 (2). 185-
properties and biomimetic 200.
methodology: a review of
Kumar A. and A. L. Ramanathan. 2015.
geosorbent characterisation
Speciation of selected trace
and (bio)availability prediction.
metals (Fe, Mn, Cu and Zn)
Environ. Pollut.141:494–5
with depth in the sediment
Ellison, J.C. 1998. Impacts of sediment of Sundarnban mangroves:
burial on mangroves. Marine India and Bangadesh. J Soils
Pollution Bulletin 37: 420-426. Sediments. DOI 10.1007/
s11368-015-1257-5.
Hallare A. V, A. L. Santos, M. N. A. R.
Uy and A. P. G. Macabeo. 2015. Lewis M., R. Pryorand, and L. Wilking.
Avicennia marina (Forssk.) 2011. Fate and effects of
Vierh. as phytoaccumulator of anthropogenic chemicals
sediment heavy metals in the in mangrove ecosystems:
Las Pinas-paranaque critical A review. Environmental
habitat and ecotourism area Pollution 159 (10): 2328-2346.
(Philippines). Research Journal
MacFarlane, G.R. 2002. Leaf biochemical
of Pharmaceutical, Biological
parameters in Avicennia marina
and Chemical Sciences 6
(Forsk.) Vierh as potential
(2):392-398.
biomarkers if heavy metal
Hamzah, F dan A. Setiawan. 2010. stress in estuarine ecosystems.
Akumulasi logam berat Pb, Marine Pollution Bulletin 44:
Cu dan Zn di hutan mangrove 244-256.
Muara Angke, Jakarta Utara.
MacFarlane, G.R., and M. D. Burchett.
Jurnal Ilmu dan Teknologi
2002. Toxicity, growth and
Kelautan Tropis. 2: 41-52.
accumulation relationships
Handayani, T. 2006. Bioakumulasi of copper, lead and zinc in
logam berat dalam mangrove the grey mangrove Avicennia
Rhizopora mucronata dan marina (Forsk.) Vierh. Marine
Avicennia marina di Muara Environmental Research 54:
Angke Jakarta. J.Tek. Ling. 7 65-84.
(3): 266-270.
MacFarlane,G. R., A. Pulkownik
Kristanti R. A, Mursidi dan Sarwono. and M. D. Burchett. 2003.
2007. Kandungan beberapa Accumulation and distribution
logam berat pada bakau of heavy metals in the grey
(Rhizopora apiculata) di mangrove, Avicennia marina
perairan Bontang Selatan, (Forsk.) Vierh.: Biological
Kalimantan Timur. Jurnal Indication Potential.

50
Environmental Pollution, Journal of Phytoremediation,
123(1):139-151. 10: 133-160.
MacFarlane, G.R., E.C. Koller, and S.P. Sarangi R. K., K. Kathiresan and
Blomberg. 2007. Accumula- A. N. Subramanian. 2002.
tion and paritioning of Metal Concentrations in
heavy metals in mangrove: Five Mangrove species of
A synthesis of field-based theBhitarkanika, Orissa, East
Studies. Chemosphere. 1454- Coast of India.Indian Journal
1464. of Marine Sciences,31(3): 251-
253.
Maiti S.K. and A. Chowdhury. 2013.
Effect of antropogenic pollution Supriyantini E., R.A.T. Nuraini dan
on mangrove biodiversity; C.P. Dewi. 2017. Daya serap
A Review. Journal of mangrove Rhizopora sp.
Environmental Protection, 4: terhadap logam berat Timbal
1428-1434. (Pb) di perairan Mangrove Park,
Pekalongan. Jurnal Kelautan
Marchand, C., E. Lallier-Verges, F.
Tropis, 20(1): 16-24
Baltzer, P. Alberic,D, Cossa,
and P. Baillif. 2006. Heavy Tam N. F. Y. and Y. S. Wong. 2000.
metals distribution in mangrove Spatial variation of heavy
sediments along the coastline metals in surface sediment of
of French Guiana. Marine Hongkong mangrove swamps.
Chemistry 98: 1-17. Environmental Pollution,
110:195-205.
Marchand C., AM. llenbach and
E. Lallier-Verges. 2011. Wang Y., Q. Qiu, G. Xin, Z. Yang, J.
Relationships between heavy Zheng, Z. Ye, and S. Li. 2013:
metals distributionand organic Heavy metal contamination in
matter cycling in mangrove a vulnerable mangrove swamp
sediments (Conception in South China. Environmental
Bay, New Caledonia). Monitoring and Assessment,
Geoderma,160:444–456. 185: 5775–5787.
Pramudji. 2017. Mangrove di Indonesia. Yap C. K., A. R. Azmizan, and M. S.
COREMAP-CTI LIPI P2O Hanif. 2011. Biomonitoring of
LIPI, 288 hal. trace metals (Fe, Cu, and Ni) in
the mangrove area of Peninsular
Rai, P.K. 2008. Heavy metal pollution
Malaysia using different soft
in aquatic ecosystems and its
tissues of flat tree oyster,
phytoremediation using wetland
Isognomon alatus. Water Air
plants: an ecosustainable
Soil Pollut., 218:19–36.
approach. International

51

Anda mungkin juga menyukai