Harmesa1*
1
Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Jl. Pasir Putih I, Ancol Timur, Jakarta Utara 14430
*
Alamat email: harmesa.ui@gmail.com
ABSTRACT
Sediments are important in influencing changes and movements of the heavy metals in
the aquatic environment. Heavy metals contamination of the sediments has negative ecological
impacts on the environment. Therefore, economical, effective, and environmentally friendly
remediation processes are needed. Purposes of the remediation are to reduce toxicity,
bioavailability, and mobility of the metals from the polluted sediments. The remediations are
developed using physical-chemical, biological and combination of both techniques. Physical-
chemical techniques are carried out to decrease the stability of contaminated substances.
Biological techniques or known as bioremediation are conducted through biological processes
of plants, animals, and microorganisms. While the combination of both respective techniques,
can produce maximum benefits and increase remediation efficiency.
Keywords: heavy metals, sediments, remediation.
1
Oseana, Volume 45, Nomor 1 Tahun 2020: 1-16 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
2
Oseana, Volume 45, Nomor 1 Tahun 2020: 1-16 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
3
Oseana, Volume 45, Nomor 1 Tahun 2020: 1-16 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
(a)
(b)
Gambar 1. Model pemulihan sedimen terkontaminasi dengan metode (a) capping aktif (modifikasi
dari Peng et al., 2018) dan (b) capping pasif (modifikasi dari Knox et al., 2014).
4
Oseana, Volume 45, Nomor 1 Tahun 2020: 1-16 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
Gambar 2. Metode imobilisasi logam berat dengan metode imobilisasi (modifikasi dari
Wang et. al., 2018).
5
Oseana, Volume 45, Nomor 1 Tahun 2020: 1-16 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
6
Oseana, Volume 45, Nomor 1 Tahun 2020: 1-16 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
bioavailabilitas logam berat, spesiasi logam Syringodium isoetifolium (Lee et al., 2019;
berat dan spesies tanaman (Peng et al., Paz-Alberto & Sigua, 2015).
2018). Sedangkan proses fitostabilisasi Tumbuhan laut yang berperan dalam
menggunakan eksudat yang dihasilkan oleh proses fitoremediasi tidak hanya mangrove
akar untuk menstabilkan, mendemobilisasi dan lamun, tetapi juga mikroalga dan
dan mengurangi bioavailabilitas logam makroalga. Pengunaan mikroalga dan
berat (Tangahu et al., 2011). Salah satu makroalga mendapat perhatian besar
bentuk eksudat tanaman adalah fulvic acid karena kemampuannya untuk menyerap
yang dihasilkan oleh akar tanaman logam dan mengambil unsur toksik dari
mangrove Avicennia marina yang mampu lingkungan atau menjadikannya kurang
mengubah ion logam menjadi bentuk berbahaya (Chekroun & Baghour, 2013).
kompleks dan bersifat stabil (Zhu et al., Selain itu, penggunaan mikroalga dalam
2019). proses remediasi banyak dilakukan karena
Tanaman yang ideal untuk biaya pertumbuhan yang tidak mahal dan
fitoremediasi adalah tanaman yang teknik yang ramah lingkungan. Efisiensi
memiliki kemampuan untuk pembuangan logam berat oleh mikroalga
mengakumulasi logam berat, kemampuan bergantung pada jenis mikroalga, sifat dan
untuk memindahkan logam berat dari akar konsentrasi ion logam, dan waktu
ke daun, kemampuan mentoleransi kulturnya.
toksisitas logam berat, kemampuan untuk Kwon et al., (2017) menggunakan
beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan empat spesien mikroalga untuk proses
iklim yang berlaku (Doni et al., 2015), remediasi sedimen laut dari logam
ketahanan terhadap patogen dan hama, kontaminan Cu dan Zn, yaitu
mudah dalam budidaya dan panen, dan Phaeodactylum tricornutum, Nitzchia sp.,
tidak disukai herbivora untuk menghindari Skeletonema sp. dan Chlorella vulgaris.
kontaminasi rantai makanan (Peng et al., Mikroalga ditempatkan di dalam tube
2018; Ali et al., 2013). Tanaman yang membran semi-permeable yang terhubung
banyak digunakan untuk remediasi logam dengan LED untuk mendapatkan
berat adalah tumbuhan mangrove, seperti pertumbuhan yang optimal. Hasilnya
Avicennia marina, Lumnitzera racemosa, menunjukkan bahwa Chlorella vulgaris
Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera merupakan spesies yang paling efisien
parvilora, Ceriops tagal, Sonneratia untuk proses fitoremediasi logam berat
caseolaris, Rhizophora apiculata, dibandingkan mikroalga lainnya. Proses
Rhizophora mangle, Laguncularia adsorpsi dan absorpsi merupakan proses
racemosa, Avicennia germinans, Avicennia yang paling dominan untuk pembuangan
alba, Acanthus ilicifolius (MacFarlane et logam berat dari sedimen laut oleh spesies
al., 2003, Analuddin et al., 2017, Lewis et mikroalga.
al., 2011, Hamzah & Setiawan, 2010, Wang Cameron et al., (2018) melaporkan
et al., 2012, Kamaruzzaman et al., 2009, penggunaan Tetraselmis marina AC16-
Maldonando-Roman et al., 2016, Rahman MESO untuk remediasi sedimen tercemar
et al., 2019, Kaewtubtim et al., 2016; logam berat dengan mengevaluasi efisiensi
Chowdhury et al., 2015) dan tumbuhan sedimentasi dan efisiensi pembuangan
lamun seperti Zostera marina, Cymodocea logam berat. Efisiensi sedimentasi
rotundata, Thalasia hemprichii, mencapai 95,6% setelah 5 jam dekantasi
7
Oseana, Volume 45, Nomor 1 Tahun 2020: 1-16 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
Gambar 3. Proses bioremediasi logam berat menggunakan sel bakteri (modifikasi dari
Peng et al., 2018).
8
Oseana, Volume 45, Nomor 1 Tahun 2020: 1-16 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
9
Oseana, Volume 45, Nomor 1 Tahun 2020: 1-16 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
kelemahannya adalah butuh waktu yang cacing tanah lebih tinggi dibandingkan
lama dan aplikasi terbatas, serta sulit dengan hanya menggunakan tanaman.
memprediksi dampak bioremediasinya. Doni et al., (2015) melaporkan
penggunaan dua jenis tanaman yang
Metode Gabungan berasosiasi (P. vaginatum Sw. + T. gallica
Metode fisika-kimia dikenal sebagai L. dan P. vaginatum Sw. + S. junceum L.)
teknologi tradisional yang memiliki yang disertai dengan penambahan pupuk
efisiensi yang tinggi untuk proses remediasi kompos untuk meningkatkan efisiensi
namun membutuhkan biaya yang besar. fitoremediasi logam berat dari sedimen laut
Sedangkan metode biologi merupakan yang terkontaminasi. Sinergi dari tanaman
metode yang menjanjikan karena ramah dan pupuk kompos mampu meningkatkan
lingkungan, namun membutuhkan waktu kapasitas rhizosfer untuk mengendapkan
yang lama dan tidak stabil dalam logam berat. Asosiasi P. vaginatum Sw. dan
efisiensinya. Sehingga penggabungan dari T. gallica L. menunjukkan efisiensi
kedua metode tersebut dapat meningkatkan akumulasi yang lebih tinggi untuk logam
efesiensi remediasi dengan konsumsi Zn dan Ni, sedangkan asosiasi P.
energi yang rendah (Peng et al., 2018; Song vaginatum Sw. dan S. junceum L.
et al., 2017). menunjukkan efisiensi akumulasi yang
Penelitian yang dilakukan oleh lebih tinggi untuk logam Cu dan Pb.
Bianchi et al., (2009) dengan pendekatan Teknik fitoekstraksi dengan
berbasis ekosistem bertujuan untuk penambahan agen pengompleks digunakan
menguji efisiensi teknik fitoremediasi yang untuk remediasi sedimen laut yang
diterapkan pada sedimen laut yang terkontaminasi logam berat secara ex situ.
terkontaminasi logam berat di pelabuhan Agen pengompleks logam seperti EDTA
Livorno, Italia. Metode yang diterapkan atau EDDS digunakan untuk mengaktivasi
melibatkan penggunaan tanaman Paspalum logam berat selama proses fitoekstraksi
vaginatum dan Tamarix gallica dengan (Peng et al., 2018). Selanjutnya tanaman
cacing tanah (Eisenia foetida sp.). dengan laju pertumbuhan yang tinggi dan
Penggabungan tersebut menciptakan biomassa yang besar digunakan untuk
kembali ekosistem aktif dengan adanya mengekstrak logam berat sehingga efisiensi
interaksi antara tanaman, mikroorganisme logam berat meningkat. Bianchi et al.,
dan makroorganisme. Proses ekstraksi (2008) menggunakan P. vaginatum spp.
logam berat dipelajari dengan melihat dengan penambahan agen pengelat (EDTA,
perbandingan jumlah logam berat di tunas asam sitrat dan humic substances) untuk
dan di akar. Hasil penelitian menunjukkan meningkatkan proses fitoekstraksi logam
bahwa rasio jumlah logam berat Ni dari PL Cu dan Zn dari sedimen laut yang tercemar.
(Tanaman Paspalum vaginatum dan Hasilnya menunjukkan penggunaan EDTA
Tamarix gallica + cacing tanah Eisenia (480 mg/l) mampu meningkatkan
foetida sp.) dan P (Tanaman Paspalum mobilisasi logam Cu dan Zn dari sedimen
vaginatum dan Tamarix gallica) adalah sebesar 58% dari total Cu dan 50% dari
1,5:1,1. Hasil tersebut memperlihatkan total Zn. Penggunaan humic substances
bahwa ekstraksi logam berat Ni yang (1.000 mg/l) menunjukkan peningkatan
dihasilkan dari penggabungan tanaman dan mobilisasi logam dari sedimen sebesar 32%
dari total Cu dan 5% dari total Zn,
10
Oseana, Volume 45, Nomor 1 Tahun 2020: 1-16 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
11
Oseana, Volume 45, Nomor 1 Tahun 2020: 1-16 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
12
Oseana, Volume 45, Nomor 1 Tahun 2020: 1-16 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
13
Oseana, Volume 45, Nomor 1 Tahun 2020: 1-16 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
14
Oseana, Volume 45, Nomor 1 Tahun 2020: 1-16 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
15
Oseana, Volume 45, Nomor 1 Tahun 2020: 1-16 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
Zhang, Z., Li, M., Chen, W., Zhu, S., Liu, (Forsk.) Vierh. Bioremediation
N., & Zhu, L. (2010). Immobilization journal, 1-2.
of lead and cadmium from aqueous Zhu, J.Y., Zhang, J.X., Li, Q., Han, T., Hu,
and contaminated sediment using Y.H., Liu, X.D., Qin, W.Q., Chai,
nano-hydroxyapatite. Enviromental L.Y., & Qiu, G.Z. (2014).
Pollution, 158(2): 514-519. Bioleaching of heavy metals from
Zhu, C.Q., Ghoto, K., Gao, G.F., Chen, J., contaminated alkaline sediment by
Hu, W.J., Qiao, F., Liu, J.Y., & auto- and heterotrophic bacteria in
Zheng, H.L. (2019). Trace metal stirred tank reactor. Transaction of
complexation behaviour with root Nonferrous Metals Society of China,
exudates induced by salinity from a 24(9): 2969-2975.
mangrove plant Avicennia marina
16