157
158 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 2, Agustus 2014 (157 – 165)
HT = medan magnetik total bumi (nT), akuisisi data lapangan mengenai arah
medan magnet total bumi disetiap titik pada peta anomali magnetik total,
lintasan serta waktu dan koordinat selanjutnya diolah menggunakan
disetiap titik lintasan. Pertama, software Mag2DC untuk mengetahui
dilakukan pengukuran data di base bentuk dan kedalaman benda anomali
station, selanjutnya pengukuran data bawah permukaan bumi.
kuat medan magnet total disetiap titik 4) Interpretasi Data
lintasan. Pada saat satu jam sekali Interpretasi data geomagnetik
dilakukan kembali pengukuran data di terbagi menjadi dua, yaitu interpretasi
base station, kemudian dilanjutkan lagi kualitatif dan kuantitatif. Interpretasi
dengan pengukuran data kuat medan kualitatif bertujuan untuk menunjukkan
magnet pada titik lintasan berikutnya. bentuk/model dan kedalaman benda
Setelah selesai pengukuran data dititik anomali. Prinsip kerja dari software
lintasan yang terakhir maka dilakukan Mag2DC adalah menyamakan bentuk
pengukuran data di base station untuk dari anomali medan magnet penelitian
yang terakhir. (yang berupa garis putus-putus)
3) Pengolahan Data dengan anomali pehitungan (yang
Data yang diperoleh dari berupa garis tegas).
lapangan kemudian dikoreksi dengan Interpretasi kualitatif dilakukan
data medan magnetik utama bumi, berdasarkan hasil penafsiran
selanjutnya dikoreksikan dengan data kuantitatif, sehingga dapat menentukan
variasi magnetik harian. Untuk bagian-bagian penampang anomali
mendapatkan nilai koreksi variasi medan magnet yang menarik untuk
harian (TVH) ini, dibuat grafik koreksi memperkirakan struktur geologi bawah
harian terhadap waktu. Pada grafik permukaan. Namun dalam interpretasi
tersebut ditentukan suatu garis base kuantitatif terdapat ambiguitas karena
station yang nilainya ditentukan dari beragam model dapat dihasilkan
harga rata-rata nilai tertinggi dan karena adanya parameter suseptibilitas
terendah koreksi harian. Selanjutnya dan kedalaman yang tidak pasti,
adalah membuat kontur peta anomali sehingga diperlukan data pendukung
magnetik total menggunakan software berupa data geologi daerah penelitian,
Surfer 9, dan kemudian dilakukan data suseptibilitas magnetik dan data
slicing pada peta anomali medan geofisika yang lain.
magnet total untuk membuat model 5. Karakterisasi sampel
medan magnetnya. Data hasil slicing
162 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 2, Agustus 2014 (157 – 165)
Sampel yang telah diambil dari pada setiap titik pengukuran di lokasi
lokasi penelitian akan diuji nilai penelitian. Selanjutnya, dari nilai kuat
suseptibilitasnya menggunakan alat medan magnet yang terukur ini
Magnetic Susceptibility system (MS2) diperoleh nilai anomali magnetik total
dengan sensor Tipe MS2B Dual dengan menggunakan rumus ΔT = Tobs
Frerquency. Pertama, ketiga sampel biji – TIGRF ± TVH. Data ini kemudian diolah
besi dihaluskan hingga berukuran batu dengan software Surfer 9, dan
kerikil, kemudian dilanjutkan dengan didapatkan peta kontur anomali medan
menimbang massa holder yang belum magnet total (Gambar 2). Peta anomali
diisi sampel dan massa holder yang medan magnet total menunjukkan pola
sudah diisi sampel biji besi. Tahap kontur struktur bawah permukaan
selanjutnya dilakukan pengujian tanah, dengan nilai anomali medan
sampel menggunakan alat Magnetic magnet total antara 0 hingga 125 nT.
Susceptibility system (MS2) dengan Anomali terendah terdapat pada
sensor Tipe MS2B Dual Frerquency. kontras warna biru dengan nilai medan
magnet totalnya sebesar 0 nT dan
Hasil Pengukuran Lapangan anomali tertinggi terdapat pada kontras
Data hasil pengukuran lapangan warna merah dengan nilai medan
dari metode geomagnet yaitu data kuat magnet totalnya sebesar 125 nT.
medan magnet pada base station dan
Nama Sampel x 10
-3 penelitian rata-rata terdapat pada
A 6.866,5 kedalaman 9-72 meter dari bawah
B 5.856,5 permukaan tanah dan nilai
C 6.697
suseptibilitas di sekitar lokasi
penelitian daerah Gunung Melati
memiliki nilai suseptibilitas rata-rata
Hidayat,T.A., dkk. Identifikasi Sebaran Biji Besi ..... 165