Disusun Oleh :
Faisal Ahmad
115.120.072
Kelas B
1
Metode magnet adalah salah satu metode geofisika yang digunakan untuk
menyelidiki kondisi permukaan bumi dengan memanfaatkan sifat kemagnetan
batuan yang diidentifikasikan oleh kerentanan magnet batuan. Metode ini
didasarkan pada pengukuran variasi intensitas magnetik di permukaan bumi yang
disebabkan adanya variasi distribusi (anomali) benda termagnetisasi di bawah
permukaan bumi.
Kelebihan metode magnetik dibanding metode yang lain:
Metode ini sensitive terhadap perubahan vertikal, umumnya digunakan
untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat hydrothermal yang
kaya akan mineral ferromagnetic, struktur geologi. Umumnya tubuh
intrusi, urat hydrothermal kaya akan mineral ferromagnetic(Fe3O4,
Fe2O3) yang memberi kontras pada batuan sekelilingnya.
Mineral-mineral ferromagnetic akan kehilangan sifat kemagnetannya
bila dipanasi mendekati temperatur Curie oleh karena itu efektif
digunakan untuk mempelajari daerah yang dicurigai mempunyai potensi
Geothermal.
Data akuisisi dan data prosesing dilakukan tidak serumit metoda gaya
berat. Penggunaan filter matematis umum dilakukan untuk memisahkan
anomaly berdasarkan panjang gelombang maupun kedalaman sumber
anomali magnetik yang ingin diselidiki.
Kekurangan metode magnetik dibanding metode yang lain:
Setiap jenis batuan di bumi walaupun dalam pengklasifikasian atau
penamaannya sama, dapat saja mempunyai sifat dan karakteristik yang
spesifik akibat peristiwa geologi yang dialaminya. Sehingga bisa
memberikan data yang didapat bisa berbeda dengan kenyataan yang
sebenarnya di bawah permukaan.
2
1. Eksplorasi Minyak Bumi
Metode geomagnetik mengukur variasi medan magnetik bumi yang
disebabkan perbedaan properti geomagnetik dari bebatuan di bawah permukaan.
Metode ini digunakan untuk memetakan variasi medan magnetik bumi yang
diakibatkan oleh perubahan strutktur, suseptibilitas atau remanensi dalam batuan di
dekat permukaan. Batuan sedimen memikiki suseptibilitas yang rendah, sedangkan
batuan beku dan metamorf memiliki kandungan magnetik yang cukup tinggi.
Survei geomagnetik ini digunakan untuk memetakan struktur pada atau batuan
dasar untuk mendeteksi mineral magnetik yang terkandung didalamnya. Metode ini
awalnya digunakan pada eksplorasi minyak bumi di daerah dengan struktur lapisan
sedimen tertentu,yang dilihat dari topografi permukaan dasar batuan. Kemudian
digunakan metode geomagnetik-udara untuk mengetahui tebal lapisan sediman
yang menampung minyak bumi.
Dalam eksplorasi migas metoda geomagnetik memang hanya dipergunakan
untuk tahap awal , terutama guna tujuan regional untuk mengetahui konfigurasi
basement (batuan dasar). Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui ketebalan
sedimen, makin tebal makin bagus dan potensial untuk source rock.
3
daerah anomali magnetik rendah (low magnetic anomaly) yang diperkirakan
berkaitan erat dengan manifestasi panas bumi di daerah tersebut.
4
5. Eksplorasi Batubara
Eksplorasi batubara dengan menggunakan metode geomagnet memang
jarang dilakukan karena barang tambang ini memiliki nilai kemagnetan yang
rendah dan pengendapanya merupakan berbentuk sedimentasi. Ada beberapa
analisis sebelum melakukan dan menerapkan metode ini, yaitu salah satunya adalah
mengidentifikasi daerah batubara itu sendiri,maksudnya dalam sejarah geologi ada
informasi tentang formasi,struktur dan batuan sekitar, batubara dengan struktur
tinggi akan memudahkan kita mengidentifikasinya,sedangkan dengan struktur
rendah agak sulit,tetapi didaerah dengan batuan vulkanik atau intrusi ini sangat
membantu mengidentifikasi batubara.
Identifikasi batubara didaerah lingkungan intrusi atau daerah vulkanik bukan
langsung mengarah ke batubara itu sendiri tapi mengejar respon sekundernya, yaitu
dengan mengidentifikasi daerah sedimentnya, batubara akan terdapat didaerah ini
karena sejarah pengendapanya yang sama, tapi memunkinkan di intrusinya itu
sendiri terdapat batubara tapi umumnya tipis dan mempunyai kalori yang
tinggi. Daerah sedimen di data magnet sendiri akan mencerminkan nilai
kemagnetan yang rendah, sedangkan nilai tinggi berkorelasi dengan nilai batuan
yang tinggi pula (kemagnetanya) ini termasuk batuan vulkanik dan intrusinya itu
sendiri.
Survei Geomagnet untuk batubara berbeda dengan survey untuk eksplorasi
mineral seperti biji besi,mangan,dan lainya. Karakter sebaran batubara (endapan)
yang menyebar horizontal dan berbentuk lapisan membuat design pengukuran dan
plan nya berbeda. Salah satu langkahnya yaitu menganalisa secara geologi sejarah
batubara di daerah tersebut apakah strukturnya tinggi ataupun Cuma datar-datar
dengan struktur yang tidak terlalu komplek.
Identifikasinya yaitu dengan melihat dimana formasi yang berupa sedimen
dan batuan lainya. Batubara lebih banyak tersingkap di daerah sedimen dengan pola
endapan seperti daerah pasir,clay dan sedimen lainya,sangat jarang ditemui di
daerah andesit dan vulkanik, kalaupun ada tipis tetapi mempunyai kalori yang lebih
tinggi.
Design survey dari geomagnet sendiri akan lebih mudah untuk design
regional, ketika data sudah menunjukan sebaran kemagnetan rendah dan tingginya
5
kita tinggal dengan di daerah yang kita anggap sedimen, dari survei regional
tersebut kita tambah dan rapatkan lintasanya untuk mendapatkan akurasi sebaran
dari sedimenya tersebut.
METODE GEOLISTRIK
6
Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika yang mempelajari sifat
aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di dalam bumi dan
bagaiman cara mendeteksinya di permukaan bumi. Pada metode ini arus listrik
diinjeksikan ke dalam bumi melalui elektroda arus dan dilakukan pengukuran beda
potensial melalui elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda
potensial listrik akan dapat dihitung variasi harga resistivitas pada
lapisan permukaan bumi di bawah titik ukur (Sounding point).
Keunggulan metode geolistrik dengan metode geofisika yang lain:
Harga peralatan murah
Biaya relatif lebih murah
Peralatan lebih kecil dan ringan
Waktu yang dibutuhkan cepat, bisa mendapatkan 6 7 titik dalam sehari
Pengolahan data yang tidak rumit
Kekurangan metode geolistrik dengan metode geofisika yang lain:
Kurang efektif untuk pemakaian di kawasan karst
Untuk mendeteksi air tidak dapat diketahui berapa jumlah volume (debit)
pasti air tersebut
Tidak dapat membedakan air mengalir dan yang statis
Tidak dapat menjangkau wilayah yang dalam karena jankauannya berkisar
1000-1500 kaki dibawah permukaan bumi
7
semakin kecil jika kandungan air dalam batuan semakin sedikit, sehingga
resistivitasnya akan semakin besar. Berdasarkan nilai tahanan jenis sebenarnya,
dapat diinterpretasi jenis batuan, kedalaman, ketebalan, dan kemungkinan
kandungan air bawah tanahnya. Dengan demikian dapat diperoleh gambaran
daerah-daerah yang berpotensi mengandung air tanah. Untuk membatasi zona yang
berpotensi mengandung air tanah, dilakukan analisis spasial dengan memadukan
peta ketebalan akuifer dan overburden, peta kemiringan lereng (slope), peta
kelurusan (lineament), dan peta drainase sehingga menghasilkan peta potensi air
tanah.
3. Eksplorasi Batubara
Salah satu metoda geofisika yang dapat digunakan untuk memperkirakan
keberadaan dan ketebalan batubara di bawah permukaan adalah metoda geolistrik
tahanan jenis. Metoda geolistrik dapat mendeteksi lapisan batubara pada posisi
8
miring, tegak dan sejajar bidang perlapisan di bawah permukaan akibat perbedaan
resistansi perlapisan batuan yang satu dengan yang lain, karena pada umumnya
batubara memiliki harga resistansi tertentu.
Metode geolistrik memiliki beberapa variasi konfigurasi, beberapa yang
umum digunakan antara lain ; konfigurasi schlumberger, wenner dan dipole
dipole. Setiap konfigurasi memiliki hasil pemodelan dan resolusi yang berbeda-
beda. Dalam eksplorasi batubara sering kali beberapa peneliti menggunakan
konfigurasi dipole dipole atau yang berifat pole (mengutub). Hal ini menjadi
tidak tepat karena biasanya kondisi seam batubara adalah berlapis / melampar,
selain itu kedalaman yang dicapai cukup dangkal, sehingga target seam yang dalam
tidak ter-cover. Metode yang lebih tepat digunakan adalah konfigurasi wenner-
schlumberger, konfigurasi ini memiliki resolusi yang baik dan penentrasi
kedalaman yang lebih dalam. Akan tetapi tetap harus disesuaikan dengan kondisi
geologi daerah survei.
Seperti saya jelaskan di atas ambiguitas yang tinggi menyebabkan tingkat
kesalahan interpretasi menjadi tinggi. Batubara memiliki respon yang resistif
terhadap arus listrik, respon ini pula yang diberikan oleh batupasir, batugamping
dan batuan beku. Oleh karena itu perlu sekali kalibrasi terhadap harga resistivitas
batubara di lapangan, sehingga harga tersebut dapat digunakan sebagai acuan
respon batubara.
4. Eksplorasi Geothermal
Metoda tahanan jenis digunakan untuk mengetahui sebaran zona prospek
panas bumi, struktur resistivitas dan hubungannya dengan sistem hidrologi dan
termal yang berasosiasi dengan reservoar panas bumi.
Dalam eksplorasi panas bumi digunakan metode geolistrik tahanan jenis
untuk memetakan harga tahanan jenis batuan di daerah penelitian dalam rangka
menentukan daerah konduktif yang merupakan batas reservoir panas bumi.
Peninjauan yang dilakukan dengan cara profiling untuk memperoleh gambaran
umum daerah prospek panasbumi.
9
Dalam eksplorasi mineral atau bijih besi digunakan metode geolistrik
polarisasi terimbas. Metode polarisasi terimpas ini mampu mengukur nilai
chargeability atau kemampuan suatu medium untuk menyimpan muatan. Mengenai
polarisasi yang terjadi pada batuan dan tanah adalah melingkupi penyebaran atau
difusi ion-ion menuju mineral-mineral logam dan pergerakan ion-ion di dalam
pore-filling elektrolit. Yang menjadi efek utama atau mekanisme utama yang terjadi
dalam suatu proses polarisasi adalah polarisasi elektroda atau electrode
polarization. Sehingga adanya kandungan mineral logam dalam batuan akan
meningkatkan nilai chargeability batuannya.
6. Eksplorasi Batugamping
Batugamping merupakan salah satu golongan batuan sedimen yang paling
banyak jumlahnya.Batugamping itu sendiri terdiri dari batugamping non-klastik
dan batugamping klastik. Secara umum batu gamping memiliki tekstur batuan yang
kompak dan memiliki sifat porositas sekunder yang menyebabkan batugamping ini
memiliki sifat yang khas daripada batuan yang lainnya. Batugamping yang
memiliki tekstur yang kompak akan memberian kontras nilai resistivitas yang besar
dibandingkan batuan sekitarnya mengingat semakin kompak suatu batuan maka
nilai resistivitas akan semakin besar. Batugamping juga dapat memiliki sifat
porositas dan permeabilitas yang tinggi yang bias menjadi suatu akifer produktif di
kawasan karst. Sehingga dapat menurunkan nilai resistivitasnya.
Metode Geolistrik resistivitas digunakan untuk memperkirakan formasi
batuan bawah tanah melalui analisis kemampuan medium untuk menghantarkan
listrik atau kemampuan menghambat arus listrik (resistivitas). Oleh karena itu,
geolistrik banyak digunakan untuk pencarian sasaran yang memiliki kontras
resistivitas yang tinggi dari penyusun lapisan tanah yang lain. Batu gamping yang
yang memiliki tekstur yang kompak akan memberikan harga nilai resistivitas yang
besar dari batuan sekelilingnya. Namun ketika batugamping tersebut mengalami
proses kartstifikasi maka batu gamping tersebut akan berubah menjadi akuifer air
tanah yang baik. Adanya air tanah pada rongga-ronga batugamping ini
memungkinkan menurunnya harga resistivitas batuannya. Sehingga dalam
identifikasi batugamping sangat diperlukan data-data tambahan seperti sample nilai
10
resistivitas batugamping yang ada dipermukaan, data konduktivitas dengan metode
elektromagnetik dan informasi geologi (outcrop dan struktur lokal) yang sangat
dibutuhkan agar dapat mempermudah dalam tahap interpretasi.
METODE GRAVITASI
11
sekeliling. Metode ini adalah metode geofisika yang sensitive terhadap perubahan
rapat massa secara lateral, oleh karena itu metode ini disukai untuk mempelajari
kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, endapan sungai purba, lubang di
dalam masa batuan, shaff terpendam dan lain-lain.
Keunggulan metode gravitasi dengan metode geofisika yang lain:
Relatif lebih murah
Bersifat non dekstruktif
Instrumen yang ideal (gravimeter kecil dan portable)
Kelemahan metode gravitasi dengan metode geofisika yang lain:
Metode dengan tingkat ambiguitas yang tinggi
Perlu adanya pemahaman geologi yang mendalam dengan metode lainnya
Pengolahan data gravitasi yang lebih rumit dan memakan waktu yang cukup
lama dari pada metode lainnya
12
sistem panasbumi yang berupa obyek 3-dimensi. Oleh karena itu, analisis terhadap
data pengukuran gravitasi harus bisa menghasilkan model sistem panasbumi secara
3-dimensi. Akan tetapi, hasil analisis data gravitasi masih terbatas pada pemodelan
2-dimensi. Hal ini menimbulkan ambiguitas ketika hasil analisis tersebut
diinterpretasikan ke bentuk sistem panasbumi yang sesungguhnya.
13
Penggunaan metode gravitasi tidak efektif karena air tidak memiliki
anomali . Air relatif dapat menembus semua lapisan batuan, sehingga tidak ada
yang namanya jebakan air. Karena metode ini menganggap air yang terkandung
dalam suatu batuan dianggap sebagai massa dari batuannya itu sendiri.
5. Eksplorasi Batubara
Dalam eksplorasi batubara metoda gayaberat dapat diterapkan guna
mengkaji keberadaan struktur dan cekungan yang diperkirakan mengandung
lapisan batubara. Adanya variasi medan gravitasi bumi ditimbulkan oleh adanya
perbedaan rapat massa (density) antar batuan. Adanya suatu sumber yang berupa
suatu massa (masif, lensa, atau bongkah besar) di bawah permukaan akan
menyebabkan terjadinya gangguan medan gaya berat (relatif). Karena Densitas dari
batubara sendiri ummnya lebih rendah dari batuan sekitarnya maka lapisan batubara
ini akan mempunyai kontras densiti yang jelas (significant) pada saat dideteksi oleh
gravimeter.
METODE SEISMIK
Metoda seismik adalah salah satu metoda eksplorasi yang didasarkan pada
pengukuran respon gelombang seismik (suara) yang dimasukkan ke dalam tanah
14
dan kemudian direleksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah
atau batas-batas batuan. Terdapat dua macam metoda dasar seismik yang sering
digunakan, yaitu seismik refraksi dan seismik refleksi. Metoda seismik refraksi
mengukur gelombang datang yang dipantulkan sepanjang formasi geologi di bawah
permukaan tanah. Peristiwa refraksi umumnya terjadi pada muka air tanah dan
bagian paling atas formasi bantalan batuan cadas. Grafik waktu datang gelombang
pertama seismik pada masing-masing geofon memberikan informasi mengenai
kedalaman dan lokasi dari horison-horison geologi ini. Informasi ini kemudian
digambarkan dalam suatu penampang silang untuk menunjukkan kedalaman dari
muka air tanah dan lapisan pertama dari bantalan batuan cadas. Seismik bias
dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari posisi sumber
ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi
setelah usikan pertama (first break) diabaikan, sehingga sebenarnya hanya data first
break sajayang dibutuhkan. Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan
oleh sepat rambat gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh
sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam material dan dikenal sebagai
parameter elastisitas.
Sedangkan metode seismik refleksi menggunakan gelombang kejut
(shock-wave) buatan yang diarahkan untuk melalui bebatuan menuju target
reservoir dan daerah sekitarnya. Oleh berbagai lapisan material di bawah tanah,
gelombang kejut ini akan dipantulkan ke permukaan dan ditangkap oleh alat
receivers sebagai pulsa tekanan (oleh hydrophone di daerah perairan) atau sebagai
percepatan (oleh geophone di darat). Variasi waktu datang gelombang pantul
tersebut akan mencerminkan adanya kondisi struktural tertentu dari lapisan di
bawah permukaan. Kedalaman bidang antar lapisan dapat dihitung jika kita ketahui
waktu datang gelombang pantul serta data kecepatan gelombang di dalam lapisan
batuan.
Kelebihan metode seismik refraksi dibandingkan dengan metode seismik refleksi :
Pengamatan refraksi membutuhkan lokasi sumber dan penerima yang kecil,
sehingga relatif murah dalam pengambilan datanya
Prosesing refraksi relatif simpel dilakukan kecuali proses filtering untuk
memperkuat sinyal first break yang dibaca.
15
Karena pengambilan data dan lokasi yang cukup kecil, maka pengembangan
model untuk interpretasi tidak terlalu sulit dilakukan seperti metode
geofisika lainnya.
Kekurangan metode seismik refraksi dibandingkan dengan metode seismik refleksi
:
Dalam pengukuran yg regional ,membutuhkan offset yang lebih lebar.
Hanya bekerja jika kecepatan gelombang meningkat sebagai fungsi
kedalaman.
Biasanya diinterpretasikan dalam bentuk lapisan-lapisan. Masing lapisan
memiliki dip & topografi.
Hanya menggunakan waktu tiba sebagai fungsi jarak (offset).
Model yang dibuat didesain untuk menghasilkan
Kelebihan metode seismik refleksi dibandingkan dengan metode seismik refraksi :
Pengukuran seismik pantul menggunakan offset yang lebih kecil.
Seismik pantul dapat bekerja bagaimanapun perubahan kecepatan sebagai
fungsi kedalaman.
Seismik pantul lebih mampu melihat struktur yang lebih kompleks .
Seismik pantul merekam dan menggunakan semua medan gelombang yang
terekam.
Bawah permukaan dapat tergambar secara langsung dari data terukur.
Kekurangan metode seismik refleksi dibandingkan dengan metode seismik refraksi
:
Karena lokasi sumber & penerima yang cukup lebar untuk memberikan
citra bawah permukaan yang lebih baik, maka biaya akuisisi menjadi lebih
mahal.
Memerluakn komputer yang lebih mahal, dan sistem data base yang jauh
lebih handal.
Karena banyaknya data yang direkam, pengetahuan terhadap data base
harus kuat, diperlukan juga beberapa asumsi tentang model yang kompleks
dan interpretasi.
Keunggulan metode seismik dibandingkan dengan metode geofisika yang lain:
16
Dapat mendeteksi variasi baik lateral maupun kedalaman dalam parameter
fisis yang relevan, yaitu kecepatan seismik.
Dapat menghasilkan citra kenampakan struktur di bawah permukan
Dapat dipergunakan untuk membatasi kenampakan stratigrafi dan beberapa
kenampakan pengendapan.
Respon pada penjalaran gelombang seismik bergantung dari densitas batuan
dan konstanta elastisitas lainnya. Sehingga, setiap perubahan konstanta
tersebut (porositas, permeabilitas, kompaksi, dll) pada prinsipnya dapat
diketahui dari metode seismik.
Memungkinkan untuk deteksi langsung terhadap keberadaan hidrokarbon.
Kekurangan metode seismik dibandingkan dengan metode geofisika yang lain:
Banyaknya data yang dikumpulkan dalam sebuah survei akan sangat besar
jika diinginkan data yang baik
Perolehan data sangat mahal baik akuisisi dan logistik dibandingkan dengan
metode geofisika lainnya.
Reduksi dan prosesing membutuhkan banyak waktu, membutuhkan
komputer mahal dan ahli-ahli yang banyak.
Peralatan yang diperlukan dalam akuisisi umumnya lebih mahal dari
metode geofisika lainnya.
Deteksi langsung terhadap kontaminan, misalnya pembuangan limbah,
tidak dapat dilakukan
17
Respon pada penjalaran gelombang seismik bergantung dari densitas batuan
dan konstanta elastisitas lainnya. Sehingga, setiap perubahan konstanta tersebut
(porositas, permeabilitas, kompaksi, dll) pada prinsipnya dapat diketahui dari
metode seismik. Gelombang seismik akan dipantulkan bila mengenai kontras
acoustic impedance, yang merupakan produk dari densitas dan kecepatan
gelombang seismik dari suatu medium. Metode seismik refleksi dapat digunakan
untuk mendeteksi parameter fisis baik secara lateral (horizontal) maupun
kedalaman (vertikal). Sehingga metoda seismik mampu untuk menghasilkan peta
struktural dari setiap horison geologi yang memberikan harga pantulan, tetapi
horison itu sendiri tidak dapat diidentifikasi tanpa informasi geologi berdasarkan
data lubang pemboran. Data seismik pantul dapat digunakan untuk menentukan
harga kecepatan rata-rata, dan sesuatu yang penting dari kacamata geologi,
kecepatan interval pada lapisan yang kurang dari beberapa ratus meter. Informasi
ini menyajikan setidak-tidaknya suatu indikator statistik tentang litologi.
Dengan metoda seismik pantul maka dapat dilokalisasi dan dipetakan
adanya struktur antiklin, patahan, kubah garam, dan terumbu. Beberapa darinya
berasosiasi dengan akumulasi minyak bumi dan gas. Beberapa bentuk penipisan
stratigrafi semacam bentuk melidah atau perubahan fasies.
18
zona reservoir Geothermal. Rasio poisson merupakan sifat mekanik batuan yang
mengindikasikan tingkat fracturing pada batuan tersebut yang mana nilai Rasio
poisson akan lebih tinggi dari kondisi normal pada batuan yang
terisi liquid (cairan). Selanjutnya nilai Rasio poisson digunakan untuk
memprediksi prosentase saturasi air sehingga dapat dilakukan evaluasi terhadap
kondisi zona reservoir Geothermal.
4. Eksplorasi Batubara
Dalam eksplorasi batubara umumnya seismik refleksi digunakan untuk
struktur geologi lapisan batubara. Secara fisis, batubara dicirikan dengan densitas
dan kecepatan gelombang P (Vp) yang sangat rendah dibandingkan dengan lapisan
penutupnya. Dikarenakan memiliki densitas dan Vp yang sangat rendah, maka pada
rekaman seismik, batubara akan menunjukkan respon amplitudo yang mencolok.
Oleh karena itu, walaupun ketebalan batubara yang umumnya tipis, akan tetapi
karena adanya respon amplitudo yang mencolok tersebut maka batas resolusinya
menjadi /8 bukan lagi /4. Untuk eksplorasi batubara dengan target yang dangkal,
maka metode seismik yang tepat untuk diterapkan adalah High Resolution Seismic,
dimana rentang frekuensi dominan-nya antara 50-150Hz.
19
5. Eksplorasi Air Tanah
Untuk pencarian air tanah bisanya digunakan metoda seismik refraksi
karena lebih efektif untuk target yang lebih dangkal. Dengan Mengukur gelombang
datang yang dipantulkan sepanjang formasi geologi dibawah permukaan tanah.
Peristiwa refraksi umumnya terjadi pada muka air tanah dan bagian paling atas
formasi bantalan batuan cadas. Mengingat batuan yang lebih kompak akan
memiliki densitas yang lebih besar dari batuan berpori(yang kemungkinan terisi
fluida/air).
Metode ini didasarkan pada sifat penjalaran gelombang yang mengalami
bias dengan sudut kritis dalam perambatannya, gelombang tersebut melalui bidang
batas yang memisahkan suatu lapisan dengan lapisan lain di bawahnya, yang
mempunyai kecepatan gelombang lebih besar. Parameter yang diamati adalah
karakteristik dan waktu tiba gelombang pada masing-masing geophone. Interpretasi
dilakukan terhadap kurva waktu tempuh gelombang yang menyatakan hubungan
linear antara nilai waktu tiba gelombang dengan jarak offset geophone.
Adanya nilai variasi kecepatan yang berbeda dari tiap lapisan. Dari nilai
variasi kecepatan yang berbeda ini menunjukan adanya jenis batuan penyusun dari
tiap lapisan yang berbeda, sehingga dari analisis tiap lapisannya memperlihatkan
kedalaman serta ketebalan tiap lapisannya, yang digunakan untuk menganalisis
letak lapisan akuifer, geometri akuifer dangkal.
METODE ELEKTROMAGNETIK
20
kontras konduktivitas bawah permukaan berdasarkan perubahan dalam kualitas air
tanah dan tipe tanah dan batuan. Perubahan komponen-komponen medan akibat
variasi konduktivitas dimanfaatkan untuk menentukan struktur bawah permukaan.
Keunggulan metode seismik dengan metode geofisika yang lain:
Mobilitas yang tinggi dan pengambilan data yang cepat.
Resolusi dan penafsiran data cepat di lapangan.
Aksesibilitas yang tinggi, dan sangat efektif dalam analisa dari
konduktivitas tinggi.
Keunggulan metode elektromagnetik dengan metode geofisika yang lain:
Mudah dipengaruhi oleh permukaan atau sumber-sumber daya bawah
permukaan (Instrumen merekam banyak noise dari induksi gelombang
elektromagnetik dari permukaan maupun luar permukaan)
Resolusi vertikal kurang dibandingkan metode lain.
21
merupakan metode elektromagnetik pasif yang melibatkan pengukuran fluktuasi
medan listrik dan medan magnet alami yang saling tegak lurus di permukaan bumi
yang dapat digunakan untuk mengetahui nilai konduktivitas batuan di bawah
permukaan bumi dari kedalaman beberapa meter hingga ratusan kilometer.
Induksi medan magnet di bawah permukaan bumi dihubungkan dengan
medan EM dan resistivitas batuan. Pada umumnya, kebanyakan batuan adalah
konduktor yang buruk. Resistivitas batuan tersebut akan besar secara ekstrim jika
batuan tersebut bersifat kompak. Sehingga dalam eksplorasi Minyak bumi metoda
Elektromagnetik (MT) mampu memetakan struktur geologi serta menampilkan
zona interest berdasarkan kontras tahanan jenis material bawah permukaan secara
baik serta sejalan dengan data pendukung.
4. Eskplorasi Batubara
Daerah yang kaya akan batubara, banyak bersinggungan dengan area rawa.
Rawa yang terdiri dari unconsolidated soil. Endapan rawa yang tebal menimbulkan
kesulitan baik dalam hal akses eksplorasi maupun dalam usaha eksploitasi batubara.
Metode Elektromagnetik adalah salah satu metode geofisika yang memanfaatkan
aplikasi gelombang elektromagnetik (radio) dalam mengidentifikan lapisan batuan.
Metode Elektromagnetik dapat membandingkan perbedaan konstanta dielektrik
yang dominan antara objek satu dengan yang lainya. Batubara mempunya nilai
konstanta dielektrik yang tidak jauh dengan lapisan atau batuan lain seperti
pasir,lempung dan lainya. Frekuensi gelombang radio yang tinggi memungkinkan
22
gelombang radio mengidentifikasi lapisan yang tipis, termasuk didalamnya
endapan rawa. Penetrasi gelombang radio yang dangkal dan mampu
mengidentifikasi lapisan yang tipis tersebut sesuai dengan kebutuhan identifikasi
dimensi rawa pada area potensi batubara. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan
sebelum melakukan analisis lanjut(frekuensi dan spectrum lain) terdapat batubara
disuatu lokasi survey dalam pengukuran yaitu perlu adanya data-data tambahan
seperti informasi geologi(outcrop,struktur lokal), range kalori dari batubara dan
juga informasi stratigrafi jika memunkginkan. Informasi-informasi tersebut
merupakan hal yang ideal untuk dijadikan pendukung interpretasi dan identifikasi
batubara tetapi dilapangan tidak semua informasi tersebut tersedia sehingga
diperlukan analisis lanjut yang bisa mewakili dan membedakan antara lapisan satu
dengan yang lainya.
6. Eksplorasi Batugamping
Batugamping merupakan salah satu golongan batuan sedimen yang paling
banyak jumlahnya.Batugamping itu sendiri terdiri dari batugamping non-klastik
dan batugamping klastik. Secara umum batu gamping memiliki tekstur batuan yang
23
kompak dan memiliki sifat porositas sekunder yang menyebabkan batugamping ini
memiliki sifat yang khas daripada batuan yang lainnya. Identifikasi tentang
keberadaan batugamping di bawah permukaan menggunakan metode geofisika
umumnya menggunakan Metode EM. Salah satunya adalah metode Very Low
Frequency Vertical Gradient (VLF V-Grad) yang digunakan untuk eksplorasi
benda-benda konduktif sehingga dimanfaatkan dalam menentukan struktur bawah
permukaan. Variasi nilai konduktivitas ini menunjukkan adanya perbedaan
kemudahan arus listrik untuk mengalir pada setiap material penyusun batuan yang
dilaluinya. Perbedaan kuat arus untuk mengalir dalam medium lapisan batuan
sangat bergantung pada sifat fisik material yang dilaluinya. Sifat fisik tersebut
antara lain adalah porositas, permeabilitas, rapat massa, dan distribusi ukuran
butiran.
Metode VLF V-Grad pada prinsipnya berdasarkan selisih medan magnetik
di ketinggian berbeda, dimana selisih tersebut hanya disebabkan oleh benda
konduktif di bawah permukaan. Batugamping yang memiliki tekstur yang kompak
akan memberian kontras nilai konduktivitas dibandingkan batuan sekitarnya
mengingat semakin kompak suatu batuan maka nilai konduktivitasnya akan
semakin kecil. Batugamping juga dapat memiliki sifat porositas dan permeabilitas
yang tinggi yang bias menjadi suatu akifer produktif di kawasan karst. Sehingga
dapat meningkatkan nilai konduktivitasnya.
Namun Adanya perbedaan nilai konduktivitas inilah yang menunjukkan
sebaran batuan di bawah permukaan. Adapun tujuan penggunaan metode VLF V-
Grad adalah mendapatkan interpretasi kualitatif dan kuantitatif. Interpretasi
kualitatif dilakukan dengan menggunakan filter moving average dan filter fraser.
Penggunaan filter moving average untuk menghilangkan noise frekuensi tinggi dan
filter fraser bertujuan untuk mengetahui lokalisir konduktif batuan secara
horizontal. Sample nilai resistivitas batugamping yang ada dipermukaan dan
adanya data-data tambahan seperti data resistivitas dengan metode geolistrik,
informasi geologi (outcrop,struktur lokal) sangat dibutuhkan agar dapat
mempermudah dalam tahap interpretasi.
24
DAFTAR PUSTAKA
Sumardi, Yos. 1997. Peranan Geofisika Dalam Eksplorasi Minyak Bumi dan
Mineral : Cakrawala Pendidikan No. 3, Tahun XVI, Nopember 1997,
h.117
25
Phillips, S. W., J. T. Rutledge, L. S. House, and M. C. Fehler (2001), Induced
Micro Earthquake Patterns in Hydrocarbon and Geothermal Reservoirs:
A Review: PAEGEOPH, LAUR. Pp 63-69
Simoen, Sunarso. 2000. Geolistrik Suatu Teknik Geofisika Untuk Penyelidikan
Bawah Permukaan. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.h.25-31
Milson, John. 2003. Field Geophysics Third Edition: John Willey & Sons Ltd. pp
44-91
Telford, W.M., Geldart L.P. dan Sheriff R.E., D.A. Keys. 1990. Applied
Geophysics 2nd Edition : Cmbridge University Press. pp 219-285
Taib, M. I. T. 2000. Seismik Refraksi.Bandung:Institut Teknologi Bandung Press
h.12-18
Santoso, D. (2002). Pengantar Teknik Geofisika. Penerbit: ITB, Bandung. H. 55-
71
Blakely, R.J. (1995). Potential Theory in Gravity and Magnetic Applications:
Cambridge University Press. pp 87-119
Saptadji, N. M., 2002, Teknik Panasbumi.Bandung: Institut Teknologi
Bandung. h.16-27
Ward, S. H. and Hohmann, G. W., 1988. Electromagnetic Methods in Applied
Geophysics, Vol. 1, Theory, Society of Exploration Geophysicists, Chapt.
4, pp 131-250
26