OLEH KELOMPOK 2:
Hudia Umami Faisal A1C116017
DOSEN PENGAMPU:
Puji dan syukur dilantunkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini sebagai tugas mata kuliah kimia intiuntuk menjadi salah satu syarat
mengikuti ujian semester.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing atas
bimbingan,dorongan, dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis sehingga
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan
insyaAllah sesuai dengan yang diharapkan. Penulis juga mengucapkan
terimakasih pula kepada rekan-rekan dari semua pihak yang terkait dalam
penyusunan makalah ini.
Pada dasarnya makalah ini disajikan khusus untuk membahas tentang
Isotop, Nuklida, dan Sifat-sifat Inti. Untuk lebih jelas simak pembahasan dalam
makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan pengetahuan yang
mendalam tentang Inti atom dan Struktur Inti kepada kita semua.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam mengupas
materi di dalam makalah ini masih banyak kekurangan, baik dalam hal sistematika
maupun teknik penulisannya. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang
membangun penulis harapkan, sebagai masukan yang berharga demi kemajuan
penulis di masa mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. 1. Latar Belakang
1. 3 Tujuan Makalah
1.3.1 mengetahui dan memahami apa itu nuklida ?
1.3.2 mengetahui dan memahami apa itu isotop ?
1.3.3 memahami dan mengetahui sifat sifat dari inti ?
BAB II
PEMBAHASAN
Dimana :
Pada pengelompokkan ini dikenal istilah-istilah isotop ,isobar, isoton, dan isomer
inti.
a. Isotop
adalah nuklida-nuklida yang mempunyainomor atom (jumlah proton) sama,
tetapimempunyainomormassa(jumlah neutron) berbeda. Jadi,
setiapunsurmungkinsajaterdiri atasbeberapajenisnuklida yang sama. Isotop
yang mempunyai inti stabil disebut isotop stabil. Isotop tidak stabil
mempunyai inti tidak stabil yang merupakan nuklida radioaktif dan akan
meluruh. Nuklida yang dikenal terdapat lebih dari 3 000 nuklida, sekitar 280
di antaranya adalah nuklida stabil dan lainnya adalah nuklida radioaktif.
Beberapa contoh isotop stabil dan isotop tidak stabil adalah:
b. Isobar
Kelompok nuklida yang memiliki nomor massa A sama, tetapi berbeda
nomor atomnya Z ,disebut sebagai isobar. Berarti nuklida tersebut memiliki Z + N
64 64
sama, tetapi dengan Z dan N yang berbeda, misalnya 27Co 37, 28Ni 36 , 64
29Cu 35 ,
64
30Zn 34 Dikenal istilah nuklida cermin yang menyatakan pasangan isobar yang
13
memiliki nilai Z dan N berbeda satu dan saling di pertukarkan . contoh : 6C 7-
13
6N 7 , sifat dari nuklida cermin memberikan informasi yang berharga dalam
memahami struktur nuklir.
c. Isoton
Kelompok nuklida yang memiliki jumlah neutron yang sama disebut
30 31 32
isoton, misalnya 14 Si, 15 P, 16 S, yang pada nuklida tersebut semuanya memiliki
16 neutron.
d. Isomer
Inti dengan nilai A dan Z sama, tetapi berbeda dalam tingkat energinya
disebut isomer inti. Inti dengan tingkat energi yang lebih tinggi dikenal sebagai
inti tereksitasi atau dalam keadaan metastabil (m) sedangkan yang paling rendah
energinya disebut sebagai keadaan dasar (grund state , g ). Jika terdapat lebih dari
satu isomer metastabil maka inti tersebut diberi superskrip kanan m1,m2 dan
seterusnya. Dengan urutan semakin meningkatnya energi eksitasi, misalnya
124
nuklida Sb memiliki tiga macam waktu paruh yaitu 60 hari 1,6 menit dan 20
124
menit . ketiga isomer inti Sb tersebut kemudian dibedakan berdasarkan
124
energinya dan dinotasikan sebagai berikut : Sb (keadaan dasar, t1/2 = 60 hari ) .
124
Sbm2 ( t1/2 = 1,6 menit) dan 124Sbm2 ( t½ = 20 menit).
2.2.1.1 Massa
Massa proton dan neutron dalam satuan massa atom ( sebesar 1/12 massa
isotop ) adalahmasa proton mp = 1,007 276 63 ± 0,000 000 08 u
energi rehat proton (mpC2) = 938,256 ± 0,005 MeV
massa neutron mn = 1, 008, 665 4 ± 0,000 000 4 u
energi rehat neutron (mpC2) = 939,550 ± 0,005 MeVdengan 1 u = satuan massa
atom = 931,5 MeV/c2 = 1,6605402 x 10-27 kg
Proton dan neutron mempunyai massa yang hampir sama, selisihnya tidak lebih
besar dari 1 %, keduanya mempunyai energi rehat kurang lebih 939 MeV. Karena
proton bermuatan listrik, massanya dapat diukur langsung secara eksperimen
dengan spektograf massa, sedang pengukuran massa neutron dilakukan secara
tidak langsung. Massa inti tidak sama dengaan Z kali massa proton ditambah N
kali massa neutron, melainkan lebih kecil dari nilai tersebut.
Dari kesetaraan massa dan energi (E = mc2), maka 1 sma setara dengan
energi sebesar 1,492232.10.-10 joule. Dalam sistem atom, energi pada umumnya
dinyatakan dalam satuan elektron volt (eV). Satu elektron volt didefinisikan
sebagai energi yang diperoleh satu elektron yang bermuatan 1,6.10-19 coulomb
setelah menempuh beda potensial sebesar 1 volt, atau
1 eV = 1,6021.10-19 joule
1 sma = 1,66043. 10-27 kg = 1,492232. 10-10 joule = 9,3148.108 eV = 931, 48 MeV
Massa dari berbagai elemen atom diketahui lebih besar dan berat atom.
16
Sebagai contoh isotop oksigen O terdapat 8 proton, 8 neutron dan 8 elektron;
jumlah massanya sama dengan 16,132 amu, sedangkan berat atomnya sebesar
16
15,99491 amu. Isotop oksigen O lebih ringan 0,13709 amu dan elemen
penyusun. Perbedaan antara total massa proton, neutron dan elektron secara
individu dengan massa atom disebut mass defect. Persamaan untuk mass defect
adalah
dimana:
Z : nomor atom
MH : massa atom hidrogen
Mn : massa neutron
M : berat atom
Jika berat atom pada persamaan di atas diganti dengan massa inti, maka massa
atom hidrogen harus diganti massa proton.
Massa sebuah inti stabil selalu lebih kecil daripada massa gaungan nucleon-
nukleon pembentuknya.Selisih massa antara gabungan massa nucleon-nukleon
pembentuk inti dengan massa inti stabilnya disebut defek massa (mass
defect).Energi ikat inti adalah energi yang dilepaskan jika penyusun inti
bergabung membentuk inti. Energi dengan jumlah yang sama akan diperlukan
untuk memecah inti atom menjadi elemen penyusun, karena itu energi yang
ekivalen dengan mass defect digunakan sebagai ukuran dan energi ikat inti.
Apabila mh, mn dan M dinyatakan dalam satuan massa atom (amu), maka energi
ikat inti dinyatakan dalam satuan MeV, dengan persamaan berikut: Suatu atom
yang massanya M(A,Z) dengan Z adalah jumlah proton dan N adalah jumlah
neutron dalam keadaan bebas memiliki energi diam (rest energy) sebesar,
RE = Z.mp.c2 + N.mn.c2 + Z.me.c2
Energi ikat nucleon A = Z + N dalam inti tersebut adalah
B(A,Z) = Z.mH.C2 + N.MN.C2 – M (A,Z).C2
Energi ikat rata – rata per nucleon adalah ;
B(A,Z)
Ḃ(A,Z) = 𝐴
16
Mass defect untuk isotop O adalah 0,13709 sma, dengan demikian energi
ikatnya adalah
931,4 x 0,13709 MeV = 127,68 MeV
16 16
Karena ada 16 nukleon di dalam inti O, maka energi ikat rata-rata dan O
adalah 127,68/16 atau 7,06 MeV/nukleon. Untuk inti-inti ringan energi ikat per
nukleon relatif kecil, sekitar 7,4 sampai dengan 8,7 MeV/nukleon dan akan
bertambah (naik) dengan bertambahnya nomor massa, akan mencapai nilai
maksimum mendekati 8,8 MeV (nukleon dalam rentang nomor massa 40 sampai
dengan 120. Untuk nomor massa yang lebih besar, energi ikat per nukleon akan
berkurang sampai dengan 7,6 MeV/nukleon (untuk uranium).
Seperti elektron atom, inti atom juga berada di beberapa tingkat energi,
dengan perbedaan celah energi antara tingkat-tingkat inti lebih besar dibandingkan
tingkat-tingkat elektronik. Pada umumnya, energi pemisahan dan tingkat-tingkat
inti berorde juta eV. Jika (E2-E1) sebesar 1 MeV atau 106 eV, maka panjang
gelombang radiasi dari transisi tersebut adalah 1,2 x 1012 cm. Panjang gelombang
tersebut berhubungan dengan panjang gelombang sinar X sangat pendek atau
sinar gamma panjang. Dengan demikian sinar gamma dipancarkan karena transisi
inti dan tingkat energi lebih tinggi ke tingkat lebih rendah.
Ciri penting dan tingkat eksitasi adalah energi yang dipancarkan tidak benar-
benar tajam, spektrum energinya berupa pita bukan garis. Hal ini untuk memenuhi
prinsip ketidakpastian Heisenberg, yaitu ketidakpastian pengukuran waktu
berhubungan dengan ketidakpastian pengukuran energi.
Jika keadaan inti tersebut tidak stabil dengan waktu hidup rata-rata τ, maka
energinya tidak memiliki nilai tertentu, hanya tingkat dasar yang memiliki τ =
akan berenergi mutlak tepat. Ketidakpastian energi ini diukur dengan level width
Ӷ dan hubungannya dengan τ adalah
ℎ
Ӷ.r = 2𝜋 = 6.6 . 10-16 eV.s
a. Spin Inti
Proton dan netron mempunyai sudut intrinsik yang disebut spin. Spin S ini
berperilaku seperti momentum sudut, namun tidak tergantung pada gerak orbital.
Hal serupa juga dinyatakan dalam pembahasan tentang spin elektron. Bahwa
dalam usaha untuk menerangkan struktur halus garis spektral dan efek Zeeman
anomalous, S.A. Goudsmit dan G.E. Uhlenbeck pada tahun 1925 mengusulkan
bahwa elektron memiliki momentum sudut intrinsik yang bebas dari momentum
sudut orbitalnya dan berkaitan dengan momentum sudut itu terdapat momen
magnetik (Beiser,1981:206).
Apa yang ada dalam pikiran Goudsmit dan Uhlenbeck ialah suatu
gambaran klasik dari elektron sebagai bola yang bermuatan yang berpusing pada
sumbunya. Hal ini tentunya berlaku pada permasalahan inti atom. Proton dan
netron pun secara gambaran klasik berpusing pada sumbunya sehingga memiliki
sudut intrinsik yang disebut spin.Spin inti SI berhubungan dengan bilangan
kuantum spin inti I sebagai
S_I=ℏ√(I(I+1))
Neutron dan proton yang menjadi penyusun inti bukan merupakan partikel
stasioner. Seperti bumi kita, partikel-partikel tersebut juga memiliki spin
(intrinsik) dan gerakan orbital. Spin (intrinsik) dan momentum angular orbital
neutron dan proton secara individu di dalam inti bergabung memberikan resultan
momentum angular yang disebut sebagai spin inti, biasanya dilambangkan
dengan I. Spin inti dengan nomor massa ganjil adalah : I = ½, 3/2, 5/2, 7/2, dll.
Spin inti dengan nomor massa genap adalah : I = 0, 1, 2, 3, 4, dll Spin inti
dengan nomor massa genap yang berada di tingkat dasarnya adalah 0 atau 1.
Apabila semua koordinat yang menggambarkan partikel dalam sistem diubah
(termasuk 3 koordinat ruang dan spin) menjadi koordinat yang menggambarkan
partikel yang identik lainnya di dalam sistem, maka besarnya (magnitude) fungsi
gelombang yang mewakili sistem haruslah bernilai tetap, tetapi fungsi gelombang
kemungkinan berubah tanda atau tetap (tanda tidak berubah). Jika fungsi
gelombang berubah tanda pada saat seluruh koordinat ruang dibalik
(berlawanan), maka inti disebut memiliki paritas ganjil. Sebaliknya, jika tanda
tidak berubah maka inti dikatakan memiliki paritas genap. Sebagai contoh : 2+
artinya inti memiliki spin 2 dan paritas genap; ½ - artinya inti memiliki spin ½
dan Paritas ganjil.
dimana :
c : kecepatan cahaya
R = r0. A1/3
A : nomor massa
Dengan demikian volume inti sebanding dengan massa inti, sehingga semua inti
memiliki densitas yang hampir sama.
Bentuk inti atom tidak selalu bulat (sferis) tetapi dapat berbentuk
oblate(IA=IB< IC) atau prolate(IA<IB = IC) seperti bola rugby. Inti yang memiliki
jumlah proton genap dan neutron juga genap selalu berbentuk bulat (sferis). Inti
dengan nomor massa (A) ganjil dapat berbentuk oblate atau prolate.
Pengertian jari jari nuklir tidak mungkin dinyatakan dalam suatu definisi
tunggal yang menjelaskan semua gejala inti. Jari jari nuklir berdasarkan distribusi
massa tidak identik dengan jari jari nuklir berdasarkan distribusi muatan. Nilai jari
jari nuklir akan bergantung pada metoda penentuannya dan dapat bervariasi
sekitar 10-20%. Walaupun demikian dasar penentuan dapat dimulai dari
pengertian mengenai tetapan rapat massa materi inti ρ yang dapat dinyatakan
sebagai :
𝐴
ρ≈4 = tetap
𝜋𝑅 3
3
1
R = r0𝐴3
Untuk menentukan nilai r0 terdapat beberapa teknik, yang dapat digolongkan atas:
3.1 Kesimpulan
Dimana :
R = r0. A1/3
r𝜃 : konstanta yang tidak tergantung pada A (sekitar1, 1 sampai dengan 1,6
fm)A : nomor massa
DAFTAR PUSTAKA
Friedlander G,. Kennedy J.W, Macias E.S, Miller J.M. 1981. Nuclear and
Radiochemistry. New York : John Wiley & Sons
http://ansn.bapeten.go.id/files/ins_Dasar_Fisika_Radiasi.pdf
http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download