PENDAHULUAN
1
Sehingganya, PLP dilaksanakan dengan tujuan agar para mahasiswa mengenal
lapangan. tugasnya, menguasai berbagai keterampilan dasar mengajar, mampu
menerapkan berbagai kemampuan keguruan secara utuh dan terintegrasi dalam situasi
sebenarnya dengan bimbingan atau tanpa bimbingan. PLP juga digunakan mahasiswa
agar mampu memeragakan sikap, pengetahuan, dan keterampilan keguruan di sekolah
sehingga pelaksanaan PLP dapat melatih mahasiswa menjadi guru profesional.
Berdasarkan observasi pertama PLP di SMA Negeri 1 Kota Jambi penulis
menemukan masalah keadaan siswa pada saat pembelajaran berlangsung menunjukkan
siswa sulit memahami mata pelajaran kimia karena cenderung berhitung .Hal ini terlihat
dari siswa yang tidak fokus pada saat proses pembelajaran berlangsung.Dan ketika ujian
mereka cenderung menghafal jawaban yang ada dibandingkanmemahami konsep materi.
Melihat uraian permasalahan diatas, penulis memberikan solusi dengan
melakukan pendekatan Scientific Learning untuk meningkatkan keterampilan proses
sains siswa tersebut.pendekatan Scientific Learning adalah pendekatan yang didasarkan
pada anggapan bahwa sains itu terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah.
Dalam pembelajaran sains, proses ilmiah tersebut harus dikembangkan pada siswa
sebagai pengalaman yang bermakna. Bagaimanapun pemahaman konsep sains tidak
hanya mengutamakan hasil (produk) saja, tetapi proses untuk mendapatkan konsep
tersebut juga sangat penting dalam membangun pengetahuan siswa. Keterampilan ilmiah
dan sikap ilmiah memiliki peran yang penting dalam menemukan konsep sains. Siswa
dapat membangun gagasan baru sewaktu mereka berinteraksi dengan suatu gejala.
Pembentukan gagasan dan pengetahuan siswa ini tidak hanya bergantung pada
karakteristik objek, tetapi juga bergantung pada bagaimana siswa memahami objek atau
memproses informasi sehingga diperoleh dan dibangun suatu gagasan baru.
2
1.2 Pendekatan Penyelesaian
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. Bagi siswa, di harapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa
dalam proses pelajaran kimia terutama dalam melakukan percobaan/praktikum
2. Bagi guru, dapat di jadikan contoh model pembelajaran kimia untuk membantu
siswa dalam memahami konsep-konsep kimia
3. Bagi sekolah, dapat menjadi bahan masukan dalam meningkatkan mutu
pendidikan, khususnya dapat meningkatkan kualitas belajar siswa
4. Bagi peneliti, sebagai bahan kajian serta dapat menambah wawasan dan dapat
mendorong penelitian pelaksanaan model pembelajaran melalui sistem lebih lanjut
guna meningkatkan kualitas pembelajaran
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
· Merumuskan pertanyaan.
· Merumuskan hipotesis.
4
Jika hipotesis terbukti benar maka daapt dilanjutkan dengan laporan.Jika Hipotesis
terbukti tidak benar atau benar sebagian maka lakukan pengujian kembali.
5
e. Mencoba
Pengertian mencoba disini dapat diartikan secara sempit seperti menunjukkan
dan dapat diartikan secara luas yaitu membuktikan. Pembuktian dalam hal ini dapat
dilakukan dengan cara membayangkan atau dengan mempraktekkan langsung. Sebagai
contoh masih berhubungan dengan tema “manusia sebagai mahkluk sosial”,
menunjukkan sekelompok manusia di dalam kelas memiliki arti bahwa manusia selalu
hidup bergerombol atau berkelompok atau memerlukan orang lain.
f. Menyimpulkan (mengaitkan dengan konsep dan aplikasi lain)
Pengertian menyimpulkan disini mengandung dua pengertian, yaitu
mengaitkan konsep itu sendiri dan mengaitkan konsep yang diperoleh dengan dunia
nyata. Hasil praktek yang diperoleh oleh siswa digunakan untuk aplikasi dalam dunia
nyata dikaitkan dengan pengetahuan, sehingga siswa dapat menarik kesimpulan
tentang manusia sebagai mahkluk sosial yang harus berkomunikasi karena dia
membutuhkan orang lain. Oleh karenanya, agar terjalin hubungan kerjasama atau
kolaborasi yang harmonis, dia harus berkomunikasi secara sopan, santun dan
beretika. .
Penerapan metode ilmiah merupakan proses berpikir logis berdasarkan fakta dan
teori. Pertanyaan muncul dari pengetahuan yang telah dikuasai. Karena itu
kemampuan bertanya merupakan kemampuan dasar dalam mengembangkan berpikir
ilmiah. Informasi baru digali untuk menjawab pertanyaan.Oleh karena itu, penguasaan
teori dalam sebagai dasar untuk menerapkan metode ilmiah. Dengan menguasi teori
maka siswa dapat menyederhanakan penjelasan tentang suatu gejala, memprediksi,
memandu perumusan kerangka pemikiran untuk memahami masalah. Bersamaan
dengan itu, teori menyediakan konsep yang relevan sehingga teori menjadi dasar dan
mengarahkan perumusan pertanyaan penelitian.
Berikut ini tujuh kriteria sebuah pendekatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai
pembelajaran scientific, yaitu:
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan
logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau
dongeng semata.
6
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari
prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang
dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam
mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi
pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem
penyajiannya.
1. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik
“tahu mengapa.”
2. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta
didik “tahu bagaimana”.
3. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta
didik “tahu apa.”
7
Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk
menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi
aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Pendekatan ilmiah (scientific
appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya,
menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.
peruatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk
pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Keterampilan sosial juga terlibat dalam
(KPS) adalah perangkat kemampuan kompleks yang biasa digunakan oleh para
8
ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah kedalam rangkaian proses
pembelajaran.
1. Sains (khususnya kimia) terdiri dari tiga aspek yaitu produk, proses dan sikap.
hukum, teori dan rumus yang sudah ada sebelumnya melalui percobaan
2. Sains (kimia) berubah seiring denganperkembangan jaman. Oleh karena itu guru tidak
mungkin lagi mengajarkan semua konsep dan fakta pada siswa dari sekian mata
pelajaran. Siswa dibekali keterampilan yang dapat membantu siswa menggali dan
3. Siswa akan lebih memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai
4. Siswa akan memiliki pemahaman yang mendalam terhadap materi pelajaran dan
1. Mengamati
2. Mengelompokkan/Klasifikasi
9
tercakup beberapa kegiatan seperti mencari kesamaan, mencari perbedaan,
3. Menafsirkan
Menafsirkan hasil pengamatan ialah menarik kesimpulan tentatif dari data yang
dicatatnya. Hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna bila tidak ditafsirkan. Karena
itu, dari mengamati langsung, lalu mencatat setiap pengamatan secara terpisah,
mencoba menemukan pola dalam suatu seri pengamatan, dan akhirnya membuat
kesimpulan.
4.Meramalkan
yang reliabel (Firman, 2000). Apabila siswa dapat menggunakan pola-pola hasil
pengamatannya untuk mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang
meramalkan.
5. Mengajukan pertanyaan
6. Merumuskan hipotesis
7. Merencanakan percobaan
tersebut harus dapat menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
10
percobaan. Selanjutnya, siswa harus dapat menentukan variabel-variabel, menentukan
variabel yang harus dibuat tetap, dan variabel mana yang berubah. Demikian pula
siswa perlu untuk menentukan apa yang akan diamati, diukur, atau ditulis, menentukan
cara dan langkah-langkah kerja. Selanjutnya siswa dapat pula menentukan bagaimana
sendirinya siswa harus menggunakan secara langsung alat dan bahan agar dapat
memperoleh pengalaman langsung. Selain itu, siswa harus mengetahui mengapa dan
9. Menerapkan konsep
menggunakan konsep yang telah dipelajarinya dalam situasi baru atau menerapkan
konsep itu pada pengalaman-pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang
terjadi.
10. Berkomunikasi
dari hasil percobaan. Menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram
lain.
11
a. Dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.
2. Kekurangannya:
b. Jumlah siswa dalam kelas harus relatif kecil, karena setiap siswa memerlukan
perhatian guru.
d. Tidak menjamin bahwa setiap siswa akan dapat mencapai tujuan sesuaidengan
tujuan pembelajaran.
e. Sulit membuat siswa turut aktif secara merata selama berlangsungnya proses
pembelajaran.
12
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
Waktu dalam penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil pada tanggal 29 Agustus
sampai dengan 29 Oktober 2018.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kota Jambi, tepatnya di Jl. Jenderal Urip Suripto
,Sungai Putri, Telanai Kota Jambi.
SMA Negeri 1 Kota Jambi adalah sebuah Instansi Pendidikan yang dimiliki pemerintah yang
berada di bawah koordinasi Dinas Pendidikan Kota Jambi. SMA Negeri 1 Kota Jambi adalah
sekolah tertua di Provinsi Jambi. Berdiri tahun 1955 bernama SMA Sembilan Lurah,
dibawah naungan Yayasan Sembilan Lurah. Pendirinya Alm Sudarsono, saat itu wali kota
Jambi. Tahun 1956 diserahkan ke pemda Provinsi Jambi. Kemudian namanya berubah
menjadi SMA Negeri 1 Kota Jambi. Sekolah ini sudah mencetak tokoh-tokoh terkenal di
13
tingkat lokal maupun nasional. Begitu juga dengan prestasi akademik, maupun
ekstrakulikulernya dapat dibanggakan.
Identitas kepala sekolah dapat dilihat sebagai berikut :
NIP : 196704221993032002
Pendidikan Terakhir : S2
2. NSS 301106001030
3.NPSN 10504684
4. STATUS NEGERI
AKREDITASI
Email : sman1-jambi@yahoo.com
Web :www.sman1.jambi.sch.
Blog : www.info-smansa.blogspot.com
3 6. SK. PENDIRIAN
4 Nomor 2144/B.3/Kodj
5 Tanggal 28 – 08 – 1968
14
NIP : 19670422 19930 3 2002
SK yg mengangkat : Walikota
Nomor SK : 821.29/117/BKD
Tanggal : 31 - 05 - 2016
TMT : 01 - 06 – 2016
1. Visi Sekolah
”Terwujud generasi yang berprestasi, menguasai iptek, berahlak mulia dan berwawasan
lingkungan”.
2. Misi Sekolah
3. Memberikan layanan yang prima kepada warga dan stake holder melalui
penyelenggaraan pendidikan secara profesional, artisitatif, modern, transparan,
dan akuntabel dengan tetap menjunjung nilai-nilai dan kebudayaan bangsa
Indonesia.
15
4. Menumbuh kembangkan sikap kepedulian warga sekolah terhadap masalah
lingkungan dan sosial.
16
d.Sarana dan Prasarana SMA N 1 Kota Jambi
Keadaan Ruang
8 Ruang Multimedia 1 56
10 Ruang UKS 1 16
11 Ruang Kopsis 1 12
12 Ruang BK 1 24
15 Ruang TU 1 138
16 Ruang OSIS 1 56
19 Gudang 1 12
17
20 Ruang Ibadah 1 64
22 Kantin sekolah 11 99
24 Ruang membatik 1 15
25 Ruang seni 1 72
26 Ruang TRCC 1 21
a. Perpustakaan
b. Laboratorium
- Laboratorium TIK
- Laboratorium IPA
18
Gambar 3.4 Laboratorium IPA
c. UKS
19
e. Ruang kelas
f. Ruang TU
20
Gambar 3.8 Ruang TU
g. Ruang OSIS
h. Ruang BK
i.
21
j.
k. Ruang Auditorium
.
l. Lapangan Upacara
22
Gambar 3.12 Lapangan upacara
m. Lapangan Basket
n. Musholla
o. Kantin Sekolah
23
Gambar 3.15 Kantin SMANSA
p. Greenhouse SMANSA
e. Sampel
Daftar nama siswa kelas XI IPA 4 terdiri dari orang perempuan dan laki-laki
NO NAMA L/P
1 AIDHIL AKBAR L
2 AKBAR GILANG L
3 AKBAR FADHILAH L
4 AUFA ALYA P
5 AGRIVINA P
6 ALIFIA RISYA P
7 ANGGRAINI P
8 ALQODRI L
9 DIAN ZAHIRAH P
24
10 EDELWEIS P
11 GILANG RAMADAN L
12 HAJUEN L
13 HAURA P
14 MARCELLINA P
15 MARSYA P
16 MEGA P
17 MUHAMMAD HARFI L
18 NEISYA P
19 NELA SORAYA P
20 QURATTA AYUN P
21 RAHMA P
22 SUCI AURA P
23 RHEZA AULIYA L
24 ARDILLAH DARMA L
25 ALEXANDER ROMIAN L
26 M. DAFFA ALFATIH L
27 M. ARAFFI L
28 FIKRI RAMADHAN L
29 FIRZA ADERALD L
30 RISKI ADZAR RAMADHANI L
31 ARJUNA L
32 RISKA NABILA P
33 SALSABILAH AZZAHRA PUTRI P
2. Wawancara
25
Menurut Nasution (2003) wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi
semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Dalam kegiatan pengenalan
lapangan persekolahan (PLP) ini Mahasiswa/i menanyakan keadaan siswa/i, keadaan sekolah,
keadaan menyeluruh tentang sekolah beserta organisasi-organisasi dan kegiatan sekolah
lainnya di SMA Negeri 1 Kota Jambi Kepada guru, staf, serta pegawai lainnya.
3. Dokumentasi
Setelah melakukan kesimpulan dari masalah dan pemecahannya maka ada bentuk
gambar dari hasil perlakukan yang didapatkan. Menurut Iskandar (2013:77) dokumentasi
adalah ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-
buku yang relevan data yang relevan mendapatkan data nama siswa SMA Negeri 1 Kota
Jambi yang ada dalam populasi.
Tim sekoah adalah tim yang berperan penting dalam pelaksaan. Peneliti berkoordinasi
dengan pihak guru dalam pembelajaran. peneliti menjalaskan materi dengan menggunakan
media yang bervariasi agar siswa lebih paham dengan materi yang diajarkan.
b. Rencana Aksi
Beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan dalam membuat perencanaan aksi
disekolah adalah sebagai berikut:
1. penyusunan rencana, mulai dari menyiapkan bahan-bahan untuk media yang akan
digunakan.
2. Tetapkan bagaimana cara mengukur tinngkat keberhasilan dalam mencapai tujuan.
3. Diskusikan dengan guru untuk setiap aktivitas.
c. Evaluasi
Untuk mengetahui apakah berhasil mencapai target atau tidak, maka harus dilakukan
latihan pembelajaran untuk siswa.
26
a. Terkadang susah mengkondisikan kelas, misalnya siswa terlalu gaduh saat guru
menerangkan pelajaran dan seringnya siswa berjalan-jalan di dalam kelas.
b. Kurangnya media di sekolah, sehingga peneliti terkadang susah untuk menerapkan
media pelajaran.
c. Guru harus lebih sabar saat menghadapi siswa yang kurang paham dengan pelajaran
yang diajarkan, misalnya pelajaran yang menggunakan rumus untuk
menyelesaikannya.
BAB IV
Selama kurang lebih dua bulan yakni dari tanggal 29 Agustus 2018 s/d 29 Oktober
2018 pelaksanaan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) yang dilakukan penulis terdapat
beberapa hal yang telah dicapai yaitu kegiatan belajar mengajar yang penulis lakukan tidak
lepas dari bimbingan dan arahan dari guru pamong, misalnya dalam penyusunan RPP penulis
selalu dibimbing oleh guru pamong sehingga dapat terselesaikan dengan baik.Dalam proses
pembelajaran penulis menggunakan media yang sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah
serta siswanya, yaitu dengan melakukan percobaan/praktikum. Sehingga dengan adanya
media tersebut dapat mempermudah dan memperkuat pemahaman siswa pada suatu materi.
27
Penulis laporan ini mendapatkan amanah untuk mengajar di kelas XI MIPA 4 selama
kegiatan plp berlangsung, di kelas ini lah saya menerapkan pendekatan scientific learning
model untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa dimana pada awalnya beberapa
siswa yang menjadi subjek penelitian kurang paham dalam materi yang diajarkan karena
cenderung abstrak namun ketika di terapkan penggunaan pendekatan scientific learning
mereka menjadi paham materi saat pembelajaran berlangsung. Yang sebelumnya juga tidak
ingin terlibat langsung dalam pembelajaran (pasif) ketika di adakan praktikum menjadi lebih
aktif dan bersemangat dalam pembealajaran kimia ( Termokimia). Ketercapaian ini dapat di
lihat dari lembar observasi serta angket yang telah di isi sebelumnya.
Selain mengajar saya pun juga ikut dalam acara rutin yang di adakan setiap Jumat pagi.
Pentingnya pendidikan iman dan taqwa juga menjadi salah satu perhatian khusus bagi elemen
masyarakat SMAN 1 Jambi.Setiap hari jumat diadakan kegitan “yasinan” yang diikuti
seluruh lapisan masyarakat SMAN 1 Kota Jambi sesuai dengan agama yang dianut.Untuk
agama Islam, diadakan kegiatan membaca surah Yasiin dan dilanjutkan dengan berdoa pada
pagi hari serta dilanjutkan dengan shalat jumat berjamaah pada siang harinya.Untuk agama
Kristen dan Budha juga melakukan kegiataan keagamaan sesusai ajaran yang dianutnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa selama mengikuti PLP di SMA Negeri 1 Kota Jambi, penulis banyak memperoleh
pengalaman baik dalam hal latihan mengajar maupun pengalaman di luar latihan mengajar
yang jarang sekali bahkan hampir tidak pernah dijumpai selama perkuliahan meskipun
kegiatan ini hanya dilakukan dalam waktu yang relatif singkat.Dari penelitian ini dapat di
28
simpulkan bahwasanya penggunaan pendekatan scientific learning mampu meningkatkan
keterampilan proses sains siswa dalam dalam proses pembelajran kimia yang tidak lepas dari
melakukan percobaan agar pembelajaran terkesan konkret.
5.2 Saran
Dari hasil yang telah dicapai, setelah PLP diharapkan mampu membantu sekolah untuk
mengembangkan kegiatan yang belum ada dan kegiatan yang sudah ada agar tetap
dikembangkan. Berdasarkan laporan yang penulis buat, maka penulis memberikan saran-
saran sebagai berikut :
a. kita selaku guru hendaknya benar-benar menguasai materi yang kita ajarkan pada anak
didik kita serta berbagai metode yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan agar
proses kegiatan belajar mengajar dikelas dapat berjalan dengan baik sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai sebagaimana mestinya.
b. Bagi lembaga atau sekolah yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan agar
menyediakan sarana maupun prasarana terutama yang berkaitan tentang materi
pembelajaran yang dihadapi agar para siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran
dengan baik.
29
DAFTAR PUSTAKA
Abruscato, J., & DeRosa, D.A. (2010). Teaching children science : a discovery approach.
Boston: Allyn & Bacon.
Bundu, P. (2006). Penilaian keterampilan proses dan sikap ilmiah dalam pembelajaran sains
SD. Jakarta: Depdiknas.
Hasibuan, J.J & Moedjiono. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
31