Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan di Indonesia merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki setiap individu. Melalui
pendidikan peserta didik dapat mengembangkan potensi diri dimana peserta didik dapat
menemukan karakter serta bakat dalam dirinya.
Masalah belajar merupakan masalah yang selalu aktual yang dihadapi oleh setiap
guru. Hal ini menyebabkan banyak para ahli membahas dan menghasilakn berbagai teori
tentang belajar. Teori tentang belajar yang telah dihasilkan kini bukannlah suatu hal yang
terlalu dipertentangkan kebenarannya. Akan tetapi yang lebih penting adalah pemakaian
teori itu dalam praktik kehidupan yang paling cocok dengan situasi sekarang.Kebanyakan
siswa kurang berminat untuk belajar, terutama pada mata pelajaran yang menurut siswa
sulit atau menyulitkan. Mata pelajaran kimia adalah salah satu mata pelajaran yang
dianggap sulit dipahami karena cenderung abstrak sehingga siswa kurang memahami
materi pembelajaran.Guru sebagai tenaga pendidik harus mampu memiliki model dan
metode mengajar sesuai dengan situasi dan kondisi kelas serta mampu mengajarkan
materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.
Untuk itu perguruan tinggi dituntut memberikan kualitas lulusan sumber daya
manusia yang berkualitas agar pendidikan dapat menghasilkan generasi yang unggul.
Generasi unggul tersebut dihasilkan oleh pendidikan dengan guru-guru yang
unggul/bermutu. Menurut peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia No. 55 tahun 2017 Tentang Standar Pendidikan Guru, mata kuliah
Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) adalah proses pengamatan/observasi dan
pemagangan yang dilakukan oleh mahasiswa program sarjana pendidikan untuk
mempelajari aspek-aspek pembelajaran dan pengeloaan pendidikan di satuan pendidikan.
Tujuan umum PLP adalah agar para mahasiswa (praktikan) mendapatkan
pengalaman kependidikan secara faktual di lapangan, sebagai wahana terbentuknya
tenaga kependidikan yang profesional. Pengalaman yang dimaksud meliputi pengetahuan,
sikap, dan keterampilan dalam profesi sebagai pendidik, serta mampu menerapkannya
dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, baik di sekolah maupun di luar
sekolah dengan penuh tanggung jawab.

1
Sehingganya, PLP dilaksanakan dengan tujuan agar para mahasiswa mengenal
lapangan. tugasnya, menguasai berbagai keterampilan dasar mengajar, mampu
menerapkan berbagai kemampuan keguruan secara utuh dan terintegrasi dalam situasi
sebenarnya dengan bimbingan atau tanpa bimbingan. PLP juga digunakan mahasiswa
agar mampu memeragakan sikap, pengetahuan, dan keterampilan keguruan di sekolah
sehingga pelaksanaan PLP dapat melatih mahasiswa menjadi guru profesional.
Berdasarkan observasi pertama PLP di SMA Negeri 1 Kota Jambi penulis
menemukan masalah keadaan siswa pada saat pembelajaran berlangsung menunjukkan
siswa sulit memahami mata pelajaran kimia karena cenderung berhitung .Hal ini terlihat
dari siswa yang tidak fokus pada saat proses pembelajaran berlangsung.Dan ketika ujian
mereka cenderung menghafal jawaban yang ada dibandingkanmemahami konsep materi.
Melihat uraian permasalahan diatas, penulis memberikan solusi dengan
melakukan pendekatan Scientific Learning untuk meningkatkan keterampilan proses
sains siswa tersebut.pendekatan Scientific Learning adalah pendekatan yang didasarkan
pada anggapan bahwa sains itu terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah.
Dalam pembelajaran sains, proses ilmiah tersebut harus dikembangkan pada siswa
sebagai pengalaman yang bermakna. Bagaimanapun pemahaman konsep sains tidak
hanya mengutamakan hasil (produk) saja, tetapi proses untuk mendapatkan konsep
tersebut juga sangat penting dalam membangun pengetahuan siswa. Keterampilan ilmiah
dan sikap ilmiah memiliki peran yang penting dalam menemukan konsep sains. Siswa
dapat membangun gagasan baru sewaktu mereka berinteraksi dengan suatu gejala.
Pembentukan gagasan dan pengetahuan siswa ini tidak hanya bergantung pada
karakteristik objek, tetapi juga bergantung pada bagaimana siswa memahami objek atau
memproses informasi sehingga diperoleh dan dibangun suatu gagasan baru.

Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah dipaparkan diatas, maka penulis akan


mengangkat laporan Best Practice Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) dengan
judul “Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Mata Pelajaran Kimia
Menggunakan Pendekatan Scientific Learning di kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1
Kota Jambi”

2
1.2 Pendekatan Penyelesaian

Dengan Pengalaman Lapangan Persekolahan (PLP) ini penulis dapat mengetahui


permasalahan yang ada di kelas XI MIPA 4. Penulis akan menguraikan pendekatan
penyelesaian terkait hal yang perlu di tingkatkan. Kelas XI MIPA 4 adalah tempat
dimana penulis mendapatkan pengalaman terbaik yang sejatinya pada saat itu penulis
sendiri telah berpartisipasi dalam mengobservasi sekaligus mengajar di kelas tersebut.
Pemecahan masalah harus disesuaikan dengan pokok permasalahan sehinngga benar-
benar efektif. Permasalahan utama yang menjadi pemikiran penulis adalah kurangnya
keterampilan proses sains siswa dalam belajar, oleh karena itu untuk memecahkan
masalah tersebut digunakan pendekatan scientific learning untuk meningkatkan
keterampilan proses sains siswa pada materi termokimia di SMA Negeri 1 Kota Jamb.
Dimana dalam pembelajaran kimia siswa dituntut untuk mengembangkan keterampilan
proses sains tidak hanya mencatat atau menghitung

1.3 Tujuan

1. Diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa dengan


menggunakan keterampilan proses sains siswa

1.4 Manfaat
1. Bagi siswa, di harapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa
dalam proses pelajaran kimia terutama dalam melakukan percobaan/praktikum
2. Bagi guru, dapat di jadikan contoh model pembelajaran kimia untuk membantu
siswa dalam memahami konsep-konsep kimia
3. Bagi sekolah, dapat menjadi bahan masukan dalam meningkatkan mutu
pendidikan, khususnya dapat meningkatkan kualitas belajar siswa
4. Bagi peneliti, sebagai bahan kajian serta dapat menambah wawasan dan dapat
mendorong penelitian pelaksanaan model pembelajaran melalui sistem lebih lanjut
guna meningkatkan kualitas pembelajaran

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendekatan Scientific Learning


Sejalan dengan rencana pergantian kurikulum 2013, istilah pendekatan ilmiah atau
scientific aproach pada pelaksanaan pembelajaran menjadi bahan pembahasan yang
menarik perhatian para pendidik akhir-akhir ini. Yang menjadi latar belakang
pentingnya materi ini karena produk pendidikan dasar dan menengah belum
menghasilkan lulusan yang mampu berpikir kritis setara dengan kemampuan anak-
anak bangsa lain.Disadari bahwa guru-guru perlu memperkuat kemampuannya dalam
memfasilitasi siswa agar terlatih berpikir logis, sistematis, dan ilmiah. Tantangan ini
memerlukan peningkatan keterampilan guru melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan ilmiah. Skenario untuk memacu keterampilan guru
menerapkan strategi ini di Indonesia telah melalui sejarah yang panjang, namun
hingga saat ini harapan baik ini belum terwujudkan juga.
Pengertian penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya fokus
pada bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi atau
eksperimen, namun bagaimana mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
berpikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau
berkarya.Metode Ilmiah merupakan teknik merumuskan pertanyaan dan menjawabnya
melalui kegiatan observasi dan melaksanakan percobaan. Dalam penerapan metode
ilmiah terdapat aktivitas yang dapat diobservasi seperti mengamati, menanya,
mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Pelaksanaan metode
ilmiah tersusun dalam tujuh langkah berikut:

· Merumuskan pertanyaan.

· Merumuskan latar belakang penelitian.

· Merumuskan hipotesis.

· Menguji hipotesis melalui percobaan.

· Menganalisis hasil penelitian dan merumuskan kesimpulan.

4
Jika hipotesis terbukti benar maka daapt dilanjutkan dengan laporan.Jika Hipotesis
terbukti tidak benar atau benar sebagian maka lakukan pengujian kembali.

Pendekatan pembelajaran model ini, mendukung kreativitas siswa melalui


kegiatan mengamati (observasing), menanya (questioning), menalar (associating),
mencoba (experimenting), dan membentuk jejaring (networking).Pendekatan ini,
biasanya dikaitkan dengan proses penilaian otentik, yaitu penilaian berbasis
portopolio, pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tungga, menilai proses pengerjaan
bukan pada hasilnya, dan penilaian spontanitas/ekspresif.
Langkah-langkah Penerapan Pembelajaran Scientific
a. Mengamati fakta
Mengamati fakta yang ada dapat dibagi dalam dua keadaan seperti pengamatan
nyata fenomena alam atau lingkungan dan pengamatan obyek langsung.
b. Pengamatan nyata fenomena alam atau lingkungan.
Pengamatan seperti ini cocok untuk anak sekolah menengah pada kelas rendah
dimana karakter penalarannya masih bertaraf induktif. Pengamatan langsung fenomena
alam akan membantu siswa menuangkan apa yang di lihat atau amati ke dalam
pengetahuan sederhana menjadi bakal pengetahuan secara lisan ataupun tertulis.
c. Menanya
Kecenderungan yang ada sekarang adalah siswa gagal menyelesaikan suatu
masalah yang ada hubungannya dengan pengetahuan sosial, jika konteksnya diubah
sedikit saja. Dalam hal ini guru tidak boleh memberi tahu, tetapi hanya memberikan
pertanyaan pancingan, sampai siswa sendiri yang menyelesaikan dan mencari
alternatif yang lain.
d. Menalar
Pertanyaan seperti di atas memerlukan adanya solusi (jawaban) melalui suatu
penalaran. Dalam IPS permasalahan seperti ini dapat dijawab dengan mengaitkan
teorema lain atau pendefinisian baru terutama bagi siswa yang sudah dapat menerima
kebenaran logis. Penalaran secara umum adalah proses berfikir yang logis dan
sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan
berupa pengetahuan. Disini penalaran.

5
e. Mencoba
Pengertian mencoba disini dapat diartikan secara sempit seperti menunjukkan
dan dapat diartikan secara luas yaitu membuktikan. Pembuktian dalam hal ini dapat
dilakukan dengan cara membayangkan atau dengan mempraktekkan langsung. Sebagai
contoh masih berhubungan dengan tema “manusia sebagai mahkluk sosial”,
menunjukkan sekelompok manusia di dalam kelas memiliki arti bahwa manusia selalu
hidup bergerombol atau berkelompok atau memerlukan orang lain.
f. Menyimpulkan (mengaitkan dengan konsep dan aplikasi lain)
Pengertian menyimpulkan disini mengandung dua pengertian, yaitu
mengaitkan konsep itu sendiri dan mengaitkan konsep yang diperoleh dengan dunia
nyata. Hasil praktek yang diperoleh oleh siswa digunakan untuk aplikasi dalam dunia
nyata dikaitkan dengan pengetahuan, sehingga siswa dapat menarik kesimpulan
tentang manusia sebagai mahkluk sosial yang harus berkomunikasi karena dia
membutuhkan orang lain. Oleh karenanya, agar terjalin hubungan kerjasama atau
kolaborasi yang harmonis, dia harus berkomunikasi secara sopan, santun dan
beretika. .
Penerapan metode ilmiah merupakan proses berpikir logis berdasarkan fakta dan
teori. Pertanyaan muncul dari pengetahuan yang telah dikuasai. Karena itu
kemampuan bertanya merupakan kemampuan dasar dalam mengembangkan berpikir
ilmiah. Informasi baru digali untuk menjawab pertanyaan.Oleh karena itu, penguasaan
teori dalam sebagai dasar untuk menerapkan metode ilmiah. Dengan menguasi teori
maka siswa dapat menyederhanakan penjelasan tentang suatu gejala, memprediksi,
memandu perumusan kerangka pemikiran untuk memahami masalah. Bersamaan
dengan itu, teori menyediakan konsep yang relevan sehingga teori menjadi dasar dan
mengarahkan perumusan pertanyaan penelitian.

Berikut ini tujuh kriteria sebuah pendekatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai
pembelajaran scientific, yaitu:

1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan
logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau
dongeng semata.

6
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari
prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang
dari alur berpikir logis.

3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam
mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi
pembelajaran.

4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat


perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.

5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan


mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi
pembelajaran.

6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem
penyajiannya.

Proses pembelajaran yanag mengimplementasikan pendekatan scientific akan


menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan
(psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil
belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui
penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Adapun penjelasan
dari diagram pendekatan pembelajaran scientific(pendekatan ilmiah) dengan
menyentuh ketiga ranah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik
“tahu mengapa.”

2. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta
didik “tahu bagaimana”.

3. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta
didik “tahu apa.”

7
Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk
menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi
aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Pendekatan ilmiah (scientific
appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya,
menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.

2.2 Keterampilan Proses Sains

2.2.1 Pengertian Keterampilan Proses Sains (KPS)

Keterampilan merupakan kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan

peruatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk

kreativitas. Proses didefinisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks yang

digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses merupakan konsep

besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen yang harus dikuasai

seseorang bila akan melakukan penelitian (Ertikanto.2016).

Rustaman (dalam Ertikanto, 2016) mengemukakan bahwa keterampilan

proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual,manual dan

sosial. Keterampilan kognitif terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses

siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam

keterampilan proses karena mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan,

pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Keterampilan sosial juga terlibat dalam

keterampilan proses karena mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam

melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan.

Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman pengalaman langsung

sebagai pengalaman belajar. Melalui pengalaman langsung, seseorang dapat lebih

menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan.Keterampilan proses sains

(KPS) adalah perangkat kemampuan kompleks yang biasa digunakan oleh para

8
ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah kedalam rangkaian proses

pembelajaran.

Zulaeha (2014) berpendapat bahwa keterampilan proses sains (KPS)

merupakan keterampilan yang harus dikembangkanpada siswa. Beberapa alasan

mengapa KPS harus dimiliki oleh siswa yaitu :

1. Sains (khususnya kimia) terdiri dari tiga aspek yaitu produk, proses dan sikap.

Dengan mengembangkan KPS siswa akan memahami bagaimana terbentuknya

hukum, teori dan rumus yang sudah ada sebelumnya melalui percobaan

2. Sains (kimia) berubah seiring denganperkembangan jaman. Oleh karena itu guru tidak

mungkin lagi mengajarkan semua konsep dan fakta pada siswa dari sekian mata

pelajaran. Siswa dibekali keterampilan yang dapat membantu siswa menggali dan

menemukan informasi dari berbagai sumber bukan dari guru saja

3. Siswa akan lebih memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai

dengan contoh-contoh yang konkrit

4. Siswa akan memiliki pemahaman yang mendalam terhadap materi pelajaran dan

mendorong siswa lebih aktif dalam pembelajaran.

2.4.2 Komponen keterampilan proses sains (KPS)

1. Mengamati

Mengamati adalah proses pengumpulan data tentang fenomena atau peristiwa

dengan menggunakan indranya. Untuk dapat menguasai keterampilan

mengamati,siswa harus menggunakan sebanyak mungkin indranya, yakni melihat,

mendengar, merasakan, mencium dan mencicipi.

2. Mengelompokkan/Klasifikasi

Mengelompokkan adalah suatu sistematika yang digunakan untuk

menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu. Proses mengklasifikasikan

9
tercakup beberapa kegiatan seperti mencari kesamaan, mencari perbedaan,

mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan.

3. Menafsirkan

Menafsirkan hasil pengamatan ialah menarik kesimpulan tentatif dari data yang

dicatatnya. Hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna bila tidak ditafsirkan. Karena

itu, dari mengamati langsung, lalu mencatat setiap pengamatan secara terpisah,

kemudian menghubung-hubungkan hasil-hasil pengamatan itu. Selanjutnya siswa

mencoba menemukan pola dalam suatu seri pengamatan, dan akhirnya membuat

kesimpulan.

4.Meramalkan

Meramalkan adalah memperkirakan berdasarkan pada data hasil pengamatan

yang reliabel (Firman, 2000). Apabila siswa dapat menggunakan pola-pola hasil

pengamatannya untuk mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang

belum diamatinya, maka siswa tersebut telah mempunyai kemampuan proses

meramalkan.

5. Mengajukan pertanyaan

Keterampilan proses mengajukan pertanyaan dapat diperoleh siswa dengan

mengajukan pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, pertanyaan untuk meminta

penjelasan atau pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.

6. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu

kejadian atau pengamatan tertentu.

7. Merencanakan percobaan

Agar siswa dapat memiliki keterampilan merencanakan percobaan maka siswa

tersebut harus dapat menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam

10
percobaan. Selanjutnya, siswa harus dapat menentukan variabel-variabel, menentukan

variabel yang harus dibuat tetap, dan variabel mana yang berubah. Demikian pula

siswa perlu untuk menentukan apa yang akan diamati, diukur, atau ditulis, menentukan

cara dan langkah-langkah kerja. Selanjutnya siswa dapat pula menentukan bagaimana

mengolah hasil-hasil pengamatan.

8. Menggunakan alat dan bahan

Untuk dapat memiliki keterampilan menggunakan alat dan bahan, dengan

sendirinya siswa harus menggunakan secara langsung alat dan bahan agar dapat

memperoleh pengalaman langsung. Selain itu, siswa harus mengetahui mengapa dan

bagaimana cara menggunakan alat dan bahan.

9. Menerapkan konsep

Keterampilan menerapkan konsep dikuasai siswa apabila siswa dapat

menggunakan konsep yang telah dipelajarinya dalam situasi baru atau menerapkan

konsep itu pada pengalaman-pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang

terjadi.

10. Berkomunikasi

Keterampilan ini meliputi keterampilan membaca grafik, tabel, atau diagram

dari hasil percobaan. Menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram

juga termasuk berkomunikasi. Menurut Firman (2000), keterampilan berkomunikasi

adalah keterampilan menyampaikan gagasan atau hasil penemuannya kepada orang

lain.

2.4.3 Kelebihan dan kekurangan keterampilan proses sains

Adapun kelebihan dan kekurangan keterampilan proses sains menurut Dimyati

(2009) sebagai berikut:

1. Kelebihannya siswa dapat:

11
a. Dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.

b. Mengalami sendiri proses untuk mendapatkan konsep-konsep pengetahuan

c. Mengembangkan sikap ilmiah dan merangsang rasa ingin tahu siswa

d. Mengurangi ketergantungan siswa terhadap orang lain dalam belajar.

e. Menumbuhkan motivasi intrinsik pada diri siswa.

f. Memiliki keterampilan-keterampilan dalam melakukan suatu kegiatan ilmiah

sebagaimana yang biasa dilakukan para saintis.

2. Kekurangannya:

a. Membutuhkan waktu yang relatif lama untuk melakukannya.

b. Jumlah siswa dalam kelas harus relatif kecil, karena setiap siswa memerlukan

perhatian guru.

c. Memerlukan perencanaan dengan sangat teliti.

d. Tidak menjamin bahwa setiap siswa akan dapat mencapai tujuan sesuaidengan

tujuan pembelajaran.

e. Sulit membuat siswa turut aktif secara merata selama berlangsungnya proses

pembelajaran.

12
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Waktu dan Tempat Pengumpulan data


a. Waktu Pengumpulan Data

Waktu dalam penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil pada tanggal 29 Agustus
sampai dengan 29 Oktober 2018.

a. Tempat Pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kota Jambi, tepatnya di Jl. Jenderal Urip Suripto
,Sungai Putri, Telanai Kota Jambi.

3.2 Subjek Pengumpulan Data


Subjek pengumpulan data penelitian ini adalalah peserta didik di kelas XI MIPA 4 SMA N 1
Kota Jambi yang berjumlah 33 orang siswa

3.3 Deskripsi Sekolah

a. Identitas SMA Negeri 1 Kota Jambi

SMA Negeri 1 Kota Jambi adalah sebuah Instansi Pendidikan yang dimiliki pemerintah yang
berada di bawah koordinasi Dinas Pendidikan Kota Jambi. SMA Negeri 1 Kota Jambi adalah
sekolah tertua di Provinsi Jambi. Berdiri tahun 1955 bernama SMA Sembilan Lurah,
dibawah naungan Yayasan Sembilan Lurah. Pendirinya Alm Sudarsono, saat itu wali kota
Jambi. Tahun 1956 diserahkan ke pemda Provinsi Jambi. Kemudian namanya berubah
menjadi SMA Negeri 1 Kota Jambi. Sekolah ini sudah mencetak tokoh-tokoh terkenal di

13
tingkat lokal maupun nasional. Begitu juga dengan prestasi akademik, maupun
ekstrakulikulernya dapat dibanggakan.
Identitas kepala sekolah dapat dilihat sebagai berikut :

Nama dan Gelar : Dra. Hj. Evariana, M.Pd.I

NIP : 196704221993032002

Pendidikan Terakhir : S2

Jurusan Ijazah : Pendidikan Agama Islam

1. NAMA SEKOLAH SMA NEGERI 1 KOTA JAMBI

2. NSS 301106001030

3.NPSN 10504684

4. STATUS NEGERI

AKREDITASI

2 5. ALAMAT SEKOLAH Jln. Jend. Urip Sumoharjo No. 15

Kel. Sungai Putri

Telepon : (0741) 63147

Kode Pos : 36112

Email : sman1-jambi@yahoo.com

Web :www.sman1.jambi.sch.

Blog : www.info-smansa.blogspot.com

3 6. SK. PENDIRIAN

4 Nomor 2144/B.3/Kodj

5 Tanggal 28 – 08 – 1968

7. BIDANG / PROGRAM Program Peminatan:

KEAHLIAN 1. MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan


Alam)
2. IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)

8. KEPALA SEKOLAH Nama : Dra. Hj. Evariana, M.Pd.I

14
NIP : 19670422 19930 3 2002

SK yg mengangkat : Walikota

Nomor SK : 821.29/117/BKD

Tanggal : 31 - 05 - 2016

TMT : 01 - 06 – 2016

9. KOMITE SEKOLAH NAMA : R.H.M Benny Subagia

Nomor SK Tanggal : 827/438/SMA1/Kp-


2013/23 Juni 2013

b. Visi dan Misi di SMA N 1 Kota Jambi

1. Visi Sekolah

”Terwujud generasi yang berprestasi, menguasai iptek, berahlak mulia dan berwawasan
lingkungan”.

2. Misi Sekolah

Untuk mewujudkan visi di atas, maka dirumuskan misi sekolah sebagai


berikut:

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan dengan mengembangkan multiple


intelligence secara aktif, inovatif, efektif, menyenangkan, gembira, dan berbobot
sehingga siswa dapat berkembang secara optimal dan berprestasi di tingkat lokal,
nasional, regional, dan internasional.

2. Melaksanakan pendidikan karakter secara terpadu melalui kegiatan kurikuler dan


ekstra kurikuler sehingga siswa memiliki karakter yang mulia yaitu: (1)
Religius/cinta Tuhan, (2) Ikhlas/tulus, (3) Jujur/amanah, (4) Disiplin, (5) Kerja
keras/ulet/tekun, (6) Mandiri, (7) Sabar/santun, (8) Empati/peduli dan (9)
Tanggung jawab.

3. Memberikan layanan yang prima kepada warga dan stake holder melalui
penyelenggaraan pendidikan secara profesional, artisitatif, modern, transparan,
dan akuntabel dengan tetap menjunjung nilai-nilai dan kebudayaan bangsa
Indonesia.

15
4. Menumbuh kembangkan sikap kepedulian warga sekolah terhadap masalah
lingkungan dan sosial.

5. Menyadarkan warga sekolah untuk selalu berinteraksi dengan lingkungan

c.Struktur Organisasi SMA N 1 Kota Jambi

16
d.Sarana dan Prasarana SMA N 1 Kota Jambi

Keadaan Ruang

No Jenis Ruang Baik Rusak Ringan Rusak Berat

Jml Luas m2 Jml Luas m2 Jml Luas m2

1 Ruang Teori/Kelas 28 1656

2 Laboratorium Fisika 1 144

3 Laboratorium Kimia 1 144

4 Laboratorium Biologi 1 144

5 Laboratorium Bahasa 1 144

6 Ruang Praktik Komputer 1 144

7 Ruang Perpustakaan 1 192

8 Ruang Multimedia 1 56

9 Ruang Informasi Radio 1 3


Smansa

10 Ruang UKS 1 16

11 Ruang Kopsis 1 12

12 Ruang BK 1 24

13 Ruang Kepala sekolah 1 56

14 Ruang Guru 1 180

15 Ruang TU 1 138

16 Ruang OSIS 1 56

17 Kamar mandi/WC Guru 1 8

18 Kamar mandi/WC Siswa 4 64

19 Gudang 1 12

17
20 Ruang Ibadah 1 64

21 Rumah Penjaga sekolah 1 18

22 Kantin sekolah 11 99

23 Ruang penjaga/ satpam 1 4

24 Ruang membatik 1 15

25 Ruang seni 1 72

26 Ruang TRCC 1 21

a. Perpustakaan

Gambar 3.2 Perpustakaan

b. Laboratorium
- Laboratorium TIK

Gambar 3.3 Laboratorium Komputer

- Laboratorium IPA

18
Gambar 3.4 Laboratorium IPA

c. UKS

Gambar 3.5 UKS

d. Ruang Guru dan Kepala Sekolah

19
e. Ruang kelas

Gambar 3.7 Ruang kelas

f. Ruang TU

20
Gambar 3.8 Ruang TU

g. Ruang OSIS

Gambar 3.9 Ruang OSIS

h. Ruang BK
i.

21
j.

Gambar 3.10 Ruang BK

k. Ruang Auditorium
.

Gambar 3.11 Ruang Auditorium

l. Lapangan Upacara

22
Gambar 3.12 Lapangan upacara

m. Lapangan Basket

Gambar 3.13 Lapangan Basket

n. Musholla

Gambar 3.14 Musholla

o. Kantin Sekolah

23
Gambar 3.15 Kantin SMANSA

p. Greenhouse SMANSA

Gambar 3.16 Greenhouse SMANSA

e. Sampel
Daftar nama siswa kelas XI IPA 4 terdiri dari orang perempuan dan laki-laki

NO NAMA L/P
1 AIDHIL AKBAR L
2 AKBAR GILANG L
3 AKBAR FADHILAH L
4 AUFA ALYA P
5 AGRIVINA P
6 ALIFIA RISYA P
7 ANGGRAINI P
8 ALQODRI L
9 DIAN ZAHIRAH P

24
10 EDELWEIS P
11 GILANG RAMADAN L
12 HAJUEN L
13 HAURA P
14 MARCELLINA P
15 MARSYA P
16 MEGA P
17 MUHAMMAD HARFI L
18 NEISYA P
19 NELA SORAYA P
20 QURATTA AYUN P
21 RAHMA P
22 SUCI AURA P
23 RHEZA AULIYA L
24 ARDILLAH DARMA L
25 ALEXANDER ROMIAN L
26 M. DAFFA ALFATIH L
27 M. ARAFFI L
28 FIKRI RAMADHAN L
29 FIRZA ADERALD L
30 RISKI ADZAR RAMADHANI L
31 ARJUNA L
32 RISKA NABILA P
33 SALSABILAH AZZAHRA PUTRI P

3.3 Instrumen Pengumpulan Data


1. Observasi/Pengamatan
Mengumpulkan data dengan mengamati apa saja yang perlu dibenahi dari
sistem atau metode belajar mengajar agar menciptakan hasil yang optimal.

Dalam kegiatan pengenalan lapangan persekolahan ini juga mahasiswa/i melakukan


pengamatan (observasi) secara langsung ke objek yang diamati untuk melihat dari dekat
kegiatan yang dilakukan. Objek yang di amati meliputi :

1. Mengamati perilaku, tindakan siswa/i dan fenomena-fenomena yang terjadi dilingkup


sekolah
2. Mengamati sistem proses kerja sekolah
3. Sebagian pengamat ikut serta sebagai peserta rapat atau peserta pelatihan dan
sebagian pengamat hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan.

2. Wawancara

25
Menurut Nasution (2003) wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi
semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Dalam kegiatan pengenalan
lapangan persekolahan (PLP) ini Mahasiswa/i menanyakan keadaan siswa/i, keadaan sekolah,
keadaan menyeluruh tentang sekolah beserta organisasi-organisasi dan kegiatan sekolah
lainnya di SMA Negeri 1 Kota Jambi Kepada guru, staf, serta pegawai lainnya.

3. Dokumentasi

Setelah melakukan kesimpulan dari masalah dan pemecahannya maka ada bentuk
gambar dari hasil perlakukan yang didapatkan. Menurut Iskandar (2013:77) dokumentasi
adalah ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-
buku yang relevan data yang relevan mendapatkan data nama siswa SMA Negeri 1 Kota
Jambi yang ada dalam populasi.

3.4 Langkah-langkah dalam Pemecahan Masalah


a. Membentuk Tim Sekolah

Tim sekoah adalah tim yang berperan penting dalam pelaksaan. Peneliti berkoordinasi
dengan pihak guru dalam pembelajaran. peneliti menjalaskan materi dengan menggunakan
media yang bervariasi agar siswa lebih paham dengan materi yang diajarkan.
b. Rencana Aksi

Beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan dalam membuat perencanaan aksi
disekolah adalah sebagai berikut:
1. penyusunan rencana, mulai dari menyiapkan bahan-bahan untuk media yang akan
digunakan.
2. Tetapkan bagaimana cara mengukur tinngkat keberhasilan dalam mencapai tujuan.
3. Diskusikan dengan guru untuk setiap aktivitas.
c. Evaluasi
Untuk mengetahui apakah berhasil mencapai target atau tidak, maka harus dilakukan
latihan pembelajaran untuk siswa.

3.5 Hambatan yang Dihadapi dalam Pemecahan Masalah


Ada beberapa habatan yang dihadapi oleh penulis, antara lain:

26
a. Terkadang susah mengkondisikan kelas, misalnya siswa terlalu gaduh saat guru
menerangkan pelajaran dan seringnya siswa berjalan-jalan di dalam kelas.
b. Kurangnya media di sekolah, sehingga peneliti terkadang susah untuk menerapkan
media pelajaran.
c. Guru harus lebih sabar saat menghadapi siswa yang kurang paham dengan pelajaran
yang diajarkan, misalnya pelajaran yang menggunakan rumus untuk
menyelesaikannya.

BAB IV

HASIL YANG DICAPAI

Selama kurang lebih dua bulan yakni dari tanggal 29 Agustus 2018 s/d 29 Oktober
2018 pelaksanaan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) yang dilakukan penulis terdapat
beberapa hal yang telah dicapai yaitu kegiatan belajar mengajar yang penulis lakukan tidak
lepas dari bimbingan dan arahan dari guru pamong, misalnya dalam penyusunan RPP penulis
selalu dibimbing oleh guru pamong sehingga dapat terselesaikan dengan baik.Dalam proses
pembelajaran penulis menggunakan media yang sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah
serta siswanya, yaitu dengan melakukan percobaan/praktikum. Sehingga dengan adanya
media tersebut dapat mempermudah dan memperkuat pemahaman siswa pada suatu materi.

27
Penulis laporan ini mendapatkan amanah untuk mengajar di kelas XI MIPA 4 selama
kegiatan plp berlangsung, di kelas ini lah saya menerapkan pendekatan scientific learning
model untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa dimana pada awalnya beberapa
siswa yang menjadi subjek penelitian kurang paham dalam materi yang diajarkan karena
cenderung abstrak namun ketika di terapkan penggunaan pendekatan scientific learning
mereka menjadi paham materi saat pembelajaran berlangsung. Yang sebelumnya juga tidak
ingin terlibat langsung dalam pembelajaran (pasif) ketika di adakan praktikum menjadi lebih
aktif dan bersemangat dalam pembealajaran kimia ( Termokimia). Ketercapaian ini dapat di
lihat dari lembar observasi serta angket yang telah di isi sebelumnya.

Selain mengajar saya pun juga ikut dalam acara rutin yang di adakan setiap Jumat pagi.
Pentingnya pendidikan iman dan taqwa juga menjadi salah satu perhatian khusus bagi elemen
masyarakat SMAN 1 Jambi.Setiap hari jumat diadakan kegitan “yasinan” yang diikuti
seluruh lapisan masyarakat SMAN 1 Kota Jambi sesuai dengan agama yang dianut.Untuk
agama Islam, diadakan kegiatan membaca surah Yasiin dan dilanjutkan dengan berdoa pada
pagi hari serta dilanjutkan dengan shalat jumat berjamaah pada siang harinya.Untuk agama
Kristen dan Budha juga melakukan kegiataan keagamaan sesusai ajaran yang dianutnya.

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa selama mengikuti PLP di SMA Negeri 1 Kota Jambi, penulis banyak memperoleh
pengalaman baik dalam hal latihan mengajar maupun pengalaman di luar latihan mengajar
yang jarang sekali bahkan hampir tidak pernah dijumpai selama perkuliahan meskipun
kegiatan ini hanya dilakukan dalam waktu yang relatif singkat.Dari penelitian ini dapat di

28
simpulkan bahwasanya penggunaan pendekatan scientific learning mampu meningkatkan
keterampilan proses sains siswa dalam dalam proses pembelajran kimia yang tidak lepas dari
melakukan percobaan agar pembelajaran terkesan konkret.

5.2 Saran
Dari hasil yang telah dicapai, setelah PLP diharapkan mampu membantu sekolah untuk
mengembangkan kegiatan yang belum ada dan kegiatan yang sudah ada agar tetap
dikembangkan. Berdasarkan laporan yang penulis buat, maka penulis memberikan saran-
saran sebagai berikut :

a. kita selaku guru hendaknya benar-benar menguasai materi yang kita ajarkan pada anak
didik kita serta berbagai metode yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan agar
proses kegiatan belajar mengajar dikelas dapat berjalan dengan baik sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai sebagaimana mestinya.
b. Bagi lembaga atau sekolah yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan agar
menyediakan sarana maupun prasarana terutama yang berkaitan tentang materi
pembelajaran yang dihadapi agar para siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran
dengan baik.

29
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.“Pendekatan Scientific dalam Kurikulum”. Diambil dari


http://endangkomarasblog.blogspot.com/2013/10/pendekatan-scientific-
dalamkurikulum.html pada 7 November 2018.

Abruscato, J., & DeRosa, D.A. (2010). Teaching children science : a discovery approach.
Boston: Allyn & Bacon.

Bundu, P. (2006). Penilaian keterampilan proses dan sikap ilmiah dalam pembelajaran sains
SD. Jakarta: Depdiknas.

Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Hasibuan, J.J & Moedjiono. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.

Mohammad Nur. (2011). Modul Keterampilan-keterampilan Proses Sains. Surabaya: PSMS


UNS.

Sudarwan, Prof., (2013), Pendekatan-pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran, Makalah pada


Workshop Kurikulum, Jakarta

30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Saya bernama Ester Mordekhai Sitompul.Saya lahir tanggal 6


Januari 1998 di Bogor dari pasangan Kennedy Sitompull dan
Nurmian Sari. Pada tahun 2003 saya bersekolah di SDN 1 Purbatua
lulus pada tahun 2009, kemudian saya melanjutkan di SMPN 1
Purbatua i, lulus tahun 2012, kemudian lanjut ke SMA Negeri 1
Pahae Jae, lulus tahun 2015, dan setelah lulus SMA saya langsung
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu kuliah di Universitas Jambi dengan
mengambil program studi Pendidikan Kimia, di Jambi. Selain itu, selain sebagai mahasiswa
saya juga dituntut untuk melakukan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) di SMA
Negeri 1 Kota Jambi yang mana dalam kegiatan PLP ini dapat menambah kemampuan,
wawasan dan etika sebagai guru professional.

31

Anda mungkin juga menyukai