Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KIMIA ORGANIK

PERANAN KIMIA ORGANIK DALAM KEHIDUPAN

DISUSUN OLEH :

ATMA WINATA JUNIOR TARIGAN ( A1C116039 )

DOSEN PENGAMPU :

Dr.Drs HARIZON M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, Agustus 2017

Penyusun
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lebih dari sejuta senyawa terdiri atas gabungan karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen atau
beberapa unsur tertentu. Keseluruhan senyawa tersebut merupakan bagian dari kimia organik.
Pada mulanya kimia organik hanya melibatkan senyawa yang diturunkan dari makhluk hidup.
Makhluk hidup dianggap mempunyai “tenaga gaib” (vital force) yang diperlukan dalam sintesis
senyawa organik. Pada tahun 1928, Friedrich Wohler (ahli kimia Jerman) berhasil mensintesis
urea. Urea merupakan penyusun air seni dan dapat diperoleh dengan cara memanaskan amonium
sianat, yang dianggap sebagai zat anorganik.
Sifat dan struktur senyawa karbon ditentukan oleh adanya perbedaan gugus fungsi yang
dimiliki. Pada mulanya para ahli kimia memberikan nama-nama tersendiri untuk senyawa
barunya. Nama tersebut didasarkan pada sumber atau sifat tertentu dari senyawa karbon. Contoh
asam sitrat yang ditemukan pada buah sitrun, asam urat yang ditemukan pada urine, asam format
terdapat pada semut (dari Bahasa Latin, semut = formica). Penamaan yang demikian disebut
nama trivial. Namun dengan semakin banyaknya senyawa baru yang ditemukan, sistem tersebut
tidak dapat dipertahankan kembali. Kemudian diperkenalkan sistem penamaan baru menurut
International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC).
BAB II ISI

A. ALKOHOL
1.REAKSI-REAKSI ALKOHOL
a. Reaksi Alkohol dengan Natrium
Sebuah lempeng kecil dari natrium yang dimasukkan ke dalam etanol akan bereaksi
stabilmenghasilkan gelembung-gelembung gas hidrogen dan membentuk larutan
natrium etoksida yang tidak berwarna, CH3CH2ONa. Natrium etoksida juga dikenal sebagai
alkoksida.
Jika larutan diuapkan sampai kering, maka natrium etoksida akan tertinggal
sebagaisebuah padatan putih.Walaupun jika dilihat sekilas tampak sebagai sebuah reaksi yang
baru dan cukup rumit,namun sebenarnya reaksi ini sama persis dengan reaksi antara natrium dan
air (kecualireaksinya yang berlangsung lebih cepat).Mari kita bandingkan antara kedua reaksi
ini:Untuk reaksi antara natrium dengan air, tentu saja kita biasa menuliskan hasil
reaksinya,natrium hidroksida, sebagai NaOH dan bukan HONa – inilah sebenarnya
yangmembedakan, yakni hanya dari segi penulisan sebagaimana ditunjukkan pada gambar
diatas. Natrium etoksida sangat mirip dengan natrium hidroksida, kecuali bahwa
hidrogendigantikan oleh sebuah gugus etil. Natrium hidroksida mengandung ion-ion H
sedangkan natrium etoksida mengandung ion-ion CH3CH2O.
Alkohol dapat bereaksi dengan logam Na membentuk alkoksida
dan gas hidrogen.
Contoh reaksi etanol dengan logam Natrium :
C2H5 – OH + Na ⎯⎯→ C2H5ONa + H2
Etanol Na-etoksida Reaksi ini dapat dipergunakan sebagai reaksi untuk pengenal alkohol.

b. Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi alkohol menghasilkan hasil reaksi yang berbeda-beda, tergantung pada
jenis alkoholnya. Reaksi oksidasi alkohol oleh zat oksidator sedang, seperti larutan K2Cr2O7
dalam lingkungan asam dapat digunakan untuk mengidentifikasi alkohol primer, alkohol
sekunder, dan alkohol tersier.
(1) Alkohol primer teroksidasi membentuk aldehid dan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk
asam kar-boksilat.
Contoh:
CH3– CH2 – OH
CH3–COH + H2O
etanol etanal
CH3–COH⎯CH3COOH
etanal asam etanoat
(2) Alkohol sekunder teroksidasi membentuk keton.
(3) Alkohol tersier tidak teroksidasi.

c. Reaksi dengan Hidrogen Halida


Jika alkohol direaksikan dengan hidrogen halida akan terbentuk haloalkana dan air
dengan reaksi:
R – OH + HX⎯⎯→R – X + H2O
Contoh:
CH3 – OH + HCl
CH3 – Cl + H2O

d. Reaksi Esterifikasi
Alkohol dengan asam karboksilat dapat menghasilkan ester.
R – OH + R – COOH
R – COOR′ + H2O
alkohol asam karboksilat ester
Contoh:
C2H5OH + CH3COOH
CH3 – COOC2H5 + H2O
etanol asam asetat etil asetat

e. Reaksi Dehidrasi Alkohol


Alkohol jika dipanaskan dengan asam kuat, maka akan terjadi alkena dan air.
Contoh:
CH3– CH2 – CH2 – OH CH2 – CH = CH2 + H2O
n – propanol 1 – propena
Menurut aturan Saytzeff, pada reaksi dehidrasi alkohol primer, atom H dan gugus OH yang
terlepas berasal dari atom-atom C yang berdekatan. Sedangkan padaraksi ehidrasi alkohol
sekunder, atom H yang terlepas berasal dari atom C yang terikat pada rantai C terpanjang.

f. Pembuatan Beberapa Senyawa Alkohol


1) Metanol
Metanol dibuat dari campuran gas karbon monoksida dengan hidrogen menggunakan
katalis ZnO atau Cr2O3 pada suhu 350 °C.
Reaksi: CO + 2 H2⎯K⎯ata⎯lis→CH3OH
Metanol bersifat racun dan dapat mematikan jika ditelan. Kebutaan dapat pula terjadi jika karena
kontak dengan kulit atau penghirupan uapnya terlalu lama. Kebutaan orang yang mencerna
metanol disebabkan oleh terbentuknya formaldehida (H2CO) atau asam format (HCO2H) yang
merusakkan sel-sel retina. Jika formaldehida adalah penyebabnya, maka diduga zat ini
menghambat pembentukan ATP (adenosine trifosfat) yang diperlukan agar sel retina berfungsi.
Jika asam format penyebabnya, maka diduga asam ini menonaktifkan enzim yang mengandung
besi yang bertanggung jawab mengangkut oksigen ke retina.

2. MANFAAT ALKOHOL
Beberapa senyawa alkohol yang luas penggunaannya antara lain adalah :
1) Metanol
Pada suhu kamar, metanol berupa zat cair bening, mudah menguap, dan berbau enak.
Metanol digunakan sebagai pelarut untuk membuat polimer dan senyawa organik yang lain
seperti ester. Metanol dapat dicampurkan dengan bahan bakar bensin sampai kadar 15 % tanpa
mengubah konstruksi mesin kendaraan.
2) Etanol
Pada suhu kamar berupa zat cair bening, mudah menguap, dan berbau khas. Etanol terdapat
dalam spiritus, minuman beralkohol, dan obat pencuci luka. Etanol tidak beracun, tetapi bersifat
memabukan dan menyebabkan kantuk karena menekan aktivitas otak atas. Etanol juga bersifat
candu. Orang yang sering minum alkohol dapat menjadi kecanduan dan sulit baginya untuk
meninggalkan alkohol itu. Walaupun tidak beracun, alkohol dapat menimbulkan angka kematian
yang tinggi.
Misal banyak pengemudi kendaraan yang dalam keadaan mabuk meninggal dalam
kecelakaan lalu lintas. Minuman beralkohol umumnya dibuat melalui proses fermentasi. Alkohol
hasil fermentasi hanya berkadar 12-15 %, sehingga perlu dipekatkan dengan penyulingan agar
diperoleh alkohol dengan kadar 95,5 %.
3) Gliserol
Gliserol atau gliserin adalah zat cair yang kental, tidak berwarna, dan mempunyai rasa
manis. Gliserol mudah larut dalam air dengan segala perbandingan. Senyawa ini digunakan
sebagaipelembap pada tembakau dan kembang gula, pelarut obat-obatan, dan membuat
nitrogliserin (bahan pembuat peledak).
Dalam kehidupan sehari-hari alkohol banyak digunakan, antara lain sebagai berikut :
1) Dalam bidang farmasi (obat-obatan), sebagai pelarut senyawa organik, misalnya etanol dan
butanol.
2) Dalam bidang biologi atau industri digunakan sebagai disinfektan, misalnya etanol dan
metanol.
3) Sebagai bahan bakar, misalnya spiritus (campuran antara metanol dan etanol).

B. ETER (ALKOKSIALKANA)
1. REAKSI-REAKSI ETER
a. Pembakaran
Eter mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air.
b. Reaksi dengan Logam Aktif
Berbeda dengan alkohol, eter tidak bereaksi dengan logam natrium (logam aktif).
c. Reaksi dengan PCl5
Eter bereaksi dengan PCl5, tetapi tidak membebaskan HCl.
d. Reaksi dengan Hidrogen Halida (HX)
Eter terurai oleh asam halida, terutama oleh HI.
e. Membedakan Alkohol dengan Eter
Alkohol dan eter dapat dibedakan berdasarkan rekasinya dengan logam natrium dan fosforus
pentaklorida.
· Alkohol bereaksi dengan logam natrium membebaskan hidrogen, sedangkan eter tidak
bereaksi.
· Alkohol bereaksi dengan PCl5 menghasilkan gas HCl, sedangkan eter bereaksi tetapi tidak
menghasilkan HCl.

2. MANFAAT ETER
Eter dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia perdagangan disebut eter. Etil eter
merupakan eter yang terpenting dan paling utama kegunaannya. Eter ini digunakan sebagai
pelarut dan obat bius (anestesi) pada operasi yang diberikan melalui pernapasan, seperti
kloroform dan siklopropana.

C. ALDEHID (ALKANAL)
Aldehid adalah senyawa organik yang karbon karbonilnya selalu berikatan dengan paling
sedikit satu atom hidrogen. Contoh senyawa aldehid adalah formalin yang sering digunakan
dalam pengawetan zat organik.
1. REAKSI-REAKSI ALDEHID
Aldehida adalah golongan senyawa organik yang memiliki rumus umum R-CHO.
Beberapa reaksi yang terjadi pada aldehida antara lain:
a. Oksidasi
Aldehida adalah reduktor kuat sehingga dapat mereduksi oksidator-oksidator lemah.
Perekasi Tollens dan pereaksi Fehling adalah dua contoh oksidator lemah yang merupakan
pereaksi khusus untuk mengenali aldehida. Oksidasi aldehida menghasilkan asam karboksilat.
Pereaksi Tollens adalah larutan perak nitrat dalam amonia. Pereaksi ini dibuat dengan cara
menetesi larutan perak nitrat dengan larutan amonia sedikit demi sedikit hingga endapan yang
mula-mula terbentuk larut kembali. Pereaksi Tollens dapat dianggap sebagai larutan perak oksida
(Ag2O). aldehida dapat mereduksi pereaksi Tollens sehingga membebaaskan unsur perak (Ag).
Bila reaksi dilangsungkan pada bejana gelas, endapan perak yang terbentuk akan melapisi
bejana, membentuk cermin. Oleh karena itu, reaksi ini disebut reaksi cermin perak.
Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. fehling A adalah
larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium
tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh
suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion
kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO. Reaksi Aldehida dengan
pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata dari Cu2O.
Pereaksi Fehling dipakai untuk identifikasi adanya gula reduksi (seperti glukosa) dalam
air kemih pada penderita penyakit diabetes (glukosa mengandung gugus aldehida).

b· Adisi Hidrogen (Reduksi)


Ikatan rangkap –C=O dari gugus fungsi aldehida dapat diadisi oleh gas hidrogen
membentuk suatu alkohol primer. Adisi hidrogen menyebabkan penurunan bilangan oksidasi
atom karbon gugus fungsi. Oleh karena itu, adisi hidrogen tergolong reduksi.
2. MANFAAT ALDEHID
· Larutan formaldehida 37% dalam air (formalin) untuk mengawetkan specimen biologi dalam
laboratorium / museum, karena dapat membunuh germs (desinfektan).
· Formaldehida untuk membuat plastic terms set. damar buatan serta insektisida dan germisida.
· Etanal atau asetaldehida sebagai bahan untuk karet atau damar buatan. Zat warna dan bahan
organic yang penting misalnya asam asetat, aseton, etilasetat, dan 1- butanol.
Zat ini sampai sekarang banyak diproduksi melalui :
- Oksidasi methanol dengan oksigen dar udara diberi katalis Cu
2CH3 – OH + O2 2H – CHO + 2H2O
- Reduksi CO dengan gas hydrogen :
Campuran gas CO dan hydrogen yang dialirkan melalui katalisator Ni atau Pt sehingga gas CO
direduksi menjadi formaldehida.
CO + H2 H – CHO
- Distlasi kering dari garam format :
2H + COONa H – CHO + Na2CO3

D. KETON (ALKANON)
Keton adalah senyawa organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan 2 karbon
lain. contoh senyawa keton adalah aseton yang dapat digunakan untuk pembersih kuteks.
Gugus karbonil ialah satu atom karbon dan satu atom oksigen yang dihubungkan dengan
ikatan ganda dua. Gugus ini merupakan salah satu gugus fungsi yang paling lazim di alam dan
terdapat dalam karbohidrat, lemak, protein, dan steroid. Gugus fungsi ini dijumpai dalam
senyawa aldehid dan keton (Wilbraham dan Matta, 1992: 82).

1. REAKSI-REAKSI KETON
1) Reduksi keton oleh hidrogen akan menghasilkan alkohol sekunder
2) Oksidasi
Keton merupakan reduktor yang lebih lemah daripada aldehid. Zat-zat pengoksidasi
lemah seperti pereaksi tollens dan pereaksi Fehling tidak dapat mengoksidasi keton. Oleh karena
itu, aldehid dan keton dapat dibedakan dengan menggunakan pereaksi-pereaksi tersebut.
a) Aldehid + pereaksi Tollens à cermin perak
b) Keton + pereaksi Tollens à tidak ada reaksi
c) Aldehid + pereaksi Fehling àendapan merah bata
d) Keton + pereaksi Fehling à tidak ada reaksi
e) Larutan Fehling Larutan fehling adalah larutan basa bewarna biru tua. Larutan fehling
dibuat dari Cu(II) sulfat dalam larutan basa yang mengandung garam Rochelle, sehingga
diperoleh ion kompleks Cu(II) tartrat. Reaksinya adalah sebagai berikut:
f) Larutan Tollens Larutan tollens dibuat dengan mencampur NaOH, AgNO3, dan
NH3 sehingga terbentuk ion kompleks [Ag(NH3)2]+. Reaksinya adalah sebagai berikut:Ion
kompleks [Ag(NH3)2]+direduksi oleh aldehida/alkanal menjadi Ag, membentuk endapan Ag
menyerupai cermin perak pada dinding tabung.

2. MANFAAT KETON
Keton yang paling banyak digunakan adalah propanon.Propanon dalam kehidupan sehari-
hari dan perdagangan lebih dikenal dengan nama aseton. Kegunaan utama aseton sebagai pelarut
untuk lilin, plastik, sirlak, dan pelarut selulosa asetat dalam memproduksi rayon. Aseton juga
digunakan untuk pembersih pewarna kuku (kutek). Beberapa keton siklik yang berbau harum
digunakan untuk membuat parfum.
Senyawa keton yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah
aseton atau propanon.Aseton banyak digunakan sebagai :
1. Pelarut senyawa karbon, misalnya sebagai pembersih cat kuku.
2. Bahan baku pembuatan zat organic lain seperti chlaroform yang digunakan sebagai obat
bius.
3. Selain aseton beberapa senyawa keton banyak yang berbau harum sehingga digunakan
sebagai campuran parfum dan kosmetika lainnya.

E. ASAM KARBOKSILAT (ALKANOAT)


1. REAKSI-REAKSI ALKANOAT
a) Reaksi Pembentukan Garam
Garam organik yang membentuk dan memiliki sifat fisik dari garam anorganik
padatannya, NaCl dan KNO3 adalah garam organik yang meleleh pada temperatur tinggi, larut
dalam air dan tidak berbau.Reaksi yang terjadi adalah:
HCOOH + Na+ → HCOONa + H2O
b) Reaksi Esterifikasi
Ester asam karboksilat ialah senyawa yang mengandung gugus –COOR dengan R dapat
berbentuk alkil. Ester dapat dibentuk berkat reaksi langsung antara asam karboksilat dengan
alkohol. Secara umum reaksinya adalah:
RCOOH + R’OH → RCOOR + H2O
c) Reaksi Oksidasi
Reaksi terjadi pada pembakaran atau oleh reagen yang sangat kokoh dan kuat seperti
asam sulfat, CrO3, panas. Gugus asam karboksilat teroksidasi sangat lambat.
a. Oksidasi dengan KMnO4
1. Dimasukan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml asam format dan ditambahkan tetes KMnO.
2. Dipanaskan dalam penangas selama 2 menit dan diamati perubahan yang terjadi.
3. Diulangi percobaan dengan asam asetat.

b. Osidasi dengan pereaksi fehling


1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml asam format dan ditambahkan 0,5 ml fehling A
dan B.
2. Dipanaskan dalam penangas selama 2 menit dan diamati perubahan yang terjadi.
3. Diulangi percobaan dengan asam asetat.

d) Pembentukan Asam Karboksilat


Beberapa cara pembentukan asam karboksilat dengan jalan sintesa dapat dikelompokkan
dalam 3 cara yaitu: reaksi hidrolisis turunan asam karboksilat, reaksi oksidasi, reaksi Grignat
(Fessenden, 1997).
Asam karboksilat, dengan basa akan membentuk garam dan dengan alkohol
menghasilkan eter. Banyak dijumpai dalam lemak dan minyak, sehingga sering juga disebut
asam lemak. Pembuatannya antara lain melalui oksidasi alkohol primer, sekunder atau aldehida,
oksidasi alkena, oksidasi alkuna hidrolisa alkil sianida (suatu nitril) dengan HCl encer, hidrolisa
ester dengan asam, hidroilisa asil halida, dan reagen organolitium (Wilbraham, 1992).

2. MANFAAT ALKANOAT
Beberapa asam karboksilat yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah :
1) Asam format
Asam forat adalah cairan tak berwarna , berbau tajam, mudah larut dalam air, alkohol,
dan eter. Dalam jumlah kecil terdapat dalam air keringat. Berbeda dengan asam karboksilat yang
lain, asam format mempunyai sifat mereduksi. Asam format mereduksi perak nitrat dalam
suasana larutan netral, larutan KMnO4 dalam suasana basa, dan mereduksi H2SO4 pekat. Asam
format banyak digunakan dalam industri tekstil, penyamakan kulit, dan di perkebunan karet
untuk menggumpalkan lateks.
2) Asam asetat (asam cuka)
Asam asetat murni disebut asam asetat glasial merupakan cairan bening tak berwarna,
berbau sangat tajam, membeku pada 16,6 oC, dan membentuk kristal yang menyerupai es atau
gelas. Senyawa ini digunakan sebagai asam yang terdapat dalam cuka makanan. Kadar asam
asetat yang terdapat dalam cuka makanan sekitar 20-25 %.

F. ESTER (ALKIL ALKANOAT)


1. REAKSI-REAKSI ESTER
a. Reaksi hidrolisis
Reaksi hidrolisis ester dalam suasana asam menghasilkan asam karboksilat dan alkohol,
namun bila reaksi hidrolisis dilangsungkan dalam suasana basa diperoleh garam karboksilat dan
alkohol. Hidrolisis ester dengan basa dise4but reaksi Penyabunan (Saponifikasi).
b. Reaksi dengan Amonia
Produk reaksi antara ester dengan amonia adalah suatu amida dan suatu alkohol. Contoh :
reaksi antara etil asetat dengan amonia menghasilkan asetamida dan etanol.
CH3COOC2H5 + NH3 → CH3CONH2 + C2H5OH

c. Transesterifikasi
Jika suatu ester direaksikan dengan suatu alkohol maka akan diperoleh ester baru dan
alkohol baru. Reaksi ini disebut reaksi transesterifikasi yang dapat berlangsung dalam suasana
asam dan basa mengikuti pola umum berikut ini.
RCOOR1 + R”OH ↔ RCOOR” + R1OH
Reaksi diatas disebut transesterifikasi karena terjadi pertukaran antara gugus alkil dalam –
OR1 pada ester dengan gugus alkil dalam ikatan R”O

d. Reaksi dengan pereaksi Grignard


Reaksi antara suatu ester dengan pereaksi Grignard merupakan cara istimewa dalam
pembuatan alkohol tersier

2. MANFAAT ESTER
Kegunaan ester dapat kalian jumpai dikehidupan sehari-hari. Untuk lebih memahaminya
dapat kalian pelajari uraian berikut :
1) Ester buah-buahan
Ester yang memiliki sepuluh atom karbon atau kurang (yaitu ester dari asam karboksilat
rantai pendek dengan alkohol rantai pendek) pada suhu kamar berupa zat cair yang mudah
menguap dan mempunyai aroma yang sedap. Kebanyakan ester tersebut pada bunga dan buah,
sehingga disebut ester buah-buahan. Ester ini berbau sedap sehingga digunakan sebagai
penyedap atau esens.
2) Etil asetat (CH3 – COOC2H5)
Ester ini digunakan sebagai pelarut. Misalnya untuk cat, cat kuku, atau perekat. Ester ini
mudah menguap sehingga cat atau perekat cepat mengering.
3) Lilin
Kebanyakan bahan pembuat lilin adalah campuran dari dua jenis atau lebih ester dengan
zat-zat lain dan merupakan zat padat dengan titik leleh yang rendah. Jika lilin dicampur dengan
pelarut tertentu dapat dengan mudah dioleskan untuk salutan pelindung, misalnya untuk
membatik.

G. BENZENA DAN TURUNANNYA


1. REAKSI-REAKSI BENZENA
Reaksi benzena umumnya melalui reaksi substitusi, walaupun ada sebagian reaksi yang
melalui reaksi adisi. Macam-macam substitusi benzena di antaranya halogenasi benzena, nitrasi
benzena, dan reaksi riedel-crafts.

a. Halogenasi Benzena
Dengan adanya katalis besi(III) klorida atau aluminium klorida, benzena dapat bereaksi
dengan klorin ataupun bromin membentuk senyawa halobenzena pada suhu kamar. Persamaan
reaksinya:
Benzena dapat juga bereaksi dengan klorin atau bromin tanpa bantuan katalis jika ada
cahaya ultraviolet (cahaya matahari dapat juga diterapkan). Reaksi yang terjadi adalah
pembentukan radikal bebas dari halogen.

b. Nitrasi Benzena
Campuran asam nitrat pekat dan asam sulfat pekat dengan volume sama dikenal sebagai
campuran nitrasi. Jika campuran ini ditambahkan ke dalam benzena, akan terjadi reaksi
eksotermal. Jika suhu dikendalikan pada 55°C maka hasil reaksi utama adalah nitrobenzena,
suatu cairan berwarna kuning pucat.
Fungsi asam sulfat dalam reaksi adalah untuk menghasilkan kation nitril, NO2+ dari asam
nitrat. Persamaan reaksinya:
2H2SO4 + HNO3 ⇆ 2HSO4– + H3O+ + NO2+
Kation nitril selanjutnya bereaksi dengan benzena membentuk nitrobenzena:
Jika campuran nitrasi dan benzena dipanaskan pada suhu di atas 60°C selama lebih kurang satu
jam maka gugus nitro yang kedua akan menukargantikan atom H pada cincin benzena. Setelah
campuran reaksi dituangkan ke dalam air akan terbentuk kristal kuning pucat dari di–atau tri–
nitrobenzena.
c. Reaksi Friedel-Crafts
Penambahan katalis AlCl3 anhidrat dalam reaksi benzena dan haloalkana atau asam
klorida akan terjadi reaksi sangat eksotermis. Jenis reaksi ini dinamakan reaksi Friedel-crafts.
Contoh:
1) Reaksi benzena dan haloalkana dengan bantuan katalis AlCl3 anhidrat akan terbentuk
alkilbenzena disertai pelepasan kalor
2) Asilasi benzena dengan adanya katalis AlCl3 anhidrat akan membentuk asetofenon
3) Penambahan etena ke dalam benzena dengan adanya katalis AlCl3anhidrat pada 250°C dan 40
atm membentuk etilbenzena.

2. MANFAAT BENZENA
Disadari atau tidak, sejumlah zat kimia telah banyak dikonsumsi baik secara langsung
maupun tidak langsung. Bahan-bahan kimia yang dikonsumsi secara langsung, misalnya zat
aditif pada makanan dan obatobatan. Bahan-bahan kimia yang dikonsumsi secara tidak langsung
misalnya pupuk dan pestisida.
1.Manfaat benzena sebagai za aditif makanan.
Zat aditif makanan adalah zat kimia yang tidak biasa dimakan secara langsung, tetapi
ditambahkan ke dalam makanan untuk memperoleh sifat-sifat tertentu. Contoh zat aditif adalah
cita rasa, bentuk, aroma, warna, dan tahan lama (awet).

a.pemanis
Pemanis makanan yang tradisional biasanya menggunakan gula tebu atau gula aren
(kelapa). Pemanis buatan yang diizinkan oleh Departemen Kesehatan adalah sakarin, aspartam,
dan sorbitol. Sakarin adalah senyawa turunan benzena berupa kristal putih, hampir tidak berbau.
Rasa manis sakarin 800 kali dari rasa manis gula tebu. Sakarin ditambahkan ke dalam minuman
atau biskuit dengan dosis yang dikonsumsi tidak melebihi 1 g per hari. Aspartam merupakan
serbuk berwarna putih, tidak berbau, dan bersifat higroskopis. Rasa manis aspartam sama dengan
200 kali dibandingkan gula tebu. Untuk setiap kg berat badan jumlah aspartam yang boleh
dikonsumsi setiap harinya adalah 40 mg.

b. Pengawet
Penambahan zat pengawet pada makanan berguna untuk mencegah oksidasi dan
menghambat pertumbuhan bakteri. Bahan pengawet buatan sebagai antioksidan adalah
butilasihidroksianisol (BHA), butilasihidroksitoluena (BHT), paraben (p–hidroksibenzoat), dan
propilgalat, sedangkan untuk menghambat pertumbuhaan bakteri atau jamur adalah natrium
benzoat.

c. Pewarna Makanan
Pewarna buatan bertujuan menjadikan makanan seolah-olah memiliki banyak warna
daripada yang sesungguhnya. Pewarna buatan umumnya berasal dari senyawa aromatik
diazonium. Beberapa pewarna buatan yang diizinkan oleh Depkes di antaranya dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel Beberapa Merk Dagang Pewarna Makanan

Nama Nama Niaga

Amaran food Red

Eritrosin food Red

Fast green food green

Indigotin food blue

Sunset ellow food Yellow

Tartrazin food Yellow

Beberapa pewarna berbahaya dan dilarang penggunaannya karena berpotensi menimbulkan


karsinogen adalah auramin.
2.Manfaat benzena sebagai obat-obatan
Berbagai jenis obat telah diproduksi dan dikonsumsi untuk menjaga kesehatan dan
menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Pada umumnya obat-obatan yang diproduksi dapat
dikelompokkan ke dalam obat analgesik, antibiotik, psikiatrik, dan hormon. Analgesik adalah
obat yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit. Jika kita merasa sakit, otak kita akan
mengeluarkan zat kimia yang disebut analgesik. Obat analgesik yang dipasarkan dikemas dengan
nama dagang, seperti aspirin, parasetamol, dan kodeina. Aspirin dipakai untuk mengurangi rasa
sakit seperti sakit kepala atau sakit gigi. Aspirin juga dapat digunakan untuk menurunkan suhu
tubuh. Namun demikian, penggunaan aspirin harus hati-hati sebab dapat melukai dinding usus,
juga bersifat candu (ketagihan). Aspirin dapat diproduksi melalui reaksi asilasi asam salisilat.
Persamaan kimianya:
Parasetamol dipasarkan dengan nama panadol. Parasetamol memiliki kegunaan serupa aspirin,
yakni mengurangi rasa sakit. Namun, parasetamol tidak begitu berbahaya jika dibandingkan
dengan aspirin sebab parasetamol tidak melukai dinding usus.

3. Manfaat benzena sebagai Pestisida


Pestisida adalah zat yang digunakan untuk mencegah, mengendalikan, atau membunuh
serangga (insektisida), tumbuhan (herbisida), dan jamur (fungisida). Pestisida yang tergolong
senyawa halobenzena, misalnya DDT (diklorodifenil–trikloroetana); 2,4–D; dan 2,4,5–T.
Paration efektif digunakan untuk mencegah hama pengganggu buahbuahan, tetapi pestisida ini
sangat beracun bagi manusia. Selain kegunaan di atas, senyawa benzena juga digunakan sebagai
bahan baku pada pembuatan polimer sintetik, seperti nilon danpolikarbonat, serta poliester.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon,
kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaanorganik disebut
kimia organik.
Banyak di antara senyawaanorganik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat, merupakan
komponen penting dalam biokimia. Senyawa organic dapat diperoleh dari reaksi pembakaran,
direaksikan dengan zat lain, distilasi, dan lain sebagainya. Senyawa organik memiliki banyak
sekali peranan dalam kehidupan, baik dalam bidang industri, kesehatan, dan pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Suminar dan Niksohilin, S. 1992. Kimia Organik dan Hayati. Bandung: ITB
Hardjosudirdjo, Warsito. 1993. Kimia Organik Dasar I. Yogyakarta: UGM
Hart, Herold. 2003. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Irfanda, M, (2010), Laporan praktikum dasar-dasar agronomi, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Joko, P. dan Anggi, S.R, (2012), Cara mudah membuat pupuk organik dengan OrgaDec, Balai
Pengkajian teknologi Pertanian Jawa Tengah.

Anda mungkin juga menyukai