Anda di halaman 1dari 6

JKK, Tahun 2018, Vol 7(1), halaman 53-58 ISSN 2303-1077

PENURUNAN KADAR TIMBAL(II)


MENGGUNAKAN ZEOLIT-X SINTETIS DARI BATU PADAS

Irwanda Pratama1*, Lia Destiarti1, Nurlina1


1
Progam Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,
Jln. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi 78124, Pontianak
*email: irwandapratama89@gmail.com

ABSTRAK
Timbal merupakan logam berat yang sering digunakan sebagai bahan campuran dalam
industri. Keberadaan timbal dalam bentuk ionnya sebagai limbah dari industri berpotensi
menyebabkan pencemaran lingkungan. Pencemaran ion timbal di lingkungan dapat diatasi
dengan menggunakan adsorben yang tepat. Pada penelitian ini bertujuan menjelaskan
penurunan kadar timbal(II) menggunakan zeolit X sintetis dari batu padas. Sintesis zeolit X
dari batu padas dilakukan menggunakan metode peleburan batu padas dengan NaOH
kemudian ditambahkan NaAl(OH)4. Proses sintesis dilakakukan secara hidrotermal pada suhu
100ºC selama 12 jam. Zeolit X hasil sintesis dikarakterisasi dengan menggunakan XRD (X-
Ray Diffraction). Kemampuan zeolit X sintetis sebagai adsorben diuji untuk menurunkan kadar
Pb(II) dengan variasi parameter yaitu waktu kontak, massa adsorben, dan konsentrasi
adsorbat sebagai kondisi optimum dalam penentuan kapasitas adsorpsinya. Hasil analisis
XRD menunjukkan adanya puncak khas zeolit X pada sudut 2θ dan d spacing 30,939º-2,888
Å; 26,652º-3,341 Å; dan 23,296º-3,815 Å. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorpsi zeolit
X sintetis terhadap Pb(II) berlangsung pada waktu kontak optimum 120 menit dengan persen
efektivitas penurunan konsentrasi Pb(II) sebesar 99,45%. Massa optimum zeolit X sintetis
yang diperlukan sebanyak 1,5 gram dengan persen efektivitas penurunan konsentrasi Pb(II)
sebesar 97,49%. Adsorpsi zeolit X sintetis terhadap Pb(II) sesuai dengan model isoterm
adsorpsi Langmuir dengan kapasitas adsorpsi sebesar 7,633 mg/g.

Kata Kunci :zeolit X, sintetis, timbal, hidrotermal, batu padas

PENDAHULUAN
Timbal (Pb) merupakan logam berat adalah 0,01 ppm (Peraturan Menteri
yang lunak dan tahan terhadap korosi atau Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010). Kadar
karat, sehingga sering digunakan sebagai Pb yang melebihi batas maksimal dapat
bahan pelapis pada konstruksi pabrik- bersifat toksik bagi semua organisme
pabrik kimia, dan alat-alat mekanik. Timbal hidup.
dalam industri baterai digunakan sebagai Upaya pencegahan maupun
bahan aktif untuk pengaliran arus elektron. penanggulangan pencemaran Pb perlu
Timbal dapat masuk ke perairan sebagai dilakukan. Penurunan logam berat dapat
dampak dari aktivitas kehidupan manusia, dilakukan dengan metode adsorpsi
diantaranya melalui air buangan limbah menggunakan zeolit. Penelitian yang telah
dari industri yang berkaitan dengan Pb, air dilakukan Kabwadza-Corner dkk. (2015)
buangan limbah dari pertambangan bijih menunjukan bahwa zeolit X dari industri
timah hitam, dan sisa air dari industri perusahaan Wako Pure Chemicals
baterai. Limbah tersebut berpotensi Industries Japan telah terbukti dapat
menyebabkan pencemaran air. mengadsorpsi logam Pb hingga 100%,
Berdasarkan Peraturan Pemerintah sedangkan pada konsentrasi logam Pb
Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 yang lebih tinggi, zeolit X mengadsorpsi
tentang Pengolahan Kualitas Air dan sebesar 69% dari konsentrasi awal logam
Pengendalian Pencemaran Air, Pb. Shaila dkk. (2015) telah berhasil
keberadaan Pb dalam air diharapkan nihil. mensintesis zeolit X dari abu terbang
Batas maksimal Pb yang dibolehkan di air batubara untuk mengadsorpsi logam Ni.

53
JKK, Tahun 2018, Vol 7(1), halaman 53-58 ISSN 2303-1077

Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa kemudian diambil residunya dan


zeolit sintetis dapat mengadsorpsi logam Ni dikeringkan. Residu yang diperoleh
sebesar 92,42% dari konsentrasi awal dikalsinasi dalam tanur pada suhu 600°C
logam Ni. selama 2 jam. Padatan hasil kalsinasi
Zeolit X dapat disintesis dari bahan dihaluskan dan diayak hingga menjadi
yang mengandung sumber silika dan serbuk. Serbuk batu padas hasil pencucian
alumina. Material alam yang mempunyai dan kalsinasi kemudian dikarakterisasi
kandungan silika yang tinggi dipilih dalam menggunakan XRF.
pemanfaatannya sebagai bahan dasar
pembuatan zeolit.Trivana (2013) Sintesis zeolit X
memanfaatkan kaolin dengan kadar silika Sintesis zeolit X dilakukan dengan
mencapai 48,03% dalam mensintesis zeolit mereaksikan larutan natrium silikat dan
X, sedangkan Aditama (2015) larutan natrium aluminat. Natrium silikat
memanfaatkan abu vulkanik dengan kadar dibuat berdasarkan prosedur pada
silika 35,30% sebagai bahan dasar penelitian Kurniawati (2010). Sebanyak
mensintesis zeolit X. 42,8 gram batu padas hasil preparasi
Salah satu potensi sumber daya alam ditambah dengan 56,8 gram NaOH dalam
di Kalimantan Barat yang kaya akan 50 mL akuades. Campuran dikalsinasi
kandungan silika adalah batu padas. dalam tanur pada suhu 600ºC selama 2
Berdasarkan hasil XRF batu padas jam. Padatan yang terbentuk dilarutkan
mengandung 60,90% silika. Berdasarkan dalam 100 mL akuades. Setelah itu,
potensi kandungan silika yang dimilikinya, dilakukan pembuatan natrium aluminat
batu padas dapat dimanfaatkan untuk yang merujuk pada Ojha (2004) dalam
mensintesis zeolit X. Zeolit X sintetis penelitian Fitriyana dan Sulardjaka (2012).
kemudian digunakan untuk adsorpsi Pb(II) Sebanyak 20 gram NaOH dilarutkan dalam
dengan variasiparameter yaitu waktu 100 mL akuades kemudian dipanaskan
kontak, massa adsorben, dan konsentrasi 100ºC. Selanjutnya ke dalam larutan
adsorbat sebagai kondisi optimum dalam tersebut dimasukkan sebanyak 25,5 gram
penentuan kapasitas adsorpsinya. Al2O3 sedikit demi sedikit disertai
pengadukan menggunakan magnetic
METODOLOGI PENELITIAN stirrer.
Tahap selanjutnya yaitu dilakukan
Alat dan Bahan
pencampuran larutan natrium silikat dan
Alat-alat yang digunakan pada
natrium aluminat. Campuran diaduk
penelitian ini adalah alat-alat gelas, tanur,
selama 2 jam sampai homogen. Campuran
oven, botol polyetilen, magnetic
dimasukkan dalam botol polyethylene yang
stirrer,shaker, neraca analitik, indikator
tertutup rapat, kemudian dipanaskan di
universal, kertas saring Whatman 41, serta
dalam oven pada suhu 100°C selama 12
instrumen X-Ray Diffraction (XRD) KENZA,
jam. Padatan hasil kristalisasi dipisahkan
X-Ray Fluoresence (XRF) PANalitycal
dari filtratnya. Padatan kemudian dicuci
Epsilon 3, dan Atomic Absorption
hingga pH 9-10 dengan akuades,
Spectroscopy (AAS) Shimadzu AA-7000.
kumudian dikeringkan dalam oven pada
Bahan-bahan yang digunakan adalah
suhu 110ºC selama 6 jam. Zeolit X hasil
batu padas dari Desa Sukaharja
sintesis dikarakterisasi dengan
Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan
menggunakan XRD.
Barat, akuades (H2O), aluminium oksida
(Al2O3), natrium hidroksida (NaOH), dan
Penentuan waktu optimum adsorpsi
timbal nitrat (Pb(NO3)2).
Pb(II) pada zeolit X sintetis
Sebanyak 50 mL larutan Pb(II) 100
Prosedur Penelitian
mg/L dalam setiap 5 buah botol
Preparasi dan karakterisasi batu padas
ditambahkan masing-masing 0,5 gram
Preparasi dan karakterisasi batu padas
zeolit X sintetis. Campuran dikocok
merujuk pada penelitian Yani dkk. (2013).
menggunakan shaker selama 30, 60, 90,
Sampel batu padas dihancurkan dan
120, dan 150 menit. Masing-masing
diayak dengan ayakan 100 mesh. Batu
campuran disaring dengan kertas saring,
padas halus yang diperoleh dicuci,
filtrat yang diperoleh ditentukan konsentrasi

54
JKK, Tahun 2018, Vol 7(1), halaman 53-58 ISSN 2303-1077

larutan Pb(II) menggunakan Absorption 1 1 1


Spectroscopy (AAS). Setiap perlakuan  
qe Q0  b  Ce Q0
diulangi sebanyak 2 kali.
dimana:
Penentuan massa optimum zeolit X qe : jumlah Pb(II) teradsorpsi pergram
sintetis terhadap adsorpsi Pb(II) adsorben (mg/g)
Sebanyak 50 mL larutan Pb(II) 100 C0 : konsentrasi ion logam sebelum
mg/L dalam setiap 8 buah botol adsorpsi (mg/L)
ditambahkan massa zeolit X sintetis Ce : konsentrasi ion logam setelah
dengan variasi 0,125; 0,25; 0,5; 0,75; 1; adsorpsi (mg/L)
1,25; 1,5; dan 1,75 gram. Campuran V : volume larutan ion logam (L)
dikocok menggunakan shaker selama w : jumlah adsorben zeolit X sintetis (g)
waktu optimum. Campuran disaring Kf : kapasitas adsorpsi (mg/g)
dengan kertas saring. Filtrat yang diperoleh Qo : kapasitas adsorpsi monolayer (mg/g)
ditentukan konsentrasi larutan Pb(II) b : konstanta isoterm Langmuir (L/mg)
menggunakan Absorption Spectroscopy n : konstanta isoterm Freundlich
(AAS). Setiap perlakuan diulangi sebanyak
2 kali. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penentuan kapasitas adsorpsi zeolit X Hasil Karakterisasi Batu Padas


sintetis terhadap Pb(II) Karakterisasi dilakukan pada batu
Sebanyak 50 mL larutan Pb(II) dengan padas sebelum dan setelah preparasi
variasi konsentrasi 50, 100, 150, 200, 250 (dicuci dan dikalsinasi). Persentase
dan 300 mg/L dalam 6 buah botol konsentrasi dari SiO2, dan Al2O3 pada batu
ditambahkan masing-masing zeolit X padas mengalami peningkatan dari
sintetis dengan massa optimum. Campuran 65,512% menjadi 67,399% untuk SiO2, dan
diaduk menggunakan shaker pada waktu 24,165% menjadi 29,222% untuk Al2O3
kontak optimum, filtrat yang diperoleh setelah dilakukan preparasi dengan
ditentukan konsentrasi larutan Pb(II) hilangnya kandungan logam di dalamnya,
menggunakan Absorption Spectroscopy seperti As2O3, BaO, dan Yb2O3.
(AAS). Setiap perlakuan diulangi sebanyak Hasil analisis XRD menunjukan adanya
2 kali. puncak 2θ dengan intensitas berturut-turut
26,597º (100%); 20,809º (17%) dan
Pengolahan data 50,101º (11%). Menurut JCPDS PDF
Banyaknya Pb(II) yang teradsorpsi No.01-075-8322 puncak pada sudut 2θ =
(mg/g) oleh adsorben ditentukan 26,597º; 20,809º; dan 50,101º merupakan
menggunakan persamaan: puncak untuk mineral kuarsa (SiO2).

qe 
C0  Ce V Hasil Sintesis dan Karakterisasi Zeolit X
w Sintesis zeolit X dilakukan dengan
menggunakan metode sol-gel yang
Kapasitas adsorpsi Pb(II) dapat dibuat meliputi beberapa tahapan diantaranya
kurva linier untuk menentukan isoterm pembuatan prekursor awal dari reaksi
adsorpsi yang sesuai dari persamaan alumina dan silika dengan NaOH menjadi
Freundlich atau persamaan Langmuir. larutan natrium silikat dan aluminat,
Bentuk linear dari isoterm Freundlich dalam dilanjutkan pengendapan (aging),
grafik linier dengan mengalurkan logqe kristalisasi (hidrotermal), pencucian zeolit,
terhadap logCe ditunjukkan oleh dan pengeringan (Bahri, 2015).
persamaan: Langkah awal yang dilakukan adalah
pembuatan natrium silikat. Natrium silikat
log qe = logKf + log Ce dibuat dengan metode peleburan batu
padas dan NaOH. Reaksi yang terjadi
Bentuk linier dari isoterm Langmuir antara NaOH dan SiO2 pada batu padas
dalam grafik linier dengan mengalurkan adalah sebagai berikut (Ojha dkk., 2004):
1/Ce terhadap 1/qe ditunjukkan pada 600ºC
2NaOH(s)+SiO2(s) Na2SiO3(s)+H2O(g)
persamaan:

55
JKK, Tahun 2018, Vol 7(1), halaman 53-58 ISSN 2303-1077

Selanjutnya dilakukan pembuatan dilanjutkan dengan proses hidrotermal.


natrium aluminat. Pembuatan natrium Reaksi yang terjadi dalam proses
aluminat dapat dilakukan dengan hidrotermal yaitu (Ojha dkk., 2004):
melarutkan NaOH ke dalam akuades,
kemudian ditambahkan Al2O3 sedikit demi [Nax(SiO2)y(AlO2)z∙wH2O](gel) 100ºC
sedikit dengan pemanasan disertai Nap[(SiO2)q(AlO2)p]∙hH2O(kristal dalam larutan)
pengadukan. Pemanasan dan pengadukan
dilakukan agar kristal Al2O3 dapat larut Produk yang terbentuk dipisahkan dari
sempurna dalam NaOH membentuk larutannya dan dicuci dengan akuades
larutan natrium aluminat. Reaksi yang hingga pH 9-10. Selanjutnya padatan
terjadi adalah sebagai berikut (Ojha dkk., dikeringkan dalam oven.
2004): Karakterisasi zeolit hasil sintesis
menggunakan XRD. Hasil analisis XRD
2NaOH(s)+Al2O3(s) 2NaAlO2(s)+H2O(aq) menunjukkan bahwa zeolit sintetis yang
NaAlO2(s)+2H2O(aq) NaAl(OH)4(aq) dihasilkan merupakan zeolit X.Sudut 2θ
dan d spacing beserta intensitas yang
Larutan natrium silikat dan natrium
dilakukanpencocokan nilai sudut 2θ dan d
aluminat selanjutnya dicampurkan dan spacing zeolit X sintetis dengan JCPDS
diaduk sampai campuran homogen. Pada
zeolit X PDF No.00-038-0237disajikan
proses pencampuran, ion silikat dan ion
pada Tabel 1.
aluminat menghasilkan sol, kemudian
dilanjutkan dengan proses polikondensasi, Hasil Penentuan Waktu Kontak terhadap
pada tahapan ini terjadi transisi fasa sol Adsorpsi Pb(II) pada Zeolit X Sintetis
menjadi gel. Terbentuknya gel adalah awal
Konsentrasi Pb(II) yang teradsorpsi
dari pembentukan inti dan pertumbuhan
oleh zeolit X sintetis terus meningkat
kristal yang merupakan hal penting dalam
seiring bertambahnya waktu kontak.
proses sintesis zeolit (Bahri, 2015). Gel
Adsorpsi terus meningkat dari waktu 30
yang terbentuk selanjutnya diendapkan
menit sampai dengan 120 menit.
(aging) untuk pembentukan inti kristal
Konsentrasi Pb(II) yang teradsorpsi pada
(Warsito dkk., 2008). Reaksi yang terjadi
waktu 120 menit sebesar 94,85 mg/L
adalah sebagai berikut (Ojha dkk., 2004):
dengan efesiensi penyerapan 99,45%,
NaAl(OH)4(aq)+Na2SiO3(aq) Nax(SiO2)y setelah itu proses adsorpsi kemudian turun
(AlO2)z∙wH2O] setelah waktu 150 menit. Hal ini dapat
disebabkan karena Pb(II) yang teradsorpsi
Setelah terbentuk gel dari hasil pada permukaan pori dan situs aktif zeolit
pengendapan (aging), kemudian X sintetis mengalami desorpsi.

Tabel 1. Nilai Sudut 2θ dan d Spacing Zeolit X Sintetis dan Zeolit X Standar
Zeolit X Sintetis Zeolit X Standar
2θ (º) I(%) d (Å) 2θ (º) I(%) d (Å)
11,742 38 7,530 11,727 12 7,540
15,419 62 5,741 15,451 18 5,730
18,402 19 4,817 18,430 5 4,810
20,060 41 4,422 20,072 9 4,420
23,296 94 3,815 23,340 21 3,808
26,652 96 3,341 26,683 18 3,338
29,204 25 3,055 29,247 4 3,051
30,311 43 2,946 30,335 9 2,944
30,939 100 2,887 30,971 19 2,885
31,979 41 2,796 32,006 8 2,794
33,595 40 2,665 33,626 8 2,663
37,348 24 2,405 37,376 5 2,404
57,423 25 1,603 57,439 3 1,603

56
JKK, Tahun 2018, Vol 7(1), halaman 53-58 ISSN 2303-1077

Hasil Penentuan Massa Zeolit X Sintetis Hasil linearitas isoterm adsorpsi


terhadap Adsorpsi Pb(II) Langmuir(R2)=0,991 lebih besar
Hasil pengukuran pengaruh massa dibandingkan nilai linearitas adsorpsi
zeolit X sintetis terhadap adsorpsi Pb(II) Freundlich(R2)=0,964 dan artinya isoterm
membuktikan efesiensi adsorpsi Pb(II) adsorpsi Langmuir lebih cocok untuk
terus meningkat dengan bertambahnya menjelaskan proses adsorpsi ion Pb(II)
massa zeolit X sintetis yang digunakan. oleh zeolit X sintetis. Hal ini menunjukkan
Pada massa zeolit X sintetis 0,125 gram, bahwa adsorpsi ion Pb(II) pada adsorben
konsentrasi Pb(II) yang teradsorpsi zeolit X sintetis terjadi pada lapisan
sebesar 77,31 mg/L dengan efisiensi monolayer dengan tingkat energi yang
penyerapan 69,65%. Konsentrasi Pb(II) homogen.
yang teradsorpsi terus meningkat sampai
dengan penggunaan massa zeolit X SIMPULAN
sintetis 1,75 gram sebesar 108,45 mg/L
Adsorpsi dari zeolit X sintetis terhadap
dengan efesiensi penyerapan 97,41%.
Pb(II) berlangsung pada waktu kontak
Berdasarkan hasil uji ANOVA menunjukan
optimum 120 menit dengan persen
Pb(II) yang teradsorpsi pada massa zeolit
efektivitas penurunan konsentrasi Pb(II)
X sintetis 1,5 gram dan 1,75 gram tidak
sebesar 99,45% dari konsentrasi awal
berbeda signifikan, sehingga massa zeolit
Pb(II) 95,38 mg/L, dan massa optimum
X sintetis terbaik dalam adsorpsi Pb(II)
zeolit X sintetis yang diperlukan sebanyak
terjadi pada variasi massa zeolit X sintetis
1,5 gram dengan persen efektivitas
1,5 gram. Hal ini menunjukkan bahwa
penurunan konsentrasi Pb(II) sebesar
proses adsorpsi menuju fase
97,49% dari konsentrasi awal Pb(II) 111
kesetimbangan, karena semua situs aktif
mg/L. Adsorpsi dari zeolit X sintetis
zeolit X sintetis sudah jenuh untuk
terhadap Pb(II) mengikuti model isoterm
berinteraksi dengan Pb(II).
adsorpsi Langmuir dengan kapasitas
adsorpsi sebesar 7,633 mg/g.
Isoterm Adsorpsi Pb(II) pada Zeolit X
Sintetis
DAFTAR PUSTAKA
Konsentrasi Pb(II) teradsorpsi terus
meningkat dari konsentrasi awal Pb(II) 53– Aditama S.N., 2015, Sintesis dan
336 mg/L dan berdasarkan hasil uji Karakterisasi Zeolit X dari Abu
ANOVA menunjukan perbedaan signifikan Vulkanik Gunung Kelud dengan
Pb(II) yang teradsorpsi pada variasi Variasi Suhu Hidrotermal
konsentrasi awal Pb(II). Semakin tinggi menggunakan Metode Sol-gel,
konsentrasi adsorbat maka semakin tinggi Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan
pula adsorbat yang terserap. Peningkatan Teknologi, Universitas Islam Negeri
jumlah konsentrasi Pb(II) teradsorpsi Maulana Malik Ibrahim, Malang.
menunjukkan bahwa permukaan pori (Skripsi)
maupun situs aktif pada zeolit X sintetis Bahri S., 2015, Sintesis dan Karakteristik
masih belum jenuh sehingga ketika Zeolit X dari Abu Vulkanik Gunung
konsentrasi Pb(II) yang ditambahkan akan Kelud dengan Variasi Rasio Molar
meningkatkan jumlah Pb(II) yang Si/Al menggunakan Metode Sol-gel,
teradsopsi. Hal ini disebabkan oleh Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan
tingginya kemampuan adsorpsi oleh situs Teknologi Universitas Islam Negeri
aktif zeolit X sintetis terhadap Pb(II). Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Nilai linearitas yang diperoleh dari (Skripsi).
masing-masing grafik isoterm menunjukkan Fitriyana D.F., dan Sulardjaka, 2012,
kesesuaian model isoterm adsorpsi dalam Sintesis Zeolit A Berbahan Dasar
menggambarkan proses adsorpsi yang Limbah Geotermal dengan Metode
terjadi berdasarkan asumsi isoterm Hidrotermal, Jurusan Teknik Mesin,
adsorpsi Freundlich dan isoterm adsorpsi Fakultas Teknik, Universitas
Langmuir. Nilai linearitas yang mendekati 1 Diponegoro, Semarang.
maka semakin sesuai model isoterm Kabwadza-Corner P., Johan E., and
adsorpsi tersebut dalam menggambarkan Matsue N., 2015 pH Dependence of
proses adsorpsi adsorbat oleh adsorben. Lead Adsorption on Zeolites,

57
JKK, Tahun 2018, Vol 7(1), halaman 53-58 ISSN 2303-1077

Laboratory of Applied Chemistry for LIT, RTM Nagpur University, Nagpur,


Environmental Industry. Faculty of MH, India.
Agriculture, Ehime University Trivana L., 2013, Sintesis Zeolit X dan
Matsuyama, Japan. Nanokomposit Zeolit/TiO2 dari Kaolin
Kurniawati D., 2010, Sintesis Zeolit dari dengan Sekam Padi sebagai Sumber
Abu Layang Batubara Secara Silikia, Departemen Kimia, Fakultas
Hidrotermal Melalui Proses Peleburan MIPA, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
dan Aplikasinya untuk Penurunan (Skripsi).
Logam Cr (Krom) dalam Limbah Warsito S., Sriatun, dan Taslimah, 2008,
Industri Penyamakan Kulit, Jurusan Pengaruh Penambahan Surfaktan
Kimia,FMIPA, Universitas Negeri Cetyltrimethylammonium Bromide (n-
Semarang, Semarang. (Skripsi). CTMABr) pada Sintesis Zeolit-Y,
Ojha K., Narayan C.P., and Amar N.T., Jurusan Kimia, Universitas
2004, Zeolite from Fly Ash Synthesis Diponegoro, Semarang.
and Characterization, Journal Sci., Widayat, Sadikky A., dan Anggraeni H.,
27(6): 555-564. 2012, Proses Produksi Katalis Zeolit X
Peraturan Menteri Kesehatan Republik dan Uji Aktifitas dalam Proses
Indonesia, 2010. Peraturan Menteri Penukaran Ion Kalsium. Jurnal Teknik,
Kesehatan Republik Indonesia No. 33(1).
492 tentang Persyaratan Kualitas Air Yani A., Destiarti L., dan Wahyuni N., 2013,
Minum. Sintesis Zeolit A dengan Variasi
Shaila K., Patil P.V., Deepa P., and Sumber Silika dan Alumina, FMIPA
Shridhar S., 2015, Zeolite as Kimia, Universitas Tanjungpura,
Adsorbent for the Removal of Nickel, Pontianak. Jurnal Kimia Khatulistiwa,
2(1):1-6.

58

Anda mungkin juga menyukai