Anda di halaman 1dari 7

JURNAL SIMETRIK VOL.9, NO.

1, JUNI 2019

PERBANDINGAN SAMPLING DENGAN METODE TEST PIT DAN PENGEBORAN


PADA ENDAPAN BAUKSIT PT. HARITA PRIMA ABADI MINERAL
KABUPATEN KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Idris Herkan Afandi1), Syarifah Aqla2)


1,2)
Jurusan Teknik Pertambangan Politeknik Negeri Ketapang
1)
ha_idris@yahoo.co.id, 2)syarifahaqla@gmail.com

ABSTRACT
Resource estimates are related to the quality of samples in the field. One of sampling bauxite method is a test
pit. However, sufficiently deep deposition conditions become a constraint related to security in retrieval by this
method. Therefore, researchers suspect that bauxite sampling can also be done by drilling with results that are
not much different from making test pits. The aim of this study was to compare bauxite sampling with test pits
and drilling seen from the engineering work, cost efficiency, time and quality of the samples produced. The
research was conducted at PT. Harita Prima Abadi Mineral Ketapang by observing the sampling process and
interviewing workers. It was obtained that the cost of making 1 (one) test pit was Rp. 5,000,000, and the cost of
1 (one) drilling is Rp. 2,000,000, - .The time for making a test pit to minimal 3 workers is 6-8 hours and the
drilling time to minimal 4 workers is 3-4 hours. The quality of bauxite samples from test pit is very good, the
number of samples can be taken as needed. While the quality of drilling samples is CF cannot be calculated and
bauxite samples obtained have a small size and a little amount.

ABSTRAK
Estimasi sumberdaya berhubungan erat dengan kualiatas sampel di lapangan. Salah satu metode pengambilan
sampel bauksit adalah dengan metode pembuatan test pit. Akan tetapi, kondisi endapan yang cukup dalam
menjadi suatu kendala terkait keamanan dalam pengambilan dengan metode tersebut. Oleh karena itu, peneliti
menduga pengambilan sampel bauksit dapat juga dilakukan dengan pengeboran cutting dengan hasil yang tidak
jauh berbeda dengan pembuatan test pit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan sampling
bauksit dengan test pit dan pengeboran cutting dilihat dari keteknikan pekerjaan, efisiensi biaya, waktu serta
kualitas sampel yang dihasilkan. Penelitian dilakukan di PT. Harita Prima Abadi Mineral Kabupaten Ketapang
dengan melakukan pengamatan pada proses pengambilan sampel dan wawancara kepada pekerja. Diperoleh
bahwa biaya pembuatan 1 (satu) test pit sebesar Rp. 5.000.000,- dan biaya 1 (satu) pengeboran Rp. 2.000.000,- ,
waktu pembuatan test pit dengan tenaga kerja paling sedikit 3 orang adalah 6-8jam dan waktu pengeboran
dengan tenaga kerja paling sedikit 4 orang adalah 3-4 jam, kualitas sampel bauksit hasil test pit sangat baik,
jumlah sampel bisa diambil sesuai kebutuhan, sedangkan kualitas sampel hasil pengeboran tidak bisa dilakukan
perhitungan nilai CF dan jumlah sempel yang didapat berukuran kecil dan sedikit.

Kata kunci : Sampling Bauksit; Test pit; Pengeboran

1. PENDAHULUAN
Estimasi jumlah sumberdaya sangatlah penting deskripsi batuan perlapisan bijih bauksit. Akan tetapi
dilakukan karena berhubungan erat dengan profit dan untuk bauksit yang memiliki ketebalan yang cukup
umur penambangan yang akan dilakukan oleh tebal (>3m) dan memiliki OB yang cukup tebal (>2m)
perusahaan tambang. Jika hasil estimasi sumberdaya maka secara teknis pembuatan test pit akan memakan
tidak optimal, maka perhitungan terhadap profit dan waktu yang cukup lama dan biaya yang semakin
umur penambangan menjadi tidak akurat saat mahal, selain itu dari segi keamanan dikhawatirkan
dilakukan perencanaan penambangan. dinding test pit longsor sehingga bisa menimpa
Pekerjaan estimasi sumberdaya berhubungan erat pekerja yang ada di dalam test pit. Bijih bauksit yang
dengan kualiatas sampel di lapangan. Dalam hal ini berupa batuan krikil membuat batuan sukar untuk
sampel bauksit diperoleh dengan metode pembuatan digali menggunakan peralatan sederhana seperti
test pit. Test pit biasanya dibuat dengan ukuran 1,2m cangkul sehingga membuat pekerjaan pembuatan test
x 0,8m dengan kedalaman hingga menembus pit menjadi lama.
perlapisan bijih. Setelah test pit dibuat tahapan Dalam pengambilan sampel bauksit selain
selanjutnya adalah sampling dengan metode chanel menggunakan test pit peneliti menduga bisa juga
sampling, sampel yang di ambil berukuran 20cm x dilakukan dengan metode pengeboran, akan tetapi dari
10cm dengan kedalaman per 1m badan bijih untuk hasil pengeboran sulit dilakukan pendeskripsian
dijadikan 1 sampel yang memiliki berat 32 kg/sampel. perlapisan dan tidak akuratnya dalam pengukuran
Pembuatan test pit selain memudahkan dalam ketebalan OB maupun bijih bauksit. Secara praktis
sampling bauksit juga memudahkan pengukuran pengambilan sampel dengan pengeboran juga harus
ketebalan perlapisan bijih dan memudahkan dalam melakukan pembuatan test pit dibeberapa tempat
p-ISSN: 2302-9579/e-ISSN: 2581-2866 164
JURNAL SIMETRIK VOL.9, NO.1, JUNI 2019

untuk melihat korelasi batuan hasil pengeboran dan tufaan, batu pasir kuarsa, metasedimen. Litologi
perlapisan batuan dengan posisi sebenarnya. Sehingga ini tersebar di sebelah utara diantara formasi Kus
tujuan dari pengambilan sampel untuk mengetahui kemudian di sebelah selatan dari arah barat laut
jumlah sumberdaya dan karakteristik endapan bisa dan tersingkap luas ke tenggara.
tercapai. Dengan metode pengeboran diharapkan
pekerjaan sampling bauksit menjadi cepat dan diduga 2.2 Bauksit
lebih hemat untuk jumlah sampel yang banyak. Bauksit adalah bijih logam aluminium (Al) dan
Dari uraian yang telah penulis kemukakan, merupakan suatu koloid oksida Al dan Si yang
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengandung air. Istilah bauksit dipergunakan untuk
judul “Perbandingan Sampling dengan Metode Test bijih yang mengandung oksida aluminium monohidrat
pit dan Pengeboran Pada Endapan Bauksit PT. Harita atau anhidrat. Biasanya berasosiasi dengan laterit,
Prima Abadi Mineral Kabupaten Ketapang Provinsi warnanya tergantung dari oksida besi yang
Kalimantan Barat”. terkandung dalam batuan asal, makin basa batuan asal
biasanya makin tingggi kandungan unsur besinya,
2. TINJAUAN PUSTAKA sehingga warna dari bijih bauksit akan bertambah
2.1 Geologi Regional merah. Didalam bauksit berupa mineral Gipsit Ahmit
Berdasarkan analisa dari peta geologi lembar atau Diaspor. Di Kalimantan Barat cebakan bauksit
Kendawangan dengan skala 1:250.000 yang terdapat pada jalur penyebaran busur laterit (Laterite
dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan belt) yang membujur dengan arah barat laut-tenggara
Geologi tahun 1994, maka kondisi geologi regional dari Kota Kabupaten Ketapang, Sanggau, Landak,
pada daerah eksplorasi dapat diuraikan sebagai Kubu Raya, Pontianak, Bengkayang sampai Kota
berikut: Batuan yang terdapat pada daerah eksplorasi Singkawang. Secara geologi endapan bauksit terjadi
adalah Granit Sukadana (Kus) serta letusan Gunung karena proses pelapukan (Residual concentration) dari
api Kerabai (Kuk). Batuan-batuan tersebut terbentuk batuan yang kaya akan mineral feldspar atau mineral
pada zaman Kapur Akhir karena adanya perubahan alumina silika lainnya.
sifat magmatisme secara drastis. Sifat kimia batuan Adapun batuan tersebut antara lain: Granite,
yang sama dan kedudukannya berdekatan antara Granodiorit, Syenit, Dasit, Andesit, Trakhit,
Granit Sukadana dan Gunung api Kerabai diduga Monzonit, Riolit dan Tuff Riodasit. Kegunaan
keduanya dihasilkan oleh magma yang sama alumina sebagian besar digunakan untuk industri
logam aluminium, Industri kimia dan metalurgi.
Bauksit terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar
aluminium tinggi, kadar Fe rendah dan sedikit kadar
kuarsa bebas. Mineral silika yang berubah akibat
pelapukan, mengakibatkan unsur silika terlepas dari
ikatan kristal, dan sebagian unsur besi juga terlepas.
Pada proses ini terjadi penambahan air (H2O),
sedangkan alumina, bersama dengan titanium dan
ferric oksida (dan mungkin manganis oksida) menjadi
terkonstrasi sebagai endapan residu alumunium.
Batuan yang memenuhi persyaratan itu antara lain
nepelin syenit dan sejenisnya yang berasal dari batuan
beku, batuan lempung atau serpih. Batuan itu akan
mengalami proses laterisasi (proses pertukaran suhu
Sumber : PPPG, 1984 secara terus menerus sehingga batuan mengalami
pelapukan).
Gambar 1. Peta Geologi Lembar Ketapang
2.3 Sampling Menggunakan Metode Test pit
Dari hasil pengamatan pada peta geologi regional Test pit umum digunakan untuk mengetahui
Kabupaten Ketapang (Gambar 1) daerah penelitian variasi kadar atau endapan secara vertikal. Sering
tersusun oleh formasi-formasi sebagai berikut: digunakan untuk mendapatkan sampel dalam jumlah
1. Granit Sukadana (Kus), terdiri atas batuan granit besar (bulk sample) pada pada endapan laterit. Untuk
yang berwarna abu-abu kemerahan dengan sampel dengan ukuran kecil dapat dilakukan
ukuran kristal kasar yang terdiri dari kuarsa, pengambilan sampel berupa channel sampling pada
orthoklas, plagioklas, hornblende, biotit dan dinding test pit. Testpit umumnya berbentuk persegi
sedikit batuan diorit, diorit porfiri yang berwarna panjang dengan ukuran 1,2m x 0,8m, penggalian
abu-abu kehitaman. Formasi ini tersebar di testpit menggunakan cangkul, dodos/linggis, tali,
sebelah utara bagian blok dari barat ke timur, ember dan pita ukur. Penggalian test pit dihentikan
kemudian dibagian tengah blok dan selatan. apabila telah mencapai batuan dasar yaitu batu
2. Gunung api Kerabai (Kuk), terdiri atas lempung, watertable atau boulder batu.
perselingan vulkanik tuff, batuan apal, batu pasir

p-ISSN: 2302-9579/e-ISSN: 2581-2866 165


JURNAL SIMETRIK VOL.9, NO.1, JUNI 2019

Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2018

Gambar 4. Mata Bor Dengan Injeksi Air

Kedua adalah mata bor tanpa semprotan air,


Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2018 harapannya sampel terambil utuh. Mata bor terlihat
pada gambar 5. Pengeboran ini akan terasa sulit
Gambar 2. Pembuatan Test pit dengan Peralatan dilakukan ketika mencapai ore, namun dengan teknik
Manual pengambilan yang sedikit demi sedikit dan kegiatan
itu terus berlanjut hingga menembus perlapisan ore.

Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2018


Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2018
Gambar 5. Mata Bor Tanpa Semprotan Air
Gambar 3. Sketsa Cara Pengambilan Conto
Bauksit Dengan Sumur Uji Dalam pelaksanaan pengambilan sampel bauksit,
kedua mata bor ini dilakukan secara bergantian yang
Pengambilan contoh dilakukan pada dinding pertama menggunakan mata bor tanpa semprotan air,
testpit dengan dimensi 20cm x 10cm sepanjang ketika mata bor ini mengalami kendala yaitu
ketebalan bauksit. Pengambilan contoh diambil dan terjepitnya mata bor pada batuan yang keras maka
dipisahkan setiap notasi (1 meter). pengeboran dilanjutkan dengan mata bor dengan
semprotan air.
2.4 Sampling Menggunakan Metode Pengeboran
Pengeboran yang digunakan dalam penelitian ini 3. METODOLOGI PENELITIAN
terdiri dari 2 jenis mata bor yaitu menggunakan 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
pengeboran cutting dengan menyemprotkan air Pelaksaan penelitian ini dilakukan di IUP PT.
sehingga cutting keluar bersama-sama air (gambar 4). Harita Prima Abadi Mineral Site Air Upas Desa
Pengeboran cutting cocok dilaksanakan dalam Karya Baru, Dusun Batang Belian, Kecamatan Marau
pengambilan sampel dangkal, namun untuk Kabupaten Ketapang. Secara geografis berada pada 2°
pendeskripsian perlapisan batuan akan sulit diamati LS sampai 3° LS dan 109° BT sampai 110° BT.
dan sampel tidak terambil secara utuh, hanya sampel
yang berukuran diatas 2 mm yang bisa terambil. 3.2 Alat dan Bahan
Untuk mengatasi kesulitan dalam deskripsi perlapisan, Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian
terutama untuk mengetahui kedalaman masing- ini adalah: (1) Meteran pita untuk mengukur ketebalan
masing perlapisan maka pengeboran dilakukan lapisan endapan. (2) Kamera untuk dokumentasi. (3)
dengan perlahan dan akan terasa berat putarannya saat Alat-alat pengeboran untuk melakukan pengeboran
menembus batuan yang berbeda. pada bijih bauksit. (4) Alat-alat pembuatan test pit.

p-ISSN: 2302-9579/e-ISSN: 2581-2866 166


JURNAL SIMETRIK VOL.9, NO.1, JUNI 2019

3.3 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja dalam penelitian ini
meliputi:
1. Pengambilan data di lapangan dilakukan dengan
mengamati proses pembuatan test pit dan
pengeboran cutting.
2. Wawancara kendala yang dihadapi dalam
pekerjaan membuat test pit dan pengeboran, serta
melakukan analisis mengatasi kendala-kendala
yang ada.
Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2018

Gambar 7 Hasil Pembuatan Test pit

Gambar 7 merupakan salah satu contoh hasil


dari penggalian lubang test pit yang dilakukan saat
kegiatan eksplorasi bauksit, yang memiliki kedalaman
kurang dari 4 – 5 meter. Pekerjaan dilakukan secara
manual menggunakan tenaga manusia dan juga
dibantu dengan beberapa alat yang digunakan agar
pada saat proses penggalian tersebut bisa berjalan
dengan lancar. Hasil sampel bauksit yang diperoleh
dari lubang test pit itu sangat representatif, sehingga
sampel yang didapat memiliki hasil yang bagus.
Metode test pit ini mempunyai kekurangan,
kelebihan, serta kendala yang bisa terjadi pada saat
Sumber : Prosedur Kerja, 2018 kegiatan test pit yang berlangsung, dibawah ini :
1) Waktu, kegiatan test pit ini memerlukan waktu
Gambar 6. Diagram Alir Penelitian yang relatif lama dikarenakan semakin dalam
penggalian lubang test pit maka tingkat kesulitan
3.4 Analisa Data dalam proses penggalian akan semakin besar
Analisis data meliputi analisis keteknikkan, sehingga waktu yang diperlukan relatif lebih
efisiensi, waktu dan kualitas sampel. Analisis lama. Kemudian terdapatnya bongkahan batuan
keteknikan dalam pembuatan test pit dan pengeboran yang berukuran besar saat penggalian, adanya
tersaji dalam data kuantitatif hasil wawancara dan mata air yang keluar dan terjadinya hujan
pengamatan langsung pada proses pembuatannya. sehingga proses penggalian test pit memiliki
Efisiensi waktu dan biaya tersaji dalam data waktu pekerjaan yang lama.
kuantitatif yang diperoleh dari rincian biaya dan 2) Keamanan (safety), test pit merupakan pekerjaan
waktu yang dikeluarkan dalam proses pembuatan. dengan tingkat bahaya yang sangat tinggi, lubang
Data kualitas sampel tersaji dalam data kuantitatif yang sempit dan dalam yang merupakan salah
berdasarkan standar syarat sampel yang digunakan. satu faktor yang berbahaya. Selain itu,
kekurangan oksigen, cahaya dan kemungkinan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN besar dinding test pit bisa runtuh karena kelalaian
4.1 Sampling Bauksit Dengan Test pit dari pekerja juga dapat menimbulkan kecelakaan
Pembuatan test pit pada eksplorasi bauksit pada saat bekerja.
dilakukan untuk mendapatkan kemenerusan lapisan, 3) Biaya, test pit memerlukan biaya yang cukup
variasi litologi, ketebalan dan karakteristik variasi mahal, karena dimensi test pit yang dibuat
lapisan secara vertikal serta dapat digunakan sebagai berbeda-beda dan kondisi lahan juga bisa
media pengambilan sampel. Test pit dibuat dengan mempengaruhi biaya yang diperlukan serta
kedalaman hingga menembus keseluruhan lapisan adanya kenaikan harga beberapa persen untuk
yang dicari dan penggalian test pit bisa dihentikan jika setiap meter test pit nya.
pada saat penggalian tersebut menemukan air tanah 4) Conto atau sampel, Sampel yang diperoleh
atau tanah lempung setelah perlapisan bijih (kong) melalui test pit lebih representative, mudah dalam
atau batuan asal pembentuk bauksit. deskripsi litolog serta mudah dalam pengukuran
ketebalan setiap lapisan serta kedalaman dari
lubang test pit.
5) Mobilisasi, test pit hanya menggunakan alat yang
sederhana dan juga mudah untuk dibawa kelokasi
yang sangat sulit.

p-ISSN: 2302-9579/e-ISSN: 2581-2866 167


JURNAL SIMETRIK VOL.9, NO.1, JUNI 2019

Test pit pada sampling bauksit dibuat dengan permasalahan struktur geologi, sampling batuan dan
kedalaman hingga menembus perlapisan ore bauksit. lain sebagainya.
Proses penggalian test pit bisa dihentikan jika pada
saat penggalian menemukan air atau sudah menembus
perlapisan ore bauksit.

Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2018

Gambar 10. Hasil Lubang Bor

Gambar 10 merupakan salah satu contoh hasil


dari proses metode bor yang dilakukan saat kegiatan
Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2018 eksplorasi bauksit yang memiliki kedalaman kurang
dari 3 - 4 meter, yang cara kerjanya dibantu oleh alat-
Gambar 8. Proses Pembuatan Test pit alat mekanis dan juga memerlukan tenaga manusia
untuk kegiatan tersebut. Agar proses kegiatan bor bisa
Test pit dibuat dengan ukuran 1,2 m x 8 m, berjalan dengan lancar. Kemudian metode bor ini
setelah penggalian menembus ore bauksit dilakukan hanya bisa menentuka kedalaman dari suatu endapan
pengukuran ketebatan OB dan ore bauksit, selanjutnya yang dicari dan tidak bisa dilakukannya
dilakukan pengambilan sampel bauksit dengan teknik pendeskripsian secara langsung oleh mata seperti
chanel sampling berukuran 20 cm x 10 cm per 1 (satu) metode test pit. Sampel yang didapat dari hasil bor
meter dan memiliki berat sekitar 32 kg untuk tidak bisa mewakili untuk sampel bauksit yang
dijadikan 1 (satu) sampel. berkualitas baik.
Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam Metode yang digunakan pada kegiatan bor ialah
pembuatan test pit berjumlah 2 (dua) orang pekerja bor cutting, kinerjanya sangat cepat sehingga dalam
dan 1 (satu) orang geologis untuk pengambilan pembuatan lubang bor bisa lebih dari satu lubang
sampel bauksit. Dari hasil wawancara kepada pekerja yang berkisar antara 2-3 lubang bor dalam satu hari.
untuk penggalian tanah hingga menembus ore bauksit Tetapi dalam metode ini hasil yang didapat tidak
dengan kedalaman test pit 5-6 m memerlukan waktu maksimal, karena hasil sampel yang keluar dari proses
sekitar 6-8 jam. Sedangkan bbiaya pembuatan test pit bor bercampur dengan material lain.
menggunakan sistem borongan yaitu biaya 1 (satu)
test pit sebesar Rp. 5.000.000,- (Lima juta rupiah).

Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2018


Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2018
Gambar 11. Proses Pengeboran dengan Injeksi Air
Gambar 9. Hasil Sampling Bauksit dengan Metode
Test pit Metode bor ini mempunyai kekurangan,
kelebihan, serta kendala yang bisa terjadi pada saat
4.2 Sampling Dengan Pengeboran kegiatan bor yang berlangsung adalah sebagai berikut
Metode bor merupakan salah satu cara terbaik :
untuk menentukan kedalaman lapisan bawah tanah. 1) Waktu, pada saat kegiatan bor ini memiliki
Bor pada umumnya mempunyai tujuan untuk kinerja waktu yang sangat cepat karena,
mengetahui formasi litologi, untuk menyelesaikan menggunakan tenaga mesin. Sehinga

p-ISSN: 2302-9579/e-ISSN: 2581-2866 168


JURNAL SIMETRIK VOL.9, NO.1, JUNI 2019

pengerjaannya bisa melebihi kapasitas bor yang


diinginkan.
2) Keamanan (safety), pada metode ini keselamatan
kerja terjamin aman walaupun kerjanya sangat
cepat yang menggunakan mesin – mesin untuk
kegiatan bor dan memiliki penyangga untuk alat
yang digunakan agar tidak terjadinya bahaya.
3) Biaya, pada kegiatan bor ini juga sangat mahal,
karena biaya yang keluar untuk kebutuhan seperti
peralatan dan operasional bor.
4) Conto atau sampel, hasil yang keluar dari proses
bor ini bisa dikatakan kurang efektif untuk Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2018
mendapatkan sampel bauksit. Sehingga sampel
bauksit yang keluar dari hasil bor atau cutting Gambar 12. Hasil Sampling Bauksit dengan
tidak bisa mewakili hasil sampel bauksit yang Metode Pengeboran
baik, karena cutting yang keluar bercampur
dengan material lainnya sehingga sulit untuk 5. Kesimpulan dan Saran
mendapatkan sampel yang berkualitas tinggi. 5.1. Kesimpulan
5) Mobilisasi, bor ini menggunakan alat-alat yang Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh
cukup banyak untuk dibawa ke lokasi pengboran, kesimpulan sebagai berikut :
karena alat-alat yang digunakan sangat berat 1. Waktu yang diperlukan dalam pembuatan test pit
sehingga sulit untuk dibawa ke lokasi. adalah 6-8 jam sedangkan dalam pengeboran
memerlukan waktu 3-4 jam. Biaya yang
4.3 Perbandingan Sampling Bauksit Antara diperlukan dalam pembuatan test pit adalah Rp.
Metode Test pit Dan Pengeboran 5.000.000,- / test pit sedangkan dalam
Berdasarkan uraian hasil pengambilan sampel pengeboran memerlukan biaya Rp. 2.000.000,- /
bauksit menggunakan test pit dan pengeboran dapat Pengeboran.
diringkas perbandingannya seperti tabel 1. 2. Kualitas sampel yang dihasilkan dari metode test
pit lebih baik dibandingkan dengan kualitas hasil
Tabel 1 Perbandingan Sampling Bauksit Antara pengeboran.
Metode Test pit Dan Pengeboran 3. Kendala pada test pit adalah tingkat keamanan
No Aspek yang Test pit Pengeboran pekerja kurang aman ketika berada di kedalaman
dibandingan lebih dari 6 meter sedangkan kendala pada
1. Keteknikan Pembuatan Cutting yang pengeboran sulitnya mobilisasi alat pengeboran
sumur, terangkat melalui ke lokasi, ketersediaan air, hasil sampel pecah
kemudian air adalah sampel dan tidak bisa di ketahui nilai CF bauksit.
dilakukan yang diperoleh 4. Untuk tujuan sampling bauksit, dengan tujuan
sampling mendapatkan jumlah sumber daya bauksit yaitu
2 Keamanan Aman < 6 meter Aman di pada kegiatan eksplorasi rinci sebaiknya
sepanjang menggunakan metode test pit. Sedangkan untuk
kedalaman
tujuan survey pendahuluan bisa menggunakan
3 Jumlah 3 orang 4 orang
Pekerja pengeboran.
Minimum
4 Lama waktu 6-8 jam 3-4 jam 5.2. Saran
5 Biaya Saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai
Pekerjaan Rp. 5.000.000,- Rp, 2.000.000,- berikut :
per kegiatan 1. Dalam kegiatan pengeboran sampling bauksit
6 Kualitas Baik Kurang Baik perlu diperhatikan keberadaan air disekitar lokasi
Sampel sebagai media pembawa cutting bauksit
7 Peralatan dan Sederhana dan Menggunakan 2. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin
Mobilisasi Mudah teknologi dan mengangkat sampling bauksit dengan metode
sulit
pengeboran cutting di sarankan untuk melakukan
Sumber :Hasil Pengamatan dan Wawancara , 2018
kajian dalam perhitungan nilai CF bauksit.

p-ISSN: 2302-9579/e-ISSN: 2581-2866 169


JURNAL SIMETRIK VOL.9, NO.1, JUNI 2019

DAFTAR PUSTAKA
Annels, A.E., and Dominy, S.C., 2003, Technical
Note: Core Recovery and Quality: Important
Factors in Mineral Resource Estimation,
Applied Earth Science (Trans. Inst. Min.
Metall. B) December 2003 Vol.112, Wales.
Gadallah, M., and Fisher, R., 2009, An
Introduction: Exploration Geophysics,
Springer-Verlag, Berlin Heidelberg.pringer,
Berlin.
Halim, S., dan Felicia, 2012, Deteksi Keausan Alat
pada Proses Pengeboran Sumber Alam, Jurnal
Teknik Industri, Vol. 14 No. 2. Pp 123-128,
Surabaya.
Sinclair, A.J., and Blackwell, G.H., 2004, Applied
Mineral Inventory Estimation, Cambridge
University Press, Cambridge.
Wellmer, F.W.; Dalheimer, M., and Wagner, M.,
2008, Economic Evaluations in Exploration
2nd Edition, S

p-ISSN: 2302-9579/e-ISSN: 2581-2866 170

Anda mungkin juga menyukai