Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Mineralogi Dan Geokimia Endapan Emas Epitermal Di


Paningkaban, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah
Rika Ernawati1,2, Arifudin Idrus1, Himawan Tri Bayu Murti Petrus3
1
Teknik Geologi, FT, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
2
Teknik Pertambangan, FTM, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
3
Teknik Kimia, FT, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Abstrak

Endapan emas di Paningkaban, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah merupakan endapan


emas epitermal. Endapan emas epitermal umumnya berasosiasi dengan mineral pirit,
arsenopirit, galena, spalerit, kalkopirit, bismut, pirrotit, tetrahedrrite-tennantit. Sedangkan
mineral ikutan yang umumnya ada pada endapan emas adalah kuarsa, karbonat, klorit,
grafit dan turmalin. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik mineralogi
dan geokimia dari endapan emas epitermal di Paningkaban. Metode penelitian yang
dilakukan untuk menganalisa mineralogi dan geokimia mineral bijih di lokasi Paningkaban
menggunakan metode petrografi, mineragrafi, SEM EDS, FA dan AAS. Berdasarkan hasil
pengamatan dan analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa emas ditemukan sebagai native
(Au) dan elektrum (El) dan banyak terinklusi dalam pirit. Mineral bijih yang berasosiasi
dalam endapan emas epitermal sulfidasi rendah di Paningkaban adalah spalerit (Sph), pirit
(Py), kalkopirit (Cpy), galena (Gn) dengan kemelimpahan yang cukup banyak, hal ini dapat
dilihat pada kandungan logam-logam seperti Zn, Pb, dan Cu pada endapan . Sedangkan
mineral ikutan pada endapan adalahkuarsa (Qz), serisit (Ser), klorit (Chl), pirit (Py), kalsit
(Cal), kaolinit (Kln), mineral karbonat (Cb). Tekstur yang tampakyaituperlapisan, massif
karbonat, gradasi, vuggy, veinlet, open space dangradasimemotong.
Kata kunci :emas, epitermal, geokimia, mineralogi, Paningkaban.

1. Pendahuluan Sedangkan menurut Schwartz (1944), endapan


Waldemar Lindgren (1933) dan Guilbert and Park emas umumnya berasosiasi dengan mineral pirit,
(1986)mendefinisikanbahwaendapanepitermalmer arsenopirit, galena, spalerit, kalkopirit, bismut,
upakanindukbatuandaribijih Au, Ag, pirrotit, tetrahedrrite-tennantit. Sedangkan mineral
danlogamdasar, serta Hg, Sb, S, kaolinite, ikutan yang umumnya ada pada endapan emas
alunitedan silica. adalah kuarsa, karbonat, klorit, grafit dan turmalin.
sertahasildariaktivitashidrotermalyang Mineralisasi endapan epitermal terbagi menjadi
berhubungandenganvulkanismepadakedalamandan dua yaitu epitermal sulfidasi rendah dan epitermal
gkaldantemperaturrendah. Pengendapanterjadikira- sulfidasi tinggi. Epitermal sulfidasi rendah
kira 1 km daripermukaanpadatemperaturantara 500 terbentuk pada kondisi dengan pH mendekati
- 2000 C, walaupuntemperatur yang netral (Barton and Skinner,1979), sedangkan
umumdiketahuiadalah 3000 C. epitermal sulfidasi tinggi berada pada kondisi asam
Klasifikasi endapan epitermalmendasarkan pada dalam lingkungan hidrotermal-magmatik yang
himpunan mineral alterasi dan mineral ikutan berdekatan dengan vulkano muda (Ransome, 1907;
(gangue mineral), kandungan logam, kandungan Hedenquist et al., 1994).
sulfida dan himpunan mineral sulfida. Simmons et
al, 2005 cenderung untuk mengklasifikasikan Endapan emas epitermal di Paningkaban
endapan epitermal berdasarkan himpunan mineral merupakan endapan emas epitermal sulfidasi
ikutan karena bijih teroksidasi oleh proses rendah dengan empat tahap mineralisasi yang
pelapukan. berkembang yaitu tahap awal, tahap pertengahan,
Endapan epitermal berasosiasi dengan kuarsa ± tahap akhir dan tahap pengkayaan. Mineralisasi
kalsit ± adularia ± illite yang mengandung bijih emas di Paningkaban terutama berasal pada tahap
Au-Ag, Ag-Au atau Ag-Pb-Zn. Elektrum, akantit, pertengahan dan akhir, khususnya yang berkaitan
perak sulfosalt, perak selenid dan Au-Ag tellurit dengan cockade, crustiform, bladed carbonat base
merupakan mineral yang mengandung emas dan metal vein. Sehingga endapan epitermal LS di
perak yang utama, sedangkan mineral yang sedikit Paningkaban dikategorikan sebagai mineralisasi
mengandung emas adalah spalerit, galena dan emas tipe carbonat base metal (Idrus et al., 2015).
kalkopirit (Simmons et al, 2005).

328
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Umumnya keberadaan mineral spalerit dan sedang (± 200 – 300 mesh) dan halus (±400-600
arsenopirit pada endapan epitermal sangat banyak, mesh) serta diberi air secukupnya setiap pergantian
khususnya endapan epitermal sulfidasi rendah. ukuran, sebaiknya contoh batuan dibersihkan
Sedangkan untuk mineral ikutan yang paling terlebih dahulu secara bergantian. Bagian
banyak pada endapan epitermal adalah kuarsa, permukaan sampel yang sudah diratakan hingga
adularia dan kalsit (White and Hedequist, 1995). halus dilekatkan pada kaca objek dengan balsam
Kaolinit dan alunit bukan merupakan mineral Kanada. Agar sampel dapat merekat dengan kuat
ikutan dalam endapan epitermal sulfidasi rendah, pada kaca, kaca objek dengan balsam Kanada
tetapi sebagai overprint (Vikre, 1985). dipanasi kira-kira 2 menit, dengan suhu ±160ºC.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa Dalam memanasi tidak boleh terlalu lama karena
secara mineralogi dan geokimia dari endapan emas dapat mengakibatkan warna coklat berasap dan
epitermal di Paningkaban akan mudah retak bila kering. Keping batuan
ditekan pelan-pelan diatas balsam Kanada sampai
2. Metode rata benar letaknya diatas kaca objek dan
2.1. Metode Pengumpulan Data menghindari adanya gelembung udara dalam
Untuk mengetahui karakteristik mineralogi balsam Kanada. Jumlah sayatan tipis dalam
endapan emas maka perlu dilakukan preparasi penelitian ini berjumlah 30 sampel batuan.
sampel berupa sayatan poles dan sayatan tipis. 2.2. Metode Analisis Data
Peralatan dan perlengkapan dalam pembuatan Setelah pembuatan sayatan tipis dan sayatan poles
sayatan poles yaitu sampel batuan yang sudah selesai maka bisa diamati dibawah mikroskop
dipotong berukuran kira-kira 2 cm, cetakan berupa polarisasi (sayatan tipis) dan mikroskop refraksi
pipa paralon kira-kira 3 cm, resin epoxi, pengeras (sayatan poles). Analisa ini dilakukan di
epoksi dengan perbandingan 5 banding 1, cairan laboratorium Bahan Galian, Teknik Geologi UGM
pelumas (silicone mold release) , kertas untuk Yogyakarta.
menulis nama sampel, pelat kaca untuk
menggosok sayatan yang tercetak, dan bubuk Analisa geokimia batuan menggunakan metode
carborundum berukuran 1000, 3000 dan 4000 Scanning Electron Microscope (SEM) dengan
mesh. Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy(EDS) dan
geokimia bijih menggunakan Fire Assay (FA) dan
Pembuatan sayataan poles diawali dengan Atomic Absorption Spectrophotometry(AAS).
mencampurkan antara resin dan epoxi dengan Analisa SEM EDS dilakukan di laboratorium
perbandingan 5 banding 1 hingga rata. Masukkan Tekmira Bandung, sedangkan analisa FA dan AAS
sampel batuan yang telah dipotong kedalam pipa dilakukan di laboratorium PT. Intertek Jakarta.
paralon (ditutup bagian bawahnya dan disemprot
cairan pelumas), kemudian tuangkan resin 3. Hasil dan Pembahasan
bercampur epoxi tadi kedalam paralon yang sudah
3.1. Analisa Petrografi
ada sampel batuannya hingga sampel batuan
Dari hasil pengamatan dibawah mikroskop
tertutup resin seluruhnya. Setelah itu letakkan
polarisasi (sayatan tipis) didapatkan hasil bahwa
kertas yang sudah ditulis nama sampel diatas
endapan emas di daerah Paningkaban yaitu kuarsa
sampel batuan yang telah tertutup resin tadi.
(Qz), serisit (Ser), klorit (Chl), pirit (Py), kalsit
Diamkan kira-kira 24 jam hingga resin mengeras.
(Cal), kaolinit (Kln), mineral karbonat (Cb), dan
Setelah mengeras keluarkan sampel batuan yang
mineral opak (Opq).Terlihat bahwa mineral yang
telah tertutup resin dari pipa paralon. Kemudian
ditemukan di Paningkaban merupakan ciri dari
poles sayatan yang sudah jadi menggunakan bubuk
endapan emas epitermal pada umumnya.
carborundum secara berurutan mulai bubuk
berukuran 1000, 3000, dan terakhir 4000 mesh. Tipealterasi yang ditemuiyaitufilik, propilitik,
Sampel yang sudah dipoles siap untuk diamati argilik, silica-karbonatdankarbonat,
dibawah mikroskop polarisasi untuk melihat bijih- sedangkantekstur yang tampakyaituperlapisan,
bijih yang terdapat pada sampel batuan. Jumlah massif karbonat, gradasi, vuggy, veinlet, open
sampel sayatan poles dalam penelitian ini spacedangradasimemotong.
berjumlah 30 sampel batuan.
Persentaseketerdapatan mineral tersebut,
Sedangkan untuk pembuatan sayatan tipis dimulai ukuranmasing-masing mineral,
dengan memotong sampel batuan setebal kurang tipealterasidantekstur yang
lebih 3 mm, berukuran 2 cm x 4 cm, dengan kedua terdapatdalamendapandapatdilihatpadaTabel 1.
permukaan bidang datar yag sejajar. Kemudian
salah satu permukaan sampel batuan dihaluskan
menggunakan gerinda yang bersifat abrasif dan
permukaannya merata. Agar permukaan betul-
betul rata maka permukaan digosokkan diatas kaca
tebal yang diberi karborundum kasar (± 100 mesh),

329
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Tabel1: warna abu-abu terang; tekstur batuan dengan


KarakteristikPetrografiEndapanEmasPaningkaban ukuran mineral <0.1-2 mm, bentuk kristal
Mineral Persentase Ukuran Tekst Tipe subhedral-anhedral; komposisi mineral disusun
keterdapat mineral ur Altera
oleh kuarsa (40 %), serisit (25 %), klorit (10 %),
an (%) (mm) urat si
Kuarsa 35-60 0,1- 1 perlap filik,
dan mineral opak (25 %).
(Qz) isan, propili
Serisit 15-25 < 0,1 massif tik, 3.2. Analisa Mineralogi Bijih
(Ser) karbo argilik Mineral bijih yang
Klorit 10-35 < 0,1- nat, , ditemukandaripengamatanmikroskop refraksi pada
(Chl) 2,5 gradas silica- sayatan poles di daerahPaningkabanadalahspalerit
Kaolinit 30 < 0,1 i, karbo
(Sph), galena (Gn), pirit (Py), electrum (El), emas
(Kln) vuggy nat
, dan (Au), kalkopirit (Cp), danhematit (Hem).
Kalsit 15-35 0,1 - 4
(Cal) veinle karbo Teksturbijih yang terlihatdarisayatan poles
Pirit 2-10 < 0,5 t, nat adalahtekstureksolusipadainklusi Au, El,
(Py) open teksturpergantianGn-Sph, Py-Sph, Gn-Cp, Py-Cp,
Mineral 15-50 0,5 - 3 space danteksturpengisianperlapisansimetriPy-Gn.
karbonat dan Ukuran mineral bijih, persentaseketerdapatan
(Cb) gradas mineral
Mineral 8-30 0,5 – 2,5 i bijihdanteksturbijihdapatdilihatpadatabel2berikut :
opak memo
(Opq) tong
Tabel2Karakteristik Mineral
BijihEndapanEpitermalPaningkaban
Pengamatan dibawah mikroskop polarisasi pada Persentaseket Ukura
Mine
erdapatan nbijih Teksturbijih
nikol sejajar dan nikol silang pada salah satu ral
(%) (mm)
sampel di Paningkaban dapat dilihat pada gambar Sphal 10 – 50 0,05 – tekstureksolusipadainkl
1 dan gambar 2 berikut : erit 2 usi Au, El,
(Sph) teksturpergantianGn-
Galen 5 – 60 0,1 – 2 Sph, Py-Sph, Gn-Cp,
a Py-Cp,
(Gn) danteksturpengisianperl
Pirit 5 -25 0,1 – apisansimetriPy-Gn.
(Py) 3,5
Emas <1 <0,1
(Au)
Kalko
pirit 5 <0,5
(Cp)
Hema
tit 0,05 –
9
(Hem 0,5
)
Elektr
0,1 –
um 1
3,5
Gambar1.NikolSejajar (El)

Pengamatan mineralogi bijih dibawah mikroskop


pada salah satu sampel dapat dilihat pada gambar 3
dan gambar 4berikut :

Gambar2. NikolSilang

Pada nikol sejajar, sayatan tipis batuan berwarna


abu-abu dan pada nikol silangmemperlihatkan

330
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Gambar3MineralogibijihEmas, Spalerit, PiritdanHematit Hasil keterdapatan mineralogi bijih ini dibuktikan


pula dengan hasil analisa geokimia
batuanmenggunakan Scanning Electron
Microscope (SEM) dengan Energy Dispersive X-
Ray Spectroscopy (EDS). Dari hasil analisa SEM
EDS terlihat adanya mineral elektrum.
Keterdapatan emas pada endapan emas di
Paningkaban berupa native gold, elektrum dan
banyak terinklusi dalam pirit.dan didominasi oleh
spalerit, pirit, kalkopirit dan galena.
3.3. Analisa Geokimia Bijih
Hasil analisa mikroskop dan SEM EDS ini
juga didukung oleh hasil analisa geokimia bijih
pada endapan emas epitermal di Paningkaban yang
menggunakan analisa FA dan AAS dan
menunjukkan keterdapatan logam Ag, Pb, Zn, Cu,
Gambar4. Mineralogi Bijih Galena
As dan Hg. Dari hasil analisa menunjukkan bahwa
logam Pb, Zn dan Cu mempunyai kadar yang
tinggi. Bahkan pada logam Au, Pb dan Zn
Fotomikrografi bijih memperlihatkan warna abu- dilakukan analisa ulang pada batas deteksi yang
abu,tekstur urat masif,ukuran kristal 0.01-4 mm, lebih besar karena pada batas deteksi kecil
komposisi terdiri dari mineral gangue (40%) menunjukkan nilai yang maksimum sehingga
umumnya mineral kuarsa, dan mineral opak (60%) untuk mendapatkan nilai kadar logam-logam
meliputi mineral pirit (25%), galena (10%), sfalerit tersebut digunakan batas deteksi yang lebih besar.
(15%), hematit (9%), dan emas (<1%).

Tabel3HasilAnalisaKandunganLogam Daerah
Ident Au Au Ag Pb Pb Zn Zn Cu As Hg
Units ppm ppm ppm Ppm % Ppm % ppm ppm Ppm
Batas deteksi 0.005 3 1 4 0.01 2 0.01 2 40 0.01
P1 19.6 12 1,690 6120 655 240 0.08
P2 0.266 <1 300 125 57 <40
P3 >50 76 34 >4,000 1.17 >10000 2.63 285 360 < 0.01
P4 25.3 6 2,150 1480 29 290 < 0.01
P5 42.5 20 >4,000 0.8 >10000 1.16 490 160 0.01
P7 1.8 10 1,620 1670 273 100
P9 0.265 2 30 74 42 60
P13 5.54 26 >4,000 1.42 >10000 2.15 1230 300
P14 6.03 4 675 663 87 60
P19 4.16 3 1,690 1550 42 160
P20 1.34 3 767 879 101 550
P22 10.7 7 2,010 3920 262 310 0.16
P23 0.596 3 97 306 343 300
P27 9.14 5 1,720 1300 145 100
P28 6.49 19 >4,000 0.87 >10000 1.4 668 350

Nilai kadar Au tertinggi yaitu 76 ppm, kadar Ag berlimpah, sedangkan mineral arsenopirit tidak
tertinggi 34 ppm, kadar Pb tertinggi 1,42%, kadar terlihat walaupun kadar As cukup tinggi, hal ini
Zn tertinggi 2,63%, kadar Cu tertinggi 1230 ppm dimungkinkan karena mineral arsenopirit
dan kadar As tertinggi 550 ppm. Kadar Pb yang berasosiasi dengan galena, sphalerit, pirit dan
tinggi mengindikasikan keterdapatan mineral kalkopirit.
galena pada endapan emas epitermal di
Paningkaban. Begitu pula halnya dengan kadar Zn 4. Kesimpulan
yang tinggi mengindikasikan keterdapatan mineral Dari semua analisa menunjukkan bahwa emas
spalerit, sedangkan keterdapatan mineral kalkopirit ditemukan sebagai native (Au) dan elektrum
diindikasikan dengan tingginya kadar Cu pada (El)dan banyak terinklusi dalam pirit. Mineralbijih
endapan. Demikian halnya dengan logam As yang berasosiasi dalam endapan emas epitermal
mengindikasikan keterdapatan mineral arsenopirit. sulfidasi rendah di Paningkaban adalah spalerit
Keterdapatan mineral pirit, kalkopirit, spalerit dan (Sph), pirit (Py), kalkopirit (Cpy), galena (Gn)
galena dalam endapan emas Paningkaban cukup dengan kemelimpahan yang cukup banyak, hal ini

331
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

dapat dilihat pada kandungan logam-logam seperti the Nansatsu district, Japan: Economic
Zn, Pb, dan Cupada endapan yang cukup tinggi, Geology, v. 89, p. 1-30.
sedangkan arsenopirit (Apy) tidak terlihat Idrus A., Hakim F., Warmada W., Aziz M., Kolb
walaupun kandungan As pada endapan cukup J., Meyer F.M., 2015, Geology and Ore
tinggi, hal ini terjadi kemungkinan mineral Mineralization of Tertiary Sedimentary
arsenopirit berasosiasi dengan mineral galena, Rock Hosted LS Epithermal Gold Deposit
sphalerit, pirit dan kalkopirit. Mineral ikutan pada at Paningkaban, Banyumas District, Central
endapan yang terlihat adalah kuarsa (Qz),serisit Java, Indonesia, Proceedings Vol 1, 13th
(Ser), klorit (Chl), pirit (Py), kalsit (Cal), kaolinit SGA Biennial Meeting Mineral Resources
(Kln), mineral karbonat (Cb). Tekstur yang in A Sustainable World, Nancy-France, p.
tampakyaituperlapisan, massif karbonat, gradasi, 299-302.
vuggy, veinlet, open spacedangradasimemotong. Lindgren, W., 1933, Mineral Deposits, Fourth
Edition Revised And Reset, Mcgraw-Hill
Ucapan Terima Kasih Book Company Inc, New York And
Ucapan terima kasih disampaikan pada Direktorat London.
Riset dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Ransome, F.L., 1907, The association of alunite
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, with gold in the Goldfield district, Nevada:
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Economic Geology, v. 2, p. 667-692.
TinggiSesuai dengan Kontrak Penelitian Tahun Schwartz G.M., 1944, The Host Minerals of
Anggaran 2017Nomor:196 A / Native Gold, Economic Geology v. 39, pp.
UN62.21/LT/IX/2017, tanggal 7 April 2017, yang 371-411.
telah membiayai penelitian ini. Simmons S.F., White N.C., John D.A., 2005,
Geological Characteristics of Epithermal
Daftar Pustaka Precious and Base Metal Deposits, Society
Barton, P.B., Jr., and Skinner, B.J., 1979, Sulfide of Economic Geologists, Inc. Economic
mineral stabilities, in Barnes, H.L., ed., Geology 100th Anniversary Volume, pp.
Geochemistryof Hydrothermal Ore 485-522.
Deposits: New York,Wiley Interscience, Subagyo, E.S. dan Tukidjo, 2003, Preparasi
p.278-403. Sayatan Tipis dan Poles Contoh Batuan dari
Cooke, D.R., and Simmons, S.F., 2000, Jumbang I, Kalan, Kalimantan - Barat dan
Characteristics and Genesis of Epitermal Ketapang, Madura, Jawa – Timur,
Gold Deposits, Society of Economic Kumpulan Laporan Hasil Penelitian
Geologists Review, vol.13, p.221-244. Tahun2003, ISBN.978-979-99141-2-5
Guilbert, J.M, Park Jr. C.F, 1986, The Geology of Vikre, P.G., 1985, Precious metal vein systems in
Ore Deposits, Freeman, New York, San the National district, Humbolt County,
Fransisco. Nevada: Economic Geology, v. 80, p. 360-
Hedenquist, J.W., Matsuhisa, Y., Izawa, E., White, 393.
N.C., Giggenbach, W. F. and Aoki, M., White, N.C., and Hedenquist, J.W., 1995,
1994, Geology, geochemistry, and origin of Epithermal Gold Deposits: Styles,
high sulfidation Cu-Au mineralization in Characteristics and Exploration, Published
in SEG Newsletters, 1995, No.23, p. 1, 9-
13.

332

Anda mungkin juga menyukai