Anda di halaman 1dari 4

KABUPATEN MOROWALI

 Potensi bahan galian atau sumber daya mineral yang ada pada kabupaten morowali
1. Nikel
2. Chromit (Cr)
3. Bijih besi dan pasir besi
4. Marmer
5. Pasir dan batu
6. Batu gamping
7. Kaolin
8. Lempung
9. Batu giok
10. Talk
11. ONYX
Pada daerah morwali mineral yang terbanyak ada nikel Nikel terbentuk dari
hasil pelapukan dari batuan ultra basa (endapan residual ) Replacement serta Injeksi
Magmatis.pada daerah morowali yang merupakan penghasil nikel adalah Kecamatan
Bungku Utara, Kec. Petasia, Bungku Tengah, Kecamatan Bungku Selatan.
Di Kabupaten Morowali luas areal ± 149.700 Ha dengan cadangan terduga
8.000.000 WMT. Blok Tompira cadangan infered Limonit 6 juta ton dengan kadar Ni
1,40 %, Saprolit 0,3 juta ton dengan kadar Ni 2,4 %; Blok Ungkaya potensi infered
Limonit 3,1 juta ton dengan kadar Ni 1,37 %, Saprolit 0,2 juta ton dengan kadar Ni
2,63 %; Blok Bulu Taloa potensi infered Limonit 1 juta ton dengan kadar Ni 1,36 %.
Adapun sifat fisik dan kimia dari nikel yaitu:
A. Sifat kimia
 Energi ionisasi pertama: 735 kJ/mol
 Energi ionisasi kedua: 1753 kJ/mol
 Energi ionisasi ketiga: 3387 kJ/mol
 Elektronegativitas menurut Pauling: 1,8
 Radius Vanderwaals: 0,124 nm
 Nomor atom: 28
 Massa atom: 58,71 g/mol
B. Sifat fisik
 logam keras
 ulet
 bisa ditempa
 berwarna putih keperakan
 Kepadatan: 8,9 g/cm3 pada 20 °C
 Titik lebur: 1453 °C
 Titik didih: 2913 °C
Pada kabupaten morowali ini nikel diperoleh dengan cara penambangan Di alam,
proses penambangan nikel dimulai dengan mengupas tanah permukaan (10-20meter)
kemudian dibuang ketempat tertentu atau digunakan untuk menutup lokasi
purnatambang. Lapisan tanah mengandung nikel berkadar tinggi selanjutnya diambil
dengan menggunakan alat mekanis atau non mekanis dan diangkut untuk diolah di
pabrik dan sebagaian ditimbun di sekitar wilayah perairan pesisir untuk selanjutnya
dalam bentuk mentah di ekspor keluar negeri. Nikel terbentuk bersama dengan belerang
dalam millerite (NiS), dengan arsenikdalam galian nikolit (NiAs), dan dengan arsenik
dan belerang dalam (nikel glance). Nikel juga terbentuk bersama-sama dengan chrom
dan platina dalam batuan ultrabasa. Terdapat dua jenisendapan nikel, yaitu sebagai hasil
konsentrasi residu silika dan pada proses pelapukan batuanbeku ultrabasa serta sebagai
endapan nikel-tembaga sulfida, yang biasanya berasosiasi denganpirit, pirotit, dan
kalkopirit.
Di perairan nikel ditemukan dalam bentuk koloid. Garam-garam nikel misalnya
nikelamonium sulfat, nikel nitrat, dan nikel klorida bersifat larut dalam air. Pada
kondisi aerob dan pH< 9, nikel membentuk senyawa kompleks dengan hidroksida,
karbonat, dan sulfat dan selanjutnya mengalami presipitasi. Demikian juga pada kondisi
anaerob, nikel bersifat tidak larut(Moore, 1990dalam Effendi, 2003). Di muara sungai,
nikel menunjukan konsentrasi yang semakin meningkat dengan peningkatan kekeruhan.
Peningkatan konsentrasi nikel terlarut pada tingkat kekeruhan yang tinggi terjadi karena
proses desorpsi dari partikel-partikel yang ada dimuara sungai dan proses resuspensi.

Adapun tahap-tahap yang dilakukan untuk melakukan proses pengelolahan


nikel melalui beberapa tahap utama yaitu:
1. Crushing
yaitu suatu proses yang bertujuan untuk memisahkan mineral yang diinginkan agar
terpisah dengan mineral pengotor yang lain.
2. Grinding
Merupakan tahap pengurangan ukuran dalam batas ukuran halus yang diinginkan.
Tujuan Grinding yaitu Mengadakan liberalisasi mineral berharga, Mendapatkan ukuran
yang memenuhi persyaratan industri, Mendapatkan ukuran yang memenuhi persyaratan
proses.
3. Pengayakan/ penyaringan
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala
industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
4. Klasifikasi
Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan
pengendapannya dalam suatu media (udara atau air).
5. Pengeringan
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal dari
konsentrat dengan cara penguapan.
6. Granulasi dan Pengemasan. Kalsinasi dan Reduksi di Tanur Pereduksi
Tujuannya untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi
sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi. Setelah proses drying, bijih
nikel yang tersimpan di gudang bijih kering pada dasarnya belumlah kering secara
sempurna, karena itulah tahapan ini bertujuan untuk menghilangkan kandungan air
bebas dan air kristal serta mereduksi nikel oksida menjadi nikel logam. Proses ini
berlansung dalam tanur reduksi.
7. Pengkayaan di Tanur Pemurni
Bertujuan untuk menaikkan kadar Ni dari sekitar 27 persen menjadi di atas 75 persen.
8. Granulasi dan Pengemasan
Untuk mengubah bentuk dari logam cair menjadi butiran-butiran yang siap diekspor
setelah dikeringkan dan dikemas nikel dituang kedalam tandis sembari secara terus
menerus disemprot dengan air bertekanan tinggi. Proses ini menghasilkan nikel matte
yang dingin yang berbentuk butiran-butiran halus. Butiran-butiran ini kemudian
disaring, dikeringkan dan siap dikemas.
Manfaat:
Untuk pembuatan logam campuran (kuningan, perunggu, dll.), industri
perlistrikan, alat-alat transportasi, pembuatan pelat-pelat nikel, pelindung baja
(stainless steel), pelindung tembaga, industri baterai, elektronik, aplikasi industri
pesawat terbang, industri tekstil, turbin pembangkit listrik bertenaga gas, pembuat
magnet kuat,pembuatan alat-alat laboratorium (nikrom), kawat lampu listrik,
katalisator lemak, pupuk pertanian, dan berbagai fungsi lain.

Anda mungkin juga menyukai