Anda di halaman 1dari 22

DETIK DETIK PROKLAMASI

ANGGOTA:
 Delvina Silva Ria  Viona Rizky Frabella

 Geofeny Putri  Nadhia Fransisca

 Navelga Miolans Arnada  Januria Listriana

 Reyna Reysa Anggraeni  Dimas Alpherdo

 Agustina  Muhammad Berlian Ardandi

 Kirana Dwi Prasasti  Arun Berlian

 Adysha Maharani P  Alvin Rafhael

 Jelly Melysha

Guru Pembimbing:Masrina,S.Pd,M.Pd

SMA NEGERI 2 PRABUMULIH


TAHUN AJARAN 2022/2023
Detik-Detik Proklamasi
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Berita tentang
kekalahan tersebut sangat dirahasiakan oleh Jepang. Bahkan semua stasiun disegel oleh
Jepang. Tapi ternyata siaran tersebut tertangkap di Indonesia dan Soetan Syahrir
mendengarnya.

"Salah satu pemuda sedang membaca koran sekaligus mendengarkan radio dan pemuda itu
mendengarkan siaran kekalahan Jepang"

Sutan syahrir : (terkejut)"apa benar yang kudengar barusan, aku harus memberi tahu Bung
Karno dan Bung Hatta!" (Berdiri meninggalkan ruangan)

Setelah mendengar berita kekalahan Jepang, Sutan Sjahrir segera pergi ke rumah Moh.
Hatta untuk memberitahukan berita ini.

Soetan Syahrir : (mengetuk pintu) "Assalamualaikum

Moh Hatta :(membuka pintu) "Waalaikumsalam, silakan masuk Sjahrir

Moh Hatta : "Silakan duduk" (duduk)

Soetan Syahrir : "Terima kasih" (duduk) "Bung Hatta, bagaimana soal kemerdekaan kita
Bung?"

Hatta ; "Bukankah soal kemerdekaan sudah diserahkan pada PPKI ?"

Soetan Syahrir : Melalui PPKI? "Tetapi menurut saya, bukankah lebih baik kemerdekaan
segera dilaksanakan tanpa melalui PPKI

Moh Hatta : Apa maksud bung Syahrir berkata seperti itu?


Soetan Syahrir : "PPKI adalah buatan Jepang. Jika kita merdeka melalui PPKI, Sekutu akan
menganggap indonesia buatan Jepang. Sebaiknya kita segera memproklamasikan
kemerdekaan kita atas nama bangsa Indonesia selagi kita dalam masa vacuum of power.

Moh Hatta : "Vacuum of power?" (bingung)

Sjahrir : "Saya mendengar dari radio bahwa Jepang telah menyerah pada Sekutu, itu artinya
Indonesia sedang berada dalam kekosongan kekuasaan, Jadi, ini adalah kesempatan yang
baik untuk kita memproklamasikan kemerdekaan sebelum sekutu datang

Moh Hatta : "Saya setuju, tapi apakah Bung Karno sependapat dengan kita? Bagaimana kalau
kita hubungi Bung Karno terlebih dahulu?"

Soetan syahrir :"Ide yang bagus."

Moh Hatta : (mengambil telepon, dan memencet nomor, menelepon Bung Karno)
"Assalamualaikum"

Soekarno : "Waalaikumsalam, ada apa Bung Hatta?"

Moh Hatta : "Apakah saya dan Sjahrir boleh datang ke rumah Bung Karno guna membahas
kemerdekaan kita?"

Soekarno : "Tentu saja, saya tunggu kedatangan anda."

Moh Hatta : "Terima kasih, assalamu'alaikum"

Soekarno : "Walaikumsalam"

Moh Hatta : (menutup telepon) "Mari kita berangkat."


Soetan Syahrir : Mari (keluar bersama Hatta)

Adegan 3

Soetan Syahrir dan Moh. Hatta menemui Soekarno di rumahnya untuk memberitahukan
tentang kekalahan Jepang. Syahrir mendesak untuk mempercepat proklamasi, tetapi Bung
Karno menolak.

Hatta dan Sjahrir : (mengetuk pintu) "Assalamualaikum

Soekarno : (membuka pintu) "Waalaikumsalam, silakan masuk"

Hatta+Sahrir: "Terima kasih" (masuk)

Soekarno : "Duduklah" (hatta dan sjahrir duduk) "Mengapa kalian datang kemari? Ada
masalah apa ?"

Moh Hatta : "Ada berita penting yang akan Sjahrir sampaikan."

Soekarno : "Berita apakah itu Syahrir?"

Sutan Syahrir : "Saya dengar jepang telah menyerah pada sekutu. Bagaimana jika kesempatan
ini kita gunakan untuk memproklamasikan kemerdekaan agar Indonesia memiliki
kepemimpinan baru?

Soekarno : "Saya tidak berhak bertindak sendiri, semua itu hak PPKI Alangkah janggal bila
saya mengucapkan kemerdekaan tanpa melalui PPKI yang saya ketual."

Sutan Syahrir : "Tapi Bung

Soekarno : "Maafkan saya Sjahrir, tapi kita memang tidak boleh gegabah."
Sutan Sjahrir : "Baiklah... kalau begitu kami permisi. Mari Bung.

Moh Hatta : Mari

Setelah mendengar berita kekalahan jepang para pemuda mengadakan rapat dijakarta
Darwis : Beradanya kita disini, untuk melancarkan rencana kita menuju kegerbang
kemerdekaan negara indonesia.
Sutan syahrir: Ya, Jepang telah menyerah terhadap sekutu, Oleh karena itu telah terjadi
kekosongan kekuasaan di Indonesia. Jepang tidak lagi berkuasa terhadap negeri kita karena
telah menyerah terhadap sekutu sedangkan sekutu sepenuhnya belum menguasai Indonesia

Soekarni : benar itu Jepang sudah tidak berwenang lagi di tanah kita kita harus memanfaatkan
situasi ini untuk memproklamir
kan kemerdekaan

Sutan syahrir : tapi! jangan sampai Proklamasi Kemerdekaan diproklamirkan oleh PPKI!

Chairul Shaleh : Kenapa kau berpendapat sedemikian?

Sutan syahrir : karena PPKI adalah badan pembentukan dari Jepang kita tidak ingin ada
campur tangan Jepang, dalam Proklamasi kemerdekaan kita sendiri

Wikana : maka dari itu Mari kita sepakat untuk menolak berbagai bentuk hadiah dari Jepang
karena kemerdekaan Kitalah yang menyusun sendiri

Soekarni : tepat sekali kalau begitu kita harus membagi tugas wikana dan Chairul Saleh
kalian harus pergi ke kediaman Soekarno, saya dan Darwis akan memerintahkan anggota
Pemuda lainnya untuk merebut kekuasaan dari Jepang

Keesokan harinya. Pada tanggal 15 Agustus 1945, dirumah bung karno berkumpullah
golongan muda yang dipimpin oleh Chairul Shaleh, soekarni, Wikana, dan Darwis. Mereka
mendesak Bung Karno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan indonesia.
Wikana : assalamualaikum!! Bung karno, bung.

Fatmawati : Waalaikumsalam

Wikana : maaf Bu, apakah bung Karno ada?kami ingin bertemu dengannya.

Fatmawati : kang mas ada, ada keperluan apa?

Chairul Shaleh : Begini Bu, ada hal penting yang ingin kami bicarakan padanya.

Fatmawati : oh kalau begitu silahkan masuk.


/Para pemuda masuk/

Fatmawati : Silahkan duduk.. sebentar saya panggil kan kangmas dulu ya.
kangmas... Kangmas...
Ada yang datang mencari.

Soekarno : "ya siapa Bu??"

Fatmawati : Para pemuda mencari, ingin berbicara penting katanya..

Soekarno : baiklah, saya akan menumuinya, ada maksud apa saudara saudara kemari ?

Chairul shaleh : "Ayo Bung malam ini juga, kita harus segera merebut kekuasaan Bung"

Shaleh & Soekarni : "kami siap mempertaruhkan jiwa kami Bung."

Wikana : (berdiri) jika Bung Karno tidak bertindak cepat maka akan ada pertumpahan darah
dan pembunuhan besar-besaran esok hari
Soekarno : (Berdiri menghampiri wikana dan menyeretnya ke pojok) potonglah Leherku
sekarang tak usah menunggu esok hari.

Chairul Shaleh : Tapi ini waktu yang tepat Bung, Jepang telah dikalahkan oleh sekutu dan tak
ada kuasa lagi di negeri ini Mengapa kita harus menunggu?

Soekarno: kita tidak bisa begitu saja memproklamasikan kemerdekaan kita harus
membicarakan dalam rapat PPKI.

Wikana : Kita tidak bisa membahas ini dalam rapat PPKI karena PPKI dibentuk oleh Jepang
dan kemerdekaan Indonesia harus dari usaha rakyat Indonesia sendiri bukan dari pemberian
bangsa lain.

Chairul Shaleh : Apakah kita harus menunggu janji Jepang untuk memerdekakan bangsa ini.
Kita bisa bung kita harus bangkit dalam memproklamirkan kemerdekaan sendiri mengapa
harus menunggu menjadi Jepang.

Soekarno: kekuatan segelintir ini tak kan mampu mengalahkan Armada perang Jepang coba
kalian perlihatkan padaku mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu. Apa tindakan kalian
untuk menyelamatkan wanita dan anak-anak jika terjadi pertumpahan darah. Bagaimana cara
kita untuk mempertahankan kemerdekaan bayangkan bagaimana kita akan tegak di atas
kekuatan itu sendiri.

Wikana : Tapi bung semakin cepat kita memproklamasikan kemerdekaan ini semakin cepat
juga kita mengakhiri penderitaan yang telah diderita oleh rakyat selama ini inilah yang sudah
ditunggu-tunggu oleh bangsa kita bung.

Soekarno: baiklah tapi beri saya waktu untuk berunding dengan golongan tua.

Wikana&shaleh : Baiklah kalau begitu kami memohon untuk undur diri dulu.

Karena masing-masing mempertahankan pendapatnya keempat orang golongan muda


tersebut berpamitan kepada bung Karno mereka bergegas meninggalkan kediaman bung
Karno dengan wajah kesal kemudian Soekarno meminta para golongan tua untuk datang ke
kediamannya dan membicarakan permasalahan tersebut.
Golongan tua: bagaimana ini para pemuda menuntut untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan.

Soekarno: tapi kita tidak boleh gabah bung kita butuh waktu untuk mempersiapkan semuanya
dengan matang agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Golongan tua : saya setuju menurut saya yang terpenting sekarang adalah menghadapi
sekutu yang hendak kembali berkuasa di negeri ini selain itu masalah kemerdekaan yang
akan dilaksanakan dalam sidang PPKI tanggal 18 Agustus mendatang.

Golongan tua : bagaimana bung??

Soekarno: ya, lagi pula mereka masih muda cara berpikir mereka masih pendek. Kita harus
melihat kemasa depan agar kita dapat mempersiapkan dengan matang, kalo tidak bagaimana
nanti jika semuanya berantakan.

Golongan tua : baiklah bung berarti kita semua sepakat.

Soekarno : baiklah kita sepakat.

Meski berat hati dengan keputusan Soekarno para pemuda yang telah meninggalkan
kediaman Soekarno tetap tidak putus asa. mereka pun menyusul strategi Bagaimana
membujuk Soekarno dan Moh.Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan seswgera
mungkin. akhirnya mereka memutuskan untuk mengasingkan kedua tokoh tersebut ke
Rengasdengklok agar terhindar dari pengaruh Jepang di Jakarta.

Wikana : Begini nampaknya golongan tua tidak menyetujui kita kita harus mencari jalan
keluar untuk semua ini

Chairul Shaleh : Benar sekali apakah kalian mempunyai saran??

Wikana : Bagaimana kalau kita mengasingkan insinyur Soekarno dan Moh Hatta keluar dari
Jakarta dengan tujuan agar mereka terjauh dari Jepang.
Chairul Shaleh : Bagaimana cara kita mengasingkan mereka bung?

Darwis : Rengasdengklok. Bagaimana jika di Rengasdengklok, suatu kota di Karawang.


Tempat ini merupakan markas PETA yang dipimpin oleh cudanco subeno, dan letaknya di
bawah komando PETA Purwakarta yang memiliki hubungan erat dengan daidan dijakarta.

Soekarni : "Rengasdengklok itu luas di mana kita akan menempatkan keduanya."

Darwis : Saya akan menghubungi subeno untuk hal ini (menelpon subeno) Assalamualaikum

Subeno : waalaikumsalam

Darwis : kami akan menculik Bung Karno dan Bung Hatta untuk mendesak mereka agar
segera melaksanakan proklamasi

Subeno : apa ? menculik mereka?

Darwis :" Iya, dan kami sepakat untuk membawa mereka ke Rengasdengklok. Bisakah kau
memberikan keamanan kepada kami Dan mencarikan kami tempat untuk menyembunyikan
Soekarno Hatta."

Subeno : "Tentu saya akan mengamankan anda semua untuk tempat nanti kita pakai rumah
jiaw kie song."

Darwis : Baiklah terima kasih

Subeno : "sama-sama"
(Menutup telepon)

Darwis : "subeno setuju dan kita akan ditempatkan di rumah Jiao song."

Shaleh : Kapan kita akan menculik Bung Karno dan Bung?


Wikana : secepatnya Besok subuh anda setuju?

Soekarni : Pukul berapa tepatnya?

Shaleh : Pukul 04.00, bagaimana?

Pemuda : setuju

Keesokan harinya, 16 Agustus 1945 pukul 04.00 rombongan Pemuda menculik Bung Hatta
untuk dibawa ke Rengasdengklok tanpa sepengetahuan golongan tua.

Soekarni : (mengetuk pintu dengan keras) "Assalamualaikum"

Moh Hatta : (membuka pintu) "Waalaikumsalam"

Darwis : "Mari bung, bung Hatta harus ikut kami."

Moh Hatta : "akan dibawa kemana aku ini? lagi pula mengapa kita harus pergi"

Soekarni : "Rengasdengklok ini sudah menjadi keputusan para pemuda Selain itu rakyat akan
menyerbu kota"

Moh Hatta : "apa yang anda bicarakan? jika itu benar kita tidak akan bisa melawan karena ini
sudah jadi kesepakatan kami Bung dan Anda harus tetap ikut kami ke tentara Jepang di jawa
masih utuh"

Darwis : "ini sudah jadi kesepakatan kami Bung dan Anda harus tetap ikut kami ke
Rengasdengklok"

Soekarni : "ini demi kebaikan anda Bung"


Darwis : "Ayolah Bung waktumu hampir habis"

Moh Hatta : "baiklah"

Rombongan Pemuda juga menculik Soekarno Soekarno bersedia ikut dengan rombongan
pemuda ke Rengasdengklok jika anak dan istrinya diajak pula

Wikana : (mengetuk pintu dengan keras) Bung Karno! Bung Karno!

Soekarno : (membuka pintu) Ia ada apa.

Shaleh : Anda harus ikut kami ke Rengasdengklok

Soekarno : untuk apa aku ikut dengan kalian.

Wikana : ini sudah jadi kesepakatan para pemuda Bung, Kami akan membawa anda dan
Bung Hatta ke Rengasdengklok.

Soekarno : Tak sadarkah kalian jika aku memiliki istri dan anak yang masih kecil bagaimana
dengan mereka.

(tiba-tiba ada tangisan Fatmawati keluar menggendong Guntur)

Fatmawati : Ada apa ini kang Mas, Mengapa banyak orang? Guntur sangat takut mendengar
suara kalian.

Soekarno : "Nyimas pemuda-pemuda ini akan membawaku dan Hatta ke Rengasdengklok."

Fatmawati : "untuk apa?"


Shaleh : "untuk menjatuhkan Bung Karno dan Bung Hatta dari pengaruh jepang Bu."

Fatmawati : "lalu Bagaimana denganku dan Guntur kalian akan meninggalkan kamu."

Soekarno : "benar aku tidak mau berpisah dengan istri dan anakku jika kalian membawaku
Kasihan juga kalian juga harus membawa mereka."

Wikana : "Baiklah Bung kami akan membawa anda dan anda istri anda tetapi kita harus pergi
sekarang."

Soekarno : "baiklah."
Para pemuda pun menyetujui ide Darwis tersebut pada malam hari insinyur Soekarno dan
Moh Hatta dibawa oleh sekelompok pemuda menuju Rengasdengklok. Rombongan ini
berangkat dari kediaman Soekarno yang dikawal oleh pasukan PETA di bawah pimpinan
Darwis. Dan keduanya dibawa ke sebuah ruangan didalam rumah jiaw kie song

(MC) rombongan insinyur Soekarno dan Moh Hatta tiba di Rengasdengklok dengan selamat
pada waktu subuh tanggal 16 Agustus 1945 Soekarno Hatta berada sehari penuh di sana.

Soekarno : Apa tujuan kalian membawa kami ke sini..

Soekarni : "Maaf atas kelancangan ini bung, Kami ingin anda dan Bung Karno segera
melaksanakan proklamasi. (melepaskan tali yang mengikat kedua tangan Hatta)."

(Soekarni, Wikana, Fatmawati masuk keruangan)

Moh Hatta : "Bung Karno."

Soekarno : "Hatta, ternyata kau sudah disini."

Moh Hatta : "Iya mereka membawaku kemari, mereka membawa Pama dan Guntur juga."
Soekarno : "Iya Hatta, benar. soekarni Ada apa sebenarnya?"

Soekarni : "begini Bung. Kami ingin Anda berdua segera memproklamasikan kemerdekaan
kita, Jepang sudah menyerah Bung ini saat yang tepat untuk kita memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia."

Soekarno : Mengapa kau begitu mudah percaya kabar itu Karni, Jepang pasti akan
memerdekakan kita, tapi bukan sekarang."

Wikana : "Saya tidak setuju dengan itu bung Kami para pemuda ingin kemerdekaan atas jerih
payah kami sendiri, bukan karena hadiah dari Jepang."

Soekarni : "itu benar Bung bila kita merdeka atas hadiah Jepang maka kita adalah bentukan
Jepang, kita bisa dijajah lagi."

Moh Hatta : bukankah Soekarno sudah katakan masalah ini akan dibahas di sidang PPKI.

Soekarni : Mengapa harus menunggu PPKI, PPKI itu buatan Jepang kami ingin
memproklamasikan kemerdekaan tanpa campur tangan Jepang.

Soekarno: pendapat ini benar namun kita masih terlalu dini untuk memproklamasikan
kemerdekaan, karena kita masih membutuhkan bantuan Jepang.

Darwis : Bagaimana jika perkataan Jepang hanya janji manis belaka apa yang akan Anda
lakukan.

Wikana : Apa akan selamanya kita menunggu menjadi Jepang kita harus memproklamasikan
kemerdekaan itu sekarang juga demi rakyat-rakyat kita yang telah bertahun-tahun
terbelenggu oleh penjajahan di tanah mereka sendiri!! Mereka berhak bebas dan sekaranglah
saatnya!!!

(Shaleh masuk tergopoh-gopoh)

Wikana : "Ada apa Saleh Mengapa kau terengah-engah seperti itu?"


Shaleh : "ada Mr.Soebardjo dia memaksa masuk ingin menjemput Bung Karno."

Wikana : "Baiklah aku akan keluar untuk menemuinya." (keluar bersama Saleh)

(Diluar ada Soebardjo)

Soebardjo : "wikana Bisakah aku menemui Soekarno dan Hatta?"

Wikana : "untuk apa anda ingin bertemu mereka Bung?"

Soebardjo : "rapat PPKI batal karena mereka tak ada jadi aku kemari ingin menjemput."

Shaleh : "tidak bisa anda tidak berhak membawa pulang Mereka Bung."

Soebardjo : "Mengapa?"

Wikana : "Karena kami para pemuda sudah sepakat untuk mendesak mereka agar segera
memproklamasikan kemerdekaan."

Soebardjo : kalau begitu izinkan aku menemui mereka terlebih dahulu


Wikana : Baiklah Mari masuk

(Soebardjo, Wikana, Shaleh masuk menemui Soekarno dan Hatta)

Soekarno : "Ada apa Soebardjo?"

Soebardjo : "Rapat PPKI batal, selain itu saya ingin menyampaikan bahwa Jepang telah
menyerah kepada sekutu."
Soekarno : "jadi berita tersebut benar adanya?"
Soebardjo : "Iya benar Bung"

Hatta : "Bukankah saya dan Syahrir sudah memberitahukan kepada anda Bung?"

Soekarno : "Tapi saya belum percaya Hatta!"

Wikana : "Kalau begitu Tunggu apa lagi? Mari kita proklamasikan kemerdekaan kita."

Shaleh : "benar Bung!"

Hatta : "Iya sebaiknya memang begitu Bung."

Soekarno : "Baiklah, saya akan menuruti permintaan kalian."

(Fatmawati menggedong Guntur yang menangis, menghampiri mereka)

Fatmawati : "Bolehkah kami pulang? Lihatlah Guntur dari tadi menangis terus."

Soebardjo : "Benar Bolehkah saya membawa pulang Bung Karno dan Bung Hatta wikana?"

Wikana : "Tidak!"

Soebardjo : "Saya berjanji akan menjaga mereka dengan taruhan nyawa saya."

Wikana : "Apa aku bisa memegang janjimu itu?"

Soebardjo : "Tentu saja."


Wikana : "Baiklah kalau begitu."

Soebardjo : "Terima kasih"

(Shaleh dan soebardjo)

Soebardjo : "Syukurlah kalian semua baik baik saja,jadi gimana keputusannya. "

Shaleh : "Kami setuju, jika besok pasukan jakarta sudah siap. "

Soebardjo : "Jika mungkin, iya kita akan melaksanakannya besok pagi. "

Shaleh : "Baiklah
Bagaimana kita membicarakan naskah proklamasi untuk kemerdekaan kita. "

Shaleh : "Jepang tak akan mengizinkan kita sekarang apalagi jika dia tau bahwa kita akan
merumuskan proklamasi. "

Soebardjo : "Saya punya ide,kita akan meminjam rumah perwira angkatan laut jepang
(laksamana maeda). "

Shaleh : "Baiklah bung. "

Soebardjo : "Kita akan kerumahnya malam ini. "

Sesampainya di Jakarta 16 Agustus 1945 pukul 04.00 Soekarno mengantarkan anak dan
istrinya pulang terlebih dahulu sebelum beliau merumuskan naskah Proklamasi bersama para
pemuda

Soebardjo : "Kita sudah sampai di Jakarta Bung Mari kita ke rumah laksana Maeda untuk
membahas proklamasi."
Soekarno : "Baiklah, tapi tunggu aku ingin mengantarkan anak dan istriku pulang terlebih
dahulu."

Subardjo : "Silahkan Bung kami akan mengantar anda."

Selesailah perundingan di rengasdengklok semua anggota golongan tua maupun muda


kembali kejakarta untuk membahas lanjut rencana proklamasi kemerdekaan tangga 17
agustus 1945

Istri Maeda : "Maaf, ada apa yah?

Soebardjo : "Kami ingin bertemu dengan laksamana maeda."

Istri Maeda : "Sebentar, saya panggilkan bapak dulu. "

Laksamana maeda : "Selamat malam,ada apa bung? "

Soebardjo : "Maaf kami mengganggu anda malam malam begini, kami perlu tempat untuk
membicarakan rencana kemerdekaan yang akan dilaksanakan pada esok hari. "

Laksamana maeda : "Benarkah begitu, kalau begitu silahkan masuk. "

Soebardjo : "Terima kasih laksamana maeda. "

Soebardjo : "Sebenarnya saya turut gembira mendengar kabar itu, silahkan pergunakan
ruangan yang anda butuhkan. "

Soekarno : "Baiklah terima kasih. "

Laksamana Maeda : "oke, silahkan duduk. "


Soebardjo : "Apakah ada pena dan kertas laksamana? "

Laksamana Maeda : "Oh sebentar akan saya ambilkan. "

Soekarno : "Saudara-saudara, Bagaimana bunyi naskah Proklamasi kita?" (menulis kata


"PROKLMASI" sambil mengejanya)

Soebardjo : "Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia"

Soekarno : "Baik, saya sudah saya tulis."

Hatta : "lanjutnya Bung, hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain
dilaksanakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya."

Soekarno : (Menulis sambil mengeja)" Jakarta 17-8-05. wakil bangsa Indonesia. yak, sudah
selesai, Apakah anda semua setuju?"

Pemuda : "Setuju"

Hatta : "Lalu siapa yang akan menandatangani naskah ini?"

Soebardjo : "Bagaimana kalau naskah ini ditandatangani semua yang hadir?"

Soekarni : "Saya rasa jangan terlalu banyak. menurut saya Lebih Baik Bung Karno dan Bung
Hatta saja yang menandatanganinya atas nama bangsa Indonesia."

Semuanya : "setuju."

Soekarno : "Tolong anda ketik naskah PROKLAMASI ini."

Sayuti Melik : "Baik bung, Apakah disini ada mesin ketik?"


Sayuti Melik : "Oh ada mari ikut saya."

Hatta : "Kapan kita akan melaksanakan Proklamasi?"

Soekarno : " Menurut saya, tanggal 17 adalah tanggal baik. Sebagaimana al-qur'an diturunkan
tanggal 17, selain itu dalam sehari semalam orang islam shalat sebanyak 17 rakaat. Jadi,
bagaimana kalau hari ini, jum'at legi, tanggal 17 agustus ?"

Soekarni : Setuju bung, lebih cepat lebih baik. Pukul berapa kita akan melakukannya?"

Moh Hatta : Pukul 10.00 tepat, bagaimana ?"

Semuanya : Setuju

Soekarno : Saya akan menyuruh Fatmawati untuk menjahit bendera merah putih, tolong
siapkan tiangnya.

BM.Diah : Baik bung, tapi dimana kita akan melaksanakannya?"

Soebardjo : Dirumah bung karno

(sayuti masuk membawa naskah yang sudah diketik, memberikannya lada soekarnl)

Sayuti : ini naskahnya bung, silahkan ditanda tangani

Slekarno-Hatta : Baiklah.( Menandatangani naskah)

Hatta : Diah, tolong perbanyak naskah ini dan sebarkan keseluruh indonesia

BM.Diah : Sial bung. ( Pergi)


Soekarno pulang dan disambut istri tercinta

Soekarno : "Terima kasih ibu, telah menemani saya di masa masa yang sulit ini."

Fatmawati : "Ya, terimakasih kepada gusti allah yang telah memberikan kita jalan untuk
memproklamasikan kemerdekaan bangsa kita. Oh ya, apakah kalian sudah merencanakan
bagaimana PROKLAMASi berlangsung ?"

Soekarno : "Sudah, Kita akan melaksnakan upacara bendera, dan diiringi lagu indonesia raya
karya wr supratman."

Fatmawati : "Oh ya, bukankah kita belum punya bendera? Lantas bagaimana ?"

Soekarno : "Oh ya bapak lupa, bagaimana kalau ibu saja yang menjahitkan benderanya?"

Fatmawati : "Tapi ibu tidak punya kain pak, yang ada hanya kain merah dan putih, apa tidak
apapa?"

Soekarno : "Tentu saja, kalau begitu buatlah bendera dengan sederhana."

Fatmawati : "Baiklah pak, ibu punya ide! kita namakan saja benderanya sangsaka merah
putih, bagaimana?"

Soekarno : "Baiklah kita namakan sangsaka merah putih."

Fatmawati : "Yaudah bapak bersiap sana, untuk mempersiapkan PROKLAMASI besok."

Jumat pagi pukul 11.00 semua orang telah berkumpul di halaman depan rumah Ir.Soekarno di
Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta untuk mendengarkan pelaksanaan proklamasi.
Bung Karno, Bung Karno, Hatta keluar ke serambi depan rumah diikuti Ibu Fatmawati Bung
Karno mendekati mikrofon sebelum membacakan Proklamasi dan mengucapkan pidato
pendahuluan
Soekarno : "Trimurti tolong kau Kibarkan Bendera ini, sebagai tanda kejayaan bangsa ini

Trimurti : Siap bung, saya akan menyuruh anak didik saya untuk mengubarkan bendera ini

Soekarno : "Baiklah, Kerjakan."

Trimurti : "Siap bung."

Soekarno : "Saudara-saudara sekalian, Saya telah meminta saudara-saudara hadir, di sini


untuk menyaksikan suatu peristiwa Maha penting dalam sejarah bangsa kita. Berpuluh-puluh
tahun kita bangsa Indonesia berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus
ratus tahun. gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan itu ada naiknya dan ada
turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita. juga di zaman Jepang usaha kita
untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak ada henti-hentinya. Di dalam zaman Jepang ini,
tampaknya kita menyadarkan diri kepada mereka, tetapi pada hakekatnya kita tetap
menyusun tenaga kita sendiri, tetapi kita percaya pada kekuatan sendiri. sekarang tibalah
saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita dalam tangan kita
sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangannya sendiri kan dapat
berdiri dengan kuatnya, maka kami tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan
pemuka-muka rakyat Indonesia. bermusyawaratan itu telah saya kata berpendapat bahwa
Sekaranglah datang waktunya untuk menyatakan kemerdekaan kita. Saudara-saudara!
Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekat itu. Dengarkanlah Proklamasi Kami.

PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-


Hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara
seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Jakarta hari 17 bulan 08 tahun 45

atas nama bangsa Indonesia

Soekarno Hatta
Demikianlah saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka ! Tidak ada satu ikatan lagi yang
mengikat tanah air kita dan bangsa kita. Mulai saat ini kita menyusun negara kita. Negara
merdeka, Negara Republik Indonesia merdeka. Kekal, dan abadi. Insya Allah, Tuhan
memberkati kemerdekaan kita ini.

( Pengibaran Bendera Merah Putih oleh Suhud dan Latief Hendraningrat diiringi lagu
Indonesia Raya oleh semua orang yang hadir)

Anda mungkin juga menyukai