Anda di halaman 1dari 9

“PROKLAMASI”

Written by:
Muhamad Rivaldi
Alyadien Mila Ramansyah

XI TOI A
2023
Pada 14 Agustus 1945 sekitar
pukul 13.30 Sutan Sjahrir sedang
berada di ruang kerja. Dia sedang
menulis
sesuatu dan mendengarkan radio.
Penyiar : “Yaa pendengar
setia, kita kembali lagi dalam
Kabar Anda. Berita utama,
Jepang telah
menyerah tanpa syarat kepada
sekutu...”
Sjahrir : (terkejut) “Apa
benar yang kudengar barusan,
aku harus memberi tahu Bung
Karno dan
Bung Hatta!” (berdiri
meninggalkan ruangan)
Pada 14 Agustus 1945 sekitar
pukul 13.30 Sutan Sjahrir sedang
berada di ruang kerja. Dia sedang
menulis
sesuatu dan mendengarkan radio.
Penyiar : “Yaa pendengar
setia, kita kembali lagi dalam
Kabar Anda. Berita utama,
Jepang telah
menyerah tanpa syarat kepada
sekutu...”
Sjahrir : (terkejut) “Apa
benar yang kudengar barusan,
aku harus memberi tahu Bung
Karno dan
Bung Hatta!” (berdiri
meninggalkan ruangan)
14 Agustus 1945 pukul 13.30 sutan sjahrir sedang berada
diruang kerja. Sedang menulis sesuatu sambil mendengarkan
radio.
Penyiar : “ya pendengar setia, kita kembali lagi dalam kabar
hari ini. berita utama kita, Jepang telah menyerah
tanpa syarat kepada sekutu...”
[sjahrir terkejut]
Sjahrir : “Apa benar apa yang kudengar barusan, aku harus
cepat memberitahu Bung Karno dan Bung Hatta!”
[berdiri meninggalkan ruangannya]
Tetapi sebelum menemui Bung Karno dan Bung Hatta, Sjahrir
menemui kaum muda terlebih dahulu untuk memberitahu berita
yang sangat penting ini.
Sjahrir : “Assalamuallaikum Wr.Wb.”
Kaum muda : “Waalaikumsallam Wr.Wb.”
Sjahrir : “Saudara-saudara, saya dapat berita yang
menggembirakan bagi kita semua, bahwa Jepang telah
menyerah kepada Sekutu, saya mendengar berita
tersebut dari radio luar negeri, maka telah terjadi
kekosongan kekuasaan di Indonesia.”
Sukarni : “Sungguh kabar gembira yang anda kabarkan tadi,
tapi apa itu kekosongan kekuasaan?”
Sjahrir : “Biar saya perjelas, jadi mulai sekarang Jepang
sudah tidak lagi berkuasa lagi di negeri kita,
karena telah menyerah pada sekutu sedangkan sekutu
belum menguasai Indonesia”
Sukarni : “Baik saya mengerti”
Chairul : “Lalu apa yang harus kita lakukan untuk mengisi
kekosongan kekuasaan ini?”
Suhud : “Bagaimana jika kita meminta pada Bung Karno dan
Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
secepatnya?”
Latif : “Ya..ya.. saya setuju dengan itu karena ini memang
waktu yang tepat untuk memproklamasikan Kemerdekaan
Indonesia”
Chairul : “Hmmm, baiklah kalau kalian semua setuju mari kita
kerumah Bung Karno untuk membcirakan hal ini”
Rapat pun diakhiri, dan mereka pergi ke rumah Soekarno dengan
maksud memberitahu Soekarno akan keinginan para kaum muda ini.
Sjahrir : “Assalamu’alaikum..”
Fatmawati : “Waalaikumsalam..”
Suhud : “Permisi bu, apa Bung Karno ada didalam? Kami
ingin bertemu dengannya”
Fatmawati : “Oh ada, bapak ada di dalam, memang ada keperluan
apa ya?”
Chairul : “Begini bu, ada hal yang ingin kami bicarakan.”
Fatmawati : “Kalau begitu, silahkan masuk..”
[Kaum muda masuk]
[Soekarno & Fatmawati datang]
[Kaum Muda Berdiri, berjabat tangan dengan Soekarno, dan duduk
kembali]
Soekarno : “Saya dengar dari istri saya, ada yang ingin
dibicarakan? Perihal apa itu?”
Chairul : “Begini, kami mendapat kabar bahwa Jepang telah
menyerah pada sekutu jadi otomatis terjadi
kekosongan kekuasaan di Indonesia.”
Soekarno : “Benarkah?”
Sukarni : “Ya, itu benar. Dan maksud kami datang ke sini
adalah untuk meminta agar segera dilaksanakannya
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia”
Soekarno : “Secepatnya? Mungkin akan saya usahakan setelah
dirundingkan dengan anggota PPKI lainnya”
Suhud : “Tidak bisa. Kita tidak bisa menunggu lebih lama
lagi karena ini merupakan waktu yang tepat untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia”
Soekarno : "Apa kalian tidak memikirkan bahaya yang akan
kita dapat bila kita senekat itu untuk
memproklamasikan Indoneisa? Jepang pasti akan
menyerang kita”
Sjahrir : “Justru itu, saat ini Jepang bukan penguasa
Indonesia lagi, jadi untuk apa kita menyia-nyiakan
kesempatan ini?”
Soekarno : “Nanti saja setelah kita bicarakan dengan anggota
PPKI !”
Sjahrir : “Saya tidak berharap anda melaksanakan rapat PPKI
terlebih dahulu karena saya takut Jepang tahu
tentang rencana kita dan menghalangi Indonesia
merdeka”
Soekarno : “Tapi PPKI merupakan satu satunya cara untuk
memerdekakan Indonesia”
Latif : “Tapi kami tidak ingin merdeka oleh Jepang!”
[Moh.Hatta & Ahmad Soebardjo datang]
Hatta : “Assalamuallaikum Wr.Wb.”
Semua : “Waalaikumsalam..”
Moh.Hatta : “Wah, ada apa ini?”
Suhud : “Kami ingin proklamasi Indonesia cepat
dilaksanakan, tetapi kami tidak ingin merdeka oleh
Jepang”
Moh.Hatta : “Apa tidak sebaiknya kita rundingkan dulu secara
matang-matang?”
Sukarni : “Tidak ada waktu lagi, ini saat yang tepat untuk
memerdekakan Indonesia. Sebelum bangsa lain datang
kembali menguasai Negara kita dan menghalangi kita
untuk merdeka lagi.
Moh. Hatta : “Yasudah, kami akan membicarakan hal ini. Besok
kalian silahkan datang kembali.”
Sjahrir : “Hmm.. Baiklah kalu begitu”
Chairul : “Kami permisi dulu, maaf telah mengganggu”
Kaum muda : “Assalamu’alaikum..” (berjabat tangan dengan
Soekarno & Hatta)
Moh. Hatta : “Apa yang sebenarnya terjadi?”
Soekarno : “Mereka bilang, Jepang telah mengalah pada sekutu
dan mereka ingin kita segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia”
Soebarjo : “Apa? Bukankah kita harus mengadakan sidang PPKI
sebelum melakukan proklamasi kemerdekaan”
Soekarno : “Ya, betul saya juga berfikiran seperti itu tetapi
mereka tetap memaksa untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan”
Hatta : “lalu apa yang harus kita lakukan jika kaum muda
terus mendesak?”
Soekarno : kebenaran berita itu pun masih diragukan,
bagaimana jika berita tersebut palsu?”
Hatta : “Jadi apakah kita harus mengikuti kemauan mereka
atau tidak“
Soekarno : “Tidak”
Soebarjo : “Baiklah kalau begitu”
Pada malam harinya, pukul 01.00 dini hari tanggal 16 Agustus,
para kaum pemuda kembali mengadakan rapat di Cikini
dan merencanakan untuk mengasingkan Soekarno dan
Hatta.
Chairul : “Apa yang harus kita lakukan sekarang? Sementara
para kaum tua enggan untuk mengikuti keinginan
kita?”
Sjahrir : “Bagaimana jika kita mengasingkan Soekarno dan
Hatta keluar Jakarta agar tidak terpengaruh oleh
Jepang?”
Sukarni : “Tapi kemana kita akan mengasingkan mereka?”
Latif : “Bagaimana jika kita mengasingkan mereka ke
Rengasdengklok? Disana keamanannya terjamin.
Suhud : “Ya bagus, saya setuju.”
Para kaum muda pun pergi menuju rumah Soekarno untuk
mengajaknya pergi ke Rengasdengklok.
Latif : “Assalamualaikum.”
Fatmawati : “Waalaikumussalam. Mencari kang mas ya?”
       

Anda mungkin juga menyukai