Anda di halaman 1dari 7

Perang dunia 2 merupakan perang terbesar sepanjang abad kehidupan manusia.

Banyak Negara yang terlibat salah satunya Jepang. Keterlibatan Jepang dalam
perang dunia 2 akan membawa pengaruh bagi Bangsa Indonesia. Pada aksi
penyerangan di Asia Tenggara, Indonesia yang saat itu di bawah kedudukan
belanda berhasil di duduki. Selain itu, ketika berada di bawah pendudukan
Jepang rakyat Indonesia sangat menderita. Inilah yang menyebabkan rakyat
Indonesia menginginkan kemerdekaan Indonesia.
Pada awal perang Dunia II jepang seakan berada di atas angin. Namun pada
akhir tahun 1944 kedudukan Jepang semakin terdesak. Keadaan di Negeri Jepang
semakin buruk moral masyarakat menurun. Hal-hal yang tidak menguntungkan
menyebabkan jatuhnya kebinet Tojo pada tanggal 17-Juli-1944, dan digantikan
oleh jenderal Kuniaki Koiso. Menghadapi situasi yang gawat tersebut, Kuniaki
koiso bersama Letnan Kumaciki Harada berunding tentang memberikan janji
kemerdekaan.

SCENE I. JEPANG BERNIAT MEMBERIKAN KEMERDEKAAN

Kuniaki koiso : Letnan, dalam situasi yang mendesak ini, bagaimana kalau
kita menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia?
Kumakici : Tapi, apakah mungkin kita menggunakan cara seperti itu?
Menurutku, itu sangatlah merugikan bagi kita.
Kuniaki koiso : Hahha :D, itu taktik letnan. Sudah lah percayakan ini
kepadaku. Tapi aku tidak bisa meyakinkan rakyat Indonesia, Letnan saja yang
meyakinkan.
Kumakici : Hahha, memang mukamu tidak meyakinkan. Ya sudah
besok saya adakan pertemuan bersama rakyat Indonesia

tanggal 1 maret 1945 mereka berkumpul. Rakyat Indonesia diwakili oleh K.R.T
Radjiman Wedyodiningrat, dan Ir. Soekarno, Muh Yamin, Prof. Dr. Soepomo

SCENE 2 . JEPANG MENGADAKAN PERTEMUAN DENGAN TOKOH INDONESIA

Kumakici : Ehm, saya mengadakan pertemuan ini untuk memberikan


janji kemerdekaan kepada rakyat Indonesia.
KRT Radjiman : Tunggu, apa maksud anda tiba-tiba memberikan janji
kemerdekaan?
Kuniaki Koiso : Eh, jangan berburuk sangka dulu dong. Ini juga yang terbaik
buat Indonesia.
Kumakici : Iya, tenang saja. Bagaimana kalau kita membentuk
BPUPKI ? Dengan badan itu kalian bersama-sama menyelidiki hal-hal yang
mengenai kemerdekaan Indonesia seperti ekonomi, politik, dan sosial
Ir.Soekarno : Iya, saya setuju. Kalau begitu sekarang saja dibentuk
kepengurusan BPUPKI dan ketuanya adalah Radjiman.
KRT.Radjiman : Oke, saya putuskan sidang pertama BPUPKI tanggal 29 MEI
1 juni 1945. Dan saya akhiri pertemuan sekarang. Wassalamualaikum wr wb.

SCENE 3.

Kemudian , BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 di gedung Cuo Sang In
yang dihadiri oleh seluruh anggota BPUPKI dan dua pembesar Jepang. Keesokan
harinya, diadakan sidang BPUPKI yang pertama. Sidang ini merumuskan Undang-
Undang Dasar yang dimulai dengan membahas dasar Negara Indonesia. Dasar
Negara pertama dikemukakan oleh Muh, Yamin. Kemudian pada tanggal 31 Mei
1945, sidang dilanjutkan lagi dan Prof.Dr. Soepomo mengemukakan dasar
negaranya. Dan keesokan harinya pada tanggal 1 Juni 1945 yang merupakan
rapat terakhir dalam sidang pertama, Ir. Soekarno dalam pidatonya
mengemukakan perumusan dasar Negara Indonesia merdeka.

(pidato Soekarno)
KRT.Radjiman : Ya saya setuju, lagi pula usulan anda tentang dasar Negara
anda, merupakan penyempurnaan dari usulan Prof.Soepomo dan Muh.Yamin.
Dan saya rasa memilih PANCASILA sebagai nama dasar Negara juga pas. Jadi
hari ini juga sidang BPUPKI periode pertama berakhir.

Setelah BPUPKI dibubarkan, maka untuk menangani tugas selanjutnya


dibentuklah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang dalam bahsa
Jepang disebut Dokuritsu Junbi Inkai pada tanggal 7 Agustus 1945,dengan tugas
melanjutkan pekerjaan BPUPKI dan mempersiapkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan pelaksanaan kemerdekaan atau pemindahan kekuasaan dari
Jepang kepada Indonesia. Pembentukan PPKI ini langsung ditangani oleh
Marsekal Terauci,yang menjabat sebagai Panglima Tertinggi bala tentara Jepang
di Asia Tenggara yang berkedudukan di Dalath,Vietnam

SCENE 4

(Radio Bawah Tanah) Kekalahan Jepang dalam perang pasifik semakin jelas
dengan dijatuhkannya bom atom oleh Sekutu di kota Hiroshima pada tanggal 6
Agustus 1945 dan Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibat peristiwa
tersebut, kekuatan Jepang makin lemah. Dengan menyesal kali ini saya
umumkan bahwa Jepang menyerah kepada Sekutu tanpa syarat.

Setelah mendengar berita ini, Chaerul Saleh langsung memberitakan kabar


tersebut kepada golongan pemuda.

Chairul Saleh : Apakah kalian sudah mendengar tentang berita kekalahan


Jepang ?
Sukarni : Benarkah ? Apa yang terjadi dengan Jepang ?
Sutan Syahrir : Pada hari ini Kota Hirosima dan Nagasaki telah di bom atom
oleh sekutu
Sukarni : Kalau begitu kita harus segera menyuruh Bung Karno untuk
segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia ini.

Maka golongan muda yang ingin cepat-cepat memproklamasikan kemerdekaan,


segera mengadakan rapat di salah satu ruangan lembaga Bakteriologi di
Pegangsaan Timur, Jakarta pada pukul 20.00. Rapat tersebut dipimpin oleh
Chaerul Saleh. Peserta rapat antara lain Sukarni, Yusuf Kunto, Wikana, Sayuti
Melik, dan lainnya.

Chaerul Saleh : Kemerdekaan adalah hak rakyat Indonesia sendiri, segala


ikatan, hubungan dan janji kemerdekaan harus diputus!
Yusuf K. : Kita juga perlu beruding dengan Ir. Sukarno dan Mohammad Hatta,
agar kelompok pemuda diikut sertkan .
Wikana : Baiklah, rapat dibubarkan.
Yusuf K. : siap

SCENE 5
Tanggal 15 Agustus 1945, kira-kira pukul 22.00, di Jalan Pegangsaan Timur No.
56 Jakarta, tempat kediaman Bung Karno, berlangsung perdebatan serius antara
sekelompok pemuda dengan Bung Karno mengenai Proklamasi Kemerdekaan.

Sutan Syahrir : assalamualaikum , ?


Fatmawati : (fatmawati membukan pintu )waalaikumSalam !
Sutan syahrir : maaf bu, apakah Bungkarnonya ada , kami ingin bertemu
dengannya.
Fatmawati : yah kang mas ada didalam, memang ada apa yah mencari
kang mas
Chairul Saleh : Begini Bu ada hal yang penting yang harus kami bicarakan
dengan nya.
Fatmawati : oh kalau begitu ya sudah ayo slahkan masuk, silahkan
duduk
Fatmawati : kalau begitu saya panggilkan dulu kangmas

Fatmawati akhirnya pergi meninggalkan para pemuda di ruang tamu dan


kemudian ia menemui Soekarno

Soekarno : (saat fatmawati menghampiri Soekarno di ruang baca. )


Siapa Bu yang datang?
Fatmawati : itu para pemuda datang mereka ingin berbicara penting
katanya
Soekarno : (Soekarno kemudian beranjak dari kursi dan pergi untuk
menghampiri para pemuda )

Akhirnya Soekarno datang bersama fatmawati kemudian para pemuda berjabat


tangan dengan Soekarno. Dan menceritakan maksud kedatangan mereka.
Fatmawatipun pergi meninggalkan Soekarno dan para pemuda.

Soekarno : Saya dengar dari istri saya katanya ada yang ingin kalian
bicarakan, memang apa?
Chairul saleh : Kami ingin membicarakan tentang keinginan kami untuk
secepatnya Indonesia memperoklamsikan kemerdekaannya
Soekarno : Maksud kalian apa ?saya tidak mengerti.
Chairul saleh : maksud kami adalah menginginkan agar secepatnya
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya
Soekarno : Lalu kenapa kalian ingin memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia?
Sutan sahir : Karena inilah kesempatan yang baik bagi kita semua untuk
segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, karena Jepang sudah
menyerah pada sekutu
Soekarno : Apa ini tidak terlalu tergesa-gesa ! sedangkan kebenaran
berita menyerahkan Jepang kepada sekutu masih di ragukan, lebih baik kita cek
dahulu dari sumber yang resmi
Sutan Sahir : Ya sudah kalau memang keputusan Bung Karno seperti itu
apa boleh buat
Chairul saleh : Mungkin pembicaraan ini kita cukupkan sekian saja karena
sudah terlalu malam. Sebelumnya kami meminta maaf mungkin kedatangan
kami menganggu waktu istirahat Bung
Soekarno : Tidak apa-apa, silahkan! (Merekapun berjabat tangan dan
berpamitan pulang)
SCENE 6

Setelah mendengar berita kekalahan Jepang, Chairul Shaleh segera


merencanakan pertemuan dengan anggota golongan muda lainnya untuk
membicarakan masalah proklamasi kemerdekaan. Pertemuan ini dilangsungkan
di Jalan Pegangsaan Tinur No. 17 Jakarta pukul 20.00 WIB. Sehingga diputuskan
untuk menculik Ir. Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok dengan tujuan
membujuk mereka agar segera memproklamasikan kemerdekaan

SCENE 7 : Rumah Laksamana Maeda (Perumusan Teks Proklamasi)

Tanggal 16 Agustus 1945 pukul 23.00 WIB, rombongan tiba di Jakarta.

Mr. Soebardjo : Bagaimana kita membicarakan naskah proklamasi untuk


mendeklarasikan kemerdekaan kita ?
Chairul Shaleh : Kita butuh tempat untuk membahasnya, Bung. Tapi hari
sudah malam dan pihak Jepang tak mungkin mengizinkan kita melakukan
kegiatan sekarang, apalagi jika mereka tahu bahwa kita hendak membicarakan
rencana proklamasi.
Mr. Soebardjo : Saya punya ide. Kita akan meminjam rumah perwira
Jepang, Laksamana Maeda.

(Rombongan kemudian berangkat ke rumah Laksamana Maeda di Jl. Imam Bonjol


No.1)

Mr. Soebardjo : (mengetuk pintu)


Laksamana Maeda : Selamat malam, Ada apa, Bung ?
Mr. Soebardjo : Maaf kami mengganggu Anda malam-malam begini. Kami
perlu tempat untuk membicarakan rencana kemerdekaan yang akan
dilangsungkan esok hari.
Laksamana Maeda : Benarkah itu ? Kalau begitu,masuklah. Saya turut
gembira mendengar kabar ini . Silakan gunakan ruangan yang kalian butuhkan.
Saya akan pergi istirahat dulu.
Chairul Shaleh : Terimakasih, Pak Perwira.

Perumusan Teks Proklamasi dilakukan di rumah makan Maeda. Tiga


eksponen pemuda yaitu Sukarni, Sudiro, dan B.M Diah menyaksikan Soekarno,
Moh Hatta, dan Mr. Ahmad Soebardjo membahas perumusan naskah proklamasi.

Acara Perumusan naskah proklamasi berjalan lancar.Tidak ditemukan


kesulitan untuk menemukan rumusan yang tepat. Sebagai hasil pembicaraan
mereka bertiga, di perolehlah rumusan yang di tulis tangan oleh Soekarno.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB, dibacakanlah rumusan


naskah proklamasi untuk yang pertama kalinya di depan para hadirin yang
berada di rumah Maeda yang langsung disetujui. Namun kemudian timbullah
persoalan tentang siapa saja yang akan menandatangani naskah proklamasi.

Chairul Shaleh : Menurut saya, sebaiknya naskah ini jangan


ditandatangani oleh anggota PPKI.
Mr. Soebardjo : Memang kenapa ? Lantas siapa yang akan
menandatanganinya?
Chairul Shaleh : PPKI kan lembaga bentukkan Jepang . Kita sudah sepakat
tadi untuk melaksanakan proklamasi tanpa campur tangan Jepang.
Mr. Soebardjo : Kau benar, Nak. Bagaimana ini , Bung ?
Soekarno : Adakah dari kalian yang punya pendapat untuk
menyelesaikan masalah ini?
Sukarni : Bagaimana jika naskah ini ditandatangani oleh hadirin
yang datang saat ini? Seperti Amerika ketika menandatangani teks deklarasinya.
Moh.Hatta : Jangan, kita tidak boleh meniru. Kita harus berbeda dari
bangsa lain.
Soekarno : Karena ini semua berkat jasa-jasa Indonesia berarti Atas
nama bangsa Indonesia
Sukarni : Saya setuju, dan saya punya usul. Yang menandatangani
teks cukup dua orang saja yaitu Anda dan Bung Hatta sebagai wakil dari bangsa
Indonesia. Bagaimana ?

Para hadirin semuanya setuju akan usul tersebut. Lalu, Soekarno memerintahkan
Sayuti Melik untuk mengetik teks proklamasi

Sayuti Melik pun mengetik teks tersebut. Semua persiapan proklamasi rampung
pada pukul 04.30 WIB. Lalu, semua hadirin pulang ke rumah masing-masing
dengan perasaan gembira. Kemudian para pemuda mengirimkan kurir-kurir
untuk menyampaikan bahwa saat proklamasi telah tiba. Mereka juga mengatur
pelaksanaan penyiaran berita proklamasi kemerdekaan. Menyebarkan beberapa
pamfleet ke penjuru Jakarta dan sekitarnya. Pengeras suara diusahakan adanya.
Semua dilakukan agar rakyat dapat turut menyaksikan momen paling berharga
untuk bangsa Indonesia

Pada saat yang sama, Soekarno dan Ibu Fatmawati sampai di kediaman mereka
dan berbincang sejenak.

Soekarno : Alhamdulillah akhirnya semua berjalan dengan lancar.


Terimakasih ibu telah menemani saya di saat-saat yang cukup menguras pikiran
ini.
Ibu Fatmawati : Iya, terimakasih Gusti Allah yang telah memberikan jalan
pada bangsa kita untuk memproklamasikan kemerdekaan. Oh iya pak, apakah
kalian sudah merencanakan bagaimana proklamasi besok akan berlangsung ?
Soekarno : Sudah, kita akan melaksanakan upacara bendera, yang
nanti akan di iringi lagu Indonesia Raya karya Bung Supratman.
Ibu Fatmawati : Bukankah kita belum punya bendera ? lantas
bagaimana ?
Soekarno : Ya ampun , Bapak sampai lupa, Bu. Kalau begitu
bagaimana jika Ibu saja yang menjahitkan bendera ?
Ibu Fatmawati : Tapi Ibu tidak punya kain, Pak. Kain yang ada hanya kain
merah dan putih. Apa tidak apa-apa?
Soekarno : Tentu saja. Buatlah bendera yang sederhana. Yang
penting kita sudah berusaha untuk menyediakannya.
Ibu Fatmawati : Baiklah, Pak. Dan, Ibu punya ide. Kita namakan saja
bendera nya Sang Saka Merah Putih. Bagaimana ?
Soekarno : Ide yang bagus. Ya, bendera pusaka Sang Saka dan
warna nya merah putih , menjadi Sang Saka Merah Putih , Brilian !
Ibu Fatmawati : Ya sudah, sebaiknya Bapak bersiap sana. Menyusun pidato yang
nanti akan bapak bacakan.

SCENE 8
Tanggal 17 Agustus, menjelang detik-detik proklamasi, Upacara akan segera
dimulai. Upacara itu berlangsung sederhana.

Maka upacara pun dimulai

Dengan suara mantap dan jelas, Soekarno mengucapkan pidato pendahuluan


singkat sebelum membacakan teks proklamasi. Pembacaan naskah proklamasi
dilakukan pukul 12.00 waktu Tokyo, atau pukul 10.00 WIB.

(pidato Soekarno)

Setelah itu, ada sambutan dari wakil walikota yaitu Soewirjo

(pidato Soewirjo)

Lalu serempak mereka bersorak bahagia. Rasa haru menyelimuti di setiap hati
mereka. Betapa tidak, angan angan mereka tentang Negara yang merdeka
akhirnya kini terwujud. Sejak saat itu Indonesia menjadi bangsa yang merdeka

Soekarno : Saudara-saudara sekalian ! saya telah minta saudara hadir di


sini, untuk menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah kita.
Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan
tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombangnya aksi kita untuk
mencapai kemerdekaan kita itu ada naiknya ada turunnya. Tetapi jiwa kita tetap
menuju ke arah cita-cita. Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita untuk
mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti. Di dalam jaman Jepang ini
tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakekatnya,
tetap kita menyusun tenaga kita sendiri. Tetap kita percaya pada kekuatan
sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan
nasib tanah air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani
mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya.
Maka kami, tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka
rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia , permusyawaratan itu seia-sekata
berpendapat, bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan
kemerdekaan kita.
Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu.
Dengarkanlah Proklamasi kami:

PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia . Hal-hal
yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan
cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Jakarta , 17 Agustus
1945.
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno/Hatta.
Demikianlah saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu
ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita
menyusun Negara kita! Negara Merdeka. Negara Republik Indonesia merdeka,
kekal, dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu.
Tak lama kemudian, Ir. Soekarno menyuruh S.K Trimurti untuk mengibarkan
bendera merah putih. Namun S.K. Trimurti menolak. Tanpa ada yang menyuruh,
Latief Hendraningrat maju bersama Suhud, mengibarkan bendera Merah Putih
jahitan Ibu Fatmawati di kediaman Ir. Soekarno, Jalan Pegangsaan timur No. 56,
Jakarta.
Dengan diiringi nyanyian lagu Indonesia Raya pengibaran bendera sang Merah
Putih terkesan khidmat.

Soewirdjo : Ass.Wr.Wb. Selamat bagi bangsa Indonesia, yang pada hari


ini secara resmi telah menyatakan kemerdekaannya. Seperti yang telah
disampaikan oleh Dr. Muwardi, saya mengucapkan syukur, dan juga saya sangat
berterimakasih kepada baik golongan muda maupun golongan tua, yang telah
mempersiapkan kemerdekaan dengan waktu yang sangat sempit. Namun
dengan bantuan rahmat Allah SWT, akhirnya proklamasi pun kini telah resmi
dinyatakan. Terima kasih pula atas kebaikan nyonya Fatmawati, yang telah
menjahitkan bendera pusaka, sang Saka Meah Putih, lambang kebanggaan
bangsa kita.
Saya rasa sekian sambutan dari saya, dan sekali lagi, selamat untuk
kemerdekaan bangsa Indonesia.

Ir.Soekarno : Assalamualaikum Wr wb, berikut adalah dasar Negara yang


saya usulkan.
Kebangsaan Indonesia
Internasionalisme atau perikemanusiaan
Mufakat atau demokrasi
Kesejahteraan social
Ketuhanan yang maha Esa
Saya juga ingin mengusulkan nama untuk dasar Negara itu,, yaitu PANCASILA.
Apakah semua setuju?

Anda mungkin juga menyukai