Anda di halaman 1dari 6

Journal Reading

Radiologic Diagnosis and Hospitalization among Children with Severe


Community Acquired Pneumonia:
A Prospective Cohort Study

Oleh:
Aswir Vembrinaldi, S. Ked. 04054821820080

Pembimbing:
dr. Azwar Aruf, Sp.A(K), M. Sc.

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Journal Reading
Radiologic Diagnosis and Hospitalization among Children with Severe
Community Acquired Pneumonia:
A Prospective Cohort Study

Oleh:
Aswir Vembrinaldi, S. Ked. 04054821820080

Telah diterima sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang periode 24 Juni 2019 – 2 September 2019.

Palembang, 19 Juli 2019


Pembimbing

dr. Azwar Aruf, Sp.A(K), M. Sc.


PICO

I. Population, Patient, Problem


Populasi penelitian meliputi anak-anak dengan diagnosis klinis community acquired
pneumonia yang dirawat di unit gawat darurat anak Hawassa University Specialized
Comprehensive Hospital (HUCSH), yang diikuti dari masuk sampai keluar pariode 1
September hingga 30 November 2017. Semua pasien anak usia 3 bulan hingga 14 tahun,
yang datang ke departemen darurat pediatrik dan didiagnosis dengan community acquired
pneumonia yang berat sesuai pedoman WHO. Kriteria eksklusi pada penelitian ini yaitu
anak-anak dengan gagal jantung kongestif, rawat inap dalam waktu 14 hari dari episode
rawat inap sebelumnya atau timbulnya pneumonia dalam waktu 4 hari rawat inap, mereka
yang didiagnosis dengan tuberkulosis, dan anak-anak dengan aspirasi benda asing atau
pneumonia aspirasi.
Problem pada penelitian ini yaitu mengetahui konsitensi radiolog dalam
menginterpretasikan foto hasil rontgen dada pada pasien pneumonia berat. Selain itu,
dalam penelitian ini juga untuk mengetahui gambaran sosiodemografi, gejala klinis, dan
hasil laboratorium pada pasien dengan pneumonia berat.

II. Intervention, Prognostic Factor, Exposure


Intervensi pada penelitian ini yaitu pada pasien dengan pneumonia berat dilakukan
pemeriksaan foto rontgen dada dan setelah itu akan diinterpretasikan oleh radiolog.

III. Comparison atau Control


Penelitian ini membandingkan bacaan foto rontgen dada pada dua radiolog dalam hal
interpretasi hasil foto rontgen dada. Dan juga menilai perbedaan temuan sosiodeografi,
gejala klinis, dan hasil laboratorium pasien pneumonia berat dengan gambaran radiologi
normal dan abnormal.

IV. Outcome
Outcome yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah melihat seberapa besar konsistensi
radiolog dalam menilai foto rontgen dada pada pasien pneumonia berat. Dan juga
bagaimana faktor sosiodemografi, gejala klinis, dan hasil laboratorium pada pasien dengan
pneumonia berat.

VIA
I. Validity
Apakah fokus penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian?
Ya, fokus penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk
menilai peran radiografi thoraks untuk mendiagnosis pneumonia dan menilai hubungan
karakteristik klinis dengan temuan radiologis dan prediktor rawat inap di antara anak-anak
dengan community acquired pneumonia yang berat. Berdasarkan tujuan ini diperoleh hasil
bahwa diagnostik radiologis oleh R1 dan R2 tidak berbeda secara signifikan dalam
interpretasi atelektasis, fibrosis, penebalan pleura, dan hiperinflasi pada anak-anak dengan
pneumonia berat. Anak-anak dengan suhu yang lebih tinggi lebih cenderung memiliki
kelainan radiologis yang menunjukkan pneumonia (p-value = 0,033). Durasi rata-rata
rawat inap adalah 3 hari (IQR: 1-4 hari); 118 (96,7%) dipulangkan dengan perbaikan.

Apakah subjek penelitian diambil dengan cara yang tepat?


Ya. Subjek penelitian meliputi 122 anak-anak dengan diagnosis klinis community acquired
pneumonia yang dirawat di unit gawat darurat anak Hawassa University Specialized
Comprehensive Hospital (HUCSH), dan diikuti dari masuk sampai keluar dari 1 September
hingga 30 November 2017. Semua pasien anak antara usia 3 bulan hingga 14 tahun, yang
datang ke departemen darurat pediatrik dan didiagnosis dengan community acquired
pneumonia yang berat sesuai pedoman WHO.

Apakah data yang dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian?


Ya, data yang dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian. Pada penelitian ini
dikumpulkan seperti data demografi (usia, jenis kelamin, dan alamat) anak; gejala klinis
(batuk, demam, sulit bernapas, merintih, sianosis, kejang, kesulitan makan, dan perubahan
tingkat kesadaran), riwayat masalah serupa, imunodefisiensi (HIV, kurang gizi, dan
diabetes mellitus), pemeriksaan fisik (tanda vital) , status gizi, retraksi interkostal atau
subkostal, nafas cuping hidung, menarik dada, mengi, krepitasi, bunyi nafas bronkial,
sianosis, sign of rickets, dan status mental), dan hasil laboratorium (jumlah sel darah putih,
jumlah neutrofil absolut, jumlah hemoglobin, jumlah trombosit, CRP, laju endap darah,
dan kultur darah). Anak-anak diikuti selama mereka tinggal di rumah sakit untuk evaluasi
kebutuhan oksigen, terapi antibiotik, pemberian makan, demam, takipnea, dan lama tinggal
di rumah sakit dan hasil perawatan. Selain itu, data pembacaan foto chest x-ray pada
sampel juga data yang dikumpulkan.

Apakah analisa data dilakukan cukup baik?


Ya. Analis data menggunakan IBM SPSS for windows versi 22. Statistik deskriptif
dianalisis dan disajikan sebagai frekuensi (persentase), rata-rata (standar deviasi), dan
median (rentang interkuartil). Hubungan temuan sosiodemografi, klinis, dan laboratorium
dengan temuan CXR atau diagnosis pneumonia CXR dinilai menggunakan uji Fisher exact
untuk variabel kategori dan uji Mann-Whitney. Tes nonparametrik digunakan karena
memiliki ukuran sampel kecil dan data tidak terdistribusi normal. Kesepakatan antara
kedua ahli radiologi (R1 dan R2) dinilai menggunakan koefisien kappa Cohen. Prediktor
durasi tinggal di rumah sakit dinilai menggunakan model regresi linier. Regresi linier
berganda digunakan untuk menilai prediktor independen yang secara signifikan dapat
menjelaskan variabilitas dalam durasi tinggal di rumah sakit di antara anak-anak dengan
pneumonia berat. Variabel yang pada analisis bivariat menunjukkan signifikansi pada
tingkat p <0,2 dimasukkan dalam model regresi linier berganda. Nilai P <0,05 dianggap
signifikan secara statistik dalam model regresi linier berganda.

II. Importance
Penelitian ini penting karena pemeriksaan penunjang berupa radio-imaging khususnya
pemeriksaan rontgen thorax pada pasien community acquired pnemuonia dapat dijadikan
penunjang untuk diagnosis. Untuk panduan pembacaan rontgen thorax, WHO sudah
memiliki pedoman tersendiri yang mana hal ini dapat membantu radiolog dalam membaca
hasil foto rontgen thorax.

III. Applicability
Penelitian ini dapat diaplikasikan di Indonesia. Akses untuk menggunakan foto rontgen
thorax yang mudah dan juga mungkin banyak terdapat fasilitas kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai