Anda di halaman 1dari 24

Telaah Jurnal

THE IMPACT OF SEVERE PREECLAMPSIA ON MATERNAL


QUALITY OF LIFE

Oleh:
Puspa Anggraini, S.Ked 04054821820013
Alfadea Irbah Alizaputri, S.Ked 04054821820053
Iqlima Farah Zanaria Putri Igor, S.Ked 04054821820084
M. Ali Ridho, S.Ked 04054821820135

Pembimbing:
Dr. dr. H. Kms. Yusuf Effendi, Sp.OG(K)

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RUMAH SAKIT MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Telaah Jurnal

“THE IMPACT OF SEVERE PREECLAMPSIA ON MATERNAL


QUALITY OF LIFE”

Puspa Anggraini, S.Ked 04054821820013


Alfadea Irbah Alizaputri, S.Ked 04054821820053
Iqlima Farah Zanaria Putri Igor, S.Ked 04054821820084
M. Ali Ridho, S.Ked 04054821820135

Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Kepaniteraan Klinik
periode 26 November 2018 – 04 Februari 2019 di Departemen Obstetri dan
Ginekologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya.

Palembang, Desember 2018

Dr. dr. H. Kms. Yusuf Effendi, Sp.OG(K)

ii
The Impact of Severe Preeclampsia on Maternal Quality of Life
Christina Stern, Eva-Maria Trapp, Eva Mautner, Maria Deutsch, Uwe Lang, Mila Cervar-Zivkovic

Abstrak
Tujuan: PE merupakan peristiwa hidup serius yang dapat mengubah profil
psikologis wanita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas hidup
terkait kesehatan (Health Related Quality of Life / HR-QoL) baik fisik maupun
mental pada wanita setelah PE dan pengaruh faktor-faktor yang berkontribusi.
Metode: 95 wanita yang telah menderita PE menjawab survei kesehatan Short-
Form-12 (SF-12) untuk menilai status kesehatan secara umum. Perbandingan
dibuat dengan nilai referensi antara penelitian kohort, yaitu ringan (14,7%), berat
(74,7%), dan superimposed PE (10,5%). Parameter medis dievaluasi sebagai
faktor tambahan dan usia sebagai kovariat.
Hasil: Kualitas mental secara signifikan lebih buruk pada semua pasien (p<0,01),
terutama pada pasien yang telah menderita PE berat (p<0,01), dibandingkan
dengan rentang referensi. Wanita-wanita tersebut menunjukkan hasil yang lebih
buruk secara signifikan jika dibandingkan dengan bentuk ringan (p = 0,03).
Wanita yang telah menderita superimposed PE tidak terganggu baik secara fisik
maupun mental apabila dibandingkan dengan nilai standar populasi (p = 0,94 dan
p = 0,90; berurutan). Setelah mengontrol parameter medis dan usia, perbedaan
tetap signifikan secara statistik. Wanita multipara memiliki skor lebih buruk
secara signifikan pada skala mental jika dibandingkan dengan wanita primipara (p
= 0,02). Pada tingkat fisik, wanita hamil secara signifikan lebih buruk daripada
wanita tidak hamil (p = 0,04).
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa wanita yang menderita PE berat
secara bertahap mengalami penurunan kualitas hidup mental. Perawatan medis
ekstensif termasuk parameter HR-QoL mungkin dapat meningkatkan prognosis
kehamilan.

Kata kunci: Kelainan kehamilan hipertensif, preeklampsia ringan, preeklampsia


berat

1
1. Pendahuluan
Preeklamsia (PE) bukan hanya komplikasi obstetris pada kehamilan
yang paling sering (kejadian dilaporkan sekitar 10%); tetapi juga merupakan
salah satu dari tiga penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu di seluruh
dunia. Hal ini sangat mempengaruhi kesehatan ibu dan juga janin, dan
perawatan perinatal yang luas diperlukan untuk mencegah komplikasi akut
seperti disfungsi multiorgan ibu yang parah dan insufisiensi uteroplasenta
diikuti oleh pertumbuhan janin terhambat dan asfiksia janin. Morbiditas ibu
jarang menetap setelah pulih dari penyakit, tetapi penyakit kardiovaskular
sebagai komplikasi jangka panjang sering terjadi.
Kehamilan dan kelahiran secara umum memiliki dampak besar pada
kehidupan wanita seiring dengan banyaknya penelitian yang ada. Bahkan
dalam kehamilan tanpa komplikasi, perubahan fisik dan emosi yang
menyertai kehamilan dapat mengubah kemampuan wanita untuk berfungsi
dalam berbagai peran mereka, yang pada akhirnya berdampak pada kualitas
hidup mereka. Jika komplikasi terjadi selama kehamilan, persalinan atau pada
periode postpartum, seperti hipertensi, kelahiran preterm atau persalinan
emergensi, wanita mungkin akan lebih terpengaruh. Ketika PE berkembang,
kehamilan yang sehat akan berubah menjadi berisiko tinggi. Dengan
demikian, wanita hamil harus menghadapi penyakit serius yang tidak hanya
mengancam dirinya tetapi juga bayinya yang belum lahir. Wanita dengan
riwayat PE sering mengalami lebih banyak keluhan kesehatan dibandingkan
wanita yang memiliki kehamilan tanpa komplikasi dan tampaknya terganggu
dalam kesejahteraan fisik dan mental mereka. Ketakutan, merasa ragu-ragu
mengenai kelanjutan kehamilan mereka, ketidakberdayaan dan kehilangan
kontrol dapat mempengaruhi kondisi mental wanita; perburukan kondisi
psikososial dapat menjadi konsekuensi dari tingkat keparahan penyakit.
Selain tekanan mental, gejala fisik seperti nyeri, vertigo, dan malaise yang
parah juga dapat mengganggu kesehatan wanita.
World Health Organization (WHO) mendefinisikan health-related
quality of life (HR-QoL) sebagai persepsi individu tentang posisi mereka
dalam kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai di mana mereka

2
hidup dan dalam kaitannya dengan tujuan, harapan , standar, dan perhatian
mereka''. HR-QoL juga dapat didefinisikan sebagai sejauh mana
kesejahteraan fisik, emosi dan sosial seseorang yang diharapkan dapat
dipengaruhi oleh kondisi medis atau perawatannya. Lebih jauh lagi, itu adalah
elemen sentral dalam model biopsikososial.
HR-QoL pada periode perinatal belum diteliti secara luas, tetapi bahkan
sebagian besar perawat obstetri mengasosiasikan dengan periode khusus ini
saat bahagia untuk ibu yang hamil. Namun, studi terbaru menekankan
pentingnya HR-QoL dalam konteks yang lebih luas dari kesehatan ibu dan
prognosis kehamilan. Di antara manfaat HR-QoL adalah pengakuan
perspektif wanita dan pemahaman yang lebih luas tentang kesehatan ibu
daripada penanda morbiditas dan mortalitas tradisional. Parameter HR-QoL
menawarkan kemungkinan untuk membedakan antara pengobatan dan untuk
menentukan dampak penyakit.
Perubahan dalam kualitas hidup wanita memiliki efek yang besar pada
fungsi ibu selama kehamilan dan setelah melahirkan. HR-QoL sangat penting
karena kesejahteraan seorang ibu memengaruhi proses mengasuh, yang
penting untuk perkembangan bayi dan anak. Sehingga hal ini menjadi
penting dalam mendukung pengambilan keputusan klinis, ini dapat mengarah
pada kepatuhan pasien yang lebih baik dan kepuasan perawatan, dan,
akhirnya, hal ini akan memiliki efek yang besar pada prognosis ibu dan janin.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi HR-QoL fisik dan
mental pada wanita yang telah menderita PE. Kami berhipotesis bahwa PE
merupakan peristiwa hidup yang cukup dramatis serta memiliki dampak
negatif yang cukup besar terhadap HR-QoL fisik maupun mental ibu. Kami
berspekulasi bahwa kejadian kehamilan berisiko tinggi berpengaruh terhadap
pengukuran HR-QoL yang berbeda pada wanita sehat yang mengharapkan
kehamilan tanpa komplikasi serta fisiologis, apabila dibandingkan pada
wanita yang menderita penyakit kronis yang sudah ada sebelumnya. Selain
itu, kami ingin menganalisis parameter medis mana yang dapat berkontribusi
terhadap kesejahteraan wanita dengan riwayat PE.

2. Metode

3
Intervensi dan Prosedur
Penelitian ini dilakukan dari Desember 2009 hingga Desember 2011 di
Departemen Obstetri dari Universitas Kedokteran Graz, Austria. Sebanyak
125 wanita yang mengalami PE pada kehamilan sebelumnya dan yang tidak
memiliki penyakit lain yang mendasarinya dimasukkan dalam penelitian ini.
Gangguan berikut ini didefinisikan: PE ringan (n = 14), PE berat (n = 43),
eklampsia (n = 2), superimposed PE (n = 10), sindrom HELLP (n = 23) dan
antiphospholipid syndrome (APS, n = 3). PE (ringan atau berat), eklamsia
atau sindrom HELLP terjadi pada wanita hamil yang sehat sebagai penyakit
terkait kehamilan de-novo. Wanita-wanita dengan superimposed PE
menunjukkan sekelompok pasien yang sakit kronis. Mereka sudah menderita
hipertensi sebelum kehamilan atau hipertensi didiagnosis sebelum minggu ke-
20 kehamilan; Selain itu, proteinuria terjadi atau meningkat secara tiba-tiba.
Definisi dan kriteria yang tepat untuk klasifikasi gangguan hipertensi
disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Definisi Kelainan Hipertensif

Alasan kunjungan mereka ke klinik adalah terjadwal sekitar 6 minggu


setelah melahirkan untuk meninjau kehamilan sebelumnya dan komplikasinya
dengan dokter kandungan dan psikolog atau kehamilan baru setelah
kehamilan sebelumnya ketika pasien terkena hipertensi. Data HR-QoL
dikumpulkan menggunakan Short-Form-12 Health Survey (SF-12). Semua

4
peserta harus menjawab kuesioner tentang kualitas hidup yang berkaitan
dengan fisik dan mental mereka dengan sebenarnya mengenai kehamilan
yang terpengaruh, yang disebut 'indeks kehamilan'. Secara spesifik responden
diminta untuk merefleksikan kehamilan dan kelahiran mereka yang dipersulit
oleh hipertensi dan menjelaskan bagaimana perasaan mereka sekarang ketika
mengingat kehamilan dan kelahiran tersebut. Selama kunjungan rawat jalan,
sekitar setengah dari wanita menyelesaikan kuesioner otonom. Mereka yang
tidak datang sesuai kesepakatan dikirimkan surat dengan kuesioner melalui
pos dan dihubungi melalui telepon sekitar 2 minggu setelah menerima surat
untuk mengingatkan mereka untuk mengisi kuesioner dan mengembalikannya
di amplop tertutup dan dicap. Akhirnya, sejumlah 95 wanita (76%)
menyelesaikan protokol survei; sisanya tidak setuju untuk berpartisipasi atau
tidak mengembalikan kuesioner.
Dalam penelitian ini dipilih sekelompok pasien yang sangat spesifik,
dan komorbiditas mewakili kriteria eksklusi. Pengetahuan bahasa Jerman
diperlukan untuk penerimaan dalam penelitian ini, meskipun ada sejumlah
besar pasien dengan bahasa pertama lainnya di klinik rawat jalan. Tidak ada
hadiah finansial atau hadiah lain untuk yang telah partisipasi . Informed
consent tertulis diperoleh dari seluruh populasi penelitian, dan semua
kuesioner diisi secara anonim. Protokol penelitian disertifikasi oleh komite
etika lokal. Data sosiodemografi peserta (tingkat pendidikan dan status
hubungan) dikumpulkan dalam lembar data terpisah, serta riwayat dan usia
kandungan mereka (diagnosis, riwayat kehamilan sebelumnya dan keadaan
kehamilan saat ini) diperoleh dari rekam medis pasien.
Kuesioner
SF-12 versi Jerman digunakan untuk mengevaluasi HR-QoL secara
fisik dan mental wanita dengan riwayat PE. SF-12 berasal dari SF-36, yang
merupakan salah satu instrumen penelitian yang paling banyak digunakan dan
terstandardisasi untuk menentukan HR-QoL dalam administrasi secara
mandiri atau dengan pewawancara. Instrumen status kesehatan ini juga
digunakan untuk mengevaluasi dampak dari berbagai penyakit pada HR-QoL.
Kesehatan fisik dan mental diukur dengan 12 pertanyaan mengenai persepsi

5
kesehatan umum dan kesehatan mental umum (tekanan psikologis dan
kesejahteraan psikologis), fungsi fisik dan sosial, keterbatasan peran karena
masalah kesehatan fisik atau masalah emosional dan pertanyaan tentang
vitalitas dan nyeri tubuh, seperti '' Apakah Anda memiliki banyak energi? ''
dan '' Apakah Anda merasa sedih atau depresi? ''. Pertanyaan-pertanyaan ini
terkait untuk mendapatkan hasil skor ringkasan komponen fisik dan mental
(PCS dan MCS). Skor dihitung sesuai dengan pedoman untuk penilaian
kuesioner SF-12. Skor ini diubah menjadi nilai standar dengan rata-rata 50
dan standar deviasi 10 sesuai dengan aturan penilaian. Dalam penelitian ini
digunakan SF-12 karena versi ini dapat dilakukan secara otonom dan mudah
diterapkan dalam rutinitas klinis sehari-hari.
Analisis Statistik
Data dianalisis menggunakan Statistical Package for the Social
Sciences (SPSS) versi 19.0. Statistik deskriptif digunakan untuk
mengkarakterisasi sampel penelitian dalam variabel sosiodemografi dan
medis. Robust t-test digunakan untuk menguji perbedaan antara kelompok PE
dan sampel kontrol menurut SF-12 versi Jerman. Data dari sampel kontrol
diperoleh dari German test manual dan termasuk rerata dan standar deviasi
lebih dari 1500 wanita Jerman yang sehat. ANOVA digunakan untuk menilai
perbedaan kualitas hidup antar kelompok PE. Untuk mengevaluasi dampak
karakteristik medis tambahan pada kualitas hidup, selain jenis PE, analisis
kovarian menurut model linear umum dilakukan. Dalam analisis ini,
parameter medis seperti jenis PE (ringan, berat dan superimposed), kehamilan
(hamil dibandingkan tidak hamil), paritas (wanita primipara versus
multipara), periode waktu sejak indeks kehamilan hingga survei (hingga 1
tahun vs. lebih dari 1 tahun), proses persalinan (persalinan pervaginam
spontan, operasi caesar dan prosedur kebidanan darurat termasuk operasi
caesar segera dan pengiriman instrumental) dan hasil neonatal (kamar
pascapartum, unit perawatan intensif, aborsi telat dan kematian perinatal)
dimasukkan sebagai faktor, dan usia berperan sebagai kovariat. Hanya efek
utama dan kovariat, tetapi bukan interaksi yang dievaluasi. Tingkat

6
signifikansi ditentukan pada 0,05. Perbandingan post hoc dibuat sesuai
dengan metode Bonferroni.

3. Hasil
Karakteristik Sampel
Populasi penelitian terdiri dari 95 wanita dengan riwayat PE dan dibagi
menjadi tiga kelompok sesuai dengan tingkat keparahan dan kejadian
penyakit: pertama, PE ringan (n = 14; 14.7%); kedua, PE berat, sindrom
HELLP, eklamsia dan sindrom antiphospholipid (n = 71; 74.7%); dan ketiga,
superimposed PE (n = 10; 10.5%). Klasifikasi ini dibuat untuk membedakan
antara penyakit de-novo dalam bentuk ringan dan berat serta penyakit kronis.
Median usia adalah 32,8 tahun (rentang 21-43 tahun), 41 peserta lebih
tua dari 35 tahun (43,2%) dan 54 peserta lebih muda dari 35 tahun (56,8%).
Batas ini ditetapkan karena peningkatan risiko kehamilan dini dan komplikasi
obstetri dan neonatal sesuai dengan pedoman dari Royal College of
Obstetricians and Gynecologists.
Interval waktu antara indeks kehamilan dan waktu survei rata-rata 2.4
tahun. Kelompok studi dibagi menjadi orang-orang dengan indeks-kehamilan
hingga 1 tahun sebelumnya (n = 49; 51.6%) dan mereka dengan indeks-
kehamilan lebih dari 1 tahun sebelumnya (n = 46; 48.4%).
Pada saat selesainya survei, 30 wanita saat ini sedang hamil (31,6%)
dan 65 wanita tidak (68,4%). Distribusi di antara trimester menunjukkan 7
peserta dari trimester pertama (23.3%), 10 orang trimester kedua (33.3%) dan
13 orang (43.3%) pada trimester ketiga. Kelompok studi terdiri dari wanita
primipara (n = 78; 82.1%) serta wanita multipara (n = 17; 17.9%).
Populasi penelitian dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan metode
proses persalinan: pertama, wanita yang melahirkan dengan persalinan
spontan (n = 18; 18.9%); kedua, dengan operasi caesar (n = 63; 66.3%); dan
ketiga, dengan prosedur obstetri mendesak termasuk operasi caesar darurat
dan persalinan menggunakan alat (n = 14; 14.7%).
Prognosis neonatal didefinisikan sebagai normal ketika bayi baru lahir
dikirim ke kamar postpartum dengan ibunya setelah melahirkan (n=38; 40%)
dan buruk ketika masuk ke unit perawatan intensif (n=50;52.6%). Kelompok

7
ketiga termasuk aborsi yang tertunda (usia kehamilan 18-24 minggu) dan
kematian perinatal (n=7;7.4%).
Ada satu kehamilan kembar (1,0%). Semua pasien adalah Kaukasia
(100%). Tingkat pendidikan diklasifikasikan dalam tiga tingkatan: wajib
(n=41, 43.1%), pasca-wajib (n=32, 33.7%) dan universitas (n=22, 23.1%).
Status pernikahan saat ini diklasifikasikan sebagai hidup bersama pasangan
(n=90, 94.7%) atau tanpa pasangan (n=3, 3.2%) atau lainnya (n=2, 2.1%).
Gambaran umum karakteristik demografi dan medis pasien disajikan pada
Tabel 2.

Tabel 2. Karakteristik Demografis dan Klinis dari Populasi Penelitian (N = 95)

Perbandingan karakteristik medis antara peserta dan non-peserta tidak


menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik pada usia (p=0.74),
jenis PE (p=0.91), graviditas (p=0.16) dan interval waktu antara indeks
kehamilan dan waktu penelitian (p=0.54). Pada paritas, bagaimanapun,
proporsi yang lebih tinggi dari non-peserta adalah multipara bila
dibandingkan dengan peserta (40% vs 19%).
Hasil Utama
Kualitas mental dari seluruh populasi penelitian (p <0,01) serta
subkelompok PE berat (p <0,01) secara signifikan lebih buruk dibandingkan

8
dengan sampel kontrol. Figure 1 menunjukkan rerata 95% CI untuk semua
pasien serta subkelompok PE dan sampel kontrol untuk subskala mental SF-
12.

Pada perbandingan univariat kualitas mental wanita terdapat perbedaan


yang signifikan secara statistik antara tiga subkelompok PE (p=0.02, ƞ2=0.09).
Pada kelompok PE berat menunjukkan hasil yang jauh lebih buruk daripada
yang dipengaruhi oleh PE ringan (Bonferroni corrected post hoc comparison:
p=0.03). Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara kelompok
dalam skor untuk kesejahteraan fisik (p=0.11, ƞ2=0.05). Rerata dan standar
deviasi pada SF-12 berdasarkan jenis PE ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-Rata (M) dan Standar Deviasi (SD) dari Skor SF-12 untuk Kelompok PE

Analisis multivariat dampak karakteristik klinis tambahan dan jenis PE


menunjukkan bahwa jenis PE (p=0.01, ƞ2=0.10) dan paritas (p=0.04, ƞ2=0.05)
adalah prediktor yang signifikan secara statistik dari kesejahteraan mental .
Ditemukan bahwa wanita multipara memiliki nilai yang lebih buruk daripada
wanita primipara pada skala mental. Berdasarkan besarnya pengaruh, jenis PE
memiliki pengaruh yang lebih besar pada kesehatan mental daripada paritas.
Selain itu, wanita hamil memiliki skor yang lebih buruk dibandingkan wanita

9
yang tidak hamil pada pengaruh skor kualitas hidup fisik (p=0.03, ƞ2=0.06).
Parameter medis lainnya tidak memiliki dampak yang signifikan secara
statistik pada skor kualitas hidup. Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4, yang
menunjukkan signifikansi dan besarnya pengaruh, besarnya pengaruh untuk
prediktor yang tidak signifikan akan sangat kecil dan mendekati nol, baik pada
mental dan fisik.

Tabel 4. Faktor-Faktor Pengaruh Kualitas Hidup Fisik dan Mental (signifikansi dan besarnya
pengaruh)

4. Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai HR-QoL pada wanita
dengan riwayat PE. Seluruh kelompok penelitian dan subkelompok perempuan
yang mengalami PEB menunjukkan distess yang berat dalam kualitas mental
dibandingkan dengan populasi normal. Pasien dengan PEB menunjukkan kualitas
hidup yang lebih buruk dalam domain mental daripada pasien dengan PE ringan,
hal ini sesuai dengan penelitian Hoedjes et al. Dalam penelitian ini disimpulkan
bahwa tingkat keparahan penyakit memiliki dampak besar pada penilaian wanita
tentang kualitas kehidupan mental mereka. Baik perbandingan pada penelitian
cohort dengan populasi penelitian maupun di antara subkelompok menunjukkan
perbedaan dalam skor fisik, menunjukkan bahwa keluhan fisik akan menghilang
tetapi gangguan karena tekanan mental berlanjut bahkan bertahun-tahun setelah
peristiwa yang mengancam.
Namun, superimposed PE tidak berdampak pada kualitas hidup wanita
dibandingkan dengan nilai standar, baik dalam hal fisik maupun dalam skala
mental. Pasien-pasien dengan penyakit kronis yang sudah ada sudah terbiasa
untuk menganggap diri mereka sakit dan karena itu untuk mengalami komplikasi

10
dalam kehamilan mudah diperkirakan; dengan demikian, tidak ada pengaruh
terhadap persepsi mereka tentang HR-QoL.
Pembagian ke dalam subkelompok menyebabkan jumlah kecil dalam
subkelompok PE ringan dan superimposed PE, tetapi mungkin ada beberapa
penjelasan untuk ini. Wanita dengan PEB akan dirujuk ke rumah sakit tempat
penelitian ini dilakukan, hal ini disebabkan karena rumah sakit ini merupakan
pusat perawatan tersier. Pasien yang terkena PE ringan, dapat dikelola oleh
ginekolog utama mereka (dan mungkin melahirkan sebelum timbulnya tanda-
tanda PEB), sehingga akan lebih mudah untuk mendapatkan sample PEB untuk
penelitian ini. Selain itu, PE dikelompokkan secara ketat sesuai dengan pedoman
yang telah disebutkan (dari ACOG dan ISSHP). Bahkan jika hanya satu dari
kriteria tambahan yang terpenuhi, akan didefinisikan sebagai PEB dan mungkin
karena itu mewakili kelompok studi terbesar. Akhirnya, hipertensi kronis tidak
umum pada wanita usia subur sehingga studi kohort PE menunjukkan jumlah
terendah pada kelompok PE superimposed.
Melihat data dengan tujuan untuk memodifikasi parameter medis,
menunjukkan hasil bahwa tingkat keparahan penyakit merupakan faktor utama
dalam penilaian HR-QoL. Ditemukan pengukuran yang signifikan secara statistik
mengenai kesejahteraan fisik pada wanita hamil saat ini, yang menunjukkan nilai
yang lebih buruk daripada kelompok tidak hamil. menurut penelitian lain, bahwa
kehamilan itu sendiri dapat mewakili beban fisik. Menariknya, wanita multipara
menunjukkan skor mental yang lebih buruk daripada wanita nulipara. Temuan ini
menunjukkan bahwa wanita yang merawat beberapa anak mengalami penurunan
fungsi mereka dengan cara yang lebih besar daripada mereka yang hanya
memiliki satu anak.
Ada literatur yang saling bertentangan mengenai dampak dari proses
persalinan sebagai nilai penentu lainnya. Hal ini mungkin berdampak pada hasil
mental jangka pendek, seperti yang dilaporkan penelitian lain, tetapi hasil dalam
penelitian menunjukkan bahwa hal itu tidak memiliki pengaruh tersendiri, baik
pada fisik maupun pada kualitas mental kehidupan. Ini menunjukkan bahwa
kesejahteraan mental jangka panjang tidak dipengaruhi oleh proses persalinan.

11
Berbeda dengan penelitian lain, prognosis neonatal tidak berfungsi sebagai
parameter penentu. Sebagian besar wanita dalam populasi penelitian ini menderita
PEB, yang sering disertai dengan kelahiran prematur dan/atau pertumbuhan janin
terhambat dan sering mengharuskan merujuk bayi yang baru lahir ke unit
perawatan intensif (ICU). Tetapi sebagian besar bayi tampaknya memiliki hasil
jangka panjang yang menguntungkan sehingga dampak pada HR-QoL mental ibu
dapat diabaikan. Lebih jauh lagi, HR-QoL tidak bergantung pada usia ibu.
Mengenai distribusi wanita multipara dan wanita nulipara dalam kelompok
peserta dibandingkan non-peserta, disimpulkan bahwa wanita yang merawat
beberapa anak tidak memiliki cukup waktu untuk menjawab kuesioner setelah
pemeriksaan klinis di departemen rawat jalan atau di rumah setelah mereka
menerima kuesioner dan karena itu kurang terwakili dalam penelitian ini.
Singkatnya, penelitian ini menunjukkan bahwa wanita setelah PE
sebelumnya mengalami gangguan serius dalam kesejahteraan mentalnya, bahkan
setelah penyakit yang berat, hal ini menunjukkan bahwa PE harus dianggap
sebagai peristiwa kehidupan yang serius, tidak hanya mengenai morbiditas dan
mortalitas fisik.
Pertimbangan Metodologis
Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Beberapa orang
berpendapat bahwa interval waktu 2 tahun rata-rata antara indeks-kehamilan dan
waktu penelitian adalah interval yang terlalu panjang untuk mengingat suatu
peristiwa secara tepat, dan oleh karena itu dapat mempengaruhi hasil. Namun,
interval ini sebenarnya tidak terlalu lama karena kehamilan adalah waktu yang
penting dalam kehidupan wanita dan mengingat peristiwa yang berhubungan
dengan kehamilan pada wanita bahkan 30 tahun atau lebih setelah melahirkan
terbukti dapat diingat dan cukup akurat bahkan bertahun-tahun kemudian. Selain
itu, tidak dimiliki pengetahuan tentang HR-QoL wanita sebelum kehamilan karena
evaluasi kualitas HR-QoL wanita dalam periode reproduksi bukanlah bagian dari
perawatan rutin dalam sistem perawatan kesehatan. Sampel dalam penelitian juga
tentang wanita PE mungkin tidak mewakili wanita dengan PE secara umum
karena rumah sakit tempat dilakukannya penelitian ini adalah pusat perawatan

12
tersier dan pasien yang terkena PEB secara khusus dirujuk kesini. Selain itu,
pasien dengan buta huruf dalam bahasa Jerman dikeluarkan dari penelitian
meskipun mereka bertanggung jawab untuk sebagian besar pasien di departemen
rawat jalan.
Kelebihan dari penelitian ini adalah hasil konsisten yang sangat signifikan
dalam domain mental dari kuesioner SF-12. Hipotesis penelitian ini tentang HR-
QoL pada wanita dengan riwayat PE tergantung pada tingkat keparahan dan
kejadian penyakit dianalisis secara tepat. Selain itu baru ada sedikit penelitian
yang berfokus pada HR-QoL pada wanita setelah PE, terutama mengenai tingkat
keparahan dan jenis penyakit dan faktor yang berkontribusi.
Implikasi Klinis
Hasil penelitian ini memiliki implikasi yang berguna untuk praktik klinis.
Dokter kandungan adalah dokter utama yang memberikan konseling awal kepada
wanita yang pernah mengalami PE dan harus mempertimbangkan ketakutan
pasien akan berulangnya penyakit tersebut pada kehamilan selanjutnya dan risiko
mereka mengalami gangguan kardiovaskular kronis di kemudian hari.
Patofisiologi yang belum jelas dan wanita yang terkena setelah itu memiliki
beberapa pilihan untuk pencegahan dan manajemen diri dan mungkin lebih
perhatian terhadap kesehatan mereka, faktor yang mungkin juga mempengaruhi
perencanaan dalam keluarga mereka. Pengakuan atas kesadaran akan kebutuhan
akan informasi yang memadai tentang penyakit mereka dapat mengurangi tekanan
psikologis yang berkepanjangan selama kehamilan dan meningkatkan kepatuhan
pengobatan. Tujuan dari pengobatan komprehensif dalam kasus-kasus keluhan
psikologis adalah untuk meningkatkan kemungkinan mengatasi pada wanita
setelah mengalami PEB. Ketahanan muncul sebagai faktor utama dalam konteks
ini. Hubungan saling percaya antara pasien dan tim pendamping serta perhatian,
bimbingan, dan rencana perawatan yang dikomunikasikan dengan baik adalah
bagian dari perawatan profesional dan komprehensif, yang bertujuan untuk
mencegah dampak negatif pada HR-QoL perempuan. Pelatihan pendidikan untuk
pemantauan diri memotivasi wanita yang berisiko dan memungkinkan mereka
untuk mendapatkan kepercayaan diri dan mengendalikan penyakit mereka. Tim

13
khusus dan interdisipliner yang menyediakan manajemen ekstensif mungkin
memiliki dampak positif pada prognosis ibu dan bayi dan akhirnya dapat memiliki
efek menguntungkan pada kualitas hidup seluruh keluarga.
Penelitian ini memberikan temuan penting tentang dampak PEB pada
kesehatan mental wanita. Hal ini perlu diperhatikan sebagai kondisi yang
mengancam jiwa ibu dan anak, tidak hanya mengenai morbiditas fisik, tetapi juga
sebagai dampak utama pada kualitas mental wanita dalam hidup bahkan bertahun-
tahun kemudian.

14
Daftar Pustaka
1. Sibai, B. M. (2011). Management of late preterm and early-term pregnancies
complicated by mild gestational hypertension/preeclampsia. Seminars in
Perinatology, 35(5), 292–296.
2. Ghulmiyyah, L., & Sibai, B. (2012). Maternal mortality from
preeclampsia/eclampsia. Seminars in Perinatology, 36(1), 56–59.
3. Publications Committee, & Sibai, B. M. (2011). Evaluation and management
of severe preeclampsia before 34 weeks’ gestation. American Journal of
Obstetrics and Gynecology, 205(3), 191–198.
4. Dalfra, M. G., Nicolucci, A., Bisson, T., Bonsembiante, B., Lapolla, A., &
Qlisg, (2012). Quality of life in pregnancy and post-partum: a study in diabetic
patients. Quality of Life Research, 21(2), 291–298.
5. Nicholson, W. K., Setse, R., Hill-Briggs, F., Cooper, L. A., Strobino, D., &
Powe, N. R. (2006). Depressive symptoms and health-related quality of life in
early pregnancy. Obstetrics and Gynecology Science, 107(4), 798–806.
6. Jansen, A. J., Duvekot, J. J., Hop, W. C., Essink-Bot, M. L., Beckers, E. A.,
Karsdorp, V. H., et al. (2007). New insights into fatigue and health-related
quality of life after delivery. Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica,
86(5), 579–584.
7. Da Costa, D., Dritsa, M., Verreault, N., Balaa, C., Kudzman, J., & Khalife, S.
(2010). Sleep problems and depressed mood negatively impact health-related
quality of life during pregnancy. Archives of Women’s Mental Health, 13(3),
249–257.
8. Roes, E. M., Raijmakers, M. T., Schoonenberg, M., Wanner, N., Peters, W. H.,
& Steegers, E. A. (2005). Physical well-being in women with a history of
severe preeclampsia. Journal of Maternal-Fetal and Neonatal Medicine, 18(1),
39–45.
9. Kim, C., Brawarsky, P., Jackson, R. A., Fuentes-Afflick, E., & Haas, J. S.
(2005). Changes in health status experienced by women with gestational
diabetes and pregnancy-induced hypertensive disorders. Journal of Women’s
Health (Larchmt), 14(8), 729–736.
10. Rep, A., Ganzevoort, W., Bonsel, G. J., Wolf, H., & de Vries, J. I. (2007).
Psychosocial impact of early-onset hypertensive disorders and related
complications in pregnancy. American Journal of Obstetrics and Gynecology,
197(2), 158. e151–156.
11. The World Health Organization Quality of Life assessment (WHOQOL).
(1995). Position paper from the World Health Organization. Social Science
and Medicine, 41(10), 1403–1409.
12. What quality of life? The WHOQOL Group. World Health Organization
Quality of Life Assessment. (1996). World Health Forum, 17(4), 354–356.

15
13. Hoedjes, M., Berks, D., Vogel, I., Franx, A., Duvekot, J. J., Steegers, E. A., et
al. (2011). Poor health-related quality of life after severe preeclampsia. Birth,
38(3), 246–255.
14. Engel, G. L. (1977). The need for a new medical model: A challenge for
biomedicine. Science, 196(4286), 129–136.
15. Emmanuel, E., St John, W., & Sun, J. (2012). Relationship between social
support and quality of life In Childbearing women during the Perinatal Period.
Journal of Obstetric, Gynecologic, and Neonatal Nursing, 41(6), E62–E70.
16. Bijlenga, D., Boers, K. E., Birnie, E., Mol, B. W., Vijgen, S. C., Van der Post,
J. A., et al. (2011). Maternal health-related quality of life after induction of
labor or expectant monitoring in pregnancy complicated by intrauterine
growth retardation beyond 36 weeks. Quality of Life Research, 20(9), 1427–
1436.
17. Bullinger, M., & Kirchberger, I. (1998). Der SF-12, In SF-36 Fragebogen zum
Gesundheitszustand. Handanweisungen. (Vol. 65–71): Hogrefe Verlag:
Go¨ttingen Bern Toronto Seattle.
18. Khanna, D., & Tsevat, J. (2007). Health-related quality of life–an introduction.
The American Journal of Managed Care, 13(Suppl 9), S218–S223.
19. RCOG. (2011). Scientific Advisory Committee—Opinion Paper 24,
Reproductive Ageing: Royal College of Obstetricians and Gynaecologists.
20. Mautner, E., Greimel, E., Trutnovsky, G., Daghofer, F., Egger, J. W., & Lang,
U. (2009). Quality of life outcomes in pregnancy and postpartum complicated
by hypertensive disorders, gestational diabetes, and preterm birth. Journal of
Psychosomatic Obstetrics and Gynaecology, 30(4), 231–237.
21. Haas, J. S., Jackson, R. A., Fuentes-Afflick, E., Stewart, A. L., Dean, M. L.,
Brawarsky, P., et al. (2005). Changes in the health status of women during and
after pregnancy. Journal of General Internal Medicine, 20(1), 45–51.
22. Symon, A., MacDonald, A., & Ruta, D. (2002). Postnatal quality of life
assessment: Introducing the mother-generated index. Birth, 29(1), 40–46.
23. Adams, S. S., Eberhard-Gran, M., Sandvik, A. R., & Eskild, A. (2012). Mode
of delivery and postpartum emotional distress: A cohort study of 55,814
women. British Journal of Obstetrics and Gynaecology, 119(3), 298–305.
24. Sword, W., Landy, C. K., Thabane, L., Watt, S., Krueger, P., Farine, D., et al.
(2011). Is mode of delivery associated with postpartum depression at 6 weeks:
A prospective cohort study. British Journal of Obstetrics and Gynaecology,
118(8), 966–977.
25. Mautner, E., Stern, C., Deutsch, M., Greimel, E., Lang, U., & Cervar-
Zivkovic, M. (2012). The impact of resilience on the psychological outcomes
in women after hypertensive pregnancy disorders. Article in press.

16
26. Rijnders, M., Baston, H., Schonbeck, Y., van der Pal, K., Prins, M., Green, J.,
et al. (2008). Perinatal factors related to negative or positive recall of birth
experience in women 3 years postpartum in the Netherlands. Birth, 35(2),
107–116.
27. Trutnovsky, G., Panzitt, T., Magnet, E., Stern, C., Lang, U., & Dorfer, M.
(2012). Gestational diabetes: Women’s concerns, mood state, quality of life
and treatment satisfaction. Journal of Maternal-Fetal and Neonatal Medicine,
25(11), 2464–2466.
28. Poel, Y. H., Swinkels, P., & de Vries, J. I. (2009). Psychological treatment of
women with psychological complaints after preeclampsia. Journal of
Psychosomatic Obstetrics and Gynaecology, 30(1), 65–72.
29. Wilson, W. A., Gharavi, A. E., Koike, T., Lockshin, M. D., Branch, D. W.,
Piette, J. C., et al. (1999). International consensus statement on preliminary
classification criteria for definite antiphospholipid syndrome: Report of an
international workshop. Arthritis and Rheumatism, 42(7), 1309–1311.
30. Miyakis, S., Lockshin, M. D., Atsumi, T., Branch, D. W., Brey, R. L., Cervera,
R., et al. (2006). International consensus statement on an update of the
classification criteria for definite antiphospholipid syndrome (APS). Journal of
Thrombosis and Haemostasis, 4(2), 295–306.
31. Brown, M. A., Lindheimer, M. D., de Swiet, M., Van Assche, A., & Moutquin,
J. M. (2001). The classification and diagnosis of the hypertensive disorders of
pregnancy: statement from the International Society for the Study of
Hypertension in Pregnancy (ISSHP). Hypertens Pregnancy, 20(1), IX–XIV.
32. Practice, A. C. (2002). ACOG practice bulletin. Diagnosis and management of
preeclampsia and eclampsia. Number 33, January 2002. American College of
Obstetricians and Gynecologists. International Journal of Gynaecology and
Obstetrics, 77(1), 67–75.

17
Telaah Kritis

Jurnal yang telah diakses dari Springer Science ini merupakan bagian dari
kedokteran berbasis bukti (evidence-based medicine), diartikan sebagai proses
evaluasi secara cermat dan sistematis mengenai suatu artikel penelitian untuk
menentukan reabilitas, validitas, dan kegunaannya dalam praktik klinis.
Komponen utama yang dinilai dalam critical appraisal adalah validity,
importancy, applicability. Telaah kritis meliputi semua komponen dari suatu
penelitian dimulai dari komponen pendahuluan, metodologi, hasil, dan diskusi.
Masing-masing komponen memiliki kepentingan yang sama besarnya dalam
menentukan apakah hasil penelitian tersebut layak atau tidak digunakan sebagai
referensi.

Evaluasi Jurnal
Secara garis besar, latar belakang jurnal ini cukup memenuhi komponen-
komponen yang seharusnya terdapat dalam latar belakang. Dalam latar belakang,
diberikan pengenalan singkat mengenai permasalahan yang diteliti pada penelitian
ini, yaitu preeklampsia dan kualitas hidup maternal. Dijabarkan mengenai besar
masalah melalui prevalensi secara umum dan kontroversi yang ditimbulkan dari
hasil penelitian-penelitian sebelumnya. Tujuan penelitian juga sudah dituliskan
dalam latar belakang. Tujuan dari penelitan ini baik karena peneliti telah
memaparkannya secara jelas, yakni untuk mengevaluasi kualitas hidup terkait
kesehatan (Health Related Quality of Life / HR-QoL) baik fisik maupun mental
pada wanita setelah PE dan pengaruh faktor-faktor yang berkontribusi.
Penelitian observasional ini dilakukan dari Desember 2009 hingga
Desember 2011 di rumah sakit tersier Departemen Obstetri Universitas
Kedokteran Graz, Austria. Sebanyak 125 wanita yang mengalami PE pada
kehamilan sebelumnya dan yang tidak memiliki penyakit lain yang mendasarinya
dimasukkan dalam penelitian ini. Data HR-QoL dikumpulkan menggunakan
Short-Form-12 Health Survey (SF-12). Namun, hanya 95 wanita yang
menyelesaikan protokol survei, sisanya tidak setuju untuk berpartisipasi atau

18
mengembalikan kuisioner. Data dianalisis menggunakan Statistical Package for
the Social Sciences (SPSS) versi 19.0. Statistik deskriptif digunakan untuk
mengkarakterisasi sampel penelitian dalam variabel sosiodemografi dan medis.
Robust t-test digunakan untuk menguji perbedaan antara kelompok PE dan sampel
kontrol menurut SF-12 versi Jerman. ANOVA digunakan untuk menilai perbedaan
kualitas hidup antar kelompok PE. Tingkat signifikansi ditentukan pada 0,05.
Hasil penelitian dalam jurnal ini telah memenuhi komponen-komponen
yang harus ada dalam suatu hasil penelitian jurnal. Hasil penelitian disajikan
dalam bentuk deskripsi paragraf, tabel, dan grafik.

I. Patient/Problem/Population
Problem: PE merupakan peristiwa hidup serius yang dapat mengubah profil
psikologis wanita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas
hidup terkait kesehatan (Health Related Quality of Life / HR-QoL) baik fisik
maupun mental pada wanita setelah PE dan pengaruh faktor-faktor yang
berkontribusi.
Population: Penelitian ini mengikutsertakan sebanyak 125 wanita yang telah
mengalami PE pada kehamilan sebelumnya serta yang tidak memiliki
penyakit lain yang mendasari. Namun, hanya 95 wanita yang menyelesaikan
protokol survei, sisanya tidak setuju untuk berpartisipasi atau mengembalikan
kuisioner. Sehingga, diambil jumlah sampel sebanyak 95 wanita. Sampel
dikelompokkan menjadi PE ringan, PE berat, sindrom HELLP, eklampsia,
sindrom antiphospholipid, dan superimposed PE. Klasifikasi ini dibuat untuk
membedakan antara penyakit de-novo dalam bentuk ringan dan berat serta
penyakit kronis. Pengambilan sampel diambil dari rumah sakit tersier di
Departemen Obstetri dari Universitas Kedokteran Graz, Austria dari
Desember 2009-Desember 2011.

II. Intervention
Pada penelitian ini tidak dilakukan intervensi pada subjek penelitian.
III. Comparison
Penelitian ini membandingkan HR-QoL baik fisik maupun mental antara
wanita yang pernah mengalami jenis-jenis PE seperti yang telah disebutkan di

19
atas (PE ringan, PE berat, sindrom HELLP, eklampsia, sindrom
antiphospholipid, dan superimposed PE). Penelitian ini juga membandingkan
parameter medis mana yang dapat berkontribusi terhadap kesejahteraan
wanita dengan riwayat PE.

IV. Outcome
Kualitas mental secara signifikan lebih buruk pada semua pasien (p<0,01),
terutama pada pasien yang telah menderita PE berat (p<0,01), dibandingkan
dengan rentang referensi. Wanita-wanita tersebut menunjukkan hasil yang
lebih buruk secara signifikan jika dibandingkan dengan bentuk ringan (p =
0,03). Wanita yang telah menderita superimposed PE tidak terganggu baik
secara fisik maupun mental apabila dibandingkan dengan nilai standar
populasi (p = 0,94 dan p = 0,90; berurutan). Setelah mengontrol parameter
medis dan usia, perbedaan tetap signifikan secara statistik. Wanita multipara
memiliki skor lebih buruk secara signifikan pada skala mental jika
dibandingkan dengan wanita primipara (p = 0,02). Pada tingkat fisik, wanita
hamil secara signifikan lebih buruk daripada wanita tidak hamil (p = 0,04).

V. Study Validity
Research Questions
Is the research question well-defined that can be answered using this study
design?
Ya, penelitian ini dapat menjawab tujuan utama dari dilakukannya penelitian,
yaitu untuk mengevaluasi HR-QoL baik fisik maupun mental pada wanita
yang telah mengalami PE dan membandingkan parameter medis mana yang
dapat berkontribusi terhadap kesejahteraan wanita dengan riwayat gangguan
kehamilan yang mengancam ini.

Does the author use appropriate methods to answer their question?


Ya, data dianalisis menggunakan Statistical Package for the Social Sciences
(SPSS) versi 19.0. Statistik deskriptif digunakan untuk mengkarakterisasi
sampel penelitian dalam variabel sosiodemografi dan medis. Robust t-test
digunakan untuk menguji perbedaan antara kelompok PE dan sampel kontrol

20
menurut SF-12 versi Jerman. ANOVA digunakan untuk menilai perbedaan
kualitas hidup antar kelompok PE. Tingkat signifikansi ditentukan pada 0,05.
Is the data collected in accordance with the purpose of the research?
Ya, data yang dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian, berasal dari 95
wanita yang telah mengalami PE pada kehamilan sebelumnya, wanita yang
tidak memiliki penyakit lain yang mendasari, serta telah menyelesaikan
protokol survei. Pengambilan sampel diambil dari rumah sakit tersier di
Departemen Obstetri dari Universitas Kedokteran Graz, Austria dari
Desember 2009-Desember 2011.
Randomization
Were the patients randomized to the intervention and control groups by a
well-defined method of randomization?
Pada penelitian ini tidak dilakukan randomisasi.
Was the randomization list concealed from patients, clinicians, and
researchers?
Tidak dijelaskan randomisasi pada studi ini
Interventions and Co-Interventions
Were the performed interventions described in sufficient detail to be
followed by others?
Pada penelitian ini tidak dilakukan intervensi pada subjek penelitian.
Other than intervention, were the two groups cared for in similar way of
treatment?
Pada penelitian ini tidak dilakukan intervensi pada subjek penelitian.

VI. Importance
Is this study important?
Ya, penelitian ini penting untuk dilakukan karena dapat membantu
mengetahui kesejahteran fisik dan mental ibu. Kondisi kesejahteraan
seorang ibu dapat memengaruhi proses mengasuh yang penting untuk
perkembangan bayi dan anak. Hal ini menjadi penting dalam mendukung
pengambilan keputusan klinis serta dapat mengarah pada kepatuhan pasien
yang lebih baik dan kepuasan perawatan, dan, akhirnya, hal ini akan
memiliki efek yang besar pada prognosis ibu dan janin.

VII. Applicability

21
Are your patient so different from these studied that the results may not
apply to them?
Tidak, pasien di Indonesia tidak jauh berbeda sehingga hasil penelitian ini
dapat berlaku di Indonesia.
Is your environment so different from the one in the study that the
methods could not be use there?
Tidak, penelitian dengan metode ini dapat diterapkan di Indonesia.

KESIMPULAN
Jurnal ini valid, penting, dan dapat diterapkan di Indonesia sehingga jurnal ini
dapat digunakan sebagai referensi.

22

Anda mungkin juga menyukai