Anda di halaman 1dari 10

Pada tanggal 14 agustus 1945, para kaum muda mengadakan rapat di Jakarta.

Dalam rapat
ini, Sutan Syahrir mengumumkan bahwa dia mendapat informasi tentang menyerahnya
Jepang pada sekutu.

Sutan Syahrir : “Assalamu’alaikum Wr.Wb.”

Kaum Muda : “Waalaikumsalam Wr.Wb”

Sutan Syahrir : “Saudara-saudara, saya mendapatkan berita gembira, bahwa


Jepang telah menyerah kepada Sekutu, maka telah terjadi
kekosongan kekuasaan di Indonesia.”

Sukarni : “Sungguh kabar gembira yang anda kabarkan tadi, tapi apa itu
kekosongan kekuasaan?”

Sutan Syahrir : “Sekarang jepang sudah tidak berkuasa lagi di negeri kita, karena
telah menyerah pada sekutu sedangkan sekutu belum menguasai
Indonesia”

Sukarni : “Baik, saya mengerti”

Chairul Shaleh : “Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk mengisi kekosongan
kekuasaan ini?”

Suhud : “Bagaimana jika kita meminta pada Bung Karno dan Hatta untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya?

Latif : “Ya..ya.. saya setuju dengan itu karena ini memang waktu yang
tepat untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia”

Chairul Shaleh : “Hmm.. baiklah kalau kalian semua setuju, mari kita pergi ke rumah
Bung Karno untuk membicarakan hal ini.”

Rapat pun diakhiri, dan mereka pergi ke rumah Soekarno dengan maksud memberitahu
Soekarno akan keinginan para kaum muda ini.
Sutan Syahrir : “Assalamu’alaikum..”

Fatmawati : “Waalaikumsalam..”

Suhud : “Permisi bu, apakah Bung Karno ada ? Kami ingin bertemu
dengannya”

Fatmawati : “Oh ada, bapak ada di dalam, memang ada keperluan apa ya?”

Chairul Shaleh : “Begini bu, ada hal yang ingin kami bicarakan.”

Fatmawati : “Kalau begitu, silahkan masuk..”

Kaum muda : (masuk)

Soekarno & Fatmawati : (datang)

Kaum Muda : (Berdiri, berjabat tangan dengan Soekarno, dan duduk kembali)

Soekarno : “Saya dengar dari istri saya, ada yang ingin dibicarakan?
Perihal apa itu?”

Chairul Shaleh : “Begini, kami mendapat kabar bahwa Jepang telah menyerah
pada sekutu jadi otomatis terjadi kekosongan kekuasaan di
Indonesia.”

Soekarno : “Benarkah?”

Sukarni : “Ya, itu benar. Dan maksud kami datang ke sini adalah untuk
meminta agar segera dilaksanakannya Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia”

Soekarno : “Secepatnya? Mungkin akan saya usahakan setelah


dirundingkan dengan anggota PPKI lainnya”
Suhud : “Tidak bisa. Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi karena ini
merupakan waktu yang tepat untuk memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia”

Soekarno : "Apa kalian tidak memikirkan bahaya yang akan kita dapat bila
kita senekat itu untuk memproklamasikan Indoneisa? Jepang
pasti akan menyerang kita”

Sutan Syahrir : “Justru itu, saat ini Jepang bukan penguasa Indonesia lagi, jadi
untuk apa kita menyia-nyiakan kesempatan ini?”

Soekarno : “Nanti saja setelah kita bicarakan dengan anggota PPKI !”

Sutan Syahrir : “Saya tidak berharap anda melaksanakan rapat PPKI terlebih
dahulu karena saya takut Jepang tahu tentang rencana kita dan
menghalangi Indonesia merdeka”

Soekarno : “Tapi PPKI merupakan satu satunya cara untuk memerdekakan


Indonesia”

Latif : “Tapi kami tidak ingin merdeka oleh Jepang!”

Moh.Hatta & Ahmad : “Assalamu’alaikum..”


Soebardjo

Semua : “Waalaikumsalam..”

Moh.Hatta : “Wah, ada apa ini?”

Suhud : “Kami ingin proklamasi Indonesia cepat dilaksanakan, tetapi


kami tidak ingin merdeka oleh Jepang”

Moh.Hatta : “Apa tidak sebaiknya kita rundingkan dulu secara matang-


matang?”
Sukarni : “Tidak ada waktu lagi, ini saat yang tepat untuk memerdekakan
Indonesia. Sebelum bangsa lain datang kembali menguasai
Negara kita dan menghalangi kita untuk merdeka lagi.

Moh. Hatta : “Yasudah, kami akan membicarakan hal ini. Besok kalian
silahkan datang kembali.”

Sutan Syahrir : “Hmm.. Baiklah kalu begitu”

Chairul Shaleh : “Kami permisi dulu, maaf telah mengganggu”

Kaum muda : “Assalamu’alaikum..” (berjabat tangan dengan Soekarno &


Hatta)

Moh. Hatta : “Apa yang sebenarnya terjadi?”

Soekarno : “Mereka bilang, Jepang telah mengalah pada sekutu dan


mereka ingin kita segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia”

Ahmad Soebardjo : “Apa? Bukankah seharusnya kita adakan dulu sidang PPKI
sebelum melakukan proklamasi kemerdekaan Indonesia?”

Soekarno : “Ya, saya juga berfikiran seperti itu tapi mereka tetap memaksa
untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.”

Moh. Hatta : “Lantas apa yang akan kita lakukan sedangkan para kaum
muda terus mendesak kita?”

Soekarno : “Kebenaran berita tersebut pun masih diragukan, bagaimana


jika itu berita palsu?”

Moh. Hatta : “Jadi kita akan turuti kemauan mereka atau tidak?”

Soekarno : “Tidak”
Ahmad Soebardjo : “Baiklah kalu begitu”

Pada malam harinya, pukul 24.00 menjelang tanggal 16 Agustus 1945, para kaum
muda kembali mengadakan rapat di Cikini dan merencanakan untuk mengasingkan
Soekarno bersama Moh. Hatta.

Chairul Shaleh : “Sekarang apa yang harus kita lakukan? Sementara para kaum
tua enggan mengikuti keinginan kita?”

Sutan syahrir : “Bagaimana kalau kita asingkan Bung Karno dengan Moh.
Hatta ke luar Jakarta agar bebas dari pengaruh Jepang?

Sukarni : “Tapi kemana ya?”

Latif : “Bagaimana jika ke Renggas dengklok, disana keamanannya


terjamin.”

Suhud : “Iya, bagus. Saya setuju dengan itu”

Para kaum muda lalu pergi ke rumah Soekarno untuk mengajaknya dan Moh.Hatta ke
Renggas Dengklok.

Latif : “Assalamu’alaikum..”

Fatmawati : “Waalaikumsalam.. mencari kang mas ya?”

Suhud : “Oh, iya bu, kebetulan sekali.”

Soekarno & Hatta : (datang)

Hatta : “Ada apa ya? Mengapa tengah malam begini kalian susah
susah datang kemari?”
Sutan Syahir : “Ada hal penting yang ingin kami bicarakan”

Sukarni : “Sebelumnya kami mohon maaf lagi lagi kami mengganggu


istirahat anda, kami diutus untuk membawa anda berdua ke luar
kota”

Hatta : “Memangnya kemana?”

Latif : “Kerawang”

Hatta : “Kalau kami tidak mau?”

Chairil shaleh : “Maaf tuan, ini bukan saat yang tepat untuk berdebat, ini sangat
penting”

Hatta : “Baiklah”

Soekarno : “Sebentar, saya akan berpamitan dulu. Bu.. Bu..”

Fatmawati : “Iya..”

Soekarno : “Bu, bapak pamit dulu, bapak akan pergi ke luar kota.”

Fatmawati : “Bolehkah saya ikut? Akhir-akhir ini saya merasa akan terjadi
sesuatu yang tidak enak tentang kang mas”

Soekarno : “Baiklah”

Chairul Shaleh : “Maaf, apakah sudah selesai? Kita harus cepat pergi”

Soekarno : “Ayo, mari”

Mereka pun pergi ke Renggas Dengklok, mereka tiba di sebuah rumah. Disana Bung
Karno dan Moh.Hatta terus didesak dengan cara kasar. Mereka didesak oleh kaum muda
untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Latif : “Bung karno, tunggu apa lagi? Ini waktu yang tepat untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia”

Soekarno : “Maaf, saya tidak bisa”

Chairul Shaleh : “Tidak bisa bagaimana? Mau menunggu sampai kapan kita
untuk merdeka?”

Fatmawati : “Hey, kalian ini apa apaan? Tidak kah ada cara yang lebih
halus?”

Suhud : “Dengar, bu, kami hanya ingin Indonesia cepat merdeka.”

Fatmawati : “Ya, saya tahu itu, tapi jalannya tidak seperti ini ! Bisa kan kalian
rundingkan kembali secara baik baik dengan kepala dingin?
Percayalah, jika emosi yang kalian andalkan, tidak akan berhasil”

Akhirnya Fatmawati berhasil membujuk para kaum muda untuk menyelesaikannya


secara baik baik. Disisi lain, Ahmad Soebardjo yang telah mengetahui keadaan dan
keberadaan Soekarno, Moh. Hatta dan Fatmawati, pergi untuk menyelamatkan mereka
bersama Sayuti Melik.

Ahmad Soebardjo & : (Datang)


Sayuti Melik

Ahmad Soebardjo : “Hey, kalian! Sudahlah, lepaskan mereka, rasanya sangat tidak
pantas menahan tokoh nasionalis seperti ini”

Sayuti melik : “Bagaimana bila kita rundingkan secara baik-baik?”

Latif : “Baiklah..”

Chairul Shaleh : “Jadi bagaimana, Bung?”

Soekarno : “Baiklah.. Saya akan memproklamasikan kemerdekaan


Indonesia”
Sutan Syahrir : “Ya baguslah, tapi dimana kita akan membuat teks
proklamasinya?”

Ahmad Soebardjo : “Bagaimana jika kita ke rumah laksamana Maeda, di Jakarta?


Dia teman saya, orang jepang yang mendukung kemerdekaan
Indonesia”

Sayuti Melik : “Ya saya dengar juga dia perwira tinggi militer, jadi
keamanannya bisa terjamin. Tempatnya strategis”

Soekarno : “Yasudah, kita pergi ke sana”

Mereka semua lalu kembali ke Jakarta dan pergi ke rumah Laksamana Maeda.

Ahmad Soebardjo : “Permisi..”

Laksamana Maeda : “Eh, ada apa ini tuan-tuan datang kemari? Apakah ada
masalah?”

Fatmawati : “Maaf, mungkin kedatangan kami mengganggu waktu istirahat


tuan, kami bermaksud untuk menanyakan apakah kabar
Jepang menyerah pada sekutu itu benar?”

Hatta : “Tuan, para kaum muda terus mendesak kami untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, bagaimana
menurut tuan?”

Laksamana Maeda : “Ya bagus, ini memang waktu yang sangat tepat.”

Ahmad Soebardjo : “Begini, jika diperbolehkan, kami akan meminjam rumah tuan”

Laksamana Maeda : “Boleh..Boleh.. Memang untuk apa?”

Soekarno : “Rencananya kami akan membuat naskah proklamasi.”

Laksamana Maeda : “Oh, ya silahkan. Mari-mari kita buat naskah proklamasi di


ruang makan”
Soekarno : “Rasanya terlalu banyak orang yang akan membuat naskah
proklamasi”

Sayuti Melik : “Ya, sepertinya Bung Karno, Bung Hatta dan Ahmad
Soebardjo pun cukup untuk sekedar membuat naskah
proklamasi”

Sutan Syahrir : “Ya, sepertinya kami bisa tunggu disini”

Ir.Soekarno, Moh.Hatta dan Ahmad Soebardjo pun pergi ke ruang makan untuk
menulis naskah proklamasi. Sedangkan yang lainnya menunggu mereka selesai. Akhirnya
naskah proklamasi selesai dibuat.

Sayuti melik pun mengetik naskah proklamasi beserta perubahannya, yang dimana teks itu
akan ditandatangani oleh Ir.Soekarno juga Moh.Hatta

Soekarno : “Nah, sekarang naskah prolamasi sudah selesai, tapi dimana


proklamasi ini akan dibacakan?”

Suhud : “Lapang IKADA”

Soekarno : “Tidak, disitu keamanan kita tidak terjamin”

Fatmawati : “Maaf, boleh saya mengusulkan? Bagaimana bila di rumah


saya?”

Soekarno : “Ya, itu bagus”

Hatta : “Ya, saya juga setuju”

Ahmad Soebardjo : “Iya bisa, disana aman”

Akhirnya proklamasi pun sepakat untuk dibacakan di rumah Ir.Soekarno. Pada


tanggal 17 Agustus 1945 dini hari, semuanya bersiap siap. Disaat semuanya sedang sibuk,
suhud tiba-tiba datang menghampiri Bung Karno.
Suhud : “Permisi tuan, apakah akan ada proses pengibaran bendera
merah putih?”

Soekarno : “Tentu saja harus, itu merupakan lambang Negara kita”

Suhud : “Tapi benderanya tidak ada”

Soekarno : “Apa?! Baiklah, akan ku minta Fatmawati untuk menjahitkan


bendera sekarang juga. Tolong panggilkan Ibu”

Suhud : (pergi memanggil Fatmawati)

Fatmawati : “Ada apa pak? Mengapa tiba-tiba memanggilku?”

Soekarno : “ Tolong jahitkan kain merah dan kain putih menjadi satu
sekarang juga untuk menjadi bendera.”

Fatmawati : “Apa?! Sekarang?! Baiklah akan aku usahakan.”

Fatmawati pun menjahitkan bendera merah putih dan mereka semua


mempersiapkan pengibaran bendera pula.

Latif : “Maaf bung, apakah acara proklamasi ini sudah bisa


dimulai ? ini sudah jam 09.45”

Soekarno : “Oh ya, mari kita ke depan.”

Soekarno pun membacakan pidatonya sebentar dan membacakan naskah Proklamasi.


Suhud dan Latif pun mengibarkan bendera merah putih yang diiringi lagu Indonesia Raya
ciptaan WR.Supratman.

Anda mungkin juga menyukai