Anda di halaman 1dari 11

 

Fatmawati
 
: “Iya..”
Soekarno
 
: “Bu,
 bapak pamit dulu, bapak
akan pergi ke luar kota.”
 
Fatmawati
: “Bolehkah saya ikut? Akhir
-akhir ini saya merasa akan terjadi sesuatu yang tidak enak tentang kang mas

 
Soekarno
 
: “Baiklah”
 
Chairul Shaleh
 
: “Maaf, apakah sudah selesai? Kita harus cepat pergi”
 
Soekarno
 
: “Ayo, mari”
 
Mereka pun pergi ke Renggas Dengklok, mereka tiba di sebuah rumah. Disana Bung Karno
dan Moh.Hatta terus didesak dengan cara kasar. Mereka didesak oleh kaum muda untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
 
Latif 
 
: “Bung karno, tunggu apa lagi? Ini waktu yang tepat untuk memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia”
Soekarno
 
: “Maaf, saya tidak bisa”
 
Chairul Shaleh
 
: “Tidak
 bisa bagaimana? Mau menunggu sampai kapan kita
untuk merdeka?”
 
Fatmawati
 
: “Hey, kalian ini apa apaan? Tidak kah ada cara yang lebih halus?”
 
Suhud
 
: “Dengar, bu, kami hanya ingin Indonesia cepat merdeka.”
 
Fatmawati
 
: “Ya, saya tahu itu, tapi jalannya ti
dak seperti ini ! Bisa kan kalian rundingkan kembali secara baik baik dengan kepala dingin?
Percayalah, jika emosi yang kalian andalkan, tidak
akan berhasil”
 
Akhirnya Fatmawati berhasil membujuk para kaum muda untuk menyelesaikannya secara baik baik. Disisi
lain, Ahmad Soebardjo yang telah mengetahui keadaan dan keberadaan Soekarno, Moh. Hatta dan
Fatmawati, pergi untuk menyelamatkan mereka bersama Sayuti Melik.
 
Ahmad Soebardjo & Sayuti Melik
 
: (Datang)
 
Ahmad Soebardjo
 
: “Hey, kalian! Sudahlah,
lepaskan mereka, rasanya sangat tidak
pantas menahan tokoh nasionalis seperti ini”
 
Sayuti melik
 
: “Bagaimana bila kita rundingkan secara baik
-
 baik?”
 
Latif 
 
: “Baiklah..”
 
Chairul Shaleh
 
: “Jadi bagaimana, Bung?”
 
Soekarno
 
: “Baiklah.. Saya akan memproklam
asikan kemerdekaan
Indonesia”
 
Sutan Syahrir
 
: “Ya baguslah, tapi dimana kita akan membuat teks proklamasinya?”
 
Ahmad Soebardjo
 
: “Bagaimana jika kita ke rumah laksamana Maeda, di Jakarta?
Dia teman saya, orang jepang yang mendukung kemerdekaan
Indonesia”
 
Sayuti Melik
 
: “Ya saya dengar juga dia perwira tinggi militer, jadi keamanannya bisa terjamin. Tempatnya
strategis”
 
Soekarno
 
: “Yasudah, kita pergi ke sana”
 
 
 Mereka semua lalu kembali ke Jakarta dan pergi ke rumah Laksamana Maeda.
Ahmad Soebardjo
 
: “Permisi..”
 
Laksamana Maeda
 
: “Eh, ada apa ini tuan
-tuan datang kemari? Apakah ada
masalah?”
 
Fatmawati
 
: “Maaf, mungkin kedatangan kami mengganggu waktu
istirahat tuan, kami bermaksud untuk menanyakan apakah kabar Jepang menyerah pada
sekutu
itu benar?”
 
Hatta
 
: “Tuan, para kaum muda terus mendesak kami untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, bagaimana
menurut tuan?”
 
Laksamana Maeda
 
: “Ya bagus, ini memang waktu yang sangat tepat.”
 
Ahmad Soebardjo
 
: “Begini, jika diperbolehkan,
kami akan meminjam rumah
tuan”
 
Laksamana Maeda
 
: “Boleh..Boleh.. Memang untuk apa?”
 
Soekarno
 
: “Rencananya kami akan membuat naskah proklamasi.”
 
Laksamana Maeda
 
: “Oh, ya silahkan. Mari
-mari kita buat naskah proklamasi di
ruang makan”
 
Soekarno
 
:
“Rasanya terlalu banyak orang yang akan membuat naskah proklamasi”
 
Sayuti Melik
 
: “Ya, sepertinya Bung Karno, Bung Hatta dan Ahmad
Soebardjo pun cukup untuk sekedar membuat naskah
proklamasi”
 
Sutan Syahrir
 
: “Ya, sepertinya kami bisa tunggu disini”
 
Ir.Soekarno, Moh.Hatta dan Ahmad Soebardjo pun pergi ke ruang makan untuk menulis naskah proklamasi.
Sedangkan yang lainnya menunggu mereka selesai. Akhirnya naskah proklamasi selesai dibuat.
 
Sayuti melik pun mengetik naskah proklamasi beserta perubahannya, yang dimana teks itu akan
ditandatangani oleh Ir.Soekarno juga Moh.Hatta 
 
Soekarno
 
: “Nah, sekarang naskah prolamasi sudah selesai, tapi dimana proklamasi ini akan
dibacakan?”
 
Suhud
 
: “Lapang IKADA”
 
Soekarno
 
: “Tidak, disitu keamanan kita tidak terjamin”
 
Fatmawati
 
: “Maaf, boleh saya mengusulkan? Bagaimana bila di rumah saya?”
 
Soekarno
 
: “Ya, itu bagus”
 
Hatta
 
: “Ya, saya juga setuju”
 
Ahmad Soebardjo
 
: “Iya bisa, disana aman”
 
Akhirnya proklamasi pun sepakat untuk dibacakan di rumah Ir.Soekarno. Pada tanggal 17 Agustus 1945 dini
hari, semuanya bersiap siap. Disaat semuanya sedang sibuk, suhud tiba-tiba datang menghampiri Bung
Karno.
 
Suhud
 
: “Permisi tuan, apakah akan
 ada proses pengibaran bendera
merah putih?”
 
 
Soekarno
 
: “Tentu saja harus, itu merupakan lambang Negara kita”
 
Suhud
 
: “Tapi benderanya tidak ada”
 
Soekarno
 
: “Apa?! Baiklah, akan ku perintahkan Fatmawati untuk menjahitkan bendera sekarang juga.
Tolong panggilkan dia”
 
Suhud
 
: (pergi memanggil Fatmawati)
 
Fatmawati
 
: “Ada
apa pak? Mengapa tiba-
tiba memanggilku?”
 
Soekarno
 
: “ Tolong jahitkan kain merah dan kain putih menjadi satu sekarang juga untuk menjadi
bendera.”
 
Fatmawati
 
: “Apa?! Sekarang?! Baiklah akan aku usahakan.”
 
Fatmawati pun menjahitkan bendera merah putih dan mereka semua mempersiapkan pengibaran
bendera pula.
 
Latif 
 
: “Maaf bung, apakah acara proklamasi ini sudah bisa dimulai ? ini sudah jam 09.45”
 
Soekarno
 
: “Oh ya, mari kita ke depan.”
 
Soekarno pun membacakan pidatonya sebentar dan membacakan naskah Proklamasi. Suhud dan Latif pun
mengibarkan bendera merah putih yang diiringi lagu Indonesia Raya ciptaan WR.Supratman.

 
Fatmawati
 
: “Iya..”
Soekarno
 
: “Bu,
 bapak pamit dulu, bapak
akan pergi ke luar kota.”
 
Fatmawati
: “Bolehkah saya ikut? Akhir
-akhir ini saya merasa akan terjadi sesuatu yang tidak enak tentang kang mas

 
Soekarno
 
: “Baiklah”
 
Chairul Shaleh
 
: “Maaf, apakah sudah selesai? Kita harus cepat pergi”
 
Soekarno
 
: “Ayo, mari”
 
Mereka pun pergi ke Renggas Dengklok, mereka tiba di sebuah rumah. Disana Bung Karno
dan Moh.Hatta terus didesak dengan cara kasar. Mereka didesak oleh kaum muda untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
 
Latif 
 
: “Bung karno, tunggu apa lagi? Ini waktu yang tepat untuk memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia”
Soekarno
 
: “Maaf, saya tidak bisa”
 
Chairul Shaleh
 
: “Tidak
 bisa bagaimana? Mau menunggu sampai kapan kita
untuk merdeka?”
 
Fatmawati
 
: “Hey, kalian ini apa apaan? Tidak kah ada cara yang lebih halus?”
 
Suhud
 
: “Dengar, bu, kami hanya ingin Indonesia cepat merdeka.”
 
Fatmawati
 
: “Ya, saya tahu itu, tapi jalannya ti
dak seperti ini ! Bisa kan kalian rundingkan kembali secara baik baik dengan kepala dingin?
Percayalah, jika emosi yang kalian andalkan, tidak
akan berhasil”
 
Akhirnya Fatmawati berhasil membujuk para kaum muda untuk menyelesaikannya secara baik baik. Disisi
lain, Ahmad Soebardjo yang telah mengetahui keadaan dan keberadaan Soekarno, Moh. Hatta dan
Fatmawati, pergi untuk menyelamatkan mereka bersama Sayuti Melik.
 
Ahmad Soebardjo & Sayuti Melik
 
: (Datang)
 
Ahmad Soebardjo
 
: “Hey, kalian! Sudahlah,
lepaskan mereka, rasanya sangat tidak
pantas menahan tokoh nasionalis seperti ini”
 
Sayuti melik
 
: “Bagaimana bila kita rundingkan secara baik
-
 baik?”
 
Latif 
 
: “Baiklah..”
 
Chairul Shaleh
 
: “Jadi bagaimana, Bung?”
 
Soekarno
 
: “Baiklah.. Saya akan memproklam
asikan kemerdekaan
Indonesia”
 
Sutan Syahrir
 
: “Ya baguslah, tapi dimana kita akan membuat teks proklamasinya?”
 
Ahmad Soebardjo
 
: “Bagaimana jika kita ke rumah laksamana Maeda, di Jakarta?
Dia teman saya, orang jepang yang mendukung kemerdekaan
Indonesia”
 
Sayuti Melik
 
: “Ya saya dengar juga dia perwira tinggi militer, jadi keamanannya bisa terjamin. Tempatnya
strategis”
 
Soekarno
 
: “Yasudah, kita pergi ke sana”
 
 
 Mereka semua lalu kembali ke Jakarta dan pergi ke rumah Laksamana Maeda.
Ahmad Soebardjo
 
: “Permisi..”
 
Laksamana Maeda
 
: “Eh, ada apa ini tuan
-tuan datang kemari? Apakah ada
masalah?”
 
Fatmawati
 
: “Maaf, mungkin kedatangan kami mengganggu waktu
istirahat tuan, kami bermaksud untuk menanyakan apakah kabar Jepang menyerah pada
sekutu
itu benar?”
 
Hatta
 
: “Tuan, para kaum muda terus mendesak kami untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, bagaimana
menurut tuan?”
 
Laksamana Maeda
 
: “Ya bagus, ini memang waktu yang sangat tepat.”
 
Ahmad Soebardjo
 
: “Begini, jika diperbolehkan,
kami akan meminjam rumah
tuan”
 
Laksamana Maeda
 
: “Boleh..Boleh.. Memang untuk apa?”
 
Soekarno
 
: “Rencananya kami akan membuat naskah proklamasi.”
 
Laksamana Maeda
 
: “Oh, ya silahkan. Mari
-mari kita buat naskah proklamasi di
ruang makan”
 
Soekarno
 
:
“Rasanya terlalu banyak orang yang akan membuat naskah proklamasi”
 
Sayuti Melik
 
: “Ya, sepertinya Bung Karno, Bung Hatta dan Ahmad
Soebardjo pun cukup untuk sekedar membuat naskah
proklamasi”
 
Sutan Syahrir
 
: “Ya, sepertinya kami bisa tunggu disini”
 
Ir.Soekarno, Moh.Hatta dan Ahmad Soebardjo pun pergi ke ruang makan untuk menulis naskah proklamasi.
Sedangkan yang lainnya menunggu mereka selesai. Akhirnya naskah proklamasi selesai dibuat.
 
Sayuti melik pun mengetik naskah proklamasi beserta perubahannya, yang dimana teks itu akan
ditandatangani oleh Ir.Soekarno juga Moh.Hatta 
 
Soekarno
 
: “Nah, sekarang naskah prolamasi sudah selesai, tapi dimana proklamasi ini akan
dibacakan?”
 
Suhud
 
: “Lapang IKADA”
 
Soekarno
 
: “Tidak, disitu keamanan kita tidak terjamin”
 
Fatmawati
 
: “Maaf, boleh saya mengusulkan? Bagaimana bila di rumah saya?”
 
Soekarno
 
: “Ya, itu bagus”
 
Hatta
 
: “Ya, saya juga setuju”
 
Ahmad Soebardjo
 
: “Iya bisa, disana aman”
 
Akhirnya proklamasi pun sepakat untuk dibacakan di rumah Ir.Soekarno. Pada tanggal 17 Agustus 1945 dini
hari, semuanya bersiap siap. Disaat semuanya sedang sibuk, suhud tiba-tiba datang menghampiri Bung
Karno.
 
Suhud
 
: “Permisi tuan, apakah akan
 ada proses pengibaran bendera
merah putih?”
 
 
Soekarno
 
: “Tentu saja harus, itu merupakan lambang Negara kita”
 
Suhud
 
: “Tapi benderanya tidak ada”
 
Soekarno
 
: “Apa?! Baiklah, akan ku perintahkan Fatmawati untuk menjahitkan bendera sekarang juga.
Tolong panggilkan dia”
 
Suhud
 
: (pergi memanggil Fatmawati)
 
Fatmawati
 
: “Ada
apa pak? Mengapa tiba-
tiba memanggilku?”
 
Soekarno
 
: “ Tolong jahitkan kain merah dan kain putih menjadi satu sekarang juga untuk menjadi
bendera.”
 
Fatmawati
 
: “Apa?! Sekarang?! Baiklah akan aku usahakan.”
 
Fatmawati pun menjahitkan bendera merah putih dan mereka semua mempersiapkan pengibaran
bendera pula.
 
Latif 
 
: “Maaf bung, apakah acara proklamasi ini sudah bisa dimulai ? ini sudah jam 09.45”
 
Soekarno
 
: “Oh ya, mari kita ke depan.”
 
Soekarno pun membacakan pidatonya sebentar dan membacakan naskah Proklamasi. Suhud dan Latif pun
mengibarkan bendera merah putih yang diiringi lagu Indonesia Raya ciptaan WR.Supratman.

Anda mungkin juga menyukai