2 Scene Terakhir
2 Scene Terakhir
Soekarno : " baiklah karena proklamasi harus segera berjalan meskipun pemerintahan jepang
melarang kita untuk mengadakan rapat ppki maka malam ini juga naskah proklamasi akan
kita susun"
SEMUANYA : BAIK
Soekarno : " rasanya terlalu banyak orang kalau kita mengerjakan naskah ini bila bersama
Takutnya nanti kita akan terus menjumpai jalan buntu karena banyaknya persepsi maka dari
itu bagaimana kalau saya Bung Hatta dan Ahmad Subarjo yang akan mengerjakan naskah ini
bersama"
Moh. Hatta : "Tapi bagaimana dengan para pemuda yang telah terkumpul ini? "
L. Maeda : "biarkan mereka menunggu di teras depan, ayo Soekarno, Hatta dan Ahmad
Subarjo silakan kalian menuju ke ruang makan saya untuk menyusun naskah Proklamasi maaf
karena saya harus mematuhi perintah dari pemerintahan Tokyo jadi saya tidak ikut
berpartisipasi, saya akan menjaga keamanan dari luar"
Ahmad Soebardjo : “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.”
Moh. Hatta : “Lanjutannya Bung, Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-
lain dilaksanakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.”
Soekarno : (menulis sambil mengeja)” Jakarta, 17-8-05. Wakil bangsa Indonesia. Yak, sudah
selesai”
Ahmad soebarjo : “Bagaimana kalau sekarang kita menghampiri para pemuda apakah mereka
menyetujuinya isi naskah ini?‟
Soekarno : „Ya sudah ayo kita menghampiri para pemuda‟
(Pukul 04.00 Soekarno datang di serambi depan rumah Laksana Maeda dan membuka rapat
dengan para pemuda dan golongan lainnya yang telah menunggu)
PROKLAMASI
Djakarta, 17 – 8- 05
Pemuda : “Setuju”
Soekarno : “Bagaimana kalau naskah ini ditandatangani oleh semua yang hadir pada saat ini?”
Moh. Hatta : “Saya setuju dengan usulan Bung Karno, seperti ketika Amerika
menandatangani teks deklarasi mereka”
Sukarni : “Jangan!! Karena terlalu banyak kolaborator Jepang disini, sedangkan kita
menginginkan proklamasi kemerdekaan yang benarbenar bersih dari pengaruh Jepang”
Chaerul Saleh : “Benar, kita juga tidak boleh meniru bangsa lain. Kita harus berbeda dengan
bangsa lain Bung”
Sukarni : “Iya saya setuju dan saya mengusulkan bahwa yang menandatangani naskah
proklamasi ialah Bung Karn- dan Bung Hatta sebagai wakil dari bangsa Indonesia.
Bagaimana?”
Pemuda : “SETUJUU”
Soekarno : “Baik kalau begitu, kita perlu bantuan Laksamana Maeda lagi”
Soekarno : “Begini tuan, karena naskah proklamasi sudah kami sepakati maka dari itu apakah
ada mesin tik yang bisa kami gunakan?”
L. Maeda : “Sayang sekali mesin tik di rumah saya tersedia dalam huruf Kanji tuan,
bagaimana kalau saya pinjamkan di tetangga sekitar. Tolong tunggu sebentar”
Soekarno : “Menurut saya, tanggal 17 adalah tanggal baik. Sebagaimana Al-Quran diturunkan
tanggal 17, selain itu dalam sehari semalam orang Islam sholat sebanyak 17 rakaat. Jadi,
bagaimana kalau hari ini, Jumat legi, tanggal 17 Agustus ?”
Sukarni : “Setuju Bung, lebih cepat lebih baik. Pukul berapa kita akan melaksanakannya?”
Semuanya : “Setuju”
Wilopo: “Sekarang yang harus kita pikirkan, di mana naskah ini akan dibacakan?”
Sukarni : “Kami sudah menyiapkan tempat kita akan membacakan teks proklamasi ini di
lapangan Ikada”
Soekarno : “Saya menolak. Karena kalau kita membacakan naskah proklamasi ini di
lapangan Ikada pasti akan timbul bentrokan dengan tentara Jepang”
Sutan Syahrir : “Sepertinya saya setuju dengan apa yang bung Karno katakana wahai rekan-
rekan pemuda, para tentara Jepang mungkin sudah siaga di lapangan Ikada dalam
mempertahankan status quonya. Saya khawatir akan terjadinya pertumpahan darah jika kita
masih nekat melaksanakan proklamasi disana.”
Soekarno : ”Baik, kalau begitu hubungi semuanya. Beritahu semuanya bahwa lokasi
proklamasi berpindah di rumah saya Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.”
Hatta : ‟Saya setuju, mungkin dengan itu tentara Jepang tidak akan mengacaukan proklamasi
kemerdekaan Indonesia‟
TRANSISI …