Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat Beliau, laporan makalah yang berjudul “Pengaruh Tempat Duduk
Terhadap Prestasi Belajar Matematika Kelas X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA”
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan karya ini, penulis mendapat banyak bantuan,


bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu melalui kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:

1. I Putu Sudibawa,S.Pd., M.Pd, selaku kepala sekolah SMAN 1 Semarapura


2. Putu Wiwik Pradiwi, S.Pd, selaku guru Bahasa Indonesia yang telah
memberikan banyak masukan dan dukungan terkait penyusunan laporan
makalah ini

Penulis menyadari bahwa laporan makalah ini masih jauh dari sempurna dan
perlu pengalaman lebih jauh oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan laporan makalah
ini. Penulis berharap laporan makalah ini dapat bermanfaat bagi dunia ilmu
pengetahuan dan pendidikan khususnya pada pembaca.

Semarapura, 20 Februari 2023

i | Pengaruh Tempat Duduk Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................iii

DAFTAR TABEL ..........................................................................................iv

BAB I | PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 3
1.3 Tujuan ........................................................................................... 3
1.4 Manfaat ......................................................................................... 3

BAB II | PEMBAHASAN ..............................................................................

2.1 Hasil Belajar ................................................................................. 4


2.2 Formasi Pengaturan Tempat Duduk ............................................. 7
2.3 Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................ 12

BAB III | PENUTUP ..................................................................................... 17

3.1 Kesimpulan ................................................................................. 17

3.2 Saran ............................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 19

ii | Pengaruh Tempat Duduk Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 ........................................................................................................ 9

Gambar 2 ......................................................................................................... 9

Gambar 3 ........................................................................................................ 10

Gambar 4 ........................................................................................................ 10

Gambar 5 ........................................................................................................ 11

Gambar 6 ........................................................................................................ 13

Gambar 7 ........................................................................................................ 13

iii | Pengaruh Tempat Duduk Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA


DAFTAR TABLE

Tabel 1 ............................................................................................................. 7

iv | Pengaruh Tempat Duduk Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sekolah merupakan sebuah lembaga tempat dimana siswa memperoleh
pendidikan dan pembelajaran yang diberikan oleh guru, serta sekolah menjadi
sarana dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran. Suatu proses
tersebut terjadi di dalam sebuah ruangan yang kita kenal sebagai ruang kelas
yang terdiri atas siswa, guru, dan kegiatan pembelajaran. Dalam suatu lembaga
pendidikan, keberhasilan proses belajar-mengajar dapat dilihat dari hasil
belajar yang dicapai oleh peserta didik. Hasil belajar tersebut merupakan
prestasi belajar peserta didik yang dapat diukur dari nilai siswa. Keberhasilan
pembelajaran di sekolah akan terwujud dari keberhasilan belajar siswanya.
Mewujudkan keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran, terdapat beberapa
komponen yang dapat menunjang keberhasilan tersebut, yaitu komponen
tujuan, komponen materi, komponen strategi belajar mengajar, komponen
manajemen pengelolaan kelas, dan komponen evaluasi. Beberapa komponen
tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen-
komponen tersebut harus diperhatikan oleh guru termasuk komponen
manajemen pengelolaan kelas. Pengaturan ruang kelas merupakan upaya
dalam mendayagunakan potensi kelas. Karena itu, kelas mempunyai peranan
dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksi edukatif,
agar dapat memberikan dorongan dan rangsangan terhadap anak didik untuk
belajar, kelas harus dikelola sebaik–baiknya oleh guru.
Tujuan diadakanya pengelolaan kelas agar setiap anak di kelas dapat
belajar dengan tertib sehingga mencapai tujuan pengajaran secara efektif.
Pengelolaan kelas berkaitan erat dengan pengaturan kelas dan tujuan
pembelajaran. Hal ini merupakan tugas guru untuk menciptakan suasana yang
dapat menimbulkan gairah belajar, meningkatkan hasil belajar peserta didik,
meningkatkan mutu pembelajaran dan lebih memungkinkan guru memberikan
bimbingan terhadap peserta didik dalam belajar sehingga diperlukan
pengorganisasian kelas yang memadai.

1 | Pengaruh Tempat Duduk Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA


Fungsi pengelolaan kelas adalah proses membuat perubahan-perubahan
dalam organisasi kelas, sehingga individu-individu mau bekerja sama dan
mengembangkan control mereka sendiri. Peserta didik harus mampu
memimpin kelasnya sendiri sebagai control belajar mereka. Kerja sama dalam
kelas akan tampak dengan adanya kekompakan untuk semangat belajar. Salah
satu bentuk pengelolaan kelas yang mempunyai peranan penting dalam
konsentrasi belajar peserta didik adalah pengelolaan pengaturan tempat duduk,
pengaturan formasi tempat duduk dapat dilakukan secara fleksibel dengan
memposisikan sedemikian rupa, sesuai dengan kebutuhan efektif dan efisien.
Hal ini dilakukan agar semua peserta didik mampu menangkap pelajaran
dengan merata, seksama, menarik, tidak monoton, dan mempunyai sudut
pandang bervariasi terhadap pembelajaran yang telah diikuti.
Hasil penelitian terdahulu menyebutkan bahwa posisi tempat duduk
tampaknya bukan hanya berpengaruh pada saat proses pembelajaran namun
juga sebagai kunci dalam tidak kompetennya hasil evaluasi pembelajaran.
Posisi menentukan prestasi. Sering kita dengar statement ini di lingkungan
akademik. Terlebih, jika musim evaluasi pembelajaran dan tidak ada
ketentuan tempat duduk, maka berebutlah siswa untuk memilih duduk di
bangku belakang. Hal ini disebabkan oleh anggapan siswa bahwa bangku
belakang adalah posisi paling aman dan nyaman untuk mencontek dan
melakukan kecurangan lainnya seperti melihat buku, kopekan (contekan)
bahkan menggunakan handphone untuk mengakses internet. Apalagi jika
pengawas dalam kelas sibuk dengan handphone-nya dan enggan berkeliling.
Rupanya, posisi duduk merupakan pilihan yang melambangkan karakter
seseorang. Apabila kita mengamati dalam suatu acara misalnya, maka yang
mendapat fasilitas VIP dan duduk di deretan terdepan adalah orang-orang
dengan keistimewaan tetentu. Bisa jadi karena title, jabatan, dan peran sosial.
Bila kita tarik fenomena ini ke dalam kelas, maka siswa-siswi yang duduk di
deretan terdepan adalah siswa-siswi VIP karena memiliki mental yang berani
dan percaya diri.
Dari uraian di atas, dapat diambil sebuah pernyataan bahwa tujuan
pengajaran yang kurang efektif dapat disebabkan oleh salah satunya yaitu

2 | Pengaruh Tempat Duduk Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA


posisi tempat duduk siswa dalam kelas. Yang dimana, nantinya akan sangat
mempengaruhi dalam hal tidak kompetennya siswa pada saat evaluasi
pembelajaran. Maka dari itu peneliti dapat mengangkat sebuah judul makalah :
“PENGARUH TEMPAT DUDUK TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS X.2 SMAN 1 SEMARAPURA”

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang dipaparkan, peneliti dapat mengambil sebuah


rumusan masalah sebagai berikut :

Apakah terdapat pengaruh antara formasi pengaturan tempat duduk terhadap


prestasi belajar Matematika Siswa kelas X.2 di SMAN 1 SEMARAPURA?

1.3 Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui Pengaruh formasi
pengaturan tempat duduk terhadap prestasi belajar Matematika Siswa Kelas
X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA

1.4 Manfaat
1) Kegunaan Akademik Ilmiah
Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang pengaruh pengaturan
ruang kelas terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada bidang studi
Matematika di SMAN 1 SEMARAPURA
2) Kegunaan Sosial Praktis
Sebagai bahan evaluasi bagi semua pihak guru khususnya di SMAN 1
SEMARAPURA dan umumnya di setiap sekolahan agar dapat semakin
maksimal dalam menciptakan ruang kelas yang kondusif yang pada
akhirnya dapat meningkatkan potensi belajar siswa.

3 | Pengaruh Tempat Duduk Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hasil Belajar

A. Pengertian Hasil Belajar


Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisasi
(manusia atau hewan) yang disebabkan oleh perubahan pengalaman yang
dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Belajar sebagai
suatu perubahan yang relatif permanen didalam behavioral potentiality
(potensi behavioral) yang terjadi sebagai akibat dari reinforced practice
(praktik yang kuat). Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua
kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “ belajar”. Pengertian hasil
(product) merujuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu
aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya imput secara
fungsional.
Berdasarkan uraian beberapa dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah proses perubahan didalam
kepribadian manusia sebagai hasil dari pengalaman atau interaksi antar
individu dengan lingkungan. Perubahan tersebut ditampakkan dalam
bentuk kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkata kecakapan ,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan
kemampuan-kemampuan yang lain. Perubahan inilah yang menjadi tolak
ukur keberhasilan yang dialami oleh peserta didik.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik dapat
dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
a. Faktor Internal (Faktor dari dalam Peserta Didik)
Meliputi aspek fisiologis dan psikologis. Aspek fisiologis berhubungan
dengan jasmani peserta didik, sedangkan aspek psikologis
berhubungan dengan rohaniah peserta didik yang meliputi aspek
intelegensi (kecerdasan) peserta didik, bakat peserta didik, minat
peserta didik dan motivasi peserta didik.

4 | Pengaruh Tempat Duduk Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA


b. Faktor eksternal (Faktor dari Luar Peserta Didik)
Faktor eksternal berarti kondisi lingkungan disekitar peserta didik.
Faktor eksternal terdiri dari dua aspek yaitu lingkungan sosial
(lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan
keluarga) dan lingkungan non social (alat-alat belajar, sumber belajar,
keadaan cuaca, waktu belajar yang digunakan siswa, dll)
c. Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning).
Yaitu jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan
metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pelajaran.
C. Indikator Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai
tujuan dimana tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar peserta didik
secara umum dapat diklarifikasikan menjadi tiga yakni: aspek kognitif,
aspek afektif, dan aspek psikomotorik.
Aspek kognitif dengan kompetensi pengetahuan dan indikator hasil
belajar siswa mampu menyebutkan, menuliskan, menyatakan,
mengidentifikasikan dan mencocokan. Kompetensi pemahaman dalam
aspek kognitif dengan indikator hasil belajar siswa mampu
menerjemahkan, mengubah, mengklasifikasikan, menguraikan, menulis
kembali, merangkum, membedakan, menyimpulkan, mengemukakan,
berpendapat, dan menjelaskan. Kompetensi penerapan aspek kognitif
dengan indikator hasil belajar siswa mampu mengoprasikan,
menghasilkan, mengubah, mengatasi, menggunakan, menunjukkan,
mempersiapkan dan menghitung. Kompetensi analisis aspek kognitif
dengan indikator hasil belajar siswa mampu mengurangi, membagi-bagi,
memilih dan membedakan. Kompetensi sintesis aspek kognitif dengan
indikator hasil belajar siswa mampu merancang, merumuskan,
mengorganisasikan, menerapkan, memadukan, dan merencanakan.
Kompetensi evaluasi aspek kognitif dengan indikator hasil belajar siswa
mampu mengkritisi, menafsirkan, mengadili dan memberikan motivasi.

5 | Pengaruh Tempat Duduk Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA


Aspek afektif dengan kompetensi penerimaan dan indikator hasil
belajar siswa mampu mempercayai, memilih, mengikuti, bertanya dan
megalokasikan. Kompetensi menanggapi aspek afektif dengan indikator
hasil belajar siswa mampu menjawab, membaca, membantu,
melaksanakan, melaporkan dan menampilkan. Kompetensi penamaan
aspekafektif dengan indikator hasil belajar siswa mampu menginisiasi,
melihat, mengusulkan dan melakukan. Kompetensi pengorganisasian
aspek afektif dengan indikator hasil belajar siswa mampu
memverifikasikan, menyusun, menyatukan, menghubungkan,
mempengaruhi. Kompetensi karakteristik aspek afektif dengan indikator
hasil belajar siswa mampu menggunakan nilai-nilai sebagai pandangan
hidup, mempertahankan nilai-nilai yang sudah diyakini.
Aspek psikomotorik dengan kompetensi pengamatan dan indikator
hasil belajar siswa mampu mengamati proses, memberi perhatian, pada
tahap-tahap sebuah perbuatan, memberi perhatian pada sebuah artikulasi.
Kompetensi peniruan aspek psikomotorik dengan indikator hasil belajar
siswa mampu melatih, mengubah, membongkar dan membangun kembali
sebuah struktur. Kompetensi pembiasaan aspek psikomotorik dengan
indikator hasil belajar siswa mampu membiasakan prilaku yang sudah
dibentuknya, mengontrol kebiasaan agar tetap konsisten. Kompetensi
penyesuaian aspek psikomotorik dengan indikator hasil belajar siswa
mampu menyesuaikan model, pengembangan model, dan penerapan
model.
Berdasarkan penjelasan ketiga aspek indikator keberhasilan di atas,
dapat disimpulkan bahwa masing-masing dalam aspek tersebut memiliki
indikator yang harus dicapai oleh siswa sebagai tolak ukur keberhasilan
belajar.
D. Kriteria Hasil Belajar
Pengukuran hasil belajar siswa merupakan tingkat nilai yang
rnenunjukan pada taraf dimana siswa itu menguasai materi yang dipelajari
untuk mengukur hasil belajar maka dilakukan melalui evaluasi penilaian
terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan

6 | Pengaruh Tempat Duduk Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA


dalam sebuah program. Pemberian nilai rapor atau surat tanda tamat
belajar bagi peserta didik pada sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat
pertama, dan sekolah menengah umum digunakan nilai standar berskala
100, yaitu rentan nilai 1 sampai dengan 100
Adapun kriteria yang digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan
adalah seperti pada Tabel berikut :

Predikat Nilai Keterangan


A+++ 100
A++ 98 - 99
VERY GOOD
A+ 95 - 97
A 91 - 94
B+++ 90
B++ 89
GOOD
B+ 87 - 88
B 84 - 86
C++ 83
C+ 82 GOOD ENOUGH
C 80 - 81
D+ 79
ENOUGH
D 78
E 76 - 77 DEFICIENT
F < 75 FAIL
Table 1 | Kriteria Hasil Belajar Siswa

2.2 Formasi Pengaturan Tempat Duduk


A. Pengertian Formasi Pengaturan Tempat Duduk
Pengaturan tempat duduk mempunyai peranan penting dalam
konsentrasi belajar peserta didik. Pengaturan tempat duduk dapat
dilakukan secara fleksibel dengan memposisikan sedemikian rupa, sesuai
dengan kebutuhan pengajaran yang efektif dan efisien. Hal ini dilakukan
agar semua peserta didik mampu menangkap pelajaran yang diberikan
dengan merata, seksama, menarik, tidak monoton, dan mempumyai sudut
pandang bervariasi terhadap pelajaran yang tengah diikuti.

7 | Pengaruh Tempat Duduk Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA


Pengaturan tempat duduk tersebut dapat dilakukan untuk
memenuhi empat tujuan pembelajaran, yakni aksebilitas yang membuat
peserta didik mudah menjangkau alat atau sumber belajar yang tersedia,
mobilitas yang membuat peserta didik dan guru mudah bergerak dari satu
bagian ke bagian lain dalam kelas, interaksi yang memudahkan terjadinya
komunikasi antar guru peserta didik, maupun antar peserta didik, dan
variasi kerja peserta didik yang memungkinkan peserta didik yang
memungkinkan peserta didik bekerja sama dengan perorangan, pasangan
atau kelompok.
Pengaturan tempat duduk kelas tentu menjadi alternatif menarik
bagi terciptanya konsep pembelajaran. Dengan variasi tempat duduk sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan dinamisnya gerak peserta didik akan
merasakan kenyamanan, sehingga siswa akan mudah menyerap
pembelajaran dengan baik. Tempat duduk merupakan fasilitas atau barang
yang diperlukan oleh pelajar dalam proses pembelajaran terutama dalam
proses belajar di kelas disekolah formasi tempat duduk dapat
mempengaruhi proses pembelajaran pelajar, bila tempat duduknya bagus,
tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar, bundar, persegi empat panjang,
sesuai dengan keadaan tubuh pelajar. Maka pelajar akan merasa nyaman
dan dapat belajar dengan tenang.
B. Jenis-jenis Pola Tempat Duduk
Agar terciptanya penataan ruang kelas yang nyaman dibutuhkan
pengelolaan meja kursi sesuai dengan prinsip aksesbilitas, mobilitas,
interaksi, dan variasi kerja siswa. Ada banyak formasi pengaturan tempat
duduk selain dari formasi konvensional yang sering kita temui disekolah-
sekolah.
Formasi-formasi tersebut, seperti model huruf U, corak tim, meja
konferensi, lingkaran, susunan chevron, auditorium, dan model tradisional.
a) Posisi konvensional (Tradisional)
Penempatan posisi peserta didik dilakukan dengan memperhtaikan
kondisi masing-masing individu, peserta didik dengan postur pendek
ditempatkan paling depan kelas agar jangkauan penglihatannya tidak

8 | Pengaruh Tempat Duduk Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA


terhalang oleh teman-temannya yang memiliki postur tubuh tinggi.
Penempatan siswa dalam formasi konfensional biasanya bersifat
permanen misalnya satu semester, oleh karena itu guru sebagai
manajer kelas juga perlu mempertimbangkan kemampuan intelektual,
sosial, dan emosional peserta didik, adapun posisi tempat duduk
konvensional seperti pada Gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1| Posisi Tempat Duduk Konvensional

b) Huruf U
Formasi kelas bentuk huruf U sangat menarik dan mampu
mengaktifkan para siswa, sehingga mampu membuat mereka antusias
untuk mengikuti pelajaran. “Dalam hal ini formasi U adalah formasi
yang paling efektif dengan tujuan bergerak dinamis ke segala arah dan
langsung berinteraksi secara langsung, adapun posisi tempat duduk U
seperti pada Gambar 2 sebagai berikut:

Gambar 2 | Posisi Tempat Duduk Huruf U

9 | Pengaruh Tempat Duduk Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA


c) Corak Tim (posisi Berkelompok)
Pada formasi ini, “meja-meja dikelompokkan setengah lingkaran
atau oblong di ruang tengah kelas agar memungkinkan guru
melakukan interaksi dengan setiap tim (kelompok siswa). Guru dapat
meletakkan kursi-kursi mengelilingi meja-meja guna menciptakan
suasana yang akrab. Siswa juga dapat memutar kursi melingkar
menghadap ke depan ruang kelas untuk melihat guru atau papan tulis.
adapun posisi tempat duduk Corak Tim seperti pada Gambar 3 sebagai
berikut:

Gambar 3 | Posisi Tempat Duduk Corak Tim

d) Lingkaran
Dalam formasi ini, tempat duduk siswa disusun dalam bentuk
lingkaran sehingga mereka dapat berinteraksi berhadaphadapan secara
langsung. Model lingkaran seperti ini cocok untuk diskusi kelompok
penuh. adapun posisi tempat duduk Lingkaran seperti pada Gambar 4
sebagai berikut:

Gambar 4 | Posisi Tempat Duduk Lingkaran


10 | Pengaruh Tempat Duduk Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA


e) Setengah Lingkaran ( Auditorium)
Formasi auditorium merupakan tawaran alternative dalam
menyusun ruang kelas. Meskipun bentuk auditorium menyediakan
lingkungan yang sangat terbatas untuk belajar aktif, namun hal ini
dapat dicoba untuk mengurangi kebosanan siswa yang terbiasa dalam
penataan ruang secara konvensional (tradisional). Jika tempat duduk
sebuah kelas dapat dengan mudah dipindah-pindahkan, maka guru
dapat membuat bentuk pembelajran auditorium untuk membentuk
hubungan yang lebih erat, sehingga memudahkan siswa melihat guru.
Adapun posisi tempat Duduk Setengah Lingkaran seperti pada Gambar
5 sebagai berikut:

Gambar 5 | Posisi Tempat Duduk Setengah Lingkaran

C. Kekurangan Dan Kelebihan Masing-Masing Pola Tempat Duduk


a) Huruf U
 Kelebihan : guru dapat menjangkau seluruh peserta didik sehingga
pembelajaran dapat maksimal.
 Kekurangan : kondisi ini hanya digunakan untuk kelas yang jumlah
siswanya tidak terlalu banyak.
b) Berkelompok
 Kelebihan : memungkinkan guru melakukan interaksi dengan setiap
tim (kelompok siswa). Siswa juga dapat mendiskusikan masalah
belajarnya dengan siswa satu kelompoknya dan dapat maksimalkan
kegiatan belajarnya dengan baik.

11 | Pengaruh Tempat Duduk Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA


 Kekurangan : Kondisi kelas biasanya ramai dan materi yang
disampaikan tidak dapat disampaikan secara maksimal dalam kondisi
kelas yang demikian.
c) Lingkaran
 Kelebihan : sistem ini dapat menyelesaikan permasalahan kelompok
secara bersama dengan peserta didik yang jumlahnya banyak, dapat
menjadikan mudah permasalahan yang dianggap berat/ sulit.
 Kekurangan : pembelajaran kurang efektif dalam penerimaan dan
pemberian tugas, karena siswa umumnya lebih suka bermain.
d) Setengah Lingkaran
 Kelebihan : mengurangi kebosanan siswa yang terbiasa dalam
penataan ruang secara konvensional (tradisional)
 Kekurangan : lebih tepat untuk materi ajar yang mengunakan teknik
modeling atau demonstrasi.
e) Konvensional
 Kelebihan : siswa mampu di jangkau oleh pandangan guru, kelas
tampak lebih teratur dam rapi, dan guru dapat mengawasi dari depan
 Kekurangan : guru biasanya kurang memperhatikan siswa yang ada
di belakang. Siswa yang tempat duduknya dibelakang tidak dapat
menerima pelajaran secara maksimal.

2.3 Hasil Penelitian dan Pembahasan

Untuk mengetahui apakah benar adanya pernyataan pengaruh


formasi tempat duduk terhadap prestasi belajar siswa, penulis
menggunakan metode studi kasus yang dilakukan terhadap suatu
“kesatuan sistem”, baik itu berupa program, kegiatan, peristiwa, atau
sekelompok individu yang terikat oleh tempat ataupun waktu. Laporan
makalah ini diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna,dan
memperoleh pemahaman dari kasus tersebut.

12 | Pengaruh Tempat Duduk Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA


Untuk itu, peneliti menarik sampel sebanyak 37 siswa kelas X.2
dari total populasi 1080 siswa SMAN 1 SEMARAPURA. Dengan rincian
hasil penelitian yang disajikan dalam gambar sebagai berikut :

PAPAN TULIS MEJA GURU

Cahya Panji Wini Aditya Melvin Jesi Triksa Sista

Pradnya Indra Diah Sopi Giri Gunggek Andin Pande

Wijaya Iswari Gusde Kesya Dewi Dharma Ira Prastika

Mahen Triani Mestya Doni Okta Dipa Mirah Krisna

Dwija Satya Ayuning Ary Yudha

Gambar 6 | Denah Tempat Duduk Siswa Pada Saat Pembelajaran dan Kode Bangku

PAPAN TULIS MEJA GURU

Andin (80) Iswari (75) Mestya (50) Indra (75) Krisna (45) Panji (75) Gunggek (90) Triksa (100)

Prastika (80) Pande (85) Sopi (80) Giri (85) Dharma (85) Dwija (35) Mahen (50) Aditya (90)

Satya (90) Wijaya (85) Melvin (95) Yudha (85) Gusde (80) Ary (80) Dipa (60) Pradnya (80)

Doni (90) Dewi (90) Cahya (85) Wini (95) Ayuning (75) Triani (65) Mirah (65) Ira (80)

Kesya (90) Diah (95) Jesi (100) Sista (90) Okta (75)

Gambar 7 | Denah Tempat Duduk Siswa Pada Saat Evaluasi Pembelajaran dan Kode Nilai Ulangan

Dari hasil studi kasus yang penulis sajikan dalam gambar 6 dan 7
di atas dengan menggunakan sampel sebanyak 37 orang dalam
hubungannya dengan pengaruh posisi duduk di kelas terhadap prestasi
belajar Matematika siswa kelas X.2 di SMAN 1 SEMARAPURA dapat
disimpulkan bahwa, siswa yang duduk di depan pada barisan pertama
13 | Pengaruh Tempat Duduk Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA


sampai ketiga (dengan kode tempat duduk secara berurutan kuning-hijau-
biru) mendapatkan hasil belajar yang cukup memuaskan sampai sangat
memuaskan yang dibuktikan dari hasil evaluasi yang dibagikan, terlihat
siswa yang berada pada kode kuning-hijau-biru tidak ada yang mendapat
nilai 75 ke bawah alias, Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dapat
dituntaskan. Sedangkan siswa yang duduk pada dua urutan tempat duduk
paling belakang (dengan kode merah muda-merah tua) sebanyak 7 siswa
mendapatkan hasil belajar yang kurang memuaskan dan sebanyak 6 siswa
lainnya mendapatkan hasil pembelajaran yang cukup memuaskan hingga
sangat memuaskan.

Sehingga bisa diambil beberapa pembahasan penting, diantaranya :

1. Siswa yang duduk di tiga deret paling depan (kuning-hijau-biru),


kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa, jika duduk di depan
mereka nyaman, dapat berkonsentrasi dengan baik, dapat cepat
memahami materi yang disampaikan, dan dapat melihat dengan jelas
materi yang ditulis atau ditampilkan sehingga memiliki kesiapan dalam
menghadapi evaluasi pembelajaran dan mendapatkan nilai yang baik.
2. Siswa yang duduk di dua deret terbelakang (merah muda-merah tua),
kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa duduk di belakang mereka
merasa mengantuk, tidak terdengar apa materi yang disampaikan, tidak
dapat melihat dengan jelas, dan banyak gangguan lainnya. Namun,
ketika evaluasi pembelajaran yang tempat duduknya diatur sedemikian
rupa menurut nomor absensi, dari 13 siswa yang duduk di dua deret
bangku terbelakang hanya 7 siswa yang mendapatkan nilai di bawah
KKM sedangkan 6 sisa lainnya berada di atas KKM. Sehingga bisa
dipastikan jika 6 siswa yang duduk paling belakang tetapi hasil evaluasi
pembelajarannya berada di atas KKM telah melakukan kecurangan
tanpa sepengetahuan guru.

Menurut Udin S Winataputra ada beberapa faktor yang dapat


mempengaruhi perubahan hasil belajar ketika berpindah posisi duduk baik
dari posisi saat menerima pembelajaran maupun pada saat evaluasi
pembelajaran yaitu :

1. Pada saat proses pembelajaran duduk di depan dapat mengerjakan dan


menyimak dengan penuh konsentrasi sehingga materi yang disampaikan

14 | Pengaruh Tempat Duduk Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA


mudah dipahami dan dimengerti. Tetapi, duduk di depan ketika evaluasi
pembelajaran dapat membuat mereka takut karena siswa yang duduk di
depan memungkinkan berhadapan langsung dengan pengawas/guru.
2. Sedangkan duduk di belakang pada saat proses pembelajaran siswa
cenderung tidak bisa melihat dengan jelas, mendengar dengan baik apa
materi yang disampaikan oleh gurunya, sering mengantuk, dan sering
diajak mengobrol bersama temannya. Namun sebaliknya ketika saat
evaluasi pembelajaran, justru tempat paling belakang yang selalu diincar
karena dianggap paling aman dalam hal mencontek.

Dari pembahasan tersebut, sebagian siswa mengatakan bahwa duduk


di depan maupun duduk di belakang itu sama saja dan tidak mempengaruhi
hasil belajarnya serta tidak mengubah nilai secara signifikan karena, ada
sebuah ungkapan yang mengatakan “tergantung orangnya”, hal ini
merupakan sebuah pembelaan bagi siswa yang ternyata prestasinya tetap
bagus, meskipun duduk di kursi belakang di dalam kelas. Memang ada saja
kemungkinan-kemungkinan yang dapat mengecualikan sebuah konsep. Oleh
karena itu, teori ini perlu diperjelas dan dilakukan penelitian lebih universal,
baik ke masa lalu dengan cara menelusuri biografi orang-orang yang telas
sukses dalam bidang keilmuan, maupun ke masa yang akan datang di
berbagai sekolah.

Siswa yang menempati posisi tempat duduk di depan, bukan jaminan


bahwa dia mendapatkan peringkat paling bagus di kelasnya. Bisa saja justru
ia memiliki keterbatasan penglihatan dan pendengaran, atau ia merasa ada
keterbatasan daya nalarnya atau lamban dalam menangkap setiap pelajaran.
Oleh karenanya dengan motivasi tinggi ia berusaha dengan segala upaya
agar setiap meteri pelajaran dapat dipahami dengan cepat, tepat, dan akurat.
Namun demikian, meskipun si siswa yang memilih tempat duduk paling
depan di kelas, setidaknya ia akan mudah terpantau oleh setiap guru yang
masuk kelas. Minimal ia akan mendapatkan nilai afektif yang bagus
dibandingkan dengan siswa yang memilih tempat duduk di belakang.
Karena siswa yang duduk di bagian belakang, tingkat konsentrasi siswa

15 | Pengaruh Tempat Duduk Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA


akan lebih banyak terbuang sia-sia. Karena sering sekali terjadi terlebih
pada mata pelajaran yang kurang diminatinya ketika guru menulis di papan
tulis, tentunya pada posisi membelakangi siswa, maka siswa yang duduk di
belakang sering kedapatan melakukan tingkah yang aneh-aneh sambil
mengganggu siswa yang lainnya. Posisi tempat duduk di belakang juga
dianggap sangat menguntungkan bagi siswa yang sedang melaksanakan
ujian atau tes tertulis (evaluasi pembelajaran). Sebab ada banyak
kesempatan untuk melakukan kecurangan-kecurangan dalam ujian. Di
antaranya nyontek, bekerja sama dengan siswa lain, atau membuka catatan,
dan lain-lain. Dalam hal ini seorang guru juga harus memiliki daya cipta,
rasa, dan telepati yang baik dalam hal menjatuhkan penilaian terhadap
seorang siswa. Sebab sering sekali terjadi, seorang siswa yang dalam
kesehariannya prestasi dan motivasi belajarnya sangat kurang, tetapi tiba-
tiba hasil ujian atau tes tulisnya bagus. Hal ini bisa disebabkan karena faktor
keberuntungan, misalnya secara alfabet nama dia berurutan dengan nama
siswa paling cerdas. Maka secara otomatis pada saat ujian akhir
dilaksanakan tentu posisi tempat duduk dia akan bersebelahan dengan posisi
tempat duduk siswa yang cerdas tersebut. Di saat itulah kesempatan nyontek
pekerjaan teman akan terbuka lebar. Dengan demikian, dapat kita
bayangkan jika pola evaluasi pembelajaran tidak segera dilakukan
pembenahan yang signifikan, maka lambat laun akan meruntuhkan
kredibilitas jati diri. Sebab bisa saja terjadi siswa yang seharusnya mendapat
nilai prestasi bagus jadi tidak lulus, sebaliknya siswa yang kemampuan
belajarnya jelek justru mendapat nilai yang sangat memuaskan.

16 | Pengaruh Tempat Duduk Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai


berikut:

Perbedaan dalam formasi pengaturan tempat duduk ternyata dapat


mempengaruhi hasil belajarnya. Posisi duduk di depan lebih dapat
memahami materi serta dapat berkonsentrasi sepenuhnya materi yang
disampaikan oleh gurunya dibandingkan dengan posisi duduk di belakang
yang dapat terganggu oleh beberapa faktor sehingga tidak dapat melihat
dan mendengarkan materi yang disampaikan. Tidak semua siswa
berpendapat bahwa duduk di depan dapat membuat hasil belajar yang
memuaskan dan duduk di posisi belakang menghasilkan hasil yang tidak
memuaskan. Karena, sebagian siswa berpendapat duduk di depan ataupun
di belakang itu sama saja dan tidak mempengaruhi hasil belajarnya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar siswa bukan


hanya tergantung dari posisi duduknya saja tetapi berasal dari karakter
siswa itu sendiri seperti banyaknya ketidak komptenan saat evaluasi
pembelajaran yang masih jarang terdeteksi. Alangkah baiknya jika ingin
memahami materi dengan jelas maka posisi duduk yang tepat adalah di
bagian depan sehingga memiliki kesiapan dalam menghadapi evaluasi
pembalajaran dan dapat bersaing secara kompeten dan sehat.

3.2 Saran

Berdasarkan pendahuluan dan pembahasan yang telah dipaparkan


di atas, maka dapat diajukan saran sebagai berikut:

1. Para guru di sekolah diharapkan dapat merancang dan melaksanakan


suatu kegiatan belajar yang dapat menciptakan suasana kondusif, yang

17 | Pengaruh Tempat Duduk Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA


dapat memberikan motivasi belajar siswa khususnya pada mata
pelajaran Matematika.
2. Diharapkan guru di sekolah mampu memaksimalkan pengelolaan kelas
secara fisik, hal ini ditujukan untuk memaksimalkan daya tangkap
siswa terhadap suatu materi pembelajaran yang disampaikan dan
pengelolaan kelas berupa pengaturan formasi tempat duduk dengan
menyesuaikan kebutuhan pembelajaran.
3. Seorang pengajar (guru) disarankan untuk mencoba sistem perputaran
posisi duduk di kelasnya sehingga siswa dapat merasakan duduk di
posisi depan maupun di belakang dan agar siswa dapat membedakan
dan memilih posisi duduk yang dapat memahami serta berkonsentrasi
terhadap materi yang disampaikan oleh gurunya. Selain itu, laporan
makalah ini perlu diadakannya penelitian lebih lanjut tentang pengaruh
posisi duduk di kelas terhadap hasil belajar peserta didik sehingga
dapat menghasilkan suatu benang merah yang pasti.

18 | Pengaruh Tempat Duduk Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA


DAFTAR PUSTAKA

Rohmah, Nafilatur. 2014. “Penataan Formasi Tempat Duduk Siswa”,


http://nafilaturrohmah.blogspot.com/2014/06/penataan-formasi-tempat-duduk-
siswa_14.html, diakses pada 16 Februari 2023, pukul 16.23

Marthyane, Inne. 2013. Pengaruh Posisi Duduk di Kelas. Gramedia, Jakarta : IV


+ 380 hlm.

Nurhalimah, Siti. 2013. Arti Posisi Duduk di Kelas. PT Bina Akasara, Jakarta : II
+ 320 hlm.

Winataputra, Udin S. 2003. Srategi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka


Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta : II + 468 hlm

Faizal Djabidi. Manajemen Pengelolaan Kelas. Malang: Madani, 2016.

Nana sudjana, Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar, Bandung:PT

REMAJA ROSDAKARYA,2009

19 | Pengaruh Tempat Duduk Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas X.2 – SMAN 1 SEMARAPURA

Anda mungkin juga menyukai