Anda di halaman 1dari 18

NASKAH 1

Pada tanggal 14 agustus 1945, para kaum muda mengadakan rapat di Jakarta. Dalam rapat ini, Sutan Syahrir
mengumumkan bahwa dia mendapat informasi tentang menyerahnya Jepang pada sekutu.
Sutan Syahrir : “Assalamu’alaikum Wr.Wb.”
Kaum Muda : “Waalaikumsalam Wr.Wb”
Sutan Syahrir : “Saudara-saudara, saya dapat berita yang menggembirakan bagi
kita semua, bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, saya
mendengar berita tersebut dari radio luar negeri, maka telah
terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia.”
Sukarni : “Sungguh kabar gembira yang anda kabarkan tadi, tapi apa itu
kekosongan kekuasaan?”
Sutan Syahrir : “Biar saya perjelas, jadi sekarang jepang sudah tidak berkuasa
lagi di negeri kita, karena telah menyerah pada sekutu sedangkan
sekutu belum menguasai Indonesia”
Sukarni : “Baik, saya mengerti”
Chairul Shaleh : “Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk mengisi kekosongan
kekuasaan ini?”
Suhud : “Bagaimana jika kita meminta pada Bung Karno dan Hatta untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya?
Latif : “Ya..ya.. saya setuju dengan itu karena ini memang waktu yang
tepat untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia”
Chairul Shaleh : “Hmm.. baiklah kalau kalian semua setuju, mari kita pergi ke
rumah Bung Karno untuk membicarakan hal ini.”

Rapat pun diakhiri, dan mereka pergi ke rumah Soekarno dengan maksud memberitahu Soekarno akan
keinginan para kaum muda ini.
Sutan Syahrir : “Assalamu’alaikum..”
Fatmawati : “Waalaikumsalam..”
Suhud : “Permisi bu, apa Bung Karno ada didalam? Kami ingin
bertemu dengannya”
Fatmawati : “Oh ada, bapak ada di dalam, memang ada keperluan apa
ya?”
Chairul Shaleh : “Begini bu, ada hal yang ingin kami bicarakan.”
Fatmawati : “Kalau begitu, silahkan masuk..”
Kaum muda : (masuk)
Soekarno & : (datang)
Fatmawati
Kaum Muda : (Berdiri, berjabat tangan dengan Soekarno, dan duduk
kembali)
Soekarno : “Saya dengar dari istri saya, ada yang ingin dibicarakan?
Perihal apa itu?”
Chairul Shaleh : “Begini, kami mendapat kabar bahwa Jepang telah
menyerah pada sekutu jadi otomatis terjadi kekosongan
kekuasaan di Indonesia.”
Soekarno : “Benarkah?”

Sukarni : “Ya, itu benar. Dan maksud kami datang ke sini adalah
untuk meminta agar segera dilaksanakannya Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia”
Soekarno : “Secepatnya? Mungkin akan saya usahakan setelah
dirundingkan dengan anggota PPKI lainnya”
Suhud : “Tidak bisa. Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi
karena ini merupakan waktu yang tepat untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia”
Soekarno : "Apa kalian tidak memikirkan bahaya yang akan kita dapat
bila kita senekat itu untuk memproklamasikan Indoneisa?
Jepang pasti akan menyerang kita”
Sutan Syahrir : “Justru itu, saat ini Jepang bukan penguasa Indonesia lagi,
jadi untuk apa kita menyia-nyiakan kesempatan ini?”
Soekarno : “Nanti saja setelah kita bicarakan dengan anggota PPKI !”
Sutan Syahrir : “Saya tidak berharap anda melaksanakan rapat PPKI
terlebih dahulu karena saya takut Jepang tahu tentang
rencana kita dan menghalangi Indonesia merdeka”
Soekarno : “Tapi PPKI merupakan satu satunya cara untuk
memerdekakan Indonesia”
Latif : “Tapi kami tidak ingin merdeka oleh Jepang!”
Moh.Hatta & : “Assalamu’alaikum..”
Ahmad Soebardjo
Semua : “Waalaikumsalam..”
Moh.Hatta : “Wah, ada apa ini?”
Suhud : “Kami ingin proklamasi Indonesia cepat dilaksanakan,
tetapi kami tidak ingin merdeka oleh Jepang”
Moh.Hatta : “Apa tidak sebaiknya kita rundingkan dulu secara matang-
matang?”
Sukarni : “Tidak ada waktu lagi, ini saat yang tepat untuk
memerdekakan Indonesia. Sebelum bangsa lain datang
kembali menguasai Negara kita dan menghalangi kita untuk
merdeka lagi.
Moh. Hatta : “Yasudah, kami akan membicarakan hal ini. Besok kalian
silahkan datang kembali.”
Sutan Syahrir : “Hmm.. Baiklah kalu begitu”
Chairul Shaleh : “Kami permisi dulu, maaf telah mengganggu”
Kaum muda : “Assalamu’alaikum..” (berjabat tangan dengan Soekarno &
Hatta)
Moh. Hatta : “Apa yang sebenarnya terjadi?”
Soekarno : “Mereka bilang, Jepang telah mengalah pada sekutu dan
mereka ingin kita segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia”
Ahmad Soebardjo : “Apa? Bukankah seharusnya kita adakan dulu sidang PPKI
sebelum melakukan proklamasi kemerdekaan Indonesia?”
Soekarno : “Ya, saya juga berfikiran seperti itu tapi mereka tetap
memaksa untuk segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia.”
Moh. Hatta : “Lantas apa yang akan kita lakukan sedangkan para kaum
muda terus mendesak kita?”
Soekarno : “Kebenaran berita tersebut pun masih diragukan,
bagaimana jika itu berita palsu?”
Moh. Hatta : “Jadi kita akan turuti kemauan mereka atau tidak?”
Soekarno : “Tidak”
Ahmad Soebardjo : “Baiklah kalu begitu”

Pada malam harinya, pukul 24.00 menjelang tanggal 16 Agustus 1945, para kaum muda kembali mengadakan
rapat di Cikini dan merencanakan untuk mengasingkan Soekarno bersama Moh. Hatta.
Chairul Shaleh : “Sekarang apa yang harus kita lakukan? Sementara para
kaum tua enggan mengikuti keinginan kita?”
Sutan syahrir : “Bagaimana kalau kita asingkan Bung Karno dengan Moh.
Hatta ke luar Jakarta agar bebas dari pengaruh Jepang?
Sukarni : “Tapi kemana ya?”
Latif : “Bagaimana jika ke Renggas dengklok, disana
keamanannya terjamin.”
Suhud : “Iya, bagus. Saya setuju dengan itu”

Para kaum muda lalu pergi ke rumah Soekarno untuk mengajaknya dan Moh.Hatta ke Renggas Dengklok.
Latif : “Assalamu’alaikum..”
Fatmawati : “Waalaikumsalam.. mencari kang mas ya?”
Suhud : “Oh, iya bu, kebetulan sekali.”
Soekarno & Hatta : (datang)
Hatta : “Ada apa ya? Mengapa tengah malam begini kalian susah
susah datang kemari?”
Sutan Syahir : “Ada hal penting yang ingin kami bicarakan”
Sukarni : “Sebelumnya kami mohon maaf lagi lagi kami
mengganggu istirahat anda, kami diutus untuk membawa
anda berdua ke luar kota”
Hatta : “Memangnya kemana?”
Latif : “Kerawang”
Hatta : “Kalau kami tidak mau?”
Chairil shaleh : “Maaf tuan, ini bukan saat yang tepat untuk berdebat, ini
sangat penting”
Hatta : “Baiklah”
Soekarno : “Sebentar, saya akan berpamitan dulu. Bu.. Bu..”
Fatmawati : “Iya..”
Soekarno : “Bu, bapak pamit dulu, bapak akan pergi ke luar kota.”
Fatmawati : “Bolehkah saya ikut? Akhir-akhir ini saya merasa akan
terjadi sesuatu yang tidak enak tentang kang mas”
Soekarno : “Baiklah”
Chairul Shaleh : “Maaf, apakah sudah selesai? Kita harus cepat pergi”
Soekarno : “Ayo, mari”
Mereka pun pergi ke Renggas Dengklok, mereka tiba di sebuah rumah. Disana Bung Karno dan Moh.Hatta
terus didesak dengan cara kasar. Mereka didesak oleh kaum muda untuk segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia.
Latif : “Bung karno, tunggu apa lagi? Ini waktu yang tepat untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia”
Soekarno : “Maaf, saya tidak bisa”
Chairul Shaleh : “Tidak bisa bagaimana? Mau menunggu sampai kapan kita
untuk merdeka?”
Fatmawati : “Hey, kalian ini apa apaan? Tidak kah ada cara yang lebih
halus?”
Suhud : “Dengar, bu, kami hanya ingin Indonesia cepat merdeka.”
Fatmawati : “Ya, saya tahu itu, tapi jalannya tidak seperti ini ! Bisa kan
kalian rundingkan kembali secara baik baik dengan kepala
dingin? Percayalah, jika emosi yang kalian andalkan, tidak
akan berhasil”

Akhirnya Fatmawati berhasil membujuk para kaum muda untuk menyelesaikannya secara baik baik. Disisi
lain, Ahmad Soebardjo yang telah mengetahui keadaan dan keberadaan Soekarno, Moh. Hatta dan Fatmawati,
pergi untuk menyelamatkan mereka bersama Sayuti Melik.
Ahmad Soebardjo : (Datang)
& Sayuti Melik
Ahmad Soebardjo : “Hey, kalian! Sudahlah, lepaskan mereka, rasanya sangat
tidak pantas menahan tokoh nasionalis seperti ini”
Sayuti melik : “Bagaimana bila kita rundingkan secara baik-baik?”
Latif : “Baiklah..”
Chairul Shaleh : “Jadi bagaimana, Bung?”
Soekarno : “Baiklah.. Saya akan memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia”
Sutan Syahrir : “Ya baguslah, tapi dimana kita akan membuat teks
proklamasinya?”
Ahmad Soebardjo : “Bagaimana jika kita ke rumah laksamana Maeda, di
Jakarta? Dia teman saya, orang jepang yang mendukung
kemerdekaan Indonesia”
Sayuti Melik : “Ya saya dengar juga dia perwira tinggi militer, jadi
keamanannya bisa terjamin. Tempatnya strategis”
Soekarno : “Yasudah, kita pergi ke sana”
Mereka semua lalu kembali ke Jakarta dan pergi ke rumah Laksamana Maeda.
Ahmad Soebardjo : “Permisi..”
Laksamana Maeda : “Eh, ada apa ini tuan-tuan datang kemari? Apakah ada
masalah?”
Fatmawati : “Maaf, mungkin kedatangan kami mengganggu waktu
istirahat tuan, kami bermaksud untuk menanyakan apakah
kabar Jepang menyerah pada sekutu itu benar?”
Hatta : “Tuan, para kaum muda terus mendesak kami untuk
segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia,
bagaimana menurut tuan?”
Laksamana Maeda : “Ya bagus, ini memang waktu yang sangat tepat.”
Ahmad Soebardjo : “Begini, jika diperbolehkan, kami akan meminjam rumah
tuan”
Laksamana Maeda : “Boleh..Boleh.. Memang untuk apa?”
Soekarno : “Rencananya kami akan membuat naskah proklamasi.”
Laksamana Maeda : “Oh, ya silahkan. Mari-mari kita buat naskah proklamasi
di ruang makan”
Soekarno : “Rasanya terlalu banyak orang yang akan membuat
naskah proklamasi”
Sayuti Melik : “Ya, sepertinya Bung Karno, Bung Hatta dan Ahmad
Soebardjo pun cukup untuk sekedar membuat naskah
proklamasi”
Sutan Syahrir : “Ya, sepertinya kami bisa tunggu disini”

Ir.Soekarno, Moh.Hatta dan Ahmad Soebardjo pun pergi ke ruang makan untuk
menulis naskah proklamasi. Sedangkan yang lainnya menunggu mereka selesai.
Akhirnya naskah proklamasi selesai dibuat.
Sayuti melik pun mengetik naskah proklamasi beserta perubahannya, yang dimana teks itu akan
ditandatangani oleh Ir.Soekarno juga Moh.Hatta
Soekarno : “Nah, sekarang naskah prolamasi sudah selesai, tapi
dimana proklamasi ini akan dibacakan?”
Suhud : “Lapang IKADA”
Soekarno : “Tidak, disitu keamanan kita tidak terjamin”
Fatmawati : “Maaf, boleh saya mengusulkan? Bagaimana bila di
rumah saya?”
Soekarno : “Ya, itu bagus”
Hatta : “Ya, saya juga setuju”
Ahmad Soebardjo : “Iya bisa, disana aman”

Akhirnya proklamasi pun sepakat untuk dibacakan di rumah Ir.Soekarno. Pada tanggal 17 Agustus 1945 dini
hari, semuanya bersiap siap. Disaat semuanya sedang sibuk, suhud tiba-tiba datang menghampiri Bung Karno.
Suhud : “Permisi tuan, apakah akan ada proses pengibaran
bendera merah putih?”
Soekarno : “Tentu saja harus, itu merupakan lambang Negara kita”
Suhud : “Tapi benderanya tidak ada”
Soekarno : “Apa?! Baiklah, akan ku perintahkan Fatmawati untuk
menjahitkan bendera sekarang juga. Tolong panggilkan
dia”
Suhud : (pergi memanggil Fatmawati)
Fatmawati : “Ada apa pak? Mengapa tiba-tiba memanggilku?”
Soekarno : “ Tolong jahitkan kain merah dan kain putih menjadi satu
sekarang juga untuk menjadi bendera.”
Fatmawati : “Apa?! Sekarang?! Baiklah akan aku usahakan.”

Fatmawati pun menjahitkan bendera merah putih dan mereka semua mempersiapkan pengibaran bendera
pula.
Latif : “Maaf bung, apakah acara proklamasi ini
sudah bisa dimulai ? ini sudah jam 09.45”
Soekarno : “Oh ya, mari kita ke depan.”

Soekarno pun membacakan pidatonya sebentar dan membacakan naskah


Proklamasi. Suhud dan Latif pun mengibarkan bendera merah putih yang diiringi
lagu Indonesia Raya ciptaan WR.Supratman.

NASKAH 2 (TEMA: KEMERDEKAAN_

Babak 1

Narator : Hidup di era penjajahan memang terasa begitu memberatkan


bangsa Indonesia, Rakyat hidup serba kekurangan penuh dengan kesengsaraan, hasil panen harus
diserahkan kepada Belanda tanpa dibayar sedikitpun. Bagaimana ceritanya kita saksikan saja di
TKP.

(Detail : diadegan ini, nanti para aktor melakukan gerakan seakan bercocok tanam
bagi yang cewek dan mencangkul bagi yang cowok)

Properti : Petani cewek = cukup pake kebaya biasa, jarik dan caping

Petani cowok = caping, kaos oblong biasa, cangkul.

Petani cewek 1 : Alahyung pak, awakdewe kerjo rekoso ngoyo ngene iki gur
diwenehke karo Belanda, awakdewe trus kon mangan opo iki pak?

Petani cowok 1 : iki kepepet, ra popo. Mugo2 wae Indonesia gek isoh merdeka yo. Wis
ra dijajah Belanda,

Petani cewek 1 : amiin, mugo2 para mudo mudi isoh bangkit lan nglawan Belanda.

Petani cewek 2 : Iyo di syukuri wae, iki mending awakdewe isih isoh nyambut gawe
etuk bayaran, keno dinggo mangan ra ketang sitik2.

Petyani cowok 2 : wis rasah dibahas wae, mengko yen krungu Belanda kucing pie rog?
Wis pokok disyukuri wae rasah podo nggresulo, Gusti maha kuaos ki ora dhahar ora sare. Dadi
patut disyukuri. Mugo-mugo Indonesia isoh merdeka.

(Musik syukur, Lagu syukur )


(Saat para petani sedang bekerja, tiba-tiba muncullah orang-orang Belanda)

(detail : usai dialog diatas selesai, prajurit belanda muncul tiba-tiba, dengan
membawa senjata, dan langsung berimprovisasi dengan suasana/berdialog langsung)

Properti : Prajurit belanda memakai baju selayaknya veteran/prajurit.

Prajurit Belanda 1 : Hey you you you pada ngapain? Ayo working-working, kerja-kerja
malah pada ngerumpi.

Prajurit Belanda 2 : you you you mau ya nggak saya gaji? Mauu?

Petani cowok 1 : Ampun .. ampun boss. Biarkan gaji saya tetap, jangan didiskon nanti
anak bini saya mau makan apa? (Adegan seperti menyembah mohon ampun)

Prajurit Belanda 2 : makan Batu aja tu, ayo-ayo buruan kerja... (Menunjuk sesuatu
seperti batu)

Prajurit Belanda 1 : enaknya jadi penjajah ya, Cuma tinggal ngawasi kerjaan
mereka aja, waktunya udud dulu-udud dulu (nyanyi udud dulu)

(Sound music, Udud Dulu)

BABAK 2

Narator : Dilain pihak para pemuda-pemudi indonesia tengah berunding untuk


merencanakan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Karena belanda telah membuat
masyarakat Indonesia menderita, dan itu sangat menyentuh hati nurani para pejuang Indonesia.
Beginilah ceritanya ......

(Detail : Disini ada beberapa meja yang tertata seperti ruang rapat tertutup,
disitulah para tokoh sedang duduk berunding, [soekarno, muh hatta, dan pemuda 3
duduk, sedangkan pemimpin pemuda dan pemuda 2 berdiri])

Properti : Pemimpin muda dan pemuda lainnya : Memakai kaos biasa,


ikat kepala pake hasduk cewek.

Soekarno, moh hatta dan sayuti melik : Memakai kemeja biasa,


berpeci,

Pemimpin Pemuda :Gimana ini Kawan ?Negara Indonesia tercinta ini sudah lama hidup
dalam kesengsaraan, penuh keprihatinan. Kita perlu melawan..

Pemuda 2 : Iya, sungguh memprihatinkan kehidupan rakyat, semua hasil panen


dirampas oleh Belanda. Kita perlu bertindak, ini nggak bisa dibiarkan.

Pemuda 3 : Ayo kita lawan Belanda

Pemimpin pemuda : Ir. Soekarno, Negara ini butuh kamu, butuh kekuatanmu untuk
memproklamirkan kemerdekaan dan menyelamatkan hak-hak rakyat.

Soekarno : Tidak... sekarang belum waktunya. Semua bisa diatur, masih perlu
gagasan. Nanti kalo sudah waktunya, semuanya akan berjalan sesuai kodratnya.

Pemuda 2 : Diatur gimana lagi kawan? Sekarang kita sudah dijajah habis-
habisan, mau gimana lagi ini?

Pemimpin pemuda : Iya, bisa nggak bisa kita harus melawan. Sekalipun harus bertumpah
darah dimedan perang
Moh. Hatta : Kita tidak perlu terburu-buru, semua perlu diatur. Pelan-pelan yang
penting pasti. Cita-cita kita merebut kemerdekaan dengan damai jangan sampai menimbulkan
konflik.

(Tiba-tiba muncullah sosok sayuti melik yang memberi kabar tentang kekalahan Belanda
atas sekutu)

Sayuti melik :Saudara-saudara, ada kabar menggembirakan,

Pemimpin pemuda : Kabar apa bang Bung?

Sayuti melik : kepo ahh Kamu. J

Pemuda 2 : Buruan, kami penasaran dengan kabar yang kau bawa?

Sayuti melik : Belanda mengalami kekalahan fatal dalam perang, mereka berhasil
ditumbangkan oleh sekutu.

Pemuda 3 : Nahhh, kebetulan banget. Nahh, sukarno, sekarang waktunya buat


proklamasi

Soekarno : Tetap saja belum bisa, kita belum mempunyai perangkat untuk
membuat suatu negara sendiri. Kita masih perlu banyak perangkat.

Muh hatta : Iyo, secara du jure negara Indonesia ini belum bisa diakui oleh
negara lain.

Pemuda 2 : Belum bisa diakui gimana lagi maksudnya? Itu nggak jadi masalah
buat kami, yang penting penjajah bisa pergi dari negara Indonesia tercinta ini.

Soekarno :Sudah saya bilang bahwa negara ini belum mempunyai undang-
undang dan perangkat lain. Dan untuk membuat itu semua tidak segampang membalikan telapak
tangan broo.

Pemuda 3 :Kalo gitu mari kita pikirkan untuk membuat undang-undang itu,
biar kita mendapat pengakuan dari duania, bahwa Indonesia telah merdeka.

Muh. Hatta :Sudah dibilang tidak semudah itu, untuk membuat itu kita juga perlu
proses.

Pemimpin pemuda : Yasudah, kalo memang kalian berdua tidak mau untuk
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia ini, kami semua selaku pemimpin pemuda dengan
terpaksa akan melakukan perlawanan dengan cara kasar, bambu runcing kita genggam, semangat
untuk merdeka meresap dijiwa kami , hanya satu Untuk TANAH AIRKU.

(Lagu Tanah Airku + Indonesia pusaka)

Babak 3

Narator : Setelah Para tokoh pemuda gagal mendesak Soekarno dan Muh. Hatta untuk
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, Dengan terpaksa dalam keadaan terburu-buru, para
pemuda Indonesia melakukan perlawan gerilya kepada pihak

Belanda , Para Indonesia melakukan perlawan dengan peralatan seadanya yaitu bambu runcing
melawan pasukan Belanda yang senjatanya lebih mutakhir.

(Detail : Disini nanti pemimpin pemuda berorasi seperti diatas panggung kecil,
para pemuda lainnya berbaris dibawah)

Properti : Disiapkan semacam panggung kecil untuk orasi.


Pemimpin pemuda :Saudara-saudara, negara kita sudah dijajah lebih dari 3 abad. Jumlah
tahun yang tidak sedikit. Akibat penjajahan itu, banyak rakyat yang menderita, banyak rakyat
yang kelaparan, negara ini sudah habis-habisan dijajah, kita selaku pemuda pastinya tidak terima
dengan keadaan ini. Apakah kita siap untuk melawan penjajahan ini???

Seluruh Pemuda : SIIIAAAAPPPPPP

Pemimpin Pemuda : Terima Kasih. Kelompok Elang serang lewat barat, kelompok
Harimau serang lewat timur, kelompok singan lewat utara dan kelompok Macan kumbang lewat
selatan. Kita akan berjuang bersama , Hidup mati untuk negeri ini.. MERDEKAAA

BABAK 4

Narator : Setelah para pemuda berkumpul untuk melakukan serangan ke markas


belanda dan telah mendapat koordinasi dari pimpinannya, semua pemuda berusaha
menyerah markas belanda yang dikawal oleh 2 prajurit belanda. Bagaimana kisahnya kita
liat saja di TKP....

Dimarkas Belanda.

Detail : Di markas belanda seakan ada 2 prajurit belanda sedang berjaga-jaga


(duduk2 saja), trus nanti dari sisi lain beberapa pemuda Indonesia menyelundup ke area
pertahanan belanda

Prajurit Belanda 1 : hahaha, hidyup enak jajah Indonesia.

Prajurit Belanda 2 : Iya bray, kita tinggal duduk-duduk mengawasi bala pekerja
Indonesia.

(ada beberapa pemuda Indonesia menyelundup ke markas Belanda dan menjatuhkan


sesuatu)

Prajurit Belanda 1 : Hey, apa itu?

Prajurit Pemuda x : Kucing.

Prajurit Belanda 2 : Sejak kapan kucing bisa ngomong?

Prajurit Pemuda y : (muncul tiba-tiba) Ini 2013 bro. Apapun bisa terjadi.... hhaaaa...

Prajurit Belanda 1 : Eh kamu penyelundup ya? Berani beraninya kamu menyelundup ya,
rasakan ini. (Tembak).

(Improvisasi perang 1 dibuat durasi agak lama dikit)

(Melihat anak buahnya kalah dan gugur terbengkalai, Pamimpin pemuda itu melapor
kepada Soekrano dan kawan-kawan golongan tua.)

BABAK 5

Narator : Melihat anak buahnya banyak yang Gugur dimedan Perang,


Pemimpin pemuda memutuskan untuk melaporkan kejadian ini kepada Bung Karno dan Bung
Hatta, untuk meminta bantuan dan upaya memerdekakan Indonesia.

(Pemimpin pemuda lari terburu-buru sampai di tempat golongan tua itu berkumpul)

(Detail : Bung Karno dan Bung hatta duduk )

Properti : di stage nanti ada meja seperti tempat untuk rapat, disitu bung karno
dan bung Hatta sedang bercengkerama.

Pemimpin pemuda : Huhh, soekarno, Muh hatta. Kami butuh kamu.


Soekarno : Apa yang terjadi bung? Ada apa?

Muh Hatta : Iya, katakan pada kami, ceritakan apa yang telah terjadi?

Pemimpin pemuda : Kekuatan kami telah gugur, ratusan pahlawan generasi penerus
bangsa telah gugur dan ratusan lainnya terluka.

Soekarno : Aku salut pada keinginan kalian untuk lekas merdeka, dimana
lokasi peperangan itu?

Pemimpin pemuda : Dijalan makin membara nomor 01 sampai 03 dk Muteran, wonosari


Trucuk pak. Disitulah tempat terjadinya pertumpah darahan

Soekarno : Mari kita kesana.

BABAK 6

Narator :Soekarno, Muh hatta, pemimpin pemuda dan para golongan tua melihat
lokasi terjadinya peperangan yang terjadi antara kaum pemuda Indonesia dan Penjajah
Belanda di

(Detail : Para tokok melihat lokasi, berjalan dan menyambangi setiap jasad para
pahlawan, disitu juga nanti para peran pembantu seakan telah gugur)

Pemimpin Muda : disinilah kami melawan kekejaman Belanda pak. Para pejuang gugur
dimedan Laga.

Muh Hatta : Para pahlawan bangsa telah gugur, tapi negara ini adalah Indonesia
mati satu tumbuh seribu. Bangkitlah Indonesia, Bangkitlah Ibu pertiwi.

Soekarno : Para Pejuang ini gugur, namun gugur dengan penuh penghormatan
dan kewibawaan. Bagaikan Gugurnya bunga dalam Tangkai.

(Song Gugur Bunga)

BABAK 7

(Diruang Rapat berkumpullah para golongan tua dan beberapa pemuda untuk membuat
naskah proklamasi)

Narator : Melihat keadaan para pejuang banyak yang gugur dimedan perang, sukarno
dan Muh hatta mulai tersentuh hatinya, mereka mulai berfikir untuk memerdekakan Indonesia.
Paras pejuang berkumpul di rumah salah seorang pejuang untuk mengadakan rapat guna
membahas kemerdekaan Indonesia

Pemimpin Muda : Marilah bung kita buat naskah proklamasi, agar negara Tercinta ini
tidak semakin menderita.

Soekarno : Dengan melihat perjuangan para pahlawan muda, saya bertekad


untuk bisa memerdekakan negara Indonesia tercinta ini, saya akan membatalkan semua
perjanjian saya dengan Belanda.

Muh Hatta : Langkah hukum perlu kita tegakkan, keputusan ini harus dibawa ke
jalur hukum.

Pemimpin Muda : Tunggu apa lagi Bung, saat ini lah waktunya, kita sudah tidak punya
banyak waktu lagi, kita harus bergerak lebih cepat.

Soekarno : Baiklah, sore nanti saya akan menemui Terauchi dan Harrada untuk
membatalkan semua perjan jian Indonesia dan Belanda.
Muh Hatta : benar, selama ini Belanda mengaku sebagai saudara tua Indonesia
hanya untuk mendapatkan simpatisan dari kalangan rakyat dalam membantu Belanda di perang
pasifik saja.

Soekarno : Ya sudah nanti sore kita temui jenderal Belanda untuk


membatalkan semua perjanjian kita.

Pemimpin Muda : Siapp Bos besar.

BABAK 8

Narator :disore hari para pemimpin Indonesia menemui jenderal Belanda untuk
membatalkan semua perjanjian yang dibuat oleh Indonesia dan belanda, Indonesia
berusaha membatalkan perjanjian itu karena perjanjian itu dinilai justru
menyengsarakan rakyat Indonesia

(Detail : Jenderal belanda sedang duduk-duduk, kemudian datanglah sukarno


dan kelompoknya.)

Jenderal Belanda : Hai, saudaraku orang Indonesia, ada apa sore-sore begini datang
dimari? Adakah hal penting yang kau perlukan?

Soekarno : Pastinya saya bersama kawan-kawan datang dimari untuk


membahas hal penting dan mendasar tentang nasib negara Indonesia tercinta ini.

Jenderal Belanda : Oooo :o , hal penting tentang apa yang dirimu maksud?

Muh Hatta : Keppo hllooo.

Jenderal Belanda : Tentang kemerdekaan yang kau maksud?

Pemimpin Muda : Iya, kami datang dimari untuk menagih janji kemerdekaan yang
kamu janjikan.

Jendral Belanda : Sabar, itu pasti saya beri. Tenang saja saudaraku

Muh Hatta : Kami ingin menempuh jalur hukum untuk permasalahan ini.

Jenderal belanda : Hloooo jangan munafik kalian, kita kan sudah sepakat untuk tidak
menempuh jalur hukum, karena kami sudah memberi janji kemerdekaan kepada kalian semua.
Tinggal nunggu waktu saja.

Soekarno : Kami ingin membatalkan semua perjanjian kami, kami melihat


bahwa dengan perjanjian itu rakyat kami semakin sengsara, semua menjadi menderita.

Jenderal Belanda : OOO tidak bisa, itu sudah kesepakatan.

Pemimpin muda : Kalo jalur hukum tidak di indahkan, terpaksa kami akan melakukan
gerakan gerilyawan.

Jenderal Belanda : Lancang kau anak muda, prajurit tangkap soekarno dan
kelompoknya ini.

Pamimpin muda : sebelum kau tangkap kami, ku bunuh kau.. (menancapkan bambu
runcing pada jendral Belanda , dan sebelum pasukan Belanda datang, soekarno, muh
hatta berhasil ditangkap tapi pemimpin muda tersebut berhasil meloloskan diri.)

BABAK 9
Narator : Melihat Bung Karno dan bung Hatta ditangkap oleh belanda, pemimpin
muda itu gelisah, pasalnya hanya Bung Karno dan Bung Hatta lah yang bisa
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia ini

(Dirumah)

Pemimpin Muda : (monolog) aduh aku harus gimana ini, para pemimpin besar
Indonesia macam bung Karno dan Bung Hatta telah ditangkap oleh Belanda. Apa yang harus
saya lakukan.

(Muncul Pemuda 2)

Pemuda 2 : Ada apa kawan? Kenapa kau terlihat gelisah?

Pamimpin Muda : begini Bang, Bung Karno dan Bung Hatta telah ditangkap oleh
Belanda, kita harus menyelamatkannya. Karena merekalah yang akan memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia ini.

Pemuda 2 : Kita lakukan perlawanan gerilya saja,

Pemimpin Muda : Dulu pernah saya melakukan perlawanan, namun sayang semuanya
gagal. Banyak pejuang saya yang gagal dimedan perang.

Pemuda 2 : Kita tidak boleh egois, kita juga harus melakukan perlwanan tp
dengan memutar otak juga, kita juga menggunakan akal juga untuk melawan penjajah.

Pemimpin Muda : Baiklah.

BABAK 10

Narator : Para pejuang belanda melakukan serangan gerilyawan untuk yang kedua
kalinya, namun kali ini strategi gerilya ini berhasil memporak porandakan pertahanan Belanda,
sampai-sampai prajurit belanda harus memanggil komandannya, dan komandan itu berhasil
dibunuh oleh para pejuang Indonesia.

(Di istana Belanda)

Prajurit Belanda 1 : Enaknya ngopi sambil berjaga-jaga kayak gini (duduk-duduk


sambil ngopi)

(Muncul Pemuda 2 dan Pemimpin Pemuda)

Pemimpin Pemuda : Hey, belanda Tengik, Ijinkan kami masuk menemui komandanmu
untuk melepaskan Bung Karno dan Bung Hatta.

Prajurit Belanda 1 : Heh, ngomong apa kau ini? Wani piro?

Pemuda 2 : Cepat Belanda tengik, Ijinkan kami masuk, atau terpaksa kami
obrak-abrik markasmu ini.

Prajurit Belanda 1 : Kurang ajar, berani sekali kau orang sinting. Prajurit...prajurit.

Prajurit Belanda 2 : Siap komandan.’

Prajurit belanda 1 :Mari kita singkirkan kecoa Indonesia itu.

Prajurit Belanda 2 : Siaap.

(Adegan Peperangan improvisasi sendiri, Belanda kalah = PERANG 2 )

BABAK 11
(diruang Jendral Belanda yang lagi berdiri biasa, prajurit belanda melapor ke
komandannya dan disusul masuk stage oleh pasukan indonesia)

Prajurit Belanda 1 : Komandan, Para Gerilyawan Indonesia berhasil meporak-


porandakan pertahanan kita. Mereka meminta Bung Karno dan Bung Hatta Untuk dilepaskan.

Jend. Belanda 2 : Kurang Ajar, Mau apa kau anak muda. Kau sudah membunuh ko
patriotku, sekarang mau apa lagi kau.

Pemuda 2 : Kami minta soekarno dan Hatta untuk dibebaskan.

Jend. Belanda 2 : Mudah sekali kau ngomong, sebelum kau membebaskan mereka
lebih baik kau pulang saja dari pada melihat para prajuritmu pada mati tergeletak.

Pemimpin Pemuda : Kami pantang mundur, kami akan terus maju sampai titik darah
penghabisan.

Jend. Belanda 2 : Berani sekali kau. Prajurit..prajurit.

Prajurit Belanda 1 : Siiap Komandan.

Jend. Belanda 2 : Serahkan pasukanmu untuk menghadapi si brengsek ini..


cepat.

Prajurit Belanda 1 : Siaapp komandan.. Pasukan siaaapp..

Pasukan Belanda : SIAAAPPP>

(Terjadi peperangan dahsyat, dan pemimpin pemuda berhasil merobek bendera Biru pada
bendera belanda menjadi merah putih = PERANG 3)

(Bung Karno dan Bung Hatta dibebaskan)

BABAK 12

Narator : Setelah berhasil menumpas perlawanan Belanda, para pejuang


kemerdekaan Republik Indonesia bergegas untuk segera membuat naskah Proklamasi, dan
beringinan untuk sesegera mungkin memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia.

(Dirumah Laksamana Maeda, ada beberapa meja seperti ruang rapat, semuanya duduk)

Soekarno : Terima Kasih atas perjuangan kalian membebaskan kami.

Jend. Pemuda 2 : Iya Bung, sama-sama ini untuk kepantingan negara Indonesia
Tercinta.

Pemimpin Muda : Sekarang saatnya kita rumuskan Naskah Proklamasi Bung,


secepatnya.

Muh Hatta : Mari kita susun naskah proklamasinya, secara hati nurani saya juga
tidak tega melihat penderitaan rakyat.

Soekarno : Baiklah, ayo kita buat secepatnya.

Muh Hatta : ini atas nama siapa bung?

Pemimpin Muda : Alangkah lebih baik jika atas nama bangsa Indonesia dengan tertera
nama Soekarno-Hatta selaku proklamator.

Soekarno : Cerdas kau Anak Muda.

(Beberapa menit setelah naskah jadi)


Muh Hatta : Hay kamu, melik. Bisakah kamu mengetik naskah Ini.

Sayuti Melik : Bisa pak, dengan senang hati.

Muh Hatta : Ini nanti dikasih border page dan fontnya cukur 15 saja ya.

Sayuti Melik : Iya pak, oiya. Fontnya apa ya?

Muh Hatta : Arial Narrow aja.

Sayuti Melik : Oke pak.

(For few Minutes, sayuti melik mengetik naskah proklamasi)

Sayuti Melik : ini Bung. Sudah saya ketik.

Soekarno : Saya minta naskah Autentiknya jangan dibuang, tetap harus


disimpan.

Muh. Hatta : Iya kawan, lalu kapan kita memproklamasikan kemerdekaan ini?
Dan dimana lokasi yang tepat untuk memproklamasikannya, pasalnya Belanda masih
mengancam keamanan disemua tempat.

Soekarno : Kita harus memperhitungkan harinya dengan tepat, lebih baik


besok jumat saja tanggal 17 jam 10, lokasinya lebih baik dijalan pegangsaan timur no 56 Jakarta
atau depan rumah saya. Pasalnya disitulah pusat pergerakan kita.

Pemimpin muda : Siap, saya akan menjamin tentang keamanan diarea proklamasi.

BABAK 13

(17 Agustus, sukarno berorasi, disaksikan seluruh pejuang Indonesia)

Properti : Buat panggung kecil, soekarno pake Jas.

Soekarno : Saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang berbahagia, sudah


lama kita hidup dalam kesusahan karena penjajahan, semua rakyat menderita dan hidup dalam
kesusahan. Dan saat inilah saat yang tepat untuk membebaskan diri dari cengkeraman macan,
dari cengkeraman naga yang selama ini menjerat kita, kita harus siap menghadapi masa-masa
pasca kemerdekaan, kita harus siap hidup berbangsa dan bernegara, untuk para generasi muda
tunjukan rasa patriotisme kalian untuk negeri Ini. Dan Inilah

Proklamasi, kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya.................................


(Disusul backsound proklamasi)

semua terharu dan mengucap kalimat “MERDEKA”

(Monolog)

Saat itulah tanggal 17 agustus 1945 dijadikan hari lahirnya indonesia

(Lagu Hari Merdeka) dan kemudian muncullah sosok Wage Rudolf Supratman yang
menciptakan Indonesia Raya.

THE END
Judul : Bendera Sang Merah Putih
Tema : Patriotisme
Pemeran
Kakek
Marni ( Ibu Riana)
Sukirman ( Ayah Riana)
Riana
Nami
Dilan
Budi
Toni
Latar
1. Tempat : Sekolah dan Rumah Riana
2. Waktu : Pagi, Siang, Sore, dan Malam
3. Suasana: Menegangkan, mengharukan, menghibur dll.

Sinopsis
Riana memiliki seorang Kakek yang dimana kakek ini adalah seorang mantan pejuang 45,
Riana beserta keluarganya yang merasa malu terhadap kelakukan si Kakek yang selalu
mengistimewakan bendera merah putih akhirnya angkat bicara dan terjadilah percecokan antara
kakek dan keluarga Riana. Namun, berkat peristiwa itu, Riana menjadi tersadar akan kerasnya
perjuangan sang Kakek dalam merebut merah putih dari penjajah.

BABAK 1
Segerombol pasukan Belanda berjaga dengan senapan di sisi kiri, dan para pejuang Indonesia
dengan berbekal bambu runcing di sebelah kanan panggung. Peristiwa yang memperlihatkan
ketika di robeknya bendera biru Belanda yang hanya menyisakan warna merah putih.
Prajurit 1 :“ Rebut merah putih!!!”
Prajurit Indonesia : “ Serbu!!!!!”
Terjadi perang sengit antara indoensia dengan belanda.
Prajurit 2 : “Allahu Akbar !!!”
Warna biru Bendera Belanda dirobek, yang menyisakan sang merah putih.

BABAK 2
Taman SMA Negeri 1 Selong. Riana tengah melamun sambil membolak balik bukunya tak tentu.
Budi : “ Hy I’m MISTER SIMPLE “
Budi : “ Eh Riana, lagi sendirian aja nih, boleh gabung dong “
Riana : “ Silahkan aja”
Nami dan Dilan : “ Cieeee yang lagi kencan” duduk bersama Riana dan Budi.
Riana : “ Kalian apaan sih, kami cuma ngobrol aja kok”
Nami : “ Ri....kamu kenapa sih kok kayaknya dari tadi pagi mukamu murung mulu?”
Dilan :” iya nih kenapa?”
Riana : “ Aku lagi merenung tentang sejarah kemerdekaan Indonesia yang kakek aku ceritakan
dulu”
Budi :” Ooo jadi intinya kamu galau karena masa lalu...udalah yang lalu biarkan berlalu
aja,mending kayak aku ini happy polevah”
Nami :” Iya Ri...mending kita nonton Anime aja yuk, ada yang baru nih”
Riana: “ Kalian pernah mikir nggak sih, kita para generasi muda yang sekarang ini udah
melupakan bangsa kita sendiri? Melupakan, bagaimana perjuangan para pahlawan yang udah
berjuang buat ngambilin kita kemerdekaan dari para penjajah? Kalian mikir tidak sih,
memangnya kita tau apa tentang bangsa kita? Siapa saja pahwlawan kita? Semua?!”
Nami :” Kalok aku sih taunya Soekarno doang..Bapak Proklamator....yang lain aku mah taunya
Sanada Yukimura, Date Masamune yang di Sengoku Bsara gitu aduuuh ganteng nya!!”
Budi :” kalok dipikir-pikir lagi, kamu bener juga sih Ri”
Riana: “ Aku pengen cerita”
Dilan :” tentang apa?”
Riana :” Kejadiannya beberapa hari lalu, kejadian ini yang bikin aku sadar kalau aku ternyata
neggak pernah peduli dan ingin tau dan menghargai bangsa ku sendiri”

BABAK 3
Di halaman rumah kakek sedang asyik menyeruput kopi panasnya.
Marni: “ Pak, ini sudah ibu seterika kan Benderamu “
Kakek : “ Terima kasi Mar . O iya Mar, besok tanggal berapa ya?”
Marni: “Tanggal 13 Agustus pak, kenapa? Mau memasang bendera lagi di depan rumah?”
Kakek ;” Iya, kan sebentar lagi 17 Agustus”
Marni : “Aduh Bapakku....sudah berapa kali Marni bilangin pak, jangan masang bendera jauh-
jauh hari, masang benderanya pas 17 Agustus nanti aja, malu tau nggak sih sama orang-orang
kampung rumah kita selalu aja beda sendiri”
Kakek :” Kamu itu Mar, pendapat orang aja yang di pikirkan, sudah! Pokoknya Bapak mau
masang bendera lagi besok, titik”
Marni :” (mendengus kesal) “
Keesokan harinya
Kakek manaikkan Bendera di depan rumahnya dengan menggunakan sebuah bambu yang
berukuran sekitar 5 meter di pagi harinya.
Riana : “ Kek baru selesai menaikkan bendera ya?”
Kakek :” iya cu, kamu rupanya Ton, kapan datang?”
Toni :” Baru saja kek,o iya kakek saya titip salam buat Kakek”
Kakek :” Iya saya terima salamnya”
Ketiganya kemudian duduk di teras dan mengobrol bersama, hingga kemudian hujan pun turun.
Kakek :” Astaga benderaku, sebentar ya cu, kakek mau nurunin bendera dulu, kasihan kalau di
biarkan kehujanan”
Toni :” Riana,kakek kamu lucu ya, sayang sama benderanya kayak sayang sama seorang istri
saja hahaha”
Riana : “He he.... iya beliau memang orangnya seperti itu”.

BABAK 4

Ruang keluarga.
Riana :” Ibu kenal Pak Hamid, kakek Toni? Dia juga pejuang angkatan 45. Dulu katanya pernah
berjuang bersama kakek. Tapi orangnya sederhana saja ya Bu. Tidak pernah menunjukkan atau
memamerkan dirinya kalau dia dulunya seorang mantan pejuang”
Kakek :” Hamid itu tentara tapi tidak pernah ikut perang, dia itu tugasnya kan di bagian logistik.
Jadi tahu ya cuma makanan saja. Bilang sama Toni, temenmu itu, kalau kakeknya tentara yang
takut sama bedil”
Riana: “ Kakek! Apa kakek tidak sadar kelakuan kakek tadi siang itu membuat aku malu sama si
Toni. Bendera lusuh kayak gitu aja di perlakukan seperti tuan putri! Toh nantinya tidak akan
kakek bawa sampai kubur”
Kakek : “ ya terserah kakek dong “
Sukirman:”Tapi perkataan Riana ada benarnya juga Pak, Bapak lama-lama memperlakukan
bendera seperti memperlakukan benda keramat saja, lebih baik kan Bapak menghabiskan waktu
dengan lebih banyak ibadah kepada yang di atas”
Marni:” Yah Mas percuma kamu ngomong sama si Bapak toh dia nggak balakan menderangrkan
ucapan kita walaupun kita peringatkan berkali-kali yang ada di pikirannya itu kan cuma
bendera, itu- itu saja”
Sukirman : “ Pak saya juga lama-lama lihat Bapak kok makin tidak terkendali ya
memperlakukan Bendera itu, nanti bisa bisa orang sekampung mengira Bapak tidak waras lagi
Pak”
Kakek : “ Kamu ngawur ya man, kamu kira pikiranku ini sudah konslet, begitu? Kamu memang
tidak pernah ikut berjuang merebut negara dari penajaja, mangkanya kamu ndak bisa merasakan
bagaimana rasanya merdeka dari penjajahan. Dulu kami harus mempertaruhkan hidup mati kami
demi memerdekakan Bangsa ini, semua kami kerahkan hingga titik darah penghabisan”
Sukirman :” Iya Pak saya ngerti. Kita boleh cinta kepada negara dan bendera, tapi ya jangan
sampe berlebihan seperti itu, saya lihat Bapak mulai berlebihan dalam memperlakukan Bendera,
saya takut kalau.......”
Kakek :” Kenapa? Kamu takut aku mulai gila begitu? Itu kan yang ada di kepalamu?
Sukirman :” Maaf bukan itu yang saya maksud.Lebih baik sekarang bapak duduk dulu.
Kakek :” Ah apa-apan kamu ini Man!”
Sukirman :”Saya khawatir kalau bapak mulai mengeramatkan bendera, itu kan syirik”
Kakek : “ Loh-loh kamu makin ngawur ngomonya, menuduh aku musyrik. Dengar Man, untuk
merebutkan bendera merah putih ini, ndak gampang, banyak temanku yang mati, mati Man,
dibunuh sama penjajah. Teman-temanku harus mati karena mereka cuma mau mengibarkan
selembar kain merah putih. Kalau aku memperlakukan bendera ini dengan istimewa, bukan
berarti aku menganggapnya keramat, apalagi menyembahnya, itu salah besar !!”
Sukirman :” Lalu kenapa setiap tangga 17 Agustus bapak selalu bersujud kemudian berdoa
sambil mendekap bendera?”
Kakek :” Setiap melihat merah putih aku selalu bersyukur kepada Allah karena masih diberi
kesempatan untuk mengibarkannya sepuas hatiku tanpa rasa takut harus dibunuh musuh. Demi
Allah, untuk bendera juga aku harus membunuh sesama manusia, membunuh saudara-saudaraku
sebangsa yang pernah berjuang bersama-sama melawan penjajah, seperti pemberontak RMS,
APRA....”
Kakek : “Bahkan tanganku ini harus membunuh pemberontak DI/TII. Padahal mereka adalah
saudara-saudara yang sekaidah denganku. Mereka harus kubunuh hanya karena ingin mengganti
merah putih dengan bendera mereka...!! Kalian semua yang ada disini, marni, kasim, dan riana,
kalian seharunya berterima kasih....berterimakasih atas perjuangan kami...bukannya malah
menunjukkan rasa malu karena aku sering mengibarkan bendera ini, menyayangi bendera
ini. Kalian seharunya malu karena kalian telah melupakan perjuangan para pahlawan kalian
yang telah berusaha merebut kemerdekaan untuk Indonesia.”
Kakek : “ Oya aku lupa sesuatu aku lupa kalau kemerdekaan yang telah kami rebut untuk
indonesia saat ini telah memudah, kalian semua kerjanya hanya berpoya-poya, yang tua, apa lagi
yang muda sudah tidak mau memandang negeri sendiri, yang di taunya hanya negeri orang.
Tidak pernah mau memandang atau pun peduli kepada saudara-saudaranya yang tidak
seberuntung mereka, Kemana? Kemana? Kemerdekaan yang kami rebut atas nama merah putih?
Bukan kalian yang malu, tapi aku yang kecewa”
Kakek ;” Ingat...ingat perkataanku yang satu ini, kemerdekaan yang kalian rasakan saat ini, tak
lain dan tak bukan merupakan hasil pengorbanan kami, dan seharusnya yang melanjutkan
perjuangan kami adalah KALIAN!!!!”

BABAK 5
Taman sekolah
Merenung....
Budi : “ Aku merinding”
Riana :” Aku juga jadi tersadar sama kata-kata kakekku”
Nami : “Ternyata pejuang indonesia, lebih hebat dari pada Sanada Yukimura, walaupun kalah
ganteng “
Dilan :” Kalau dipikir-pikir, apa yang kakek kamu katakan itu sangatlah benar, kemerdekaan
yang kita rasakan sekarang tidak lepas dari pengorbanan para pahlawan kita. Aku jadi malu, aku
kan sering bolos kalau lagi upacara bendera, padahal di sanalah kita mestinya menumbuhkan
pasa patriotisme kita, dan menghormati bendera merah putih yang di perjuangkan dengan begitu
kerasnya.”
Nami: “Kalau begitu, ayo kita janji... Mulai detik ini, kita semua yang ada di sini harus lebih
mencintai bangsa kita sebagai penghargaan terhadap perjuangan pejuang kita yang sudah
merebut merah putih dan kemerdekaan dari para penjajah”
Budi :” Nam, tumben kata-katamu bijak sekali ?”
Nami : “ Setuju nggak nih ?“
Dilan dan riana :” Setuju!!”
Riana :” Eh sepertinya bapak sudah misscall aku nih, aduh pulsa habis lagi”
Budi :” tenang biar aku yang telepon, mana nonmernya?”
Budi :” halo pak sukirman?
ORANG1:” Sudirman saya, sudirman saya”
Budi :” bu? Bu? Salah sambung maaf”
Riana : “ Halo Assalamualaikum pak, ada apa?
Kasim : “Ri, kamu lagi dimana?”
Riana :” Riana masih di sekolah pak, bentar lagi pulang kok?”
Kasim :” Kamu pulang sekarang ya kakekmu sudah pulang dari rumah sakit,juga ada berita
penting, jangan banyak tanya nanti bapak jelasin di rumah”
Riana “ Iya pak”
Riana :” Temen-temen aku harus pulang sekarang, bapakku minta aku buat pulang katanya ada
berita penting”
Nami :” Kalau begitu kami ikut ya?”
Riana :” Ya sudah ayo “

BABAK 6
Kakek,ibu, bapak, menunggu dihalaman rumah.
Ibu:” Kamu sudah pulang ri, sini ikut ibu sebentar “
Riana :” Sebenarnya ada berita apa sih bu?kok kayaknya penting sekali”
Marni:” Begini nak, penyakit kakekmu sepertinya sudah tidak bisa di sembuhkan lagi, kata
dokter umurnya sudah tidak panjang lagi”
Riana:” Apa bu?”
Kakek :” Riana, marni...ayo kesini. Kalian semua pasti teman sekolah Riana kan?”
SEMUA :” IYA KEK, SAYA BUDI, INI NAMI DAN DISEBELAH SAYA DILAN”
Kakek :” Kakek ingin minta tolong sama kalian. Kallian lihat sendiri kan, kakek sudah....sudah
encok. Sebagai mantan pejuang kakek minta pada kalian tolong jaga bangsa ini dengan segenap
hati kalian, majukan bangsa ini dengan prestasi-prestasi gemilang kalian, lanjutkanlah
perjuangan kami untuk terus menjaga kemerdekaan indonesia. Kan nggak sampe mati juga kalau
cuma mau mengibarkan bendera, tidak seperti kami dulu yang harus bertaruh nyawa. Maka dari
itu, kakek minta tolong sekali saja kalian kibarkan bendera ini untuk kakek”
Sukirman :” Ayolah nak, turuti saja....ayo...”
Kakek :” Ya Allah...indah aku pandang sang merah putih bendera kami yang berkibar di
langitmu. Aku mohon jagalah bendera kami, agar tetap dapat berkibar untuk perjuangan kami
dimasa lalu dan untuk kemerdekaan anak cucu kami sekarang maupun di amasa yang akan
datang...merdeka”(Berkata dalam hati)
Setelah Sang Merah Putih mencapai puncaknya di langit yang biru, Kakek pergi selama-lamanya
dengan rasa hormat pada bendera dan syukur kepada Allah SWT.
HANTU PAHLAWAN : “ Ayo kamu juga adalah seorang pejuang, saatnya engkau bergabung
bersama kami, sudah saatnya kita menyerahkan bangsa ini kepada mereka generasi muda
bangsa”

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai