Anda di halaman 1dari 4

SKENARIO 1

Narator :
Pada tanggal 6 Agustus 1945, bom atom dijatuhkan oleh Amerika di kota Hiroshima Jepang.
(background suasana mencekam saat bom atom jatuh di kota tersebut). Warga Jepang pun berlarian untuk
menyelamatkan diri namun bom atom yang dahsyat mengagalkan niat mereka. Hal tersebut pun terulang
kembali pada tanggal 9 Agustus 1945 di kota Nagasaki Jepang. Inilah yang membuat Jepang segera membuat
keputusan.
(beberapa pihak Jepang berkumpul dan membuat keputusan)
Jenderal Terauchi : Kita putuskan untuk menyerah terhadap negara sekutu!
Jepang 1 : Kita kan negara yang menguasai Indonesia, kalau kita menyerah lalu bagaimana dengan
Indonesia?
Jenderal Terauchi : Bebaskan saja, kita berikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Kirim undangan
kepada pihak Indonesia untuk melaksanakan pertemuan di Dalat perihal keputusan kita
menyerah terhapap sekutu secara resmi.
Para petinggi Jepang pun langsung pergi ke Dalat (Vietnam Selatan) dan mengirim undangan kepada Dr.
Radjiman Wedyodiningrat, Ir. Sukarno, dan Drs. Mohammad Hatta untuk melaksanakan pertemuan di Dalat.
12 Agustus 1945, tiga tokoh pergerakan nasional pergi ke Dalat (Vietnam Selatan) untuk memenuhi undangan
Panglima tentara Jepang di Asia.
(background menunjukkan suasana di Vietnam Selatan) (ketiga tokoh pergerakan nasional menemui Panglima
tentara Jepang di Asia setiba di dalam sebuah ruangan, mereka duduk dengan ketiga tokoh pergerakan nasional
menghadap Panglima tentara Jepang dalam satu meja)
Ir. Sukarno : Ada maksud apa anda mengundang kami ke Dalat?
Jenderal Terauchi : Kami pihak jepang menyatakan menyerah terhadap sekutu, dan kami akan
memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.
Dr. Radjiman Wedyodiningrat : Benarkah itu?
Jenderal Terauchi : Benar, kami akan menandatangani dokumen perihal menyerahnya Jepang
terhadap negara sekutu.
Jepang 1 : (memberikan dokumen)
Jenderal Terauchi : (menandatangi dokumen tersebut)
Drs. Mohammad Hatta : Baiklah, terima kasih
Ketiga tokoh pergerakan nasional merasa gembira, karena kemerdekaan berada didepan mata. Mereka pun
segera beranjak pulang kembali ke tanah air.
Pada hari yang sama, tanggal 14 Agustus 1945, Jepang pun menyatakan menyerah terhadap sekutu secara resmi
yang tertulis didalam dokumen. Tapi berita kekalahan Jepang ini sangat dirahasiakan oleh Jepang.
Jepang 1 : Segel semua radio dan seluruh alat komunikasi! Jangan ada satupun yang
menyiarkan berita kekalahan ini!! (memerintahkan kepada tentara yang lain)
Semua radio pun disegel oleh pihak Jepang, namun terdapat beberapa tokoh pergerakan nasional yang
berhasil secara sembunyi-sembunyi mendengar berita kekalahan Jepang tersebut, salah satunya adalah Sutan
Syahrir. (Sutan Syahrir secara sembunyi-sembunyi mendengarkan berita kekalahan Jepang lewat radio) Sutan
Syahrir pun langsung menemui golongan muda yang lain dengan semangat (berkumpul dengan golongan muda
lain). Mereka sepakat untuk segera menemui Hatta. Sore harinya, Sutan Syahrir pun menunggu kedatangan
Mohammad Hatta dari Dalat. Ia mendesak agar proklamasi segera dilakukan dan tidak dilaksanakan oleh PPKI.
Sutan Syahrir : Bung Hatta!! Kami sudah mendengar berita kekalahan Jepang!!
Moh Hatta : Iya itu benar, Jepang telah menyerah terhadap sekutu.
Sutan Syahrir : Tunggu apa lagi? Sebelum negara lain merebut kekuasaan Indonesia. Segera laksanakan
proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia!
Moh Hatta : Saya setuju jika proklamasi dilaksanakan secepatnya. Tapi, Masalah proklamasi itu
adalah tugas dari PPKI, itu adalah hak mereka.
Sutan Syahrir : Tidak bisa, kemerdekaan Indonesia tidak boleh ada campur tangan dengan PPKI! Jika
Negara Indonesia yang lahir dengan cara demikian, Indonesia akan di cap sebagai negara
buatan Jepang!
Moh Hatta : Bung Karno tidak mungkin menyetujuinya, ia akan merancang proklamasi bersama
PPKI.
Sutan Syahrir : Biar Bung Karno saja yang melakukan proklamasi kemerdekaan! Sebagai pemimpin
rakyat, atas nama rakyat lewat siaran di Radio!!
Moh Hatta : Jika Bung Karno bertindak seperti itu, berarti merampas hak PPKI.
Sutan Syahrir : Kita bicarakan saja langsung ke Bung Karno.
Moh Hatta : Baiklah, kita kerumah Bung Karno sekarang.
Mereka pun pergi kerumah Soekarno untuk membicarakan hal tersebut.
Sutan Syahrir, Moh Hatta : Assalamualaikum (sambil mengetok pintu rumah Soekarno)
Soekarno : Waalaikumsalam, masuk masuk (mempersilahkan masuk, dan duduk dikursi), ada apa
ini?
Moh Hatta : Begini Bung, berhubung Jepang telah menyatakan menyerah terhadap sekutu, Syahrir
ingin proklamasi dilaksanakan secepatnya, begitupun saya.
Soekarno : Iya saya juga ingin proklamasi dilaksanakan secepatnya, tapi hal tersebut harus
dipersiapkan dengan matang.
Sutan Syahrir : Tapi Bung, ada baiknya jika proklamasi kemerdekaan tidak direncanakan bersama
PPKI. Bung Karno saja yang melakukannya. Sebagai pemimpin rakyat, atas nama rakyat
lewat siaran di Radio!!
Soekarno : Tidak bisa! Jika saya bertindak sendiri, itu sama saja saya merampas hak PPKI. Saya
tidak berhak bertindak sendiri. Memproklamasikan kemerdekaan adalah hak dan tugas
PPKI.
Setelah mengetahui keputusan dari Soekarno, mereka pun pulang kerumah masing-masing. Tapi Sutan
Syahrir masih tidak puas dengan keputusan tersebut. Keesokan harinya tanggal 15 Agustus 1945 sore, ia
kembali menemui Moh Hatta dan mendesak agar beliau jangan menyetujui proklamasi di hadapan PPKI, karena
menurut mereka hal itu berbau Jepang. Tapi yang ia dapatkan sama, Moh Hatta tetap tidak menyetujuinya.
Malam harinya pukul 20.00 (background malam hari) golongan muda mengadakan rapat di salah satu
ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegagasan Timur. Rapat dihadiri oleh Chairul Saleh, Wikana, Margono,
Armansyah, dan Kusnandar.
(rapat)
Chairil Saleh : Kita tidak bisa membiarkan Jepang yang memerdekakan Bangsa Indonesia!
Wikana : Benar! Membiarkan PPKI yang mengambil alih proklamasi kemerdekaan itu sama saja
ingin membiarkan negara Indonesia menjadi negara buatan Jepang!
Darwis : Kemerdekaan Indonesia adalah hak dan urusan rakyat Indonesia sendiri!
Sutan Syahrir : kemerdekaann tidak dapat digantungkan kepada orang lain dan negara lain!
Chairil Saleh : Proklamasi kemerdekan Indonesia harus dinyatakan oleh Soekarno besok!
Wikana : Begini saja, biar saya dan Darwis yang menyampaikan hasil rapat ini kepada Soekarno,
jika ia tetap tidak mau akan terjadi pertumpahan darah!
(wikana beranjak dan menghampiri Darwis)
Mereka pun pergi menemui Soekarno, saat itu mereka sedang berkumpul dengan golongan tua.
Soekarno : Ada apa kalian kemari?
Wikana : Kami ingin golongan muda ingin Bung Karno yang memproklamasikan Indonesia
besok tanggal 16 Agustus 1945!
Soekarno : Sudah saya katakan kemarin, bahwa saya tidak bisa berindak sendiri
Darwis : Jika Bung Karno tetap menolak, siap-siap saja akan terjadi pertumpahan darah!
Soekarno pun marah mendengar ancaman tersebut.
Soekarno : saya akan tetap melakukan proklamasi kemerdekaan dalam rapat PPKI! Hal ini juga
untuk menghindari pertumpahan darah!!
Setelah mengetahui pendirian golongan tua, golongan muda megadakan rapat lagi menjelang pukul 12
malam. Mereka melakukan rapat di Asrama Baperpi, Cikini 71, Jakarta. (background suasana di asrama). Selain
dihadiri mereka yang hadir pada rapat sebelumnya, juga dihadiri oleh Sukarni, Jusuf kunto, dr. Muwardi dan
Sodancho Singgih.
Chairil Saleh : Bagaimana ini, mereka tetap kokoh pada pendirian mereka?
Sodancho Singgih : mereka sudah terpengaruh oleh Jepang.
Jusuf Kunto : Tidak ada pilihan lain, ancaman pun tidak menggoyahkan mereka. Kita ungsikan saja
Soekarno dan Hatta! Agar menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang.
Darwis : Setuju! Tapi dimana tempat yang strategis untuk membawa mereka?
Sodancho Singgih : Di Rengasdengklok saja, tempat itu strategis untuk lebih mudah mengawasi tentara
Jepang.
Keesokan harinya pada pukul 4 pagi tanggal 16 Agustus 1945 Soekarno dan Hatta dibawa ke
Rengasdengklok oleh golongan muda (adegan penculikan). (sampai ke Rengasdengklok) Mereka pun ditahan
seharian di Rengasdengklok dijaga oleh Sodancho Singgih. Disana golongan muda mencoba membujuk
Soekarno dan Hatta lagi, namun tetap nihil hasil yang didapatkan golongan muda (membujuk soekarno dan
Hatta, soekarno dan Hatta menggeleng).
Ahmad Soebarjo yang menyadari hilangnya Soekarno dan Hatta pun bingung. Tak lama kemudian
Wikana pun menemuinya. Mereka melakukan pertemuan dan membuat kesepakatan antara kedua golongan
yang sedang berselisih tersebut.
Wikana : Kami golongan muda telah mengungsikan Soekarno dan Hatta! Segera buat keputusan
untuk segera memproklamasikan kemerdekaan tanpa campur tangan dari pihak PPKI!
Ahmad Subarjo : Baiklah, baik. Saya tidak ingin masalah ini berubah menjadi pertumpahan darah. Kita
buat kesepakatan saja.
Mereka pun merundingkan kesepakatan antara dua golongan. (berunding, sambil menuliskan hasil kesepakatan)
Ahmad Subarjo : Saya bacakan kesepakatan yang telah kita buat. Pertama, Soekarno dan Hatta
diperbolehkan kembali ke Jakarta. Kedua, proklamasi kemerdekaan dilaksanaakan di
Jakarta. Ketiga, proklamasi kemerdekaan dilaksanakan esok hari paling lambat pukul
12:00.
Wikana : Bagaimana jika kalian melanggar kesepakatan ini?
Ahmad Subarjo : Saya akan mempertaruhkan nyawa saya!
Wikana : Baiklah, Jusuf Kunto yang akan mengantarkan anda ke tempat Soekarno dan Hatta.
Pukul 4 sore Jusuf Kunto mengantar Ahmad Subarjo pergi ke Rengasdengklok untuk menjemput
Soekarno-Hatta (pergi menjemput Soekarno dan Hatta). Peristiwa inilah yang disebut sebagai peristiwa
Rengasdengklok. Yang disebabkan oleh perbedaan pendapat anatara golongan muda dan golongan tua
mengenai proklamasi. Yang mana golongan muda ingin proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan tanpa
campur tangan dengan PPKI, karna PPKI dianggap bekerja sama dengan Jepang. Sedangkan golongan tua
menginginkan proklamasi kemerdekaan Indonesia dirundingkan bersama PPKI.

Anda mungkin juga menyukai