Anda di halaman 1dari 2

SIDANG PANITIA SEMBILAN

Narator : Setelah selesai sidang pertama, Pada masa reses hingga 10 Juli 1945. Selanjutnya
diadakan sidang tidak resmi membahas rancangan Pembukaan Undang-Undang dasar 1945.
Selanjutnya dibentuklah panitia kecil yang beranggotakan 9 orang. Tugas panitia 9 yaitu
menampung saran dan pendapat mengenai dasar Negara. Berikut ini m

Ir. Soekarno (sebagai ketua)


Drs.Mohammad Hatta (sebagai wakil ketua)
Mr. Alexander Andries Maramis (anggota)
Abikoesno Tjokrosoejoso (anggota)
Abdoel Kahar Moezakir (anggota)
H. Agus Salim (anggota)
Mr. Achmad Soebardjo (anggota)
Wachid Hasjim (anggota)
Mr. Moehammad Yamin (anggota)

Narator : Tanggal 22 Juni 1945. Ir.Soekarno menyampaikan Isi dari PIAGAM JAKARTA
*para anggota duduk
Ir. Soekarno : Baiklah saudara-saudara sekalian, saya akan menyampaikan hasil rumusan dasar
Negara atau yang disebut dengan nama JAKARTA CHARTER atau Piagam Jakarta

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Narator : Mendengar apa yang disampaikan oleh Ir. Soekarno para golongan nasionalis tidak
setuju. Akhirnya terjadilah perdebatan.
Mr. Alexander Andries Maramis : Saya Alexander Andries Maramis, sebagai perwakilan dari
anggota non muslim tidak setuju dengan sila pertama yang berbunyi Ketuhanan dengan
menjalankan syariat-syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya. Kami tidak setuju! Kami tidak
setuju! Kami tidak setuju!

K.H Wachid Hasyim : jika terjadi perdebatan seperti ini memang lebih baik kita ubah sila
pertama. Agar ada toleransi antar umat beragama. Karena hal ini mencakup keseluruhan agama
di Indonesia.

Moh.Hatta : Baiklah sudara-saudara harap tenang terlebih dahulu. Hal ini bisa kita selesaikan
dengan cara yang damai. Karena saya juga mendengar bahwa rakyat Indonesia bagian Timur
ingin melepaskan diri dari Indonesia apabila sila pertama tidak diubah. Akan tetapi tetap kita
ikuti saran Ir.Soekarno selaku ketua.

Ir.Soekarno : Baiklah saya selaku ketua akan menyampaikan bahwa sila pertama yang awalnya
berbunyi Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya,
diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.

Narator : Akhirnya semua anggota setuju apa yang disampaikan oleh Ir.Soekarno.

Anda mungkin juga menyukai