Anda di halaman 1dari 14

Nama : Yuliani Utami

Nim : po.71.20.3.18.077
Semester 4 B

ENDOMETRIOSIS
• Endometriosis adalah satu
Definisi keadaan di mana jaringan
endometrium yang masih
berfungsi terdapat di luar
kavum uteri.

• Jaringan yang terdiri atas


kelenjar-kelenjardan stroma,
terdapat di dalam miometrium
atau pun di luar uterus. Bila
jaringan endometrium terdapat
di dalam miometrium disebut
ademioasis dan bila diluar
uterus disebut endometriosis.
Epidemiologi

• Endometriosis umumnya muncul pada usia reproduktif. Angka kejadian


endometriosis mencapai 5-10% pada wanita umumnya, dan lebih dari 50%
terjadi pada wanita perimenopause
• Meskipun endometriosis dikatakan penyakit wanita usia reproduksi, namun
telah ditemukan pula endometriosis pada usia remaja dan pascamenopause.
Patofisiologi

• Hingga kini penyebab endometriosis belum diketahui secara pasti. Banyak teori yang
disebut ikut berperan dalam patogenesis endometriosis, sehingga penyakit ini disebut juga
‘penyakit penuh teori. Tetapi tidak satupun dari teori-teori tersebut yang benar-benar
dapat menjelaskan kenapa jaringan endometrium sampai berada di luar kavum uteri.
• Beberapa teori tentang patofisiologi endometriosis :
• 1. Teori Regurgitasi dan Implantasi Haid
• 2. Teori Metaplasia (Meier - 1919)
• 3. Teori Induksi
• 4. Teori Aliran Limfe (Halban-1924)
• 5. Teori Iatrogenik
• 6. Teori Neurologik
• 7. Faktor Genetik dan Imunologik
Faktor Resiko

• Wanita yang beresiko terkena penyakit endometriosis, yaitu :


– Wanita yang ibu atau saudara perempuanya menderita endometriosis
– Memiliki siklus menstruasi kurang atau lebih dari 27 hari
– Menarke terjadi pada usia relatif muda (< 11thn)
– Masa menstruasi berlangsung selama 7 hari atau lebih
– Orgasme saat menstruasi
– usia,
– peningkatan jumlah lemak tubuh perifer,
– gangguan haid (polimenore, menoragia, dan berkurangnya paritas
Gambaran klinis
• Gejala-gejala yang sering
ditemukan pada penyakit ini
adalah :

– Nyeri perut bawah yang


progresif dan dekat paha
yang terjadi pada dan selam
haid (dismenore)
– Dispareunia

– Nyeri waktu defekasi,


khususnya pada waktu haid;
– Polimenore dan hipermenore;

– Infertilitas
Gambaran Mikroskopik

• ciri-ciri khas bagi endometriosis, yakni kelenjar-kelenjar dan stroma endometrium,


dan perdarahan bekas dan baru berupa eritrosit, pigmen hemosiderin, dan sel-sel
makrofag berisi hemosiderin. Di sekitarnya tampak sel-sel radang dan jaringan ikat,
sebagai reaksi dari jaringan normal disekelilingnya.
Klasifikasi

• Berdasarkan visualisasi rongga pelvis dan volume tiga dimensi dar iendometriosis
dilakukan penilaian terhadap ukuran, lokasi dan kedalaman invasi, keterlibatan
ovarium dan densitas dari perlekatan.

• Dengan perhitungan ini didapatkan nilai-nilai dari skoring yang


kemudian jumlahnya berkaitan dengan derajat klasifikasi endometriosis.

• Nilai 1-4 adalah minimal (stadium I), 5-15 adalah ringan (stadium II), 16-40
adalah sedang (stadium III) dan lebih dari 40 adalah berat (stadium IV)
• Pemeriksaan fisik
• Pada pemeriksaan dalam atau colok dubur, kadang teraba adanya nodul-nodul di
daerah kavum Douglasi dan daerah ligamentum sakrouterina yang sangat nyeri.
• Uterus biasanya teraba retrofleksi dan sulit digerakkan. Di parametrium terba
massa kistik yang nyeri pada penekanan.
• Selalu harus dilakukan pemeriksaan kombinasi retrovaginal.
Pemeriksaan Penunjang

• Metode definitif untuk mendiagnosis, penilaian stadium


endometriosis dan evaluasi terhadap rekurensi penyakit setelah
pengobatan adalah visualisasi dengan tindakan bedah.
• Saat ini, laparoskopi merupakan gold standar untuk mendiagnosis
endometriosis.
• Dengan USG atau Ctscan
• Kadar CA-125 mungkin meningkat pada endometriosis, tetapi tes ini
tidak dianjurkan untuk tujuan diagnostik karena rendahnya sensitivitas
dan spesifisitas.

• Nyeri yang disertai darah saat berkemih atau saat buang air besar
perlu dilakukan tindakan endoskopi.
 
Penatalaksanaan

• Pemberian analgetik

• Pengobatan hormonal
– Pil Kontrasepsi
– Danazol
– Progestin

• Pembedahan
– Pembedahan konservatif
– Pembedahan Definitif
Komplikasi

• Bila implantasi terjadi di usus atau ureter dapat mengakibatkan obstruksi dan
gangguanfungsi ginjal.

• Distorsi pelvis mengakibatkan gangguan fertilitas.

• penggunaan kontrasepsi oral  berakibat troboembolisme dan efek hipoetrogen


GnRH analog jangka panjang mengakibatkan osteoporosis
Pencegahan

• Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, cara mencegah penyakit endometriosis


bisa dilakukan dengan perubahan gaya hidup, seperti memperhatikan asupan
makanan sehari-hari, berolahraga dengan teratur, serta menghindari stres.
Terimakasih

Rin_024

Anda mungkin juga menyukai