Anda di halaman 1dari 74

LITERATURE REVIEW

HALAMAN SAMPUL DEPAN


GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRA ANESTESI
PADA OPERASI SECTIO CAESAREA DENGAN SPINAL
ANESTESI

I NENGAH YOGI SURIAWAN

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2021
LITERATURE REVIEW
HALAMAN SAMPUL DENGAN SPESIFIKASI
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRA ANESTESI
PADA OPERASI SECTIO CAESAREA DENGAN SPINAL
ANESTESI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Kesehatan


(S. Tr. Kes) Pada Institut Teknologi dan Kesehatan Bali
Diajukan Oleh:

I NENGAH YOGI SURIAWAN


NIM. 17D10020

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2021
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Literature Review dengan judul “Gambaran Faktor-Faktor yang


Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pra Anestesi pada Operasi
Sectio Caesarea dengan Spinal Anestesi”, Telah mendapatkan persetujuan
pembimbing dan disetujui untuk diajukan ke hadapan Tim Penguji Literature
Review pada Program Studi D IV Keperawatan Anestesiologi Institut Teknologi
Dan Kesehatan Bali.

Denpasar, … 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. I Ketut Alit Adianta, S.Kep., MNS Ns. Ni Kadek Sutini, S.Kep., M.Kes

NIDN. 0829097901 NIDN. 0825128001

iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN LITERATURE REVIEW

Literature Review ini telah Diuji dan Dinilai oleh Panitia Penguji pada Program
Studi DIV Keperawatan Anestesiologi Institut Teknologi dan Kesehatan Bali pada
tanggal … 2021

Panitia Penguji Literature Review Berdasarkan SK Rektor ITEKES Bali

Nomor: DL.02.02.1820.TU.IX.20

Ketua : Ns. Made Rismawan, S.Kep., MNS ( )


NIDN. 0820018101

Anggota :

1. Ns. I Ketut Alit Adianta, S.Kep., MNS ( )


NIDN. 0829097901

2. Ns. Ni Kadek Sutini, S.Kep., M.Kes ( )


NIDN. 0825128001

iv
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN

Literature Review dengan judul “Gambaran Faktor-Faktor yang Berhubungan


dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pra Anestesi pada Operasi Sectio Caesarea
dengan Spinal Anestesi”, telah disajikan di depan dewan penguji pada tanggal …
2021 telah diterima serta disahkan oleh Dewan Penguji Literature Review dan
Rektor Institut Teknologi dan Kesehatan Bali.

Denpasar, … 2021

Disahkan oleh:
Dewan Penguji Skripsi
1. Ns. Made Rismawan, S.Kep., MNS ( )
NIDN. 0820018101
2. Ns. I Ketut Alit Adianta, S.Kep., MNS ( )
NIDN. 0829097901
3. Ns. Ni Kadek Sutini, S.Kep., M.Kes ( )
NIDN. 0825128001

Mengetahui
Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali Program Studi Sarjana DIV
Keperawatan
Anestesiologi
Rektor Ketua

I Gede Putu Darma Suyasa., S.Kp., M.Ng.,Ph.D dr. Agus Shuarsedana, Sp.An
NIDN. 0823067802 NIR. 17131

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Literature Review yang berjudul
“Gambaran Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan Pasien
Pra Anestesi pada Operasi Sectio Caesarea dengan Spinal Anestesi”.
Dalam penyusunan Literature Review ini, penulis banyak mendapat
bimbingan, pengarahan dan bantuan dari semua pihak sehingga Literature Review
ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D. selaku Rektor
Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali yang telah memberikan ijin dan
kesempatan kepada penulis menyelesaikan Literature Review ini.

2. Ibu Ida Ayu Lysandari, SE.,MM selaku Sekretaris Rektor Institut


Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan izin dan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan Literature Review ini.

3. Bapak Ns. I Ketut Alit Adianta, S.Kep., MNS selaku Wakil Rektor
(Warek) II sekaligus pembimbing I yang telah banyak memberikan
bimbingan dalam menyelesaikan Literature Review ini.

4. Bapak Ns. I Kadek Nuryanto, S.Kep., MNS selaku Dekan Fakultas


Kesehatan yang memberikan dukungan kepada penulis.

5. Bapak dr. Gede Agus Shuarsedana, Sp.An selaku Ketua Program Studi D
IV Keperawatan Anestesiologi yang memberikan dukungan moral kepada
penulis.

6. Ibu Ns. Ni Kadek Sutini, S.Kep., M.Kes selaku pembimbing II yang telah
banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan Literature Review
ini.

vi
7. Ibu Ni Made Nurtini, S.Si.T., M.Kes. dan bapak I Gede Galang Surya
Pradnyana, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing akademik yang memberikan
dukungan moral kepada penulis.
8. Seluruh keluarga terutama Ibu, Bapak dan Kakak yang banyak
memberikan dukungan serta dorongan moral dan materiil hingga
selesainya Literature Review ini.
9. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu penyusunan Literature Review ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan Literature Review ini masih belum


sempurna, untuk itu dengan hati terbuka, penulis menerima kritik dan saran yang
sifatnya konstruktif untuk kesempurnaan Literature Review ini.

Denpasar, … 2021
Penulis

vii
Gambaran Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan
Pasien Pra Anestesi Pada Operasi Sectio Caesarea Dengan Spinal Anestesi
Literature Review

I Nengah Yogi Suriawan


Fakultas Kesehatan
Program Studi DIV Keperawatan Anestesiologi
Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali
Email : yoghisuriawan12@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Kecemasan sering dialami oleh ibu hamil yang akan dilakukan
operasi section caesarea. Tentu ada beberapa faktor yang berhubungan dengan
kecemasan yang dialami oleh pasien. Faktor penyebab kecemasan yang dialami
oleh pasien sifatnya bervariatif pada setiap individu. Kecemasan yang
berkelanjutan dapat mengakibatkan penundaan operasi bahkan dapat menyebakan
pendarahan saat operasi. Tujuan dari literature ini untuk mendapatkan gambaran
tingkat kecemasan, faktor-faktor yang berhubungan dengen kecemasan, dan
prosedur anastesi sebagai salah satu faktor kecemasan pasien pra anestesi pada
operasi sectio caesarea dengan spinal anestesi.
Metode : Literature review dimulai dengan melakukan searching journal article
publikasi dengan ketentuan berlaku batasan publikasi 2015-2020, menggunakan
kata kunci “kecemasan pre operasi/section caesarea dan caesarean
section/preoperative anxiety” melalui database Google Scholar dan PubMed.
Kriteria inklusi dalam literature ini menggunakan artikel publikasi penelitian asli,
artikel disajikan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, adanya full text dan
artikel relevan dengan tujuan literature review.
Hasil : Dari studi literature yang dilakukan memperoleh hasil 21 artikel terkait,
namun hanya tujuh artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Ketujuh artikel
menggunakan design cross sectional. Dari ketujuh artikel mendapatkan hasil
bahwa presentase tingkat kecemasan pre operasi section caesarea masih tinggi
dengan rentang 5% sampai 80%. Faktor yang berhubugan dengan kecemasan
meliputi umur, tingkat pengetahuan, status paritas, komplikasi persalinan,
dukungan keluarga. Prosedur anestesi juga menjadi salah satu faktor yang
berhubungan dengan kecemasan.
Kesimpulan : Tingkat kecemasan pre operasi masih tinggi terjadi, faktor yang
berhubungan meliputi umur, tingkat pengetahuan, status paritas, komplikasi
persalinan, dukungan keluarga, dan prosedur anastesi.

Kata Kunci : Kecemasan Pre Operasi/Section Caesarea, Caesarean


Section/Preoperative Anxiety

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN..........................................................................................i


HALAMAN SAMPUL DENGAN SPESIFIKASI............................................................ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN LITERATURE REVIEW.........................iv
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN....................................................................v
KATA PENGANTAR........................................................................................................vi
ABSTRAK.........................................................................................................................viii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL...............................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN..................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Tujuan...............................................................................................................6
C. Manfaat Penelitian............................................................................................6
D. Sistematika Penulisan.......................................................................................7
BAB II METODE................................................................................................................8
A. Teknik Pencarian Artikel..................................................................................8
B. CRITICAL APRAISAL.................................................................................12
BAB III SINTESIS TABEL..............................................................................................16
A. Sintesis Tabel Artikel – Artikel Penelitian.....................................................16
B. Ringkasan Sintesis Tabel................................................................................36
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................................40
A. Hasil Studi Literature Review Sesuai Tujuan Penelitian...............................44
BAB V KESIMPULAN.....................................................................................................53
A. Kesimpulan.....................................................................................................53
B. Implikasi.........................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................57

ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Skema Proses Pencarian Artikel........................................................11

x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Summary Axis Cross sectional Study ..........................................................12
Tabel 3.1 Sintesis Tabel Artikel Penelitian .................................................................16

xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Jadwal
Penelitian…………………………………………………...59
Lampiran 2. Lembar Pernyataan Abstract Translation…………………………...60

xii
DAFTAR SINGKATAN

WHO : Word Health Organization


SC : sectio caesarea
Rikesdas : Riset Kesehatan Dasar

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada


kehamilan pada cukup bulan lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
disertai dengan keluarnya plasenta serta selaput lainnya yang berlangsung 18 jam
tanpa komplikasi (Utami, 2016). Persalinan bisa saja dilakukan secara normal
namun tidak jarang proses persalinan mengalami hambatan sehingga harus
dilakukan melalui operasi atau pembedahan sectio caesarea (SC).
World Health Organization (WHO) tahun 2015 menetapkan bahwa standar
rata-rata pembedahan SC di sebuah negara adalah 5-15 % per 1000 kelahiran di
dunia. Tingkat kelahiran SC di beberapa negara di dunia dalam beberapa tahun
terakhir dilaporkan melebihi standar rata-rata pembedahan SC yang ditetapkan.
Meksiko melaporkan secara keseluruhan proses persalinan SC meningkat sebesar
1,6 poin persentase (dari 43,9% menjadi 45,5% dari tahun 2008-2017). Tingkat
persalinan SC secara keseluruhan dilaporkan sangat bervariasi menurut negara
bagian dan sektor swasta melaporkan SC lebih besar mulai dari 61% hingga 92%
(WHO, 2018).
Indonesia melaporkan tingkat persalinan secara SC sebanyak 4.834
tindakan bedah SC pada sepanjang tahun 2015-2018, tindakan ini dipengaruhi
oleh status ekonomi, pendidikan dan latar belakang wilayah tempat tinggal
(WHO, 2018). Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) melaporkan bahwa persalinan
melalui pembedahan SC di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan
sejumlah 9,8 % pada tahun 2013 menjadi 17,6 % pada tahun 2018. Proporsi
pembedahan SC tertinggi pada tahun 2013 dilaporkan terjadi di DKI Jakarta (19,9
%), dan terendah dilaporkan di Sulawesi Tenggara (3,3%). Pada tahun 2018
proporsi SC tertinggi tetap dilaporkan terjadi di wilayah DKI Jakarta (31,3%)
dan terendah di Papua (6,7%).

1
Hal senada dilaporkan di Provinsi Bali bahwa proses melahirkan dengan
pembedahan SC mengalami peningkatan sejumlah 17,3% pada tahun 2013
menjadi 30,2% pada tahun 2018. Kondisi ini menyebabkan Bali berapa pada
urutan ke-3 nasional sebagai provinsi yang melaporkan proses persalinan
dilakukan melalui pembedahan SC (Rikesdas, 2013; Rikesdas 2018).
Pada tahun 2016 kelahiran dengan pembedahan SC di Provinsi Bali
dilaporkan melebihi proses persalinan normal pertahunnya. Angka kelahiran
melalui bedah SC dilaporkan mencapai 9.105 kasus dari proses persalinan 12.860
kasus (Bona, 2016). Data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Dinas Kesehatan
Provinsi Bali menunjukkan total persalinan pada tahun 2015 sebanyak 21.965,
dan sekitar 58,5 % persalinan dengan cara SC. Kasus dengan proses persalinan SC
paling banyak dilaporkan di kota Denpasar yaitu mencapai 4.915 kasus, kemudian
disusul oleh kabupaten Gianyar yaitu 2.567 kasus, Tabanan 1.061 kasus, Badung
1.045 kasus, Buleleng 967 kasus, Klungkung 631 kasus, Jembrana 616 kasus,
Bangli 592 kasus, dan yang di Karangasem sejumlah 513 kasus.
Hal senada dilaporkan oleh Ruang OK RSUD Wangaya yang menyatakan
bahwa terjadi peningkatan persalinan dengan pembedahan SC dari tahun 2014
sampai tahun 2019. Pada tahun 2014 jumlah persalinan dengan SC sejumlah 622
kasus, 629 kasuspada tahun 2015, 651 kasus pada tahun 2016, 705 kasus pada
tahun 2017, dan 765 kasus pada tahun 2018. Dari tahun 2014 sampai 2018 total
ibu yang melakukan persalinan dengan SC yaitu 33.72 kasus (Rekam Medis
RSUD Wangaya, 2019).
Cemas atau ansietas merupakan salah satu masalah yang sering dialami
oleh ibu hamil yang akan menjalani pembedahan SC. Cemas sendiri merupakan
suatu perasaan subjektif yang dirasakan seseorang yang membuat
ketidaknyamanan, yang berhubungan dengan perasaan tidak mampu menghadapi
sesuatu dan hal ini dapat mempengaruhi fungsi secara fisik dan psikologi
(Oxyandi et al., 2018).

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Hartati di Instalasi Bedah Sentral


RSUD Sleman pada tahun 2018 dengan melakukan wawancara pada 15 responden

2
pre operasi SC, hasil penelitian menunjukkan bahwa semua responden dalam
penelitian mengalami kecemasan. Sebagain besar responden mengeluh tidak bisa
tidur beberapa hari sebelum operasi. Kesulitan tidur muncul karena rasa deg-
degan atau was-was dan cemas bila terjadi sesuatu dengan bayi dan dirinya
sendiri. Sebagian besar responden menyatakan bahwa rasa cemas muncul
beberapa hari sebelum tindakan pembedahan dilakukan sehingga mengalami
kesulitan tidur dan peningkatan frekuensi perkemihan. Kecemasan ibu hamil juga
muncul karena melihat ruang operasi, kerumunan orang berbaju hijau,
membayangkan alat-alat operasi, memikirkan waktu operasi. Kecemasan ibu
hamil dilaporkan meningkat sejak diberangkatkan dari bangsal dan masuk ruang
operasi.

Beberapa studi menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi


kecemasan dalam menghadapi persalinan Sectio Caesarea diantaranya tingkat
pengetahuan, pendidikan, dukungan suami, ekonomi dan psikologi (Yanti et al,
2015). Stress psikologis muncul berupa kecemasan, ketakutan dan ketegangan, hal
tersebut umum ditemukan pada periode preoperatif. Beberapa faktor lainnya juga
dilaporkan seperti usia, jenis kelamin, pengalaman operasi, prosedur anestesi dan
bagaimana pasien menghadapi keadaan stress sangat berpengaruh dalam
menentukan tingkatan kecemasan pada pasien (Haiyan, 2017; Jawaid et al., 2007).

Respon psikologis yang terjadi akibat kecemasan memerlukan dukungan


mental dari keluarga guna meningkatkan semangat hidup pasien. Dukungan
keluarga penting sebagai srategi preventif dalam menurunkan kecemasan pre
operasi. Terdapat dukungan penilaian dalam dukungan keluarga. Untuk
memahami keinginan pasien, keluarga dapat memberikan ekspresi pengharapan
positif, dukungan instrumental, bantuan finansial, dukungan informasional dan
dukungan emosional (Nurwulan, 2017).

Dalam beberapa tahun terakhir beberapa hasil studi melaporkan bahwa


kegagalan dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan anestesi juga
dilaporkan sebagai salah satu pemicu terjadinya kecemasan preoperative. Salah

3
satu kegagalan pemberian informasi dapat berupa kekurangan ataupun kelebihan
dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan anestesi. Kekurangan
informasi membuat pasien bertanya-tanya akan apa yang terjadi saat prosedur
anestesi berlangsung dan kelebihan informasi yang berupa hal-hal yang
sebenarnya tidak ingin diketahui oleh pasien seperti komplikasi berbahaya dari
anestesi juga bisa memicu kecemasan pasien. (Ebrahim, 2020; Madarshahian,
2015; Onyeka, 2011).

Burkle (2012) menemukan bahwa sebanyak 21% dari 500 pasien di


Amerika setuju bahwa rasa cemas mereka dipicu oleh diskusi mengenai risiko-
risiko yang mungkin terjadi saat prosedur anestesi dan 6% dari 500 pasien setuju
bahwa diskusi mengenai hal tersebut seharusnya tidak dilakukan karena pasien
tidak bisa menerima kompleksitas dari informasi yang diberikan. Namun sebuah
studi di Iran yang dilakukan oleh Ebrahin pada tahun 2020 terhadap 300
responden untuk mengalisis rasa ingin tahu pasien terhadap informasi mengenai
anestesi sebagai upaya mengurangi kelebihan ataupun kekurangan informasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasa ingin tahu pasien cenderung tinggi
terhadap waktu makan dan minum setelah operasi (96,4%) dan cenderung rendah
terhadap obat-obatan anestesi, jarum yang digunakan serta cairan-cairan yang
akan masuk ke tubuh pasien (72,7%).

Beberapa hasil studi melaporkan bahwa prosedur anastesi merupakan


salah satu penyebab dari kecemasan pasien preoperasi (Onyeka, 2011; Ebrahim,
2020). Kecemasan preoperatif sering dihubungkan dengan prosedur anestesi,
sehingga ahli anestesi adalah orang yang paling tepat untuk mengurangi
kecemasan pada pasien dengan cara melakukan komunikasi dengan pasien yang
efektif yang dilakukan pada saat kunjungan pre-anestesi (Jadin et al., 2017).

Kunjungan pre-anestesi merupakan salah satu faktor yang penting untuk


mengurangi kecemasan pada pasien Christine (2019). Tindakan pre anestesi
merupakan langkah lanjut dari hasil evaluasi preoperasi untuk mempersiapkan
kondisi pasien, baik psikis maupun fisik pasien agar pasien siap dan optimal untuk

4
menjalani prosedur anestesi dan diagnostik atau pembedahan yang akan
direncanakan (Mangku, 2010).

Anestesi yang bisa dilakukan pada tindakan operasi sectio caesarea adalah
dengan general anestesi dan regional anestesi. Pilihan anestesi tergantung dari
banyak faktor, termasuk indikasi untuk operasi, urgency, pengalaman dokter dan
pasien, serta ketrampilan dari dokter anestesi. Teknik regional anestesi bisa
dilakukan melalui blok spinal/Subarakhnoid dan blok epidural (Morgan, 2013).

Pembedahan dengan tindakan spinal anestesi dapat mendatangkan


ancaman tehadap tubuh, integritas dan jiwa seseorang, selain itu operasi
menimbulkan kecemasan yang menghambat dalam tugas dan kehidupan sehari-
hari pasien dan menimbulkan berbagai gangguan, beberapa gangguan tersebut
(takut nyeri, takut terjadinya perubahan fisik, menjadi buruk rupa atau tidak
berfungsi normal (body image), takut peralatan pembedahan dan petugas, takut
tidak sadar lagi setelah dibius dan takut operasi gagal merupakan respon
kecemasan pasien terhadap operasi atau pembedahan (Artini, 2015).

Tingginya ansietas ibu hamil yang akan melakukan proses persalinan


dengan pembedahan SC, banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya
rasa ansietas salah satunya prosedur anastesi. Beberapa penelitian menemukan
bahwa pemberian informasi tentang prosedur anestesi atau pembedahan pre
operasi dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien. Penelitian lainnya
menemukan hasil yang berbanding terbalik, semakin tinggi tingkat pengetahuan
pasien yang diberikan informasi tentang prosedur anestesi atau pembedahan pre
operasi akan meningkatkan kecemasan pasien, maka peneliti tertarik untuk
melakukan studi literature review tentang gambaran faktor-faktor yang
berhubungan dengan tingkat kecemasan pasien pra anestesi pada operasi sectio
caesarea dengan spinal anestesi. Literature review ini akan mengkompilasikan
hasil penelitian-penelitian terkait, menguraikan teori, temuan dan bahan penelitian
lain yang ditemukan dalam artikel-artikel penelitian.

5
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mendapatkan gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan
kecemasan pasien pra anestesi pada operasi sectio caesarea dengan spinal
anestesi.
2. Tujuan khusus

a. Untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan pasien pre operasi section


caesarea.

b. Untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan kecemasan pasien


pra anestesi pada operasi section caesarea.
c. Untuk mengidentifikasi prosedur anastesi sebagai faktor yang berhubungan
dengan kecemasan pasien pra anestesi pada operasi section caesarea.

C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil akhir dari Literature review ini diharapkan mampu memberikan
informasi serta tambahan pengetahuan terutaman tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan kecemasan pasien pra anestesi pada operasi sectio
caesarea dengan spinal anestesi. Hasil penelitian ini juga diharapkan mampu
mendukung teori yang sudah ada atau sebaliknya hasil penelitian ini dapat
membantah dan menghasilkan teori baru dari hasil mengompilasi beberapa
jurnal terkait faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pasien
pre operasi sectio caesarea dengan spinal anestesi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Praktik Keperawatan
Literature review ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan bagi penata mengenai asuhan keperawatan anestesi kepada
pasien pra anestesi pada operasi section caesarea dengan spinal anstesi.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya

6
Literature review ini diharapkan dapat menjadi refrensi untuk diteliti lebih
lanjut bagi peneliti selanjutnya untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kecemasan pasien pra anestesi pada operasi section
caesarea dengan spinal anestesi.
c. Bagi Rumah Sakit
Literature review ini dapat digunakan sebagai inovasi dan solusi baru
dalam menangani atau mencegah kecemasan pasien pra anestesi pada
operasi sectio caesarea dengan spinal anestesi.

D. Sistematika Penulisan
Dalam Literature review penelitian ini terdiri dari 5 bab yang setiap
babnya memiliki pokok bahasan yang berbeda. BAB I menjelaskan mengenai
latar belakang, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan. BAB II menjelaskan
mengenai tahap-tahap pencarian artikel seperti teknik pencarian serta seleksi
artikel sesuai dengan judul, seleksi artiket sesui dengan tujuan literature review
dan daftar judul artiket yang telah dipilih. Setelah teknik pencarian artikel selesai
selanjutnya melakukan critical appraisal pada setiap artikel dengan list critical
appraisal terlampir. BAB III menjelaskan mengenai artikel-artikel yang telah
terpilih dengan menampilkan sintesis tabel. BAB IV merupakan bab pembahasan
dari Literature review ini yang akan membahas tentang proses pencarian artikel
sampai dengan critical appraisal, hasil penelitian yang diperoleh, perbandingan
antara satu artikel dengan yang lainnya, termasuk kritik terkait artikel-artikel
berdasarkan hasil penelitian/ survey, teori (grand atau middle range theory),
literature, atau konsep-konsep ilmu pengetahuan. BAB V menjelaskan tentang
kesimpulan dari literature review ini serta implikasi ke tatanan nyata dari seluruh
artikel yang telah direview serta dapat menjelaskan implikasi pada tatanan nyata
menggunakan kriteria FINER yaitu Feasible (F), Interesting (I), Novelty (N),
Ethical (E), Relevant (R).
.

7
BAB II
METODE

A. Teknik Pencarian Artikel


Adapun tahap-tahapan yang penulis lakukan dalam pencarian artikel yaitu:
1. Tahap 1: Formulasi proses pencarian artikel yang sesuai pertanyaan literature
review

Pada tahap ini yang dilakukan yaitu memasukkan kata kunci sesuai tema yang
akan digunakan, setelah itu lakukan pembatasan tahun, untuk menjaga
keterbaruan penulisan berdasarkan hasil penelitian terbaru. Kata kunci yang
digunakan yaitu “kecemasan pre operasi/section caesarea dan caesarean
section/preoperative anxiety” dengan batasan tahun terbit lima tahun antara
2015-2020, atrikel disajikan dalam full text dan artikel relevan dengan tujuan
literature review. Database yang penulis gunakan adalah Google Scholar (GS)
dan PubMed.

a. Database yang digunakan yaitu Google Scholar dan PubMed

b. Kata kunci yang digunakan untuk mencari artikel yaitu “kecemasan pre
operasi/section caesarea dan caesarean section/preoperative anxiety”

c. Batasan-batasan pencarian artikel yang direview yaitu

1) Tahun terbit maksimal 5 tahun terakhir

2) Artikel full text

3) Sesuai topik yaitu tentang tingkat kecemasan pasien pre operasi


section caesarea, faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan
pasien pra anestesi pada operasi section caesarea, prosedur anastesi
sebagai faktor yang berhubungan dengan kecemasan pasien pra
anestesi pada operasi section caesarea.

2. Tahap 2 : Seleksi berdasarkan kesesuaian judul artikel.

8
Menurut Marbawi & Salim (2019), pada tahap ini dilakukan pencarian dan
ekstrasi data agar dapat mengkategorikan item-item data dan hasilnya, Pada
tahap ini peneliti mulai mencari artikel pada database google scholar dengan
tentang terbit 5 tahun antara 2015-2020 dan dilakukan seleksi berdasarkan
kesesuain judul artikel dengan pertanyaan literature review. Peneliti
menemukan 21 artikel yang sesuai dengan kata kunci literature review ini.
Kemudian peneliti mulai membaca satu persatu dan mulai melakukan
penyesuaian terhadap pertanyaan penelitian dan ditemukan 10 artikel dengan
judul yang berkaitan dengan topik yang dibahas, kemudian peneliti mencatat
judul judul artikel yang sesuai dengan pertanyaan penelitian.

3. Tahap 3: Seleksi berdasarkan judul dan abstrak serta kesesuaian dengan tujuan
literature review.

Menurut Siswanto (2010) pada tahap ini penulis melakukan seleksi lanjutan
yang relevan sesuai dengan pertanyaan literature review, pada tahap ini
terdapat juga batasan yang telah ditentukan seperti judul, terdapat full text dan
artikel relevan dengan tujuan literature review. Dari proses seleksi ini peneliti
mendapatkan 7 artikel yang sesuai dengan tujuan literature review.

4. Tahap 4: Daftar judul artikel yang terpilih.


Pada tahap ini peneliti melakukan pemilihan artikel yang sesuai dan akan
digunakan dalam pembuatan literarture review, pemilihan ini harus berkualitas
dengan melakukan seleksi dengan kriterian inklusi dan ekslusi terhadap penelitian
yang akan dimasukkan dalam literature review berdasarkan kualitas dan tujuan
peneliti (Siswanto, 2010). Dalam literature ini peneliti menggunakan 7 artikel
yang telah sesuai dengan batasan – batasan yang telah ditentukan sebelumnya.
Adapun judul dari ketujuh artikel tersebut antara lain:
a. Preoperative anxiety in patients selecting either general or regional
anesthesia for elective cesarean section

b. The Relationship Between The Knowledge Of Pregnant Women About Sectio


Caesarea And Anxiety In Pre Operative Patients In The Ikr Room On
Hospital Dr. M. Ashari Pemalang District

9
c. Relationship Of Parity Status With Anxiety Mother’s Pre Operation, Sectio
Caesarea In Muhammadiyah Palembang Hospital In 2017 (Hubungan Status
Paritas Dengan Kecemasan Ibu Pre Operasi Sectio Caesarea Di Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang Tahun 2017)

d. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kecemasan Ibu menghadapi Persalinan


Sectio Caesarea (SC) Di RSUD R.A. Basoeni Kab. Mojokerto.

e. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kecemasan Pre Operasi pada Pasien


Sectio Caesarea Di Ruang Instalasi Bedah Sentral RSUD Kanjuruhan
Kepanjen Kabupaten Malang.

f. Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi


Sectio Caesarea di Rumkit Tk Iv 02.0.01 Zainul Arifin Kota Bengkulu

g. Hubungan Tingkat Kecemasan dan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang


Antenatal Care Saat Pandemi Covid-19

10
Berikut adalah gambar/skema proses pencarian artikel:

Gambar 2.1. Skema Proses Pencarian Artikel Gambaran Faktor-Faktor yang


Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pra Anestesi pada Operasi
Sectio Caesarea dengan Spinal Anestesi

11
B. CRITICAL APRAISAL
CASP (Critical Aprraisal Skills Programe) yang digunakan untuk
mengkritik artikel yang terpilih adalah Summary Axis Cross Sectional Study.
CASP ini terpilih karena sangat sesuai dengan jenis studi artikel yang akan di
review menggunakan pendekatan Cross Sectional. Dengan List CASP Axis Cross
Sectional Study terlampir.
Table 2.1 Summary Axis Cross Sectional Study

Pertanyaan Artikel Penelitian


1 2 3 4 5 6 7
Latar Belakang
1. Apakah tujuan dari penelitian √ √ √ √ √ √ √
sudah jelas?
Metodelogi
2. Apakah desain penelitian √ √ √ √ √ √ √
sesuai dengan tujuan?
3. Apakah jumlah sampel sudah √ √ √ √ √ √ √
benar?
4. Apakah target populasi √ √ √ √ √ √ √
didefinisikan dengan jelas?
(apakah jelas siapa yang akan
menjadi target penelitian?)
5. Apakah kerangka sampel √ √ √ √ √ √ √
diambil dari basis populasi
yang tepat sehingga mewakili
populasi target/ referensi yang
sedang diselidiki?
6. Apakah proses seleksi √ √ √ √ √ √ √
cenderung memilih subyek /
peserta yang mewakili populasi
target / referensi yang sedang
diselidiki?
7. Apakah ada tindakan yang - - - - - - -
dilakukan untuk menangani
dan mengkategorikan bukan
responden?
8. Apakah faktor risiko dan √ √ √ √ √ √ √
variabel yang diukur sudah
sesuai dengan tujuan

12
penelitian?
9. Apakah faktor risiko dan √ √ √ √ √ √ √
variabel yang diukur sudah
menggunakan instrument/ alat
ukur yang benar yang sudah
diuji coba, sudah melalui study
pendahuluan atau
dipublikasikan sebelumnya?
10. Apakah jelas apa yang √ √ √ √ √ √ √
digunakan untuk menentukan
signifikansi statistik dan / atau
perkiraan presisi? (mis. p-
values,
confidence interval)
11. Apakah metode penelitian - - - - - - -
(termasuk metode statistic)
cukup dijelaskan pada
kemungkinan
untuk dilakukan ulang?
Hasil Penelitian

12. Apakah data dasar sudah √ √ √ √ √ √ √


dijelaskan dengan baik?
13. Apakah tingkat respons - - - - - - -
menimbulkan kekhawatiran
tentang bias non-respons?
14. Jika sesuai, apakah informasi - - - - - - -
tentang yang bukan responden
dijelaskan?
15. Apakah hasil penelitian √ √ √ √ √ √ √
konsisten secara internal?

16. Apakah hasil penelitian yang √ √ √ √ √ √ √


disajikan untuk semua analisis
dijelaskan dalam metode
penelitian?

Pembahasan Penelitian
17. Apakah pembahasan penulis √ √ √ √ √ √ √
dan kesimpulan sudah sesuai
dengan hasil penelitian?
18. Apakah keterbatasan - - - - - - -
penelitian telah dibahas?

Lainnya

13
19. Apakah ada sumber - - - - - - -
pendanaan atau konflik
kepentingan yang bisa
mempengaruhi interpretasi
peneliti terhadap hasil
penelitian?
20. Apakah persetujuan etik dan - - - - - - -
persetujuan partisipan
tercapai?

14
BAB III
SINTESIS TABEL

A. Sintesis Tabel Artikel – Artikel Penelitian

Pada tahap ini peneliti mengekstrak hasil penelitian dari kelima artikel yang sudah di review. Sintesis table ini
terdiri dari judul artikel, nama penulis, tahun terbit, tujuan,design penelitian, metode penelitian, hasil hingga kritik
berdasarkan CASP maupun krikitan berdasarkan pada artikel itu sendiri.

Table 3.1 Sintesis Table Terkait Artikel-Artikel Penelitian

No Penulis / Tujuan Metode Peneltian Hasil Kritik


Tahun Penelitian
1. Maheshwar Tujuan utama a. Desain Penelitian: Cross a. Hasil utama sesuai a. Berdasarkan CASP
i, D. & adalah untuk Sectional study. dengan tujuan 1) Dalam penelitian ini
Ismail, S. mengukur b. Tempat dan waktu Hasil studi ini menunjukkan tindakan yang
(2015) frekuensi pengumpulan data: tingkat kecemasan yang dilakukan untuk
kecemasan pra dilakukan di bangsal tinggi secara keseluruhan menangani dan
operasi pada kebidanan Rumah Sakit pada pasien yang mengkategorikan
pasien yang Universitas Aga Khan, dari dijadwalkan untuk SC bukan-responden tidak
menjalani operasi 01 April 2011 hingga 31 elektif, karena 72,2% dibahas.
caesar elektif (SC) Mei 2011. pasien memiliki aVAS ≥50. 2) Peneliti tidak
dan dampaknya c. Populasi: Yang termasuk Tingkat kecemasan secara menjelaskan

16
pada keputusan dalam penelitian ini adalah keseluruhan diamati pada sumber pendanaan
pasien mengenai pasien wanita American 72,7% (112/154) pasien. atau konflik
pilihan anestesi. Society of Anesthesiologists Sebuah hubungan yang kepentingan yang
I dan II (usia antara 18 dan signifikan secara statistik bisa mempengaruhi
45 tahun). dengan kecemasan pra interpretasi.
d. Sample : operasi (VAS ≥ 50) diamati 3) Peneliti tidak
1) Besar Sampel: dengan faktor-faktor seperti menjelaskan
154 pasien usia <25 tahun, wanita yang persetujuan etik dan
2) Teknik sampling: bekerja, nulli dan persetujuan
- primipara, tidak ada partisipan tercapai
3) Kriteria Inklusi: pasien pengalaman anestesi atau tidak.
menjalani SC elektif yang sebelumnya, memiliki
mampu membuat pengalaman anestesi b. Dilihat dari
keputusan sendiri untuk sebelumnya. Pada analisis keterbatasan
memilih GA atau RA. lebih lanjut, ditemukan penelitian
Eksklusi: pasien yang bahwa pasien yang cemas 1) Peneliti tidak
tidak mau berpartisipasi memiliki hubungan yang menjelaskan
dalam penelitian, dengan signifikan secara statistik karakterisik dari
penyakit kejiwaan yang ( p < 0,05) dengan faktor- responden.
diketahui, riwayat minum faktor seperti nulli dan
obat antianxiety atau primipara, memiliki
antidepresan, hambatan anestesi sebelumnya
bahasa, memiliki dengan GA dan
kontraindikasi absolut atau mendapatkan informasi dari
relatif untuk GA atau RA, nonanesthetists. Kecemasan
riwayat obstetrik yang adalah salah satu alasan
buruk, kehamilan yang untuk menolak RA pada
rumit atau memiliki populasi pasien kami, oleh

17
anomaly janin bawaan. karena itu tindakan khusus
e. Metode pengumpulan data untuk mengurangi
yang digunakan adalah kecemasan pada pasien ini
tingkat kecemasan diukur dapat membantu kami
dengan skala analog visual dalam mencapai target
untuk kecemasan (skala internasional untuk RA
VAS). pada pasien SC. Disarankan
f. Instrument yang bahwa setiap pasien yang
digunakan: skala analog datang untuk SC elektif
visual untuk kecemasan harus dinilai untuk
(skala VAS). mengetahui adanya
g. Jenis analisa data/metode kecemasan dalam penilaian
statistic yang digunakan: rutin anestesi pra operasi
analisis statistic dilakukan dan pasien yang ditemukan
dengan menggunakan memiliki tingkat kecemasan
Paket Statistik untuk Ilmu yang tinggi harus
Sosial versi 19 (SPSS Inc., dijadwalkan untuk sesi
Chicago, IL, USA). konseling tambahan dari
ahli anestesi. Tindakan ini
membantu mengurangi
tingkat kecemasan dan
membantu dalam membuat
keputusan rasional
mengenai pilihan teknik
anestesi mereka.

b. Hasil – hasil terkait


dengan yang diteliti

18
Penelitian ini telah
menunjukkan hubungan
antara kecemasan pra
operasi dan pemilihan GA,
karena tingkat kecemasan
yang tinggi ditemukan pada
pasien yang memilih GA
dibandingkan dengan
mereka yang memilih RA
( p < 0,05). Penelitian
sebelumnya telah
menunjukkan bahwa pasien
yang tidak mampu
mengatasi tantangan
tambahan untuk terjaga
selama operasi meminta
GA.

c. Rekomendasi penelitian
-
2. Indriono, A. Tujuan utama dari a. Desain penelitian: Cross a. Hasil utama sesuai dengan a. Berdasarkan CASP
& Kumaedi, penelitian ini Sectional. tujuan: 1) Penelitian ini juga
(2019) adalah untuk b. Tempat dan waktu Hasil penelitian ini yaitu tidak ada tindakan
mengetahui pengumpulan data: kecemasan pasien pre yang dilakukan.
hubungan tingkat Ruang IKR (Instalasi operasi sectio caesarea yang 2) Dalam penelitian ini
pengetahuan Kesehatan Reproduksi) paling banyak mempunyai peneliti kurang
tentang prosedur RSUD Dr. M. Ashari kecemasan ringan yaitu lengkap
operasi dengan Kabupaten Pemalang bulan sebanyak 22 orang (73,4%). membahasan

19
kecemasan pada Agustus – Oktober 2018. Hasil penelitian menunjukan keterbatasan dari
pasien pre operasi c. Poluplasi: Sampel pada sebagian besar responden penelitiannya.
sectio caesarea di penelitian ini diambil dari mempunyai pengetahuan 3) Peneliti tidak
Ruang IKR RSUD seluruh pasien yang akan yang cukup tentang section menjelaskan sumber
Dr. M. Ashari menjalani persalinan dengan caesarea sebesar 73,3% dan pendanaan atau
Kabupaten prosedur operasi sectio hanya 3,3% saja yang konflik kepentingan
Pemalang caesarea di Ruang IKR mengalami tingkat yang dapat
RSUD Dr. M. Ashari kecemasan berat. Hasil uji mempengaruhi
Kabupaten Pemalang. chi-square diperoleh p value interpretasi
d. Sampel : 0,825 > 0,05 sehingga H0 penelitian terhadap
1) Besar sampel: diterima, artinya bahwa hasil penelitian.
sebanyak 30 tidak ada hubungan yang
responden. signifikan antara tingkat b. Dilihat dari
2) Teknik sampling: pengetahuan ibu hamil keterbatasan
accidental sampling. tentang sectio caesarea penelitian
3) Kriteria inklusi dan
dengan tingkat kecemasan 1) Peneliti tidak
eksklusi: -
pada pasien pre operasi di menjelaskan tentang
e. Metode pengumpulan
ruang IKR RSUD Dr. M. kriteria inklusi
tidak dijelaskan.
Ashari Kabupaten dalam penentuan
f. Instrument yang digunakan:
Pemalang. sampel.
-
2) Peneliti tidak
g. Jenis analisa data/metode
b.Hasil – hasil terkait menjelaskan
statistic yang digunakan:
dengan yang diteliti : karakteristik
analisis korelasi chi-square 1) Berdasarkan hasil responden.
penelitian diketahui bahwa 3) peneliti tidak
sebagian besar responden mencantumkan
berusia antara 21 – 35 saran untuk peneliti
tahun yaitu sebanyak 23 selanjutnya
orang (76,7%) dan 7 orang
20
berusia ≥ 36 tahun ( 23,3
%).
2) Berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa
mayoritas responden
berpendidikan SMA dan
Sarjana sebanyak 27 orang
(90 %).
3) Berdasarkan hasil
penelitian diketahui
bahwa pengetahuan
responden tentang sectio
caesarea terbanyak adalah
baik yaitu sebanyak 16
orang (53,4%).

c. Rekomendasi
penelitian
Bagi peneliti lain diharapkan
meneliti variabel lain yang
belum diteliti, misalnya
umur, pendidikan, sikap,
pengalaman, lingkungan,
fasilitas kesehatan dengan
sampel yang lebih banyak
atau dengan metode
penelitian yang berbeda,
sehingga penelitian lain

21
dapat menjelaskan hasil
penelitian yang lebih luas
dan dapat melengkapi hasil
penelitian yang dilakukan
saat ini.
3. Jaya, H. & Tujuan dari a. Desain penelitian: a. Hasil utama sesuai dengan a. Berdasarkan CASP
Syokumawe penelitian ini desktiftif analitik dengan tujuan 1) Penelitian ini tidak
na, (2017) untuk mengetahui menggunakan rancangan Hasil penelitian menunjukkan ada tindakan yang
hubungan status Cross Sectional. bahwa mayoritas responden dilakukan.
paritas dengan b. Tempat dan waktu mengalami cemas ringan yaitu 2) Peneliti tidak
kecemasan pada pengumpulan data: sebesar 45 responden (77,0%). menjelaskan
Dari hasil anlisis statistik informasi tentang
ibu pre operasi Penelitian ini akan
hubungan status paritas dengan
Sectio Caesarea di dilaksanakan di bangsal yang bukan
kecemasan ibu pre operasi
Rumah Sakit Kebidanan Rumah Sakit sectio caesarea di Rumah Sakit responden.
Muhammadiyah Muhammadiyah Muhammadiyah Palembang 3) Peneliti tidak
Palembang Palembang pada bulan didapatkan hasil hamil kedua menjelaskan sumber
September-Oktober 2017. atau lebih mayoritas dengan pendanaan atau
c. Populasi: Populasi dalam kecemasan ringan yaitu konflik kepentingan
penelitian ini adalah sebanyak 38 responden yang bisa
seluruh ibu yang akan (84,4%) dan hamil pertama mempengaruhi
menghadapi persalinan di dengan kecemasan berat yaitu interpretasi peneliti
Rumah Sakit sebanyak 10 responden terhapdap hasil
(66,7%). Berdasarkan uji penelitian.
Muhmmadiyah
statistic dengan analisis
Palembang. 4) Peneliti tidak
menggunakan uji chi square
d. Sampel: dengan 60 responden diperoleh menjelaskan
1) Besar sampel: 60 sample. nilai p value = 0,000 < 0,05 , persetujuan etik dan
2) Teknik sampling: sehingga H0 di tolak , berarti persetujuan partisipan
purposive sampling. ada hubungan status paritas tercapai atau tidak

22
e. Kriteria inklusi: dengan kecemasan ibu pre b. Dilihat dari
1) Bersedia menjadi operasi section caesarea di RS keterbatasan
responden. Muhammadiyah Palembang. penelitian
2) Bisa membaca dan 1) Peneliti tidak
menulis. b. Hasil – hasil terkait dengan menjelaskan terkait
3) Ibu yang akan yang diteliti metode dan
dilakukan operasi sectio 1) Hasil penelitian mengenai instrument yang
caesarea di RS. karateristik umur ibu digunakan dalam
Muhmmadiyah dengan persalinan section penelitian
Palembang. caesarea. Berdasarkan 2) peneliti tidak
4) Ibu yang pertama tablel 1 dapat diketahui mencantumkan
dilakukan tindakan umur 20 th–35 th saran untuk
operasi section sebanyak 47 responden peneliti
caesarea. (78,3%) dan umur kurang selanjutnya.
Eksklusi: Ibu yang pernah dari 20 th atau umur lebih
dilakukan operasi sectio dari 35 th sebanyak 13
caesarea. responden (21,7%). Jadi
f. Metode pengumpulan data: umur responden mayoritas
- berumur 20 th – 35 th.
g. Instrument yang digunakan: 2) Berdasarkan hasil
- penelitian mayotitas
h. Jenis analisa data/ metode responden dengan paritas
statistic yang digunakan: hamil kedua atau lebih
uji Chi-Square. sebanyak 43 responden
(71,7%). Paritas adalah
Paritas adalah jumlah
kehamilan yang
menghasilkan janin yang

23
mampu hidup di luar
rahim (28 minggu).6
Paritas adalah banyaknya
kelahiran hidup yang
dipunyai oleh seorang
perempuan.13 Paritas
dapat dibedakan menjadi
primipara, multipara dan
grandmultipara
3) Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
mayoritas responden
mengalami cemas ringan
yaitu sebesar 45
responden (77,0%).
Kecemasan timbul dari
perasaan takut terhadap
ketidak setujuan dan
penolakan interpersonal.
Ansietas juga
berhubungan dengan
perkembangan trauma,
seperti perpisahan dan
kehilangan, yang
menimbulkan kerentanan
tertentu. Tingkatan berat
sangat mengurangi
lapangan persepsi

24
individu. Individu
cenderung berfokus pada
sesuatu yang rinci dan
spesifik serta tidak
berfikir tentang hal lain.

c. Rekomendasi penelitian
-

4. Irawati, D., Tujuan penelitian a. Desain Penelitian: a. Hasil utama sesuai dengan a. Berdasarkan CASP
(2016) ini adalah untuk kuantitatif dengan rancangan tujuan: 1) Penelitian ini juga
menentukan Cross Sectional. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada tindakan
faktor-faktor yang b. Tempat dan waktu bahwa 17 (63.0%) responden yang dilakukan.
berpengaruh pengumpulan data: RSUD mengalami kecemasan 2) Peneliti tidak
kecemasan ibu R.A. Basoeni Kab. Mojokerto menhgadapi persalinan SC dan 9 menjelaskan
September 2016. (33.3%) berusia 20–35 tahun.
menjalani informasi tentang
c. Populasi: Populasi penelitian Uji statistic regresi logistik
operasi caesar. menunjukkan p-value 0.523 dan
yang bukan
ini adalah ibu bersalin pre responden.
operasi SC di RSUD R.A. 0.107 (p-value > 0.05) dengan
R2 sebesar 0.168 sehingga H0 3) Peneliti tidak
Basoeni Kab. Mojokerto menjelaskan sumber
diterima. Berdasarkan hasil
sebanyak 37 orang. pendanaan atau
penelitian dapat diketahui bahwa
d. Sampel: dari 17 (63.0%) responden yang konflik kepentingan
1) Besar sampel: 27 mengalami kecemasan, 12 yang bisa
responden. diantaranya memiliki 2 mempengaruhi
2) Teknik sampling: komplikasi persalinan atau lebih. interpretasi peneliti
sampel diambil Hasil uji regresi logistik
secara acak terhapdap hasil
menunjukkan p-value 0.018 (p-
sederhana (simple penelitian.
value < 0.05) sehingga H0
random sampling). ditolak. Hasil tersebut dapat
4) Peneliti tidak

25
3) Kriteria inklusi dan diartikan bahwa ada pengaruh menjelaskan
eksklusi : - komplikasi persalinan terhadap persetujuan etik
e. Metode pengambilan data: kecemasan ibu menghadapi dan persetujuan
menggunakan kuesioner. persalinan SC. Berdasarkan hasil partisipan tercapai
f. Instrument yang digunakan: penelitian pada tabel 2 dapat atau tidak
diketahui bahwa dari 17 (63.0%)
lembar kuesioner dengan b. Dilihat dari
responden yang mengalami
pertanyaan tertutup. kecemasan, 11 diantaranya
keterbatasan penelitian
g. Jenis analisa data/metode merupakan ibu primi. Hasil uji 1) Peneliti tidak
statistic yang digunakan: regresi logistik menunjukkan menjelaskan
Data yang terkumpul pvalue 0.090 (p-value > 0.05) terkait kriteria
kemudian dianalisis dengan sehingga H0 diterima. Hal ini inklusi dan
menggunakan regresi dapat diartikan bahwa paritas eksklusi pada
logistik. tidak mempengaruhi kecemasan penentuan sampel.
ibu menghadapi persalinan SC.
Berdasarkan hasil penelitian
dapat diketahui bahwa dari 17
(63.0%) responden yang
mengalami kecemasan, 11
diantaranya tidak mendapatkan
dukungan dari suami dan dari 10
(37%) yang tidak mengalami
kecemasan, 9 diantaranya
mendapatkan dukungan dari
suami. Hasil uji regresi logistik
menunjukkan nilai p-value 0.017
(p-value < 0.05) sehingga H0
ditolak. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa dukungan suami
berpengaruh terhadap kecemasan
ibu menghadapi persalinan SC.
26
Berdasarkan hasil penelitian
dapat diketahui bahwa dari 17
(63.0%) responden yang
mengalami kecemasan, 12
diantaranya merupakan
responden dengan jenis SC cito.
Hasil uji regresi logistik
menunjukkan p-value 0.126 (p-
value > 0.05) sehingga H0
diterima. Hasil tersebut dapat
diartikan bahwa tidak ada
pengaruh jenis SC terhadap
kecemasan ibu menghadapi
persalinan SC.
b. Hasil – hasil terkait dengan
yang diteliti
Hal ini bertentangan dengan
yang dikemukakan oleh
Hawari (2006) yang
menyatakan bahwa faktor
predisposisi kecemasan
adalah maturitas dan
pendidikan. Perempuan
dengan kematangan secara
psikis cenderung akan
mampu mengendalikan
dirinya, demikian juga
perempuan dengan
pendidikan tentang SC akan

27
meminimalkan tingkat
kecemasan ibu. Ibu
multigravida diharapkan
memiliki pengalaman dan
pengetahuan tentang
persalinan dibandingkan
dengan ibu primigravida
sehingga mampu
mengendalikan kecemasan
menghadapi SC. Tetapi hal
tersebut tidak terbukti dalam
penelitian ini. Ada beberapa
faktor yang lebih
berpengaruh terhadap
kecemasan, misalnya
komplikasi persalinan dan
dukungan suami.
c. Rekomendasi penelitian
Peneliti selanjutnya
diharapkan dapat melakukan
penelitian tentang kefektifan
terapi non farmakologis
untuk mengurangi kecemasan
ibu menghadapi persalinan
SC.
5. Ahsan, Tujuan penelitian a. Desain penelitian: a. Hasil utama sesuai dengan a. Berdasarkan CASP
Lestari, R., ini adalah untuk Deskriptif analitik, tujuan 1) Dalam penelitian tidak
& Sriati, mengetahui faktor Cross Sectional. Hasil penelitian menunjukkan ada tindakan yang

28
(2017) yang b. Tempat dan waktu faktor internal yang paling menangani dan
mempengaruhi pengumpulan data: besar menyebabkan mengkategorikan
kecemasan pre Lokasi penelitian di kecemasan adalah faktor umur bukan responden.
operasi pada RSUD Kanjuruhan dan pekerjaan (46,7%), 2) Peneliti tidak
Kepanjen, dari bulan sedangkan faktor eksternal
pasien sectio menjelaskan pada
November 2014 sampai yang paling besar
caesarea. kemungkinan
menyebabkan kecemasan
Desember 2014. untuk dilakukan
dukungan keluarga (60,0%).
c. Populasi: seluruh pasien ulang.
Terdapat hubungan yang
yang akan menjalani signifikan yang sarah antara 3) Peneliti tidak
operasi sectio caesarea internal dan eksternal terhadap membahas
di Ruang Instalasi Bedah kecemasan pre operasi sectio keterbatasan
Sentral RSUD caesarea di RSUD Kanjuruhan penelitian.
Kanjuruhan Kepanjen. Kepanjen. Hal ini menunjukan 4) Peneliti tidak
d. Sampel: bahwa terdapat dua faktor mejelaskan sumber
1) Besar sampel: 30 orang. yang mempengaruhi pendanaan atau
2) Teknik sampling : teknik kesemasan pre operasi yaitu konflik kepentingan
probability sampling dengan faktor internal dan faktor
yang bisa
jenis teknik purposive eksternal pada pasien section
caesarea. mempengaruhi
sampling. interpretasi peneliti
3) Kriteria inklusi dan terhadap hasil
eksklusi: - b. Hasil –hasil terkait dengan
yang diteliti penelitian.
e. Metode pengumpulan data: - 5) Peneliti tidak
f. Instrument yang digunakan: - 1) dijelaskan bahwa dari 30
responden yang terlibat menjelaskan
g. Jenis analisa data/metode persetujuan etik dan
statistic yang digunakan: dalam penelitian, gambaran
dewasa muda antara 20 dan persetujuan partisipan
Univariat deskriptif dan bivariat
35 tahun yakni sebanyak 15 tercapai atau tidak.
dengan uji statistik analisis
orang (50%), dan gambaran 6) Peneliti tidak
Rank Spearman.
dewasa sebanyak 5 orang menjelaskan alat yang

29
(16,7%) berumur lebih dari diukur sudah benar
35 tahun. menggunakan
2) dijelaskan bahwa dari 30 instrument/ alat ukur
responden yang terlibat yang sudah diuji coba,
sudah melalui study
dalam penelitian, mayoritas
pendahuluan atau
responden berpendidikan dipublikasikan
SMA yakni sebanyak 15 sebelumnya.
orang (50%). Sedangkan 7 b. Dilihat dari
orang (23,3%) keterbatasan
berpendidikan SMP, penelitian
sebanyak 5 orang (16,7%) 1) Peneliti tidak
berpendidikan SD, menjelaskan terkait
sebanyak 2 orang (6,7%) kriteria inklusi dan
berpendidikan Tidak eksklusi pada
Sekolah, dan sebanyak 1 penentuan sampel.
orang (3,3%) 2) peneliti tidak
berpendidikan D3 atau S1. mencantumkan saran
3) dijelaskan bahwa dari 30 untuk peneliti
responden yang terlibat selanjutnya.
dalam penelitian, mayoritas 3) Peneliti tidak
responden berpropesi menjelaskan
sebagai ibu rumah tangga karakteristik dari
yakni sebanyak 24 orang responden.
(80%). Sebanyak 5 orang
(16,7%) berpropesi sebagai
swasta, dan sebanyak 1
orang (3,3%) berpropesi
sebagai PNS.

30
c. Rekmendasi penelitian
-
6. Aprilia, D. & Penelitian ini a. Desain Penelitian: a. Hasil utama sesuai dengan a. Berdasarkan CASP
Maryati, S., bertujuan untuk korelasional dengan tujuan 1) Dalam penelitian tidak
(2020) mempelajari rancangan Cross Sectional. Hasil penelitian ini ada tindakan yang
hubungan b. Tempat dan waktu mengambarkan bahwa menangani dan
pengetahuan pengumpulan data: Ruang tingkat kecemasan mengkategorikan bukan
dengan tingkat Hesti Rumkit TK IV 02.07.01 responden pada saat pre responden.
kecemasan Zainul Arifin dan waktu operasi dengan tindakan 2) Peneliti tidak
pasien pre penelitian pada 27 Juni sampai Sectio Caesarea menjelaskan pada
operasi sectio dengan 27 Juli 2019. menunjukkan bahwa tingkat kemungkinan untuk
caesarea di c. Populasi: Populasi penelitian kecemasan responden pada dilakukan ulang.
ini adalah semua pasien pre saat pre operasi dengan 3) Peneliti tidak membahas
Rumkit TK IV
operasi Sectio Caesarea
02.07.01 Zainul tindakan Sectio Caesarea keterbatasan penelitian.
sebanyak 111 Responden.
Arifin tahun sebagian besar mengalami 4) Peneliti tidak
d. Sampel:
2019. kecemasan berat yaitu mejelaskan sumber
1) Besar sampel: 42 responden.
sebanyak 24 orang (57,1 pendanaan atau konflik
2) Teknik sampling: accidental
sampling %), 16 orang (38,1%) cemas kepentingan yang bisa
3) Kriteria inklusi dan eksklusi : sedang dan 2 orang (4,8%) mempengaruhi
- cemas ringan. Angka interpretasi peneliti
e. Metode pengambilan kecemasan berat ini masih terhadap hasil
data: data primer. menunjukkan angka yang penelitian.
f. Instrument yang tinggi yaitu 24 responden 5) Peneliti tidak
digunakan: lembar dari 42 responden. Hasil menjelaskan
kuesioner penelitian ini didapatkan persetujuan etik dan
g. Jenis analisa ada hubungan antara persetujuan partisipan
data/metode statistic pengetahuan dengan tingkat tercapai atau tidak.

31
yang digunakan: kecemasan pre operasi pada 6) Peneliti tidak
analisis univariat dan pasien Sectio Caesarea di menjelaskan alat yang
analisis bivariat. Rumkit TK IV 02.07.01 diukur sudah benar
Zainul Arifin. menggunakan instrument/
b. Hasil –hasil terkait alat ukur yang sudah diuji
coba, sudah melalui study
dengan yang diteliti
pendahuluan atau
Menurut Suhartatik (2014) dipublikasikan
yang meneliti faktor-faktor sebelumnya.
yang mempengaruhi ibu b. Dilihat dari
hamil dalam memilih keterbatasan
persalinan sectio caesarea penelitian
di rumah sakit Makasar. 1) Peneliti tidak
Dimana tingkat pendidikan menjelaskan terkait
juga mempengaruhi tingkat kriteria inklusi dan
pengetahuan seseorang. eksklusi pada
Semakin tinggi tingkat penentuan sampel.
pendidikan seseorang maka 2) peneliti tidak
semakin baik pula mencantumkan saran
pengetahuannya. Namun untuk peneliti
demikian bukan berarti selanjutnya.
seseorang yang memiliki 3) Peneliti tidak
pendidikan rendah mutlak menjelaskan
pengetahuan rendah pula. karakteristik dari
Karena pengetahuan tidak responden.
hanya di dapatkan dari
tempat yang formal,
melainkan dapat pula dari
pengalaman orang lain dan

32
sekitarnya.

c. Rekmendasi penelitian
-
7. Aditya, R. & Penelitian ini a. Desain Penelitian: a. Hasil utama sesuai a. Berdasarkan CASP
Fitria, Y., bertujuan untuk analitik observasional dengan tujuan 1) Dalam penelitian
(2021) menganalisis dengan rancangan Cross Hasil penelitian tidak ada tindakan
hubungan antara Sectional. diperoleh skor yang menangani dan
tingkat b. Tempat dan waktu kecemasan ibu hamil mengkategorikan
kecemasan dan pengumpulan data: Bagian berbeda-beda selama bukan responden.
pengetahuan ibu Obstetri & Ginekologi pandemic berlangsung 2) Peneliti tidak
hamil dengan RSUD Ulin Banjarmasin dari kondisi tidak cemas, menjelaskan pada
kesiapan c. Populasi: - cemas ringan, sedang kemungkinan untuk
menghadapi d. Sampel: maupun cemas berat. dilakukan ulang.
persalinan di 1) Besar sampel: Jumlah Sebanyak 62,5% 3) Peneliti tidak
masa pandemi sampel sebanyak 40 ibu responden memiliki membahas
Covid-19 hamil. kecemasan berat dengan keterbatasan
2) Teknik sampling: kesiapan melahirkan penelitian.
purposive sampling yang kurang dan 4) Peneliti tidak
3) Kriteria inklusi : ibu pengetahuan mengenai mejelaskan sumber
hamil tanpa penyulit Covid-19 yang baik. pendanaan atau
tanpa penyulit dan Dengan menggunakan konflik kepentingan
bersedia menjadi analisis statistic yang bisa
responden, eksklusi : - Spearman’s, maka mempengaruhi
e. Metode didapatkan nilai R untuk interpretasi peneliti
pengambilan data: nilai korelasi tingkat terhadap hasil
data primer. kecemasan dan penelitian.
f. Instrument yang pengetahuan ibu hamil
5) Peneliti tidak
digunakan: HARS tentang antenatal care
33
(Hamilton Anxiety saat pandemi Covid-19 menjelaskan
Rating Scale) & sebesar 0.899; nilai p= persetujuan etik dan
tingkat 0.041 ; hal ini persetujuan
pengetahuan menunjukan bahwa partisipan tercapai
g. Jenis analisa adanya korelasi yang atau tidak.
data/metode signifikan dengan arah 6) Peneliti tidak
statistic yang korelasi positif dan yang menjelaskan alat
digunakan: uji kuat antara tingkat yang diukur sudah
statistic Spierman. kecemasan dan benar menggunakan
pengetahuan ibu hamil instrument/ alat ukur
tentang antenatal care yang sudah diuji
saat pandemi Covid-19. coba, sudah melalui
b. Hasil –hasil terkait study pendahuluan
dengan yang diteliti atau dipublikasikan
Nevid menjelaskan sebelumnya.
bahwa kecemasan adalah b. Dilihat dari
suatu keadaan emosional keterbatasan
yang mempunyai ciri penelitian
keterangsangan 1) Peneliti tidak
fisiologis, perasaan menjelaskan
tegang yang tidak terkait kriteria
menyenangkan, dan
eksklusi pada
perasaan aprehensif
penentuan
bahwa sesuatu yang
sampel.
buruk akan terjadi
2) peneliti tidak
c. Rekmendasi penelitian
mencantumkan
-
saran untuk
peneliti

34
selanjutnya.
3) Peneliti tidak
menjelaskan
karakteristik dari
responden.

35
B. Ringkasan Sintesis Tabel

Berdasarkan hasil sintesis tabel diatas, selanjutnya peneliti akan


menguraikan sintesis tabel sesuai dengan tujuan Literature Riview dilaksanakan
sebagai berikut:

Artikel pertama ditulis oleh Maheshwari, D. & Ismail, S. (2015) berjudul


”Preoperative anxiety in patients selecting either general or regional anesthesia
for elective cesarean section”. Hasil studi ini menunjukkan tingkat kecemasan
yang tinggi secara keseluruhan pada pasien yang dijadwalkan untuk SC elektif,
karena 72,2% pasien memiliki aVAS ≥50. Tingkat kecemasan secara
keseluruhan diamati pada 72,7% (112/154) pasien. Sebuah hubungan yang
signifikan secara statistik dengan kecemasan pra operasi (VAS ≥ 50) diamati
dengan faktor-faktor seperti usia <25 tahun, wanita yang bekerja, nulli dan
primipara, tidak ada pengalaman anestesi sebelumnya, memiliki pengalaman
anestesi sebelumnya. Pada analisis lebih lanjut, ditemukan bahwa pasien yang
cemas memiliki hubungan yang signifikan secara statistik ( p < 0,05) dengan
faktor-faktor seperti nulli dan primipara, memiliki anestesi sebelumnya dengan
GA dan mendapatkan informasi dari nonanesthetists. Kecemasan adalah salah
satu alasan untuk menolak RA pada populasi pasien kami, oleh karena itu
tindakan khusus untuk mengurangi kecemasan pada pasien ini dapat membantu
kami dalam mencapai target internasional untuk RA pada pasien SC. Disarankan
bahwa setiap pasien yang datang untuk SC elektif harus dinilai untuk
mengetahui adanya kecemasan dalam penilaian rutin anestesi pra operasi dan
pasien yang ditemukan memiliki tingkat kecemasan yang tinggi harus
dijadwalkan untuk sesi konseling tambahan dari ahli anestesi. Tindakan ini
membantu mengurangi tingkat kecemasan dan membantu dalam membuat
keputusan rasional mengenai pilihan teknik anestesi mereka.

Artikel kedua ditulis oleh Indriono, A. & Kumaedi (2019) berjudul “The
Relationship Between The Knowledge Of Pregnant Women About Sectio
Caesarea And Anxiety In Pre Operative Patients In The Ikr Room On Hospital

36
Dr. M. Ashari Pemalang District”. Hasil penelitian ini yaitu kecemasan pasien
pre operasi sectio caesarea yang paling banyak mempunyai kecemasan ringan
yaitu sebanyak 22 orang (73,4%). Hasil penelitian menunjukan sebagian besar
responden mempunyai pengetahuan yang cukup tentang section caesarea
sebesar 73,3% dan hanya 3,3% saja yang mengalami tingkat kecemasan berat.
Hasil uji chi-square diperoleh p value 0,825 > 0,05 sehingga H0 diterima,
artinya bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan
ibu hamil tentang sectio caesarea dengan tingkat kecemasan pada pasien pre
operasi di ruang IKR RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang.

Artikel ketiga ditulis oleh Jaya, H. & Syokumawena (2017) berjudul


“Relationship Of Parity Status With Anxiety Mother’s Pre Operation, Sectio
Caesarea In Muhammadiyah Palembang Hospital In 2017 (Hubungan Status
Paritas dengan Kecemasan Ibu Pre Operasi Sectio Caesarea di Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang Tahun 2017)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mayoritas responden mengalami cemas ringan yaitu sebesar 45 responden
(77,0%). Dari hasil anlisis statistik hubungan status paritas dengan kecemasan
ibu pre operasi sectio caesarea di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
didapatkan hasil hamil kedua atau lebih mayoritas dengan kecemasan ringan
yaitu sebanyak 38 responden (84,4%) dan hamil pertama dengan kecemasan
berat yaitu sebanyak 10 responden (66,7%). Berdasarkan uji statistic dengan
analisis menggunakan uji chi square dengan 60 responden diperoleh nilai p
value = 0,000 < 0,05 , sehingga H0 di tolak , berarti ada hubungan status paritas
dengan kecemasan ibu pre operasi section caesarea di RS Muhammadiyah
Palembang.
Artikel keempat yang ditulis oleh Irawati, D. (2016) berjudul “Faktor-
Faktor yang mempengaruhi Kecemasan Ibu menghadapi Persalinan Sectio
Caesarea (SC) Di RSUD R.A. Basoeni Kab. Mojokerto”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 17 (63.0%) responden mengalami kecemasan menhgadapi
persalinan SC dan 9 (33.3%) berusia 20–35 tahun. Uji statistic regresi logistik
menunjukkan p-value 0.523 dan 0.107 (p-value > 0.05) dengan R2 sebesar 0.168

37
sehingga H0 diterima. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari
17 (63.0%) responden yang mengalami kecemasan, 12 diantaranya memiliki 2
komplikasi persalinan atau lebih. Hasil uji regresi logistik menunjukkan p-value
0.018 (p-value < 0.05) sehingga H0 ditolak. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa
ada pengaruh komplikasi persalinan terhadap kecemasan ibu menghadapi
persalinan SC. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 2 dapat diketahui bahwa
dari 17 (63.0%) responden yang mengalami kecemasan, 11 diantaranya
merupakan ibu primi. Hasil uji regresi logistik menunjukkan pvalue 0.090 (p-
value > 0.05) sehingga H0 diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa paritas tidak
mempengaruhi kecemasan ibu menghadapi persalinan SC. Berdasarkan hasil
penelitian dapat diketahui bahwa dari 17 (63.0%) responden yang mengalami
kecemasan, 11 diantaranya tidak mendapatkan dukungan dari suami dan dari 10
(37%) yang tidak mengalami kecemasan, 9 diantaranya mendapatkan dukungan
dari suami. Hasil uji regresi logistik menunjukkan nilai p-value 0.017 (p-value <
0.05) sehingga H0 ditolak. Hal tersebut dapat diartikan bahwa dukungan suami
berpengaruh terhadap kecemasan ibu menghadapi persalinan SC. Berdasarkan
hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 17 (63.0%) responden yang
mengalami kecemasan, 12 diantaranya merupakan responden dengan jenis SC
cito. Hasil uji regresi logistik menunjukkan p-value 0.126 (p-value > 0.05)
sehingga H0 diterima. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa tidak ada pengaruh
jenis SC terhadap kecemasan ibu menghadapi persalinan SC.
Artikel kelima yang ditulis oleh Ahsan, Lestari, R., & Sriati (2017)
berjudul “Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kecemasan Pre Operasi pada
Pasien Sectio Caesarea Di Ruang Instalasi Bedah Sentral RSUD Kanjuruhan
Kepanjen Kabupaten Malang”. Hasil penelitian menunjukkan faktor internal
yang paling besar menyebabkan kecemasan adalah faktor umur dan pekerjaan
(46,7%), sedangkan faktor eksternal yang paling besar menyebabkan kecemasan
dukungan keluarga (60,0%). Terdapat hubungan yang signifikan yang sarah
antara internal dan eksternal terhadap kecemasan pre operasi sectio caesarea di
RSUD Kanjuruhan Kepanjen. Hal ini menunjukan bahwa terdapat dua faktor
yang mempengaruhi kesemasan pre operasi yaitu faktor internal dan faktor

38
eksternal pada pasien section caesarea.
Artikel keenam yang ditulis oleh Aprilia, D. & Maryati, S., (2020)
berjudul “ Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre
Operasi Sectio Caesarea di Rumkit Tk Iv 02.0.01 Zainul Arifin Kota Bengkulu”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan responden pada saat pre
operasi dengan tindakan Sectio Caesarea menunjukkan bahwa tingkat
kecemasan responden pada saat pre operasi dengan tindakan Sectio Caesarea
sebagian besar mengalami kecemasan berat yaitu sebanyak 24 orang (57,1 %),
16 orang (38,1%) cemas sedang dan 2 orang (4,8%) cemas ringan. Angka
kecemasan berat ini masih menunjukkan angka yang tinggi yaitu 24 responden
dari 42 responden. Hasil penelitian ini didapatkan ada hubungan antara
pengetahuan dengan tingkat kecemasan pre operasi pada pasien Sectio Caesarea
di Rumkit TK IV 02.07.01 Zainul Arifin.
Artikel ketujuh yang ditulis oleh Aditya, R. & Fitria, Y., (2021) berjudul
“Hubungan Tingkat Kecemasan dan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal
Care Saat Pandemi Covid-19”. Hasil penelitian diperoleh skor kecemasan ibu
hamil berbeda-beda selama pandemic berlangsung dari kondisi tidak cemas,
cemas ringan, sedang maupun cemas berat. Sebanyak 62,5% responden memiliki
kecemasan berat dengan kesiapan melahirkan yang kurang dan pengetahuan
mengenai Covid-19 yang baik. Terdapat hubungan antara Tingkat Kecemasan
dan Pengetahuan Ibu Hamil dengan kunjungan antenatal care & persiapan
persalinan di masa Pandemi Covid-19. Konseling, lingkungan keluarga, dan
dukungan sosial diperlukan untuk mengurangi kecemasan dengan meminta ibu-
ibu hamil dengan mencari informasi yang benar dan terpercaya, bukan percaya
terhadap hoax, mencuci tangan, memakai masker, makan makanan bergizi,
memeriksakan kehamilannya, melakukan senam ibu hamil di rumah, dan
mencari pertolongan saat menghadapi keadaan darurat, memanfaatkan
telemedicine atau menghubungi pihak RS melalui sambungan telepon jika di
perlukan.

39
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas proses pencarian artikel sampai dengan Critical
Appraisal pada literature ini. Database yang digunakan penulis dalam pencarian
artikel dalam literature review ini adalah google scholar dan pubmed. Kata kunci
yang digunakan dalam pencarian artikel ini adalah “kecemasan pre operasi/section
caesarea dan caesarean section/preoperative anxiety”. Kriteria dalam proses
seleksi artikel yang digunakan adalah publikasi penelitian asli, menggunakan
bahasa Inggris atau bahasa Indonesia dan artikel yang relevan dengan tujuan
literature review. Batasan-batasan pencarian artikel yaitu publikasi artikel diatas
tahun 2015 dan sesuai topik yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan
kecemasan pasien pra anestesi pada operasi section caesarea, tingkat kecemasan
pasien pre operasi section caesarea, artikel full text yang dapat diunduh dan sesuai
dengan topik yang akan direview, menggunakan sumber yang terpercaya dan
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.

Pencarian artikel pada tahap pertama menemukan sejumlah 21 referensi


artikel yaitu 12 artikel dari google scholar dan sembilan artikel dari pubmed yang
sesuai dengan tahun terbit. Kemudian artikel tersebut diseleksi kembali
berdasarkan judul, tujuan dan kesesuaian dengan pertanyaan literature review
sehingga mendapatkan 10 artikel. Selanjutnya 10 artikel tersebut dianalisis lebih
detail terkait kesesuain dengan judul, abstrak dan tujuan dari literature review.
Setelah dianalisis dilakukan dua artikel penelitian tidak diketahui secara jelas
tujuan penelitiannya sehingga tidak digunakan, satu artikel penelitian tidak
konsisten dalam pembahasannya sehingga tidak digunakan dan satu artikel
penelitian korelasi yang tidak digunakan karena ketidak sesuaian pada pertanyaan
pada literature review ini. Berdasarkan hail analisis artikel tersebut maka jumlah
artikel yang digunakan untuk studi literature review ini hanya sebanyak tujuh
artikel penelitian.

40
Ketujuh artikel hasil analisis menggunakan pendekatan cross sectional,
sehingga yang digunakan dalam critical appraisal untuk mengkritik serta menilai
ketujuh artikel ini adalah summary axis cross sectional study. Ketujuh artikel yang
digunakan dalam studi literature review ini sudah menjelaskan secara detail tujuan
penelitian, design penelitian, jumlah sampel, populasi, dan sampel yang mewakili
populasi. Hasil lain dari analisis diketahui hanya tiga artikel yang mencantumkan
kriteria inkusi dan empat artikel lainnya tidak mencantumkan sama sekali. Kriteria
inklusi dan eksklusi penting digunakan untuk menyeleksi subjek yang memenuhi
persyaratan (teoritis) tertentu untuk sebuah penelitian, menetapkan sampel yang
terpilih dengan mengeluarkan sampel yang secara teknis tidak dapat diproses
lebih lanjut. Kriteria inklusi dan eksklusi ini lebih menspesifikasi dari sampel
yang digunakan dalam penelitian. Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum
subjek peneliti dari suatu populasi target terjangkau dan yang diteliti. Kriteria
eksklusi merupakan mengeluarkan atau menghilangkan subjek yang memenuhi
kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2013).

Dalam ketujuh artikel yang telah direview hanya ditemukan satu artikel
saja yang mencantumkan keterbatasan pada penelitiannya, enam dari ketujuh
jurnal ini tidak mencantumkan keterbatasan penelitiannya serta konflik
kepentingan yang dapat mempengaruhi interpretasi terhadap hasil penelitian.
Menurut penulis bagian keterbatasan penelitian ini penting karena dengan
mengungkap keterbatasan dan kelemahan penelitian, peneliti akan mampu
memberikan kontribusi akademik, sekurangnya dengan mengemukakan
rekomendasi tentang apa saja yang perlu dilakukan peneliti lain yang ingin
melakukan penelitian serupa. Keterbatasan penelitian memaparkan hal-hal atau
variabel yang sebenarnya tercakup di dalam keluasan lingkup penelitian tapi
karena kesulitan-kesulitan metodologis atau prosedural tertentu sehingga tidak
dapat dicakup di dalam penelitian dan di luar kendali peneliti (Masturoh, 2018).
Ketujuh artikel ini tidak mencantumkan persetujuan etik dan persetujuan
partisipan terlibat dalam penelitian. Masalah etika penelitian dalam keperawatan
merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian

41
ini berkaitan dengan peneliti, responden, maupun pembaca penelitian. Etika
penelitian merupakan pedoman etika yang berlaku pada setiap kegiatan penelitian
yang melibatkan baik pihak peneliti, subjek peneliti dan masyarakat yang
mendapatkan hasil dari penelitian tersebut. Etika penelitian juga mencakup
perlakukan peneliti terhadap subjek penelitian dan sesuatu yang dihasilkan oleh
peneliti bagi masyarakat (Notoatmodjo, 2012).

Design penelitian yang digunakan dalam ketujuh artikel ini adalah enam
artikel menggunakan analitik/korelasional dengan pendekatan cross sectional, dan
satu artikel menggunakan deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Menurut
penulis penelitian analitik lebih menekankan kepada adanya hubungan antara satu
variabel dengan variabel yang lain, sedangkan pada penelitian destriptif
merupakan penelitian yang menggambarkan fenomena yang diteliti. Sedangkan
untuk pendekatan cross sectional merupakan penelitian yang hanya terfokus pada
satu titik waktu atau melakukan pengumpulan data hanya satu kali pengumpulan.
Penelitian kuantitatif deskriptif yaitu sebuah desain penelitian untuk melihat
gambaran fenomena yang terjadi dalam suatu populasi tertentu (Swarjana, 2015).
Pendekatan cross sectional yaitu pendekatan yang menggunakan cara observasi
atau pengumpulan data sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap variabel
subjek pada saat pemeriksaan (Nursalam, 2013).

Artikel penelitian yang digunakan dalam literature review ini


menggunakan teknik sampling yang mayoritas digunakan adalah teknik
probability sampling dan menggunakan teknik purposive sampling. Menurut
penulis, teknik probability sampling merupakan teknik pengambian sampel
seluruh populasi memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel sedangkan
non-probality sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memerlukan
kriteria tertentu. Pada teknik sampling yang telah dijelaskan diatas, ketujuh artikel
ini menggunakan teknik sampling yang berbeda, dua artikel menggunakan teknik
sampling jenis accidental sampling, menurut penulis teknik sampling ini sudah
sesuai dengan jumlah sampel yang kecil. Kemudian dua artikel menggunakan
teknik sampling jenis purposive sampling, menurut penulis teknik sampling ini

42
belum sesuai digunakan dalam penentuan teknik sampling karena pada artikel
tersebut tidak menentukan kriteria inklusi dan eksklusi, karena kriteria sampel
sangat penting dalam mengurangi bias pada hasil penelitian. Lalu satu artikel
menggunakan teknik sampling jenis simple random sampling, menurut penulis
teknik sampling ini sudah sesuai dikarenakan poplasinya yang tidak homogeny
dan dengan jumlah responden dalam strata dengan jumlah yang tidak sama.
Sampling merupakan sebuah metode sistematis yang digunakan untuk memilih
subjek yang akan diteliti (Nurdiani, 2014). Teknik sampling merupakan cara-cara
yang ditempuh dalam pengambilan sampel agar memperoleh sampel yang benar-
benar sesuai dengan keseluruhan subyek yang diteliti (Nursalam, 2013). Teknik
non probability sampling yaitu teknik yang tidak memberikan peluang/
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel (Siyoto, 2015). Purposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel
dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki
peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang
telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2016).

Instrument yang digunakan dalam ketujuh artikel ini hampir memiliki


kesamaan. Dua dari tujuh artikel yang telah review menggunakan instrumen
kuesioner dan satu artikel menggunakan skala VAS untuk pengumpulan data, satu
artikel menggunakan skala HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) & tingkat
pengetahuan untuk pengumpulan data, tiga dari keenam jurnal tidak
mencantumkan instrument yang digunakan dalam pengumpulan datanya . Lembar
kuesioner dan panduan wawancara yang akan digunakan itu dibuat oleh masing-
masing penulis artikel namun dalam artikel yang diperoleh penulis, belum semua
mencantumkan hasil uji validitas dan reliabilitas, maka belum bisa dipastikan
apakah kuesioner yang digunakan dalam artikel sudah valid atau belum.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden. Sedangkan wawancara
adalah teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti, atau apabila peneliti

43
ingin mengetahui hal-hal dari responden secara terperinci dan mendalam. Peneliti
menguji alat ukur yang digunakan sebelum melakukan penelitian. Uji validitas
dilakukan untuk mengetahui alat ukur yang digunakan sudah valid atau tidak.
Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2013). Menurut Swarjana tahun 2015 kuesioner
adalah sebuah form yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang telah di tentukan
yang dapat di gunakan untuk mengumpulkan informasi (data) dari dan tentang
orang-orang sebagai bagian dari sebuah survei. Kuesioner sebagai alat pengumpul
data yang digunakan pada penelitian ini harus diuji terlebih dahulu ketepatannya
sebagai alat ukur dengan cara uji validitas oleh peneliti sebelum digunakan
(Thomas et al., 2010 dalam Swarjana, 2015). Uji validitas adalah derajat yang
mana instrument mengukur apa yang seharusnya diukur, yang dapat dikatagorikan
menjadi logical (Face validity), content validity, criterion, danconstruct validity
(Swarjana, 2015).

A. Hasil Studi Literature Review Sesuai Tujuan Penelitian


1. Tingkat kecemasan pasien pre operasi section caesarea

Dari ketujuh artikel ini hanya lima artikel yang melaporkan tingkat
kecemasan pasien pre operasi section caesarea. Hasil studi literature
menunjukkan bahwa kecemasan pre operasi section caesarea pada pasien
terjadi pada rentang 5% sampai 80% dari total populasi penelitian. Pada
artikel pertama, penelitian yang dilakukan oleh Maheshwari & Ismail (2015)
melaporkan bahwa tingkat kecemasan yang tinggi secara keseluruhan dialami
pada pasien yang dijadwalkan untuk SC elektif adalah 72,2%. Penelitian lain
yang dilakukan oleh Indriono & Kumaedi (2019) pada artikel kedua
menunjukkan bahwa kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea adalah
kecemasan ringan sejumlah 73,4% dan hanya 3,3% saja yang mengalami
tingkat kecemasan berat. Hal senada dilaporkan dalam artikel ketiga,
penelitian yang dilakukan oleh Jaya & Syokumawena (2017) menyatakan
bahwa tingkat kecemasan responden pada saat pre operasi dengan tindakan

44
Sectio Caesarea menunjukkan bahwa mayoritas responden mengalami cemas
ringan yaitu sebesar 77,0%. Pada artikel keenam, penelitian yang dilakukan
oleh Aprilia & Maryati (2020) menyatakan yang berbeda dimana tingkat
kecemasan responden pada saat pre operasi dengan tindakan Sectio Caesarea
menunjukkan tingkat kecemasan berat yaitu sebanyak 57,1 %, sejumlah
38,1% cemas sedang dan 4,8% cemas ringan. Angka kecemasan berat ini
masih menunjukkan angka yang tinggi yaitu 24 responden dari 42 responden.
Pada artikel ketujuh, penelitian yang dilakukan oleh Aditya, R. & Fitria, Y.,
(2021), hasil penelitian diperoleh skor kecemasan ibu hamil berbeda-beda
selama pandemic berlangsung dari kondisi tidak cemas, cemas ringan, sedang
maupun cemas berat. Sebanyak 62,5% responden memiliki kecemasan berat
dengan kesiapan melahirkan yang kurang dan pengetahuan mengenai Covid-
19 yang baik. Ada dua artikel yang tidak mengambarkan tingkat kecemasan
pasien yang menjalani operasi section caesaria. Penelitian yang dilakukan oleh
Irawati, (2016) dan penelitian yang dilakukan oleh Ahsan, Lestari, & Sriati
(2017) tidak menjelaskan secara mengkhusus tentang hasil besaran tingkat
kecemasan yang ditemukan.

Hasil study literature ini memberikan gambaran bahwa kecemasan


pasien pre operasi section caesarea sering dialami oleh pasien. Hal itu
dikarenakan pasien yang akan menjalani tindakan operasi seperti merasa takut
akan tindakan anestesi yang akan dilakukan, kurangnya pengetahuan akan
tindakan pembedahan (Onyeka T, 2011; Ebrahim, 2020). Respon cemas itu
sendiri muncul akibat stress psikologi yang berpengaruh juga terhadap fisik
pasien. Tingkat kecemasan pre operasi juga didukung oleh beberapa faktor
dan menyebabkan adanya komplikasi saat tindakan operasi dilakukan. Salah
satu dampak dari kecemasan pasien di pre operasi section caesarea adalah
perubahan tanda tanda vital maupun hemodinamik pasien dan pasien tidak
kooperatif dalam dilakukannya tindakan anestesi dan tindakan operasi.
Persistent Postoperative Pain (PPP) dan Post operative nausea and vomiting
(PONV) atau mual dan muntah pascaoperasi juga merupakan dampak dari

45
kecemasan pre operasi. Akibat dari kecemasan yang berat dapat
mempengaruhi seorang pasien batal untuk melakukan operasi, seperti contoh
pasien dengan riwayat hipertensi jika mengalami kecemasan sebelum operasi
dapat mengakibatkan pasien sulit tidur dan tekanan darahnya akan meningkat
sehingga operasi dapat dibatalkan (Masrikan dan Hafsah Sutrisno, 2014).
Kecemasan yang berlebihan akan menyebabkan pasien gelisah dalam
menghadapi tindakan. Hal ini dapat meningkatkan jenis anestesi, dosis obat-
obat anestesi, kebutuhan obat analgetik pasca bedah yang lebih besar, fase
pemulihan yang lebih lama dan bertambahnya biaya finansial (Nurwulan,
2017).

Persistent Postoperative Pain (PPP) merupakan nyeri yang bertahan


hingga atau lebih dari tiga bulan setelah pembedahan. Kecemasan dan depresi
merupakan salah satu faktor risiko penyebab PPP. PPP yang tidak tertangani
dengan baik akan berefek pada psikologis pasien setelah pembedahan dan
dapat berakhir pada post-traumatic stress disorder (Farag, Argalious, Tetzlaff
& Sharma, 2018). Post operative nausea and vomiting (PONV) atau mual dan
muntah pascaoperasi adalah komplikasi yang paling sering terjadi setelah
tindakan operasi dengan anestesi pada 24 jam pertama pascaoperasi. Pasien
yang menjalani operasi dilaporkan 25–30% mengalami PONV. Kecemasan
merupakan salah dari faktor risiko terjadinya PONV. PONV hampir selalu
hilang dengan sendirinya, tetapi dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan
ketidakpuasan pasien setelah operasi, bahkan dapat menimbulkan komplikasi
yang serius. Selain itu, setiap kejadian muntah akan menunda keluarnya
pasien dari ruang pemulihan selama kurang lebih 20 menit yang tentunya akan
meningkatkan biaya perawatan (Rachmad T.H, 2018).

Cemas atau ansietas merupakan salah satu masalah yang sering dialami
oleh ibu hamil yang akan menjalani pembedahan SC. Cemas sendiri
merupakan suatu perasaan subjektif yang dirasakan seseorang yang membuat
ketidaknyamanan, yang berhubungan dengan perasaan tidak mampu

46
menghadapi sesuatu dan hal ini dapat mempengaruhi fungsi secara fisik dan
psikologi (Oxyandi et al., 2018).

Pembedahan dengan tindakan spinal anestesi dapat mendatangkan


ancaman tehadap tubuh, integritas dan jiwa seseorang, selain itu operasi
menimbulkan kecemasan yang menghambat dalam tugas dan kehidupan
sehari-hari pasien dan menimbulkan berbagai gangguan, beberapa gangguan
tersebut (takut nyeri, takut terjadinya perubahan fisik, menjadi buruk rupa atau
tidak berfungsi normal (body image), takut peralatan pembedahan dan
petugas, takut tidak sadar lagi setelah dibius dan takut operasi gagal
merupakan respon kecemasan pasien terhadap operasi atau pembedahan
(Artini, 2015).

Seseorang yang tidak mampu mengontrol kecemasan pre operasi yang


menjadi gangguan dalam tubuh yang mempengaruhi stimulasi sistem syaraf
simpatis yang berefek meningkatkan frekuensi darah, curah jantung dan
tahanan perifer sehingga tekanan darah meningkat yang bisa menyebabkan
perdarahan baik saat pembedahan atau pun pasca SC (Kozier et al., 2011).
Kecemasan pre operasi juga sering membuat pernapasan meningkat dan
vasokonstriksi pada pembuluh darah lambung (Maryunani, 2014).

2. Faktor yang berhubungan dengan kecemasan pasien pre operasi section


caesarea

Pada ketujuh artikel ini membahas terkait faktor-faktor yang


berhubungan dengan tingkat kecemasan pre operasi pasien section caesarea
dengan spinal anestesi yaitu.

Faktor tingkat pengetahuan yang berhubungan dengan tingkat


kecemasan pre operasi pasien section caesarea dengan spinal anestesi dibahas
dalam tiga artikel. Pada artike kedua, penelitian yang dilakukan oleh Indriono,
A. & Kumaedi (2019) menyatakan bahwa faktor-faktor yang berhubungan
dengan kecemasan pada pre operasi dengan tindakan sectio caesarea
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang

47
cukup tentang section caesarea sebesar 73,3% dan hanya 3,3% saja yang
mengalami tingkat kecemasan berat. Berdasarkan artikel keenam yang ditulis
oleh Aprilia, D. & Maryati, S., (2020) menunjukkan hasil adanya hubungan
antara pengetahuan dengan tingkat kecemasan pre operasi pada pasien Sectio
Caesarea di Rumkit TK IV 02.07.01 Zainul Arifin. Pada artikel ketujuh,
penelitian yang dilakukan oleh Aditya, R. & Fitria, Y., (2021), hasil penelitian
diperoleh terdapat hubungan antara Tingkat Kecemasan dan Pengetahuan Ibu
Hamil dengan kunjungan antenatal care & persiapan persalinan di masa
Pandemi Covid-19. Konseling, lingkungan keluarga, dan dukungan sosial
diperlukan untuk mengurangi kecemasan dengan meminta ibu-ibu hamil
dengan mencari informasi yang benar dan terpercaya, bukan percaya terhadap
hoax, mencuci tangan, memakai masker, makan makanan bergizi,
memeriksakan kehamilannya, melakukan senam ibu hamil di rumah, dan
mencari pertolongan saat menghadapi keadaan darurat, memanfaatkan
telemedicine atau menghubungi pihak RS melalui sambungan telepon jika di
perlukan. Menurut penelitian yang dilakukan Hasanah (2017) mengatakan
bahwa kurangnya pengetahuan pada pasien Caesarean Section akan
menyebabkan pasien merasa khawatir dan terus menerus memikirkan tentang
proses pembedahan yang akan dijalani sehingga mengakibatkan kecemasan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Indra Dewi (2016) tentang


gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang persalinan
Caesarean Section di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi
didapatkan hasil pengetahuan ibu hamil tentang persalinan dan jenis
persalinan diperoleh 12 responden (16%) berpengetahuan kurang.
Pengetahuan ibu hamil tentang indikasi persalinan Caesarean Section
diperoleh hasil yang kurang sebanyak 30 responden (41%). Pengetahuan ibu
hamil tentang kontra indikasi persalinan Caesarean Section diperoleh hasil 17
responden (23%) berpengetahuan kurang. Pengetahuan ibu hamil tentang
komplikasi persalinan Caesarean Section diperoleh hasil yang kurang
sebanyak 36 responden (49%). Pengetahuan ibu hamil tentang faktor resiko

48
persalinan Caesarean Section diperoleh hasil 6 responden (8%)
berpengetahuan kurang baik. Pengetahuan ibu hamil tentang perawatan pasca
persalinan Caesarean Section diperoleh hasil 10 responden (14%)
berpengetahuan kurang. Pengetahuan ibu hamil tentang penyembuhan pasca
persalinan Caesarean Section diperoleh hasil yang kurang sebanyak 37
responden (51%). Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa masih
banyak ibu yang tidak mengerti akan indikasi, komplikasi, dan penyembuhan
pasca persalinan Caesarean Section.

Hasil penelitian yang di lakukan oleh Ningsih & Maryati (2020)


menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tingkat
kecemasan pre operasi pada pasien Caesarean Section dengan hasil dari 12
orang yang memiliki pengetahuan kurang terdapat 11 orang yang mengalami
kecemasan berat, dari 21 orang yang memiliki pengetahuan cukup terdapat 11
orang yang mengalami kecemasan berat dan dari 9 orang yang memiliki
pengetahuan baik terdapat 2 orang yang mengalami kecemasan berat. Namun
penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Masrikan dan Hafsah Sutrisno (2014) yang menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara pengetahuan dan kecemasan pasien pre operasi. Hasil
penelitian ini diketahui bahwa dari 37 responden di Instalasi Bedah Sentral
RSUD Ibnu Sina Gresik yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup yang
tidak mengalami kecemasan sebesar 25 orang (56,8%), dan pengetahuan
kurang 5 orang (11,4%) juga tidak mengalami kecemasan.

Faktor umur, komplikasi persalinan, dukungan keluarga yang


berhubungan dengan tingkat kecemasan pre operasi pasien section caesarea
dengan spinal anestesi dibahas dalam dua artikel. Pada artikel keempat,
penelitian yang dilakukan oleh Irawati, D. (2016) menyatakan bahwa faktor-
faktor yang berhubungan dengan kecemasan pada pasien pre operasi dengan
tindakan section caesarea menunjukan bahwa 17 (63.0%) responden
mengalami kecemasan menhgadapi persalinan SC dan sembilan (33.3%)
berusia 20–35 tahun, dari 17 (63.0%) responden yang mengalami kecemasan,

49
12 diantaranya memiliki dua komplikasi persalinan atau lebih, hasil tersebut
dapat diartikan bahwa ada pengaruh komplikasi persalinan terhadap
kecemasan ibu menghadapi persalinan SC. Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa dari 17 (63.0%) responden yang mengalami kecemasan, 11
diantaranya tidak mendapatkan dukungan dari suami dan dari 10 (37%) yang
tidak mengalami kecemasan, sembilan diantaranya mendapatkan dukungan
dari suami, hal tersebut dapat diartikan bahwa dukungan suami berpengaruh
terhadap kecemasan ibu menghadapi persalinan SC. Berdasarkan artikel
kelima, penelitian yang dilakukan oleh Ahsan, Lestari, R., & Sriati (2017)
menyatakan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pada
pre operasi dengan tindakan sectio caesarea menunjukkan bahwafaktor
internal yang paling besar menyebabkan kecemasan adalah faktor umur dan
pekerjaan (46,7%), sedangkan faktor eksternal yang paling besar
menyebabkan kecemasan dukungan keluarga (60,0%). Terdapat hubungan
yang signifikan yang sarah antara internal dan eksternal terhadap kecemasan
pre operasi sectio caesarea di RSUD Kanjuruhan Kepanjen.

Faktor status paritas yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pre


operasi pasien section caesarea dengan spinal anestesi dibahas dalam satu
artikel. Pada artkel ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Jaya, H. &
Syokumawena (2017) menyatakan bahwa faktor-faktor yang berhubungan
dengan kecemasan responden pada saat pre operasi dengan tindakan Sectio
Caesarea menunjukkan bahwa hasil hamil kedua atau lebih mayoritas dengan
kecemasan ringan yaitu sebanyak 38 responden (84,4%) dan hamil pertama
dengan kecemasan berat yaitu sebanyak 10 responden (66,7%). Berdasarkan
uji statistic dengan analisis menggunakan uji chi square dengan 60 responden
diperoleh nilai p value = 0,000 < 0,05 , sehingga H0 di tolak , berarti ada
hubungan status paritas dengan kecemasan ibu pre operasi section caesarea di
RS Muhammadiyah Palembang.

Berdasarkan pernyataan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa


faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pre operasi pasien

50
section caesarea dengan spinal anestesi yaitu umur, tingkat pengetahuan,
status paritas, komplikasi persalinan, dan dukungan keluarga. Banyak faktor
yang berhubungan dengan kecemasan pasien yang akan menjalani tindakan
section caesarea sehingga ahli anestesi perlu mengetahui faktor apa saja yang
berhubungan dengan tingkat kecemasan pasien dan selalu melakukan
komunikasi terapeutik atau membina hubungan saling percaya antara penata
dengan pasien, sehingga masalah kecemasan pada pre operasi bisa teratasi
secara maksimal.

Beberapa studi menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi


kecemasan dalam menghadapi persalinan Sectio Caesarea diantaranya tingkat
pengetahuan, pendidikan, dukungan suami, ekonomi dan psikologi (Yanti et
al, 2015). Beberapa faktor lainnya juga dilaporkan seperti usia, jenis kelamin,
pengalaman operasi, prosedur anestesi dan bagaimana pasien menghadapi
keadaan stress sangat berpengaruh dalam menentukan tingkatan kecemasan
pada pasien (Haiyan, 2017; Jawaid et al., 2007).

Kunjungan pre-anestesi merupakan salah satu faktor yang penting


untuk mengurangi kecemasan pada pasien Christine (2019). Tindakan pre
anestesi tersebut merupakan langkah lanjut dari hasil evaluasi preoperasi
khususnya anestesi untuk mempersiapkan kondisi pasien, baik fisik maupun
psikis pasien agar pasien siap dan optimal untuk menjalani prosedur anestesi
dan diagnostik atau pembedahan yang akan direncanakan (Mangku, 2010).

3. Prosedur anastesi sebagai faktor yang berhubungan dengan kecemasan pasien


pre operasi

Prosedur anastesi sebagai faktor yang berhubungan dengan kecemasan


pasien pre operasi dibahas dalam satu artikel. Pada artikel pertama, penelitian
yang dilakukan oleh Maheshwari, D. & Ismail, S. (2015) menyatakan bahwa
faktor-faktor seperti nulli dan primipara, memiliki anestesi sebelumnya
dengan GA dan mendapatkan informasi dari nonanesthetists. Kecemasan
adalah salah satu alasan untuk menolak RA pada populasi pasien kami, oleh

51
karena itu tindakan khusus untuk mengurangi kecemasan pada pasien ini dapat
membantu kami dalam mencapai target internasional untuk RA pada pasien
SC. Disarankan bahwa setiap pasien yang datang untuk SC elektif harus
dinilai untuk mengetahui adanya kecemasan dalam penilaian rutin anestesi pra
operasi dan pasien yang ditemukan memiliki tingkat kecemasan yang tinggi
harus dijadwalkan untuk sesi konseling tambahan dari ahli anestesi. Tindakan
ini membantu mengurangi tingkat kecemasan dan membantu dalam membuat
keputusan rasional mengenai pilihan teknik anestesi mereka.

Berdasarkan pernyataan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa


prosedur anastesi sebagai salah satu faktor yang berhubungan dengan
kecemasan pasien pre operasi. Pemilihan teknik anestesi yang akan digunakan
atau prosedur anestesi yang akan digunakan juga menjadi salah satu faktor
yang akan menimbulkan rasa cemas pada pasien yang akan menjalani
tindakan operasi section caesarea, perlunya edukasi atau KIE terhadap pasien
tentang prosedur atau teknik anestesi yang akan digunakan oleh seorang
penata anestesi sangat perlu dilakukan, sehingga dapat mengurangi kecemasan
pasien dengan mengetahui dari prosedur anestesi sebagai faktor timbulnya
kecemasan pre operasi section caesarea dengan spinal anestesi.

Beberapa hasil studi melaporkan bahwa prosedur anastesi merupakan


salah satu penyebab dari kecemasan pasien preoperasi (Onyeka, 2011;
Ebrahim, 2020). Kecemasan preoperatif sering dihubungkan dengan prosedur
anestesi, sehingga ahli anestesi adalah orang yang paling tepat untuk
mengurangi kecemasan pada pasien dengan cara melakukan komunikasi
dengan pasien yang efektif yang dilakukan pada saat kunjungan pre-anestesi
(Jadin et al., 2017).

52
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari ketujuh artikel yang telah di review dapat disimpulkan bahwa


kecemasan pasien pre operasi section caesarea masih sering dilaporkan. Cemas
atau ansietas merupakan salah satu masalah yang sering dialami oleh ibu hamil
yang akan menjalani pembedahan section caesarea dengan spinal anestesi.
Seseorang yang tidak mampu mengontrol kecemasan pre operasi yang menjadi
gangguan dalam tubuh yang mempengaruhi stimulasi sistem syaraf simpatis yang
berefek meningkatkan frekuensi darah, curah jantung dan tahanan perifer
sehingga tekanan darah meningkat yang bisa menyebabkan perdarahan baik saat
tindakan pembedahan ataupun pasca section caesarea.
Pada ketujuh artikel ini memberikan pernyataan bahwa presentase tingkat
kecemasan pre operasi section caesarea masih tinggi dengan rentang 5% sampai
80%. Kecemasan berat dengan rata-rata 49,4%, kecemasan sedang 38,1%, dan
kecemasan ringan 51,7%. Hal ini menunjukkan bahwa kecemasan masih menjadi
masalah yang dialami oleh pasien saat pre operasi SC.

Ada beberapa faktor – faktor yang dilaporkan berhubungan dengan tingkat


kecemasan pre operasi pasien section caesarea dengan spinal anestesi diantaranya
yaitu umur, tingkat pengetahuan, status paritas, komplikasi persalinan, dukungan
keluarga. Prosedur anastesi juga dilaporkan sebagai salah satu faktor yang
berhubungan dengan kecemasan pasien pre operasi section caesarea. Kecemasan
yang terjadi pada pasien akan mengakibatkan berbagai komplikasi salah satunya
meningkatkan frekuensi darah, curah jantung dan tahanan perifer sehingga
tekanan darah meningkat yang bisa menyebabkan perdarahan baik saat tindakan
pembedahan ataupun pasca section caesarea.

53
B. Implikasi

Implementasi yang dapat dilakukan adalah menggunakan hasil studi


literartur ini khususnya faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan
menjadi dasar dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk meminimalkan
kecemaan pasien pre operasi section caesarea. Penata anestesi diharapkan mampu
menggunakan hasil studi literature review ini dalam memberikan terapi
nonfarmakologi seperti penyuluhan guna menurunkan tingkat kecemasan pasien
pre operasi sebelum tindakan anastesi dilakukan sehingga tingkat kecemasan
pasien bisa lebih terkontrol dan tidak menimbulkan komplikasi yang tidak
diinginkan. Membina hubungan saling percaya antara penata dengan pasien juga
harus tetap dilakukan, karena jika ada komplikasi diharapkan penata anestesi
dapat dengan cepat menanggulanginya.

Berdasarkan kajian literature review ini, penulis menilai penelitian mengenai


hubungan antara pengetahuan tentang prosedur anestesi dengan tingkat
kecemasan pre operasi section caesarea dengan spinal anestesi sangat menarik
untuk dijadikan penelitian selanjutnya. Kecemasan atau ansietas sering terjadi
pada pasien pre operasi karena stress psikologi dan akan menimbulkan komplikasi
saat tindakan anestesi atau tindakan pembedahan. Pengetahuan tentang tindakan
anestesi sangat perlu untuk mengurangi atau mengatasi kecemasan yang dialami
oleh pasien.

Adapun implikasi untuk penelitian selanjutnya berdasarkan hasil


berdasarkan hasil literature review di atas, dapat diimplikasikan pada tatanan
nyata sesuai dengan kriteria FINER yaitu:

1. Feasible

Penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan tantang prosedur


anestesi dengan tingkat kecemasan pre operasi section caesarea dengan spinal
anestesi sangat mungkin dilakukan. Dalam penelilian yang akan dilakukan
selanjutnya akan menggunakan subjek penelitian dengan kriteria pasien yang
akan menjalani tindakan section caesarea. Penulis akan menggunakan design

54
penelitian cross sectional study dengan instrumen kuesioner agar
mempermudah peneliti dalam proses pengumpulan data dan pengolahan data
sehingga tidak menghabiskan banyak waktu dan dana yang dikeluarkan. Hal
ini juga akan mempermudah dalam menganalisa data sehingga tidak
menghabiskan banyak waktu dan dana yang diperlukan.

2. Interesting

Masalah ini menarik untuk diteliti kembali karena tingkat kecemasan


pre operasi section caesarea masih tinggi. Berdasarkan artikel pertama,
penelitian yang dilakukan oleh Maheshwari, D. & Ismail, S. (2015)
menyatakan bahwa tingkat kecemasan yang tinggi secara keseluruhan pada
pasien yang dijadwalkan untuk SC elektif, karena 72,2% pasien memiliki
aVAS ≥50. Tingkat kecemasan secara keseluruhan diamati pada 72,7%
(112/154) pasien. Hal senada juga ditemukan pada artikel kedua, penelitian
yang dilakukan oleh Indriono, A. & Kumaedi (2019) menunjukkan bahwa
kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea yang paling banyak mempunyai
kecemasan ringan yaitu sebanyak 22 orang (73,4%). Hasil penelitian
menunjukan sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang section caesarea sebesar 73,3% dan hanya 3,3% saja yang mengalami
tingkat kecemasan berat. Kejadian kecemasan pre operasi yang sering terjadi
pada pasien pre operasi SC merupakan stress psikologi yang dialami karena
berbagai faktor diatas, yang apabila tejadi secara terus menerus dan
berkepanjangan akan mengakibatkan banyaknya kasus komplikasi pada saat
tindakan anestesi atau tindakan pembedahan itu sendiri. Maraknya kecemasan
pre operasi yang terjadi akan berdampak pada proses asuhan kepenataan
pasien terutama akan menggangu kualitas pelayanan kesehatan anestesi.

3. Novelty

Penelitian ini belum banyak dilakukan diberbagai daerah. Keterbaruan


pada penelitian yang akan dilakukan diantaranya dengan menambah satu
variabel lain terkait yang dialami pasien pre operasi selain variabel

55
pengetahuan tentang tindakan anestesi serta dengan melakukan penelitian
pada cakupan wilayah yang luas atau menggunakan responden dalam jumlah
yang banyak dan salah satu rumah sakit yang banyak pasien yang menjalani
tindakan section caesarea tujuannya untuk mengkonfirmasi kembali
penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.

4. Ethical

Penelitian ini tidak akan melanggar etik responden karena data biografi
responden dan asal rumah sakit akan dirahasiakan sehingga tidak akan
merugikan responden secara fisik dan materi.

5. Relevant

Penelitian ini berguna untuk menambah dan mengembangkan ilmu


pengetahuan serta dapat meningkatkan pelayanan kesehatan anestesi
khususnya dalam menangani dan mencegah kecemasan pre operasi section
caesarea dengan spinal anstesi.

56
DAFTAR PUSTAKA

ASA. 2016 Latinos more anxious before surgery, desire detailed information,
study shows (2016, October 22) retrieved 1 November 2020 from
https://medicalxpress.com/news/2016-10-latinos-anxioussurgery-
desire.html

Ahsan. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pre operasi pada SC


di ruang IBS Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang. P- ISSN: 2086-
3071, E-ISSN: 2443-0900 , 1-12.

Bona, S. V. (2016). Tribun Bali. Denpasar. Retrieved from


http://bali.tribunnews.com/2016/08/03/mengejutkan-12860-kelahiran-
cesar-di-bali-lebih-tinggi-dari-persalinan-normal-ini-penyebabnya

Bugge, K., Bertelsen, F., & Bendtsen, A. (1998). Patients' desire for information
about anaesthesia: Danish attitudes. Acta Anaesthesiologica Scandinavica,
42(1), 91-96. doi: 10.1111/j.1399- 6576.1998.tb05086.x

Burkle, C., Pasternak, J., Armstrong, M., & Keegan, M. (2012). Patient
perspectives on informed consent for anaesthesia and surgery: American
attitudes. Acta Anaesthesiologica Scandinavica, 57(3), 342-349. doi:
10.1111/aas.12037

Ferede, Y. A. et.all (2020). Practice Of Spinal Anesthesia Among Anesthetists In


The Operation Room Of Referral Hospital: Cross-Sectional Study.
International Journal of Surgery Open, 1–4. Doi:
10.1016/j.ijso.2020.11.002.

Feng XL, Xu L, Guo Y, Ronsmans C.Factors influencing rising caesarean section


rates in China between 1988 and 2008. Bull World Health Organ
[Internet]. 2012;90(1):30–39A. Available from
http://www.scielosp.org/pdf/bwho/v90n1/v90n1a10.pdf

Gibbons L, Belizán JM, Lauer JA, Betrán AP, Merialdi M, Althabe F. The global
numbers and costs of additionally needed and unnecessary caesarean
sections performed per year: overuse as a barrier to universal coverage
[Internet]. Vol. 30, World health report. Geneva, Switzerland; 2010. 1-31
p. Available from:
http://www.who.int/healthsystems/topics/financing/healthreport/30Csectio
ncosts.Pdf

Grove, S., & Jennifer R., G. (2019). Memahami penelitian keperawatan.


Singapore: Elsevier.
Hawari, D. (2016). Manajemen Stress Cemas dan Depresi. Jakarta : Badan
Penerbit FKUI Hastono, Sutanto, Priyo. (2012). Statistik Kesehatan.
Rajawali Pers. Jakarta.

Hastuti, D., & Husada, S. K. (2015). Hubungan pengetahuan tentang sectio


caesarea dengan kecemasan ibu pre operasi di ruang catleya rumah sakit
panti waluyo surakarta. [Skripsi]. STIKES Kusuma Husada Surakarta.

Ikhsan, M dan Asdar, F dkk. (2012). FaktorFaktor Yang Berhubungan Dengan


Terjadinya Peningkatan Tekanan Darah Pada Pasien Preoperasi
Laparatomi Di Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar. Makassar:
STIKES Nani Hasanuddin Makassar.

Kementerian Kesehatan. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2013 [Internet].


Jakarta: Badan Litbang Kesehatan; 2013. Available from:
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/rkd2013/LaporanRiskesda
s2013.PDF

Mangku, G., & Senapathi, T. G. A. (2010).Buku Ajar Ilmu Anestesia dan


Reanimasi. Jakarta: Indeks.

Mansur. (2014). Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan. Edisi 2. Salemba
Medika. Jakarta

Majid, A., Judha, M., & Istianah, U. (2011). Keperawatan Perioperatif.


Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Masturoh. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta Selatan: Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia.

Nursalam.(2011). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan


(Edisi 2). Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam.(2013). Metode penelitian ilmu keperawatan (Edisi 3). Jakarta: Salemba


Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.


Jakarta.

Onyeka, T., Desalu, I., Adudu, O., Kolawole, I., & Ekumankama, O. (2011).
Appropriate practice of anesthesia: A plea for better training. Saudi
Journal Of Anaesthesia, 5(2), 170. doi: 10.4103/1658-354x.82788

Profil Dinas Kesehatan. (2010). Determinan Persalinan Sectio Caesarea Di


Indonesia. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(1), 63–75.
https://doi.org/10.22435/kespro.v8i1.6641.63-75

Pramono, A. (2015). Buku Kuliah Anestesi. Jakarta: EGC.


Riskesdas . (2013). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan
Litbang Kesehatan.

Sihombing, N., Saptarini, I., & Putri, D. S. K. (2017). Determinan Persalinan


Sectio Caesarea Di Indonesia (Analisis Lanjut Data Riskesdas 2013).
Jurnal Kesehatan Reproduksi, Nomor 8 Volume (1), Tahun 2017, 63–75.

Sukartinah (2016), Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Status Hemodinamik


pada Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea di ruang IBS RSUD Dr Soediran
Mangun Sumarso Wonogiri. Skripsi. STIKES Kusuma Husada Surakarta.
Tidak dipublikasikan.https://media.neliti.com/media/publications/108556-
ID-none.pdf

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D). Penerbit CV. Alfabeta.

Sumantri, H. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Prenada Media.

Swarjana, K. (2015). Metodologi penelitian kesehatan. Cv Andi Offset

Swarjana, I. K., SKM, M., & Bali, S. T. I. K. E. S. (2015). Metodologi Penelitian


Kesehatan [Edisi Revisi]: Tuntunan Praktis Pembuatan Proposal Penelitian
untuk Mahasiswa Keparawatan, Kebidanan, dan Profesi Bidang Kesehatan
Lainnya. Penerbit Andi.

Yanti, Anggraeni, Maryanti (2016). Hubungan Pendidikan Dengan Kecemasan


Pasien Pre Operasi Seksio Sesaria (SC) Di Ruang Kebidanan Rumah
Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung Tahun 2015. Jurnal Asuhan Ibu
dan Anak. JURNAL ASUHAN IBU&ANAK 2016;1(2)35-41
file:///C:/Users/win7/Downloads/JAIA_Vol_1_No_2_DesiAriMadiYanti_
dkk_Artikel_04%20(5).pdf
Lampiran 1
JADWAL PENELITIAN
BULAN
NO KEGIATAN Okt November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II II
Penyusunan
1
Proposal

2 ACC Proposal

Penyebaran
3
Proposal

4 Ujian Proposal

Ujian Ulang
5
Proposal
Pengumpulan
6
Data
Penyusunan
7 Hasil
Penelitian
Penyebaran
8
Skripsi
9 Ujian Skripsi

Ujian Skripsi
10
ulang

60
Perbaikan dan
11
Pengumpulan

61
Lampiran 2

LEMBAR PERNYATAAN ABSTRACT TRANSLATION

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :
NIDN :
Menyatakan bahwa mahasiswa yang disebutkan sebagi berikut:
Nama : I Nengah Yogi Suriawan
NIM : 17D10020
Judul Literature Review : Gambaran Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan
Pasien Pra Anestesi Pada Operasi Sectio
Caesarea dengan Spinal Anestesi
Menyatakan bahwa dengan ini bahwa telah selesai melakukan penerjemahan
abstract dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris terhadap literature review
yang bersangkutan.
Demikian surat ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar,
Abstract Translator

( )
NIDN. …

62

Anda mungkin juga menyukai