Anda di halaman 1dari 23

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

BINA USADA BALI


SK. Mendiknas RI. Nomor : 122/D/O/2007
TERAKREDITASI BAN PT.NOMOR 351/SK/BAN-PT/Akred/PT/IV/2015
Kompleks Kampus Mapindo, Jln. Padang Luwih Tegal Jaya Dalung-Badung. Telp(0361)433132;Fax:
(0361)419959;email:binausada@yahoo.com;website: binausadabali.ac.id

FORMAT PENGKAJIAN ANTENATAL


ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

Nama Mahasiswa : Gusti Ayu Putu Septiari Tgl. Pengkajian : 5 Juli 2021
NIM : C2221115 Jam Pengkajian : 12:00
RS/Ruangan : RS Bali Mandara/Ruang Sandat
Tgl. Masuk RS : 4 Juli 2021

A. IDENTITAS
Nama Pasien : Ny.SK Nama Suami : Tn. RT
Usia : 29 th Usia : 32 th
Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMK
Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta
Pekerjaan : Wiraswasta Status Perkawinan : Menikah
Agama : Hindu
Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat : Jl. Pulau Buton No.12, Dps
Diagnosa Medis Pasien : G2P1A0H1dengan Abortus Imminens

B. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan perutnya mules dan nyeri tidak tertahankan, adanya pengeluaran
darah pada dari dari vagina berupa gumpalan darah dan belum mengeluarkan jaringan.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ny. SK diantar oleh keluarganya ke IGD RS Bali Mandara pada tanggal 4 Juli 2021
pukul 16.00 WITA mengeluh perutnya mules dan nyeri tidak tertahankan, adanya
pengeluaran darah pada dari dari vagina dan belum mengeluarkan jaringan sejak tanggal
3 Juli 2021 malam. Sebelum ke RS pasien sempat diperiksakan ke bidan tanggal 4 Juli
2021 pukul 14.00 bidan menganjurkan agar memeriksakan kandungannya ke Rumah
Sakit terdekat. Pasien kemudian dibawa keluarga ke IGD RS Bali Mandara pasien
mendapat terapi infus RL 20 tpm , kemudian pukul 19.00 WITA pasien dipindahkan ke
ruang Gynekologi untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Sesampainya di
ruangan dilakukan pemeriksaan lagi, diperoleh data pasien masih mengeluhkan perut
mules dan nyeri tidak tertahakan pada perut bagian bawah, keluarnya darah pervaginam,
belum adanya pengeluaran jaringan, TD : 100/60mmHg, N :80x/menit, R : 20x/menit, S
: 36,5oC, BB : 68 kg dan TB : 158 cm. Pemeriksaan fisik pada genatalia terdapat
perdarahan pervaginam, hasil pemeriksaan dalam tidak ada pembukaan serviks, hasil
USG janin masih ada dalam uterus, PP test positif, HB 11,2 gr%.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya pasien tidak pernah mengalami perdarahan seperti
ini, tidak pernah menjalani operasi, pernah dirawat inap 1x saat melahirkan anak
pertamanya.Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menular seperti
PMS, TBC, Hepatitis, penyakit menurun seperti DM, Asma, Hipertens, dan penyakit
menahun seperti Jantung, Ginjal.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat kesehatan keluarga yang terkena
penyakit seperti penyakit menular seperti PMS, TBC, Hepatitis, penyakit menurun
seperti DM, Asma, Hipertens, dan penyakit menahun seperti Jantung, Ginjal.
5. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi obat, makanan/minuman.
6. Genogram

Keterangan :

: Pasien
: Laki-laki
: Garis keturunan
: Perenmpuan

: Menikah : Tinggal bersama


B. RIWAYAT OBSTETRI DAN
GINEKOLOGI
a. Riwayat Menstruarsi :
 Menarche : 13 th Siklus : teratur (√ )
 Banyaknya : biasanya 3x ganti pemalut Lama : ± 4 hari
 Keluhan : kadang-kadang nyeri haid di hari pertama haid
 HPHT : 14 Desember 2021
b. Riwayat pernikahan
 Menikah : 1 kali pada usia 26 tahun Lama menikah: 3 tahun
c. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :
Anak Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak
ke
No Th UK Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi Perdarah Jenis BB Pj
an Kelamin
1 2t 39 Tidak Norm Bidan Tidak Tidak Tidak Normal Laki- 3000 50
h mingg ada al ada ada ada laki gram cm
u

2 20 Hamil
17 ini

d. Riwayat kehamilan saat ini


Status Obstetrikus :
 G2P1A0 UK : 12 minggu
 TP : 14 Desember 2021
 ANC kehamilan sekarang :
Kunjungan ANC : 6 minggu
Trimester I
Frekuensi : 2x
Keluhan : Mual, lemas, dan flek-flek
Komplikasi : Tidak ada
Terapi : Asam folat
Imunisasi TT : 1 kali tanggal 26 Januari 2021
e. Riwayat keluarga berencana
 Akseptor KB : Aktif Jenis : KB suntik Lama: ± 2tahun
 Masalah : Tidak ada

C. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL


GORDON
1. Pola Persepsi dan Management Kesehatan
 Sebelum Sakit : pasien mengatakan kesehatan menjadi hal terpenting dalam
hidupnya, semenjak hamil, pasien menjaga kesehatannya dengan melakukan
pemeriksaan kehamilan ke bidan dengan teratur. Pasien mengakui bahwa
dirinya kurang menjaga kesehatan. Pasien mengatakan jarang melakukan
olahraga seperti senam hamil, pasien lebih banyak menghabiskan waktunya
untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
 Saat Sakit : pasien mengatakan kesehatan dirinya dan janinya menjadi hal
yang penting baginya, pasien menjaga kesehatannya dengan cara mengikuti
anjuran dokter dan petugas kesehatan lainnya.

2. Pola Nutrisi dan Metabolisme


 Sebelum Sakit : Pasien mengatakan pasien makan 3 kali sehari dengan porsi
penuh (1 piring penuh), komposisi: nasi, lauk pauk serta sayur, buah dan
susu, tidak ada pantangan makanan/minuman, sejak hamil nafsu makan
pasien meningkat. Pasien minum air putih ± 2000 ml dalam sehari.
 Saat Sakit : sejak pasien mengalami perdarahan nafsu makan pasien
menurun, saat pengkajian pasien hanya menghabiskan 1/3 porsi penuh (1/3
piring) , komposisi: nasi, lauk pauk serta sayur,dan buah. Pasien minum air
putih dan susu ± 1200 ml dalam sehari., dan terpasang infus RL 20 tetes per
menit.

3. Pola Eliminasi
 Sebelum Sakit: pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi
lembek, berbau khas dan berwarna kuning, BAK 3-4 kali dalam sehari,
urine berwarna kuning jernih, bau khas urine.
 SaatSakit: pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi
lembek, berbau khas dan berwarna kuning, BAK 3-4 kali dalam sehari,
urine berwarna kuning jernih, bau khas urine.

4. Pola Aktivitas dan Latihan


 Sebelum Sakit : pasien mengatakan melakukan pekerjaan IRT, setelah
menyelesaikan pekerjaan rumahnya, pasien biasanya membantu iparnya
menyiapkan bahan dagangan dari pagi hingga sore hari.
 Saat Sakit :pasien lebih banyak menghabiskan waktu dengan terbaring di
atas tempat tidur dan aktivitas dibantu oleh keluarga khususnya suami.
Pasien mengatakan lemas dan nyeri pada perutnya sehingga tidak mampu
berdiri beraktivitas sendiri seperti menyiapkan perlengkapan untuk mandi
dibantu, makan/minum dibantu, menganti pakaian dibantu suami/perawat,
toileting dan berjalan/berdiri dibantu.

5. Pola Tidur dan Istirahat


 SebelumSakit : pasien mengatakan tidur malam pukul 21.30 WITA dan
terbangun pukul 05.00 WITA, dan jarang tidur siang. pasien dapat tidur
dengan nyeyak,tidak ada ritual khusus sebelum tidur.
 Saat Sakit :Pasien mengatakan lebih banyak menghabiskan waktu dengan
terbaring dan istirahat di tempat tidur, pasien tidur pukul 22.00 WITAdan
terbangun pukul 06.00 WITA, pasien tidur siang kurang lebih 1 jam,
pasien terkadang terbangun karena lingkungan sekitar kamarnya yang
ribut tetapi tidak menjadi masalah karena pasien dapat tidur dengan
nyenyak lagi setelah lingkungan tenang.

6. Pola Seksual dan Reproduksi


 Sebelum Sakit : pasien mengatakan sudah menikah dan memiliki 1 anak,
pasien mengatakan tetap melakukan hubungan seksual dengan suaminya,
tidak ada keluhan pada sistem reproduksinya.Pasien mengatakan sebelum
hamil siklus menstruasinya teratur tiap bulannya, namun semenjak hamil
pasien amenorrhea.
 Saat Sakit : pasien mengatakan belum dapat melakukan hubungan seksual
dengan suaminya, pasien mengeluhkan nyeri pada perutnya dan keluar
darah dari vaginanya.
7. Pola Kognitif dan Sensori
 Sebelum Sakit :Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam
berkomunikasi dan proses berfikir, dan mengetahui kondisi kesehatan
dirinya. . Fungsi sensori penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba,
dan pengecap tidak mengalami gangguan.tidak ada mengeluhkan nyeri
 Saat sakit : pasien mengatakan tidak ada gangguan dalam hal
berkomunikasi, hal ini ditunjukkan denagn kemampuan pasien dalam
menjawab/ merespon semua pertanyaan perawat dan keluarga. Pasien
sudah mengetahui tentang apa yang terjadi pada dirinya. Fungsi sensori
penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap tidak
mengalami gangguan. Saat ini pasien mengeluhkan nyeri pada perutnya
nyeri seperti diremas- remas, skala nyeri 5 (0-10), nyeri terasa hilang
timbul tetapi semakin lama terasa semakin meningkat nyerinya. Pasien
tampak meringis, dan memegangi perut.

8. Pola Hubungan dan Peran


 Sebelum Sakit : pasien mengatakan pasien berperan sebagai ibu rumah
tangga dan istri dari suaminya, pasien memiliki hubungan yang baik
dengan suami, anggota keluarga yang lain, tetangga dan penduduk sekitar
lingkungannya.
 Saat sakit : pasien mengatakan masih tetap memiliki hubungan yang baik
dengan suami,dan anggota keluarga yang lain. Pasien mengatakan suami
pasien selalu menemani pasien saat menjalani perawatan di RS. Pasien
juga komunikatif dengan perawat dan pasien lain.

9. Pola Persepsi dan Konsep Diri


 Sebelum sakit :
 Body image
Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang paling disukai dan yang
paling tidak disukai.Pasien tidak malu dengan kondisi fisiknya walaupun
bertambah gendut karena sedang mengandung.
 Identitas diri
Status pasien dalam keluarga/rumah tangga sebagai istri.Pasien ingin
bahagia dan mempunyai hubungan harmonis dengan suaminya.
 Peran
Pasien menjalankan perannya sebagai seorang istri, dan IRT yang
mengurus pekerjaan rumah tangga.
 Ideal diri
Pasien berharap dapat menjadi ibu dari janin yang sedang dikandungnya.
Keluarga dapat menerima apa adanya serta memberikan dukungan moral
pada pasien.
 Harga diri
Pasien mengatakan percaya diri dengan segala kekurangan dan kelebihan
yang dimiliki.
 Saat sakit :
 Body image
Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang paling disukai dan yang
paling tidak disukai.Pasien tidak malu dengan kondisi fisiknya walaupun
bertambah gendut karena sedang mengandung.
 Identitas diri
Status pasien dalam keluarga/rumah tangga sebagai istri.Pasien ingin
bahagia dan mempunyai hubungan harmonis dengan suaminya.
 Peran
Pasien menjalankan perannya sebagai seorang istri, dan IRT yang
mengurus pekerjaan rumah tangga.
 Ideal diri
Pasien berharap dapat menjadi ibu dari janin yang sedang dikandungnya.
Keluarga dapat menerima apa adanya serta memberikan dukungan moral
pada atas kesembuhan pasien.
 Harga diri
Pasien mengatakan percaya diri dengan segala kekurangan dan kelebihan
yang dimiliki.

10.Pola Mekanisme Stres dan Koping


 Sebelum sakit : pasien mengatakan terkadang kawatir dengan kondisi
kehamilannya sehingga pasien memeriksakan kehamilannya secara teratur,
pasien juga bercerita dengan suaminya tentang permasalahan yang
dihadapi dan bermain dengan anaknya sebagai pengalihan stress yang
pasien alami.
 Saat sakit : pasien mengatakan selalu bercerita dan berbagi dengan
suaminya atau keluarga terdekatnya, namun saat pengkajian pasien
mengatakan khawatir dengan kesehatan janinnya, dan bertanya berulang
mengenai kondisi dirinya dan janinnya pada petugas kesehatan. pasien
tampak tegang dan berkeringat.
11. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
 Sebelum sakit : pasien mengatakan mempunyai kepecayaan terhadap kuasa
Tuhan, menyembah Tuhan dengan cara mebanten setiap hari, memeluk
Hindu sebagai agama yang dianutnya. Di hari raya tertentu pasien akan
bersembahyang ke Pura.
 Saat Sakit : pasien masih meyakini kuasa Tuhan atas kesembuhannya,
pasien percaya Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk keselamatan
dirinya dan janinya, pasien hanya berdoa dengan cara berbaring/duduk
diatas tempat tidur.

D. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
 GCS : E4V5M6
 Tingkat kesadaran : Compos mentis
 Tanda – tanda vital : TD : 100/60mmHg N : 80x/menit
RR : 24x/menit T : 36,50C
 BB : 68 kg
 TB : 158 cm
 LILA : 26 cm

Head toToe :
 Kepala
Bentuk kepala mesosepal, tidak ada benjolan, lesi tidak ada, rambut pendek
bergelombang berwarna hitam, nyeri tekan tidak ada.
 Wajah
Pucat :(+), mukosa bibir kering,
Cloasma :(+) pada pipi kiri
Sklera : Ikterik
Kojungtiva : Anemis
Pembesaran limphe node : Tidak ada
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada
Telinga :Simetris, tidak ada serumen, tidak ada pendarahan, tidak ada
lesi

 Dada
Payudara
Areola : Gelap Putting : Menonjol
Tanda dimpling / retraksi :Tidak ada
Pengeluaran ASI : Tidak ada
Jantung :
Inspeksi : Tidak ada ictus cordis, perikordium normal
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, ictus cordis tidak teraba, getaran (-)
Perkusi : letak paru kanan dan kiri simetris, suara pekak
Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan
Paru
Inspeksi : simetris, tidak ada retraksi intercosta, lesi negatif
Palpasi : nyeri tidak ada, getaran tidak ada, edema tidak ada
Perkusi : letak paru kanan dan kiri simetris, bunyi paru resonan
Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan
 Abdomen
Linea : Tidak ada Striae : Tidak ada
Pembesaran sesuai UK : Tidak teridentifikasi/tidak terlihat
Gerakan Janin : Tidak ada Kontraksi : Tidak ada
Luka bekas operasi : Tidak ada
Ballottement : (-)
Leopold I : (-)
Leopold II : (-)
Leopold III : (-)
Leopold IV : (-)
Penurunan kepala : (-)
Pemeriksaan Mc. Donald : - cm
TFU : - cm
Kontraksi : (-)
DJJ : (-)
Bising usus : (+)
 Genetalia dan perineum :
Kebersihan : Bersih, tidak ada lesi, terdapat darah pada area jalan lahir
Keputihan : Tidak ada
Hemoroid : Tidak ada
Serviks : tidak ada pembukaan serviks
 Ekstremitas
Atas :
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
CRT : < 2detik
Bawah :
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
CRT : < 2detik
Refleks : (+)

E. DATA PENUNJANG
 Hasil Pemeriksaan Darah Tanggal 4 Juli 2021

Pemeriksaan Hasil Satuan Normal


Golongan darah A
Hemoglobin 11.2 g/dL 12.0-16.0
Hematokrit 34.30 % 37-47
Jumlah lekosit 9.82 /uL 4.8-10.8
Jumlah trombosit 270 10^31,1 150-400
Imunologi
HbsAg - - -
Urin
Gravindex + - -

Hasil :
 Hb rendah kurang dari nilai normal
 Hematokrit rendah kurang dari nilai normal
 Hasil USG : janin masih ada dalam uterus

F. PENGOBATAN
IVFD RL 20 tpm
Cefoperazon 1gr @12jam
Ranitidine 2x1Ampul @12jam
Vit K 1x1 Ampul
Papaverin 3x10mg
Paracetamol 3x500mg

Denpasar, 4 Juli 2021


Mahasiswa,

( Gusti Ayu Putu Septiari, S.Kep )


G. ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS : Risiko Syok
Abortus spontan
 Pasien mengatakan adanya (Hipovolemik)
keluarnya darah dari vagina
Abortus imminens
 Pasien mengatakan lemas
Perdarahan
DO :
 Tampak perdarahan pervaginam Risiko Syok
 Tidak ada pembukaan pada (Hipovolemik)
serviks
 Pasien tampak lemas , wajah
pasien terlihat pucat, konjungtiva
anemis.
 Hb : 11,2 (12.0-16.0) g/dL
 Hematokrit : 34.30 (37-47)%
 TD : 100/60mmHg
N : 80x/mnt
S : 36,5oC
RR : 24x/mnt
CRT : <2 detik
DS : Nyeri akut
P : kontraksi uterus sehingga adanya Abortus spontan
keluar darah dari vagina
Abortus imminens
Q : terasa seperti diremas- remas dan
ditusuk-tusuk
Kontraksi uterus
R : perut bagian bawah
S : 5 (0-10) Nyeri Akut
T : hilang timbul, semakin lama
semakin meningkat nyerinya
DO :
 Pasien terlihat meringis dan
memegangi perut bawah
 TD : 100/60mmHg, N : 80x/mnt,
RR : 24x/mnt
DS : Ansietas
 Pasien mengatakan khawatir pada Abortus spontan
kondisi kesehatan dirinya dan
janin dikandungannya karena Abortus imminens
nyeri pada perut dan keluar darah
dari vaginanya.
Perdarahan
DO :
Nyeri abdomen
 Pasien tampak tegang, bertanya
berulang mengenai kondisi
dirinya dan janinnya
 Pasien tampak berkeringat Adanya ancaman
 TD : 100/60mmHg, N : 80x/mnt, kematian ibu dan
RR : 24x/mnt janinnya

Ansietas
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
1. Resiko syok (hipovolemia)berhubungan dengan perdarahan pervaginam ditandai
dengan pasien mengatakan adanya keluarnya darah dari vagina, pasien mengatakan
lemas, tampak perdarahan pervaginam, tidak ada pembukaan pada serviks, pasien
tampak lemas , wajah pasien terlihat pucat, konjungtiva anemis, Hb : 11,2 (12.0-
16.0) g/dL, Hematokrit : 34.30 (37-47)%, TD : 100/60mmHg, N : 80x/mnt, S :
36,5o, RR : 24x/mnt, CRT : <2 detik.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis ditandai dengan nyeri
disebabkan kontraksi uterus sehingga keluar darah dari vagina, nyeri terasa seperti
diremas- remas dan ditusuk-tusuk pada perut bagian bawah, skala nyeri 5 (0-10),
nyeri hilang timbul, semakin lama semakin meningkat nyerinya, pasien terlihat
meringis dan memegangi perut bawah, TD : 100/60mmHg, N : 80x/mnt, RR :
24x/mnt.
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian ditandai dengan pasien
mengatakan khawatir pada kondisi kesehatan dirinya dan janin dikandungannya
karena nyeri pada perut dan keluar darah dari vaginanya, pasien tampak tegang,
bertanya berulang mengenai kondisi dirinya dan janinnya, pasien tampak
berkeringat, TD : 100/60mmHg, N : 80x/mnt, RR : 24x/mnt
INTERVENSI

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan
1. Risiko syok Setelah diberikan asuhan NIC
keperawatan selama 3 x 24 Syok prevention
(hivopolemik)
jam diharapkan - Monitor warna kulit,
NOC TTV
 Syok prevention - Monitor input dan
 Syok management output
Kriteria hasil: - Pantau nilai labor:
 Nadi dalam batas yang HB,HT,AGD, dan
diharapkan elektrolit
 Irama jantung dalam - Monitor tanda awal
batas yang diharapkan syok
 Frekuensi nafas dalam - Tempatkan pasien
batas yang diharapkan pada posisi supine,
 Irama pernafasan dalam kaki elevasi untuk
batas yang diharapkan peningkatan preload
 Natrium serum dalam dengan tepat
batas normal - Berikan cairan IV dan
 Kalium serum dalam atau oral yang tepat
batas normal
 Klorida serum dalam
batas normal
 Kalsium serum dalam
batas normal
 Magnesium serum
dalam batas normal
 Ph serum dalam batas
normal
2. Nyeri Akut Setelah diberikan asuhan NIC
Pain Management
keperawatan selama 3 x 24
 Lakukan pengkajian nyeri
jam diharapkan secara komprehensif,
termasuk lokasi,
NOC:
karakteristik, durasi,
- Pain level
frekuensi, kualitas dan
- Pain control
factor presifitasi.
- Comfotr level
 Control lingkungan yang
dapat mempengaruhi
Kriteria Hasil : nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan
- Mampu mengontrol dan kebisingan
nyeri (tahu penyebab
 Pilih dan lakukan
nyeri, mampu
penanganan nyeri
menggunakan tehnik
(farmakologi, non-
non farmakologi untuk
farmakologi, dan
mengurangi nyeri,
mencar bantuan) interpersonal)
- Melaprkan bahwa nyeri  Kaji tipe dan sumber
berkurang dengan nyeri untuk menentukan
menggunakan majemen intervensi
nyeri  Berikan analgetik untuk
- Mampu mengenali menguragi nyeri
nyeri skala, intensitas,  Tingkatkan istirahat
prekuensi dan tanda  Kolaborasikan dengan
nyeri) dokter jika ada keluhan
- Menyatakan rasa dan tindakan nyeri tidak
nyaman setelah nyeri berhasil
berkurang
3. Ansietas Setelah diberikan asuhan NIC
Anxiety reduction (penurunan
keperawatan selama 3 x 24
kecemasan)
jam diharapkan
- Gunakan pendekatan
NOC
yang menenangkan
 Anxiety self in- dengan Identifikasi
control tingkat kecemasan
 Anxiety level - Jelaskan semua
 Coping prosedur dan apa yang
dirasakan selama
Kriteria Hasil : prosedur
 Klien mampu - Temani pasien untuk
mengidentifikasi dan memberikan keamanan
menungkapkan gejala dan mengurangi takut
cemas - Dorong keluarga untuk
 Mengidentifikasi, menemani pasien
mengungkapkan dan - Bantu pasien mengenal
menunjukkan tehnik situasi yang
untuk mengontrol menimbulkan
cemas kecemasan
 Vital sign dalam batas - Dorong pasien untuk
normal mengungkapkan
 Postur tubuh, ekspresi perasaan, ketakutan,
wajah, bahasa tubuh persepsi
dan tingkat aktifitas - Intruksikan pasien
menunjukan menggunakan tehnik
berkurangnya relaksasi
kecemasan
IMPLEMENTASI

No
Hari/tanggal Implementasi Respon pasien
dx
1,2,3  Mengobservasi KU pasien dan tanda- DS :
tanda vital pasien Pasien mengeluh badannya lemas.

DO :
KU lemas, pasien tampak pucat, kesadaran : compos mentis, TD :
100/60mmHg, N : 80x/mnt, S : 36,5 o, RR : 24x/mnt, CRT : <2
detik.

1  Melakukan tes laboratorium pemeriksaan DO :


Senin, 5 Juli Hb,HT Hasil laboratorium tgl 7 maret didapatkan hasil Hb: 11,2 g/dl
2021 normal 12,0-16,0 g/dl dan HT: 34,30% normal: 37-47%.

1  Memberikan cairan infus RL 20 tpm DS :


Pasien mengatakan infusnya habis dan bersedia untuk diganti.

DO :
Mengganti infus pasien dengan yang baru yaitu infus RL
1  Mengistirahatkan pasien di tempat tidur DS :
dengan posisi supine, kaki elevasi untuk Pasien mengatakan nyaman dengan posisi nya.
peningkatan preload dengan tepat
DO :
Pasien tampak pucat, lemah.

1. Memberikan injeksi cefroperazon 1 g, vit K DS :


Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat.
1 ampul, ranitidine 1 ampul Papaverin
10mgmelalui IV DO :
Obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi
2  Melakukan DS :
pengkajian nyeri secara komprefensif ( Pasien mengatakan nyeri di bagian perut. Nyeri seperti ditusuk-
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, tusuk dan diremas-remas, nyeri dirasakan dibagian perut bagian
frekuensi, kualitas atau keparahan bawah dengan skala nyeri 5 dari (0-10) serta nyeri dirasakan pada
nyeri dan faktor pencetus nyeri ). pasien pasien bergerak.

DO :
Pasien tampak meringis kesakitan dan pasien tampak gelisah.

2  Mengajarka DS :
n pasien tentang teknik non Pasien mengatakan mau melakukan teknik nafas dalam yang telah
farmakologi ( nafas dalam) diajarkan oleh perawat dan pasien mengatakan sedikit lebih
nyaman.

DO :
Pasien tampak mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh perawat
2  Mengkolab DS :
orasikan dalam pemberian obat Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat.
analgesic yaitu paracetamol 500 mg.

DO :
Obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi.
3  Menjelaskan DS :
kondisi pasien saat ini Pasien mengatakan saat ini merasa cemas dan khawatir mengenai
kondisi anak dalam kandungannya, pasien mengatakan mengerti
tentang penjelasan dokter dan perawat mengenai kondisinya saat ini

DO :
Pasien tampak lemas dan lesu pasien tampak kooperatif
3  Mendorong keluarga untuk menemani DS :
pasien untuk memberikan keamanan Pasien mengatakan keluarganya selalu berada di sampingnya
dan mengurangi rasa takut DO :
 Pasien tampak ditemani oleh suami dan kadang2 anaknya
berkunjung menemui pasien
1,2,3  Mengobservasi DS :
KU pasien dan tanda-tanda vital pasien Pasien mengeluh badannya lemas.

DO :
KU lemas, pasien tampak pucat, kesadaran : compos mentis, TD :
Selasa, 6 Juli 100/60mmHg, N : 80x/mnt, S : 36,5 o, RR : 24x/mnt, CRT : <2
2021 detik.

1  Memberikan cairan infus RL 20 tpm DS :


Pasien mengatakan infusnya habis dan bersedia untuk diganti.

DO :
Mengganti infus pasien dengan yang baru yaitu infus RL
1  Mengistirahatkan pasien di tempat tidur DS :
dengan posisi supine, kaki elevasi untuk Pasien mengatakan nyaman dengan posisi nya.
peningkatan preload dengan tepat
DO :
Pasien tampak pucat, lemah.
1  Memberikan injeksi cefroperazon 10 mg, DS :
vit K 1 ampul, ranitidine 1 ampul Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat.
Papaverin 10mg melalui IV

DO :
Obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi
2  Melakukan DS :
pengkajian nyeri secara komprefensif Pasien mengatakan nyeri di bagian perut. Nyeri seperti ditusuk-
(termasuk lokasi, karakteristik, durasi, tusuk, nyeri dirasakan dibagian perut bagian bawah dengan skala
frekuensi, kualitas atau keparahan nyeri 4 dari (0-10) serta nyeri dirasakan pada pasien pasien
bergerak.
nyeri dan faktor pencetus nyeri ).
DO :
Pasien tampak meringis

2  Mengajarka DS :
n pasien tentang teknik non Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan pada perut bagian bawah
farmakologi ( nafas dalam) sudah mulai berkurang

DO :
Pasien tampak meringis kesakitan dan gelisah.
2  Mengkolab DS :
orasikan dalam pemberian obat Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat.
analgesic yaitu paracetamol 500 mg.

DO :
Obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi.
3  Menjelaskan DS :
kondisi pasien saat ini Pasien mengatakan saat ini merasa cemas dan khawatir mengenai
kondisi anak dalam kandungannya, pasien mengatakan mengerti
tentang penjelasan dokter dan perawat mengenai kondisinya saat ini

DO :
Pasien tampak lemas dan lesu pasien tampak kooperatif

3  Mendorong keluarga untuk menemani DS :


Pasien mengatakan keluarganya selalu berada di sampingnya
pasien untuk memberikan keamanan DO :
dan mengurangi rasa takut Pasien tampak ditemani oleh suami dan kadang2 anaknya
berkunjung menemui pasien
1,2,3  Mengobservasi DS :
KU pasien dan tanda-tanda vital pasien Pasien mengeluh badannya masih merasa lemas.

DO :
KU lemas, pasien tampak masih pucat, kesadaran : compos mentis,
TD : 100/60mmHg, N : 80x/mnt, S : 36,5o, RR : 24x/mnt, CRT :
<2 detik.

1  Melakukan tes laboratorium pemeriksaan DO :


Rabu, 7 Juli Hb,HT Hasil laboratorium tgl 9 maret didapatkan hasil Hb: 12,2 g/dl
2021 normal 12,0-16,0 g/dl dan HT: 36,30% normal: 37-47%.

1  Memberikan cairan infus RL 20 tpm DS :


Pasien mengatakan infusnya habis dan bersedia untuk diganti.

DO :
Mengganti infus pasien dengan yang baru yaitu infus RL
1  Membantu pasien untuk melakukan DS :
aktivitas seperti membantu duduk di Pasien mengatakan senang sudah bisa dan diperbolehkan untuk
tempat tidur, membantu mengenakan duduk dan melakukan aktivitas ringan ditempat tidur
pakaian
DO :
Pasien tampak pucat.
1  Memberikan injeksi cefroperazon 10 mg, DS :
vit K 1 ampul, ranitidine 1 ampul Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat.
Papaverin 10mg melalui IV
DO :
Obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi
2  Melakukan DS :
pengkajian nyeri secara komprefensif Pasien mengatakan nyeri di bagian perut. Nyeri seperti ditusuk-
(termasuk lokasi, karakteristik, durasi, tusuk, nyeri dirasakan dibagian perut dengan skala nyeri 2 dari (0-
frekuensi, kualitas atau keparahan 10) serta nyeri dirasakan pada saat pasien bergerak.
nyeri dan faktor pencetus nyeri ).
DO :
Pasien sudah dapat beraktivitas ringan ditempat tidur seperti duduk

2  Mengajarka DS :
n pasien tentang teknik non Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah mulai berkurang.
farmakologi (nafas dalam) DO :
Pasien tampak beraktivitas ringan ditempat tidur seperti duduk
2  Mengkolab DS :
orasikan dalam pemberian obat Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat.
analgesic yaitu paracetamol 500 mg.
DO :
Obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi.
3.  Menjelaskan DS:
kondisi pasien saat ini Pasien mengatakan bersyukur karena kondisi nya dan kondisi
janinnya baik-baik saja dokter dan perawat mengatakan bahwa janin
pasien masih dapat diselamatkan, edukasi pasien untuk tidak
melakukan aktivitas yang membuat kondisiny kelelahan, dan
menganjurkan pasien untuk rutin periksa kehamilan di bidan
maupun dokter kandungan.
DO:
Pasien tampak kooperatif
EVALUASI

No
Tgl Evaluasi sumatif
dx
Kamis, 1 S = Pasien mengeluh badannya masih terasa lemas, lemah
8 Juli O= Pasien tampak pucat, kesadaran : compos mentis, TD : 100/60mmHg, N :
2021 80x/mnt, S : 36,5o, RR : 24x/mnt, CRT : <2 detik.
Hasil laboratorium tgl 9 maret didapatkan hasil Hb: 12,2 g/dl normal 12,0-16,0
g/dl dan HT: 36,30% normal: 37-47%.
A= Masalah belum teratasi
P= Lanjutkan intervensi
1. Pantau terjadinya syok dengan pemeriksaan laboratorium Hb dan HT
2. Pemberian terapi dilanjutkan terapi Vit K, Ranitidine, dan Papaverine
3. Pemberian posisi untuk mencegah syok

Kamis, 2 S = Pasien mengatakan nyerinya mulai berkurang dengan skala 2 dari rentang
8 Juli (0-10).
2021 O = Pasien sudah tidak gelisah dan meringis lagi
Pasien tampak masih lemas
Suhu: 36,5°C,Nadi: 90x/menit, Respirasi: 20x/menit,Tekanan Darah:
110/80 mmHg
A = Masalah teratasi
P = Pertahankan kondisi pasien
Kamis, 3 S = Pasien mengatakan bersyukur karena kondisi nya dan kondisi janinnya baik-
8 Juli baik saja dokter dan perawat mengatakan bahwa janin pasien masih dapat
2021 diselamatkan.
O= Pasien tampak pucat, dan lemas
A= Masalah teratasi
P= Pertahankan kondisi pasien
1. Vital sign dalam batas normal
2. Tidak merasa cemas

Anda mungkin juga menyukai