Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN HASIL PENELITIAN PENYAKIT ANEMIA

PADA REMAJA SMK ISLAM KEPANJEN


ANGKATAN 2022 / 2023

DI SUSUN OLEH :

1. Cindy Anggun L
2. Najwah Oxa Dira
3. Nisrina Alya Feryl P.E
4. Novita Putri E
5. Vicka Fitria N.A

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ISLAM KEPANJEN


JURUSAN KEPERAWATAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana telah

memberikan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

Proposal yang berjudul “LAPORAN HASIL PENELITIAN PENYAKIT ANEMIA PADA

REMAJA SMK ISLAM KEPANJEN” Dengan baik.

Sebelumnya, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Yasinta Puji

Kristanti, S.Pd. selaku Guru Bahasa Indonesia yang telah membimbing penulis agar dapat

mengerti tentang bagaimana cara menyusun karya tulis ilmiah ini, serta rekan-rekan

seperjuangan yang telah membangun dan telah memberikan masukan dalam menyusun karya

tulis ilmiah ini. Penulis menyadari berbagai kelemahan dan keterbatasan yang ada, sehingga

terbuka kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penulisan Proposal Penelitian ini. Penulis

sangat memerlukan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca Proposal Penelitian

ini, terutama Ibu Yasinta Puji Kristanti S.Pd. untuk menyempurnakan Proposal Penelitian ini.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, penulis berharap semoga Proposal

Penelitian ini bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Kepanjen, 23 September 2022


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anemia merupakan penurunan jumlah hemoglobin darah masih menjadi

permasalahan kesehatan saat ini, serta merupakan jenis malnutrisi dengan

prevalensi tertinggi di dunia. Hal ini ditunjukkan dengan masuknya anemia ke

dalam daftar Global Burden of Disease dengan jumlah penderita sebanyak 1,159

miliar orang di seluruh dunia (sekitar 25 % dari jumlah penduduk dunia). Sekitar

50% dari semua penderita anemia mengalami defisiensi besi (Mairita dkk, 2018).

Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia yang

tidak hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penderita

anemia diperkirakan dua milyar dengan prevalensi terbanyak di wilayah Asia dan

Afrika. World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa anemia

merupakan 10 masalah kesehatan terbesar di abad modern, kelompok yang

berisiko tinggi anemia adalah wanita usia subur, ibu hamil, anak usia sekolah, dan

remaja (WHO, 2016).

Anemia adalah suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih

rendah daripada nilai normal untuk kelompok orang menurut umur dan jenis

kelamin. Penyebab anemia pada negara dengan prevalensi anemia di atas 20%

adalah anemia defisiensi Fe atau kombinasi defisiensi Fe. Anemia yang terjadi

karena kekurangan zat besi sehingga pembentukan sel - sel darah merah dan

fungsi lain dalam tubuh terganggu adalah anemia gizi besi.

Anemia dapat menyebabkan darah tidak cukup mengikat dan mengangkut

oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Kekurangan oksigen akan berakibat pada
sulitnya berkonsentrasi sehingga prestasi belajar menurun, daya tahan fisik rendah

yang mengakibatkan mudah sakit karena daya tahan tubuh rendah dan

mengakibatkan jarang masuk sekolah atau bekerja. Akibat dari anemia ini jika

tidak diberi intervensi dalam waktu lama akan menyebabkan beberapa penyakit

seperti gagal jantung kongestif, penyakit infeksi kuman, thalasemia, gangguan

sistem imun, dan meningitis (DILLA Nursari, 2010).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan

sebagai berikut :

a.

b.

1.3 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui seberapa banyak siswa / siswi SMK Islam Kepanjen yang

mengalami anemia.

b. Untuk mengetahui apa yang dirasakan oleh penderita anemia.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Dapat menambah informasi mengenai gambaran tingkat pengetahuan remaja

SMK Islam Kepanjen mengenai anemia.

b. Dapat menjadi bahan masukan yang bermanfaat untuk mengatasi anemia yang

dialami oleh remaja SMK Islam Kepanjen.

c. Dapat mengetahui jenis-jenis dari penyakit anemia.


1.5 Tempat Kegiatan Penelitian

Tempat : SMK Islam Kepanjen

Alamat : JL. Terusan Sultan Hasanudin, Penarukan, Kec. Kepanjen

Kab. Malang, Prov. Jawa Timur.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Anemia

Anemia lebih dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah.

Penyakit ini rentan dialami pada semua siklus kehidupan (balita, remaja,

dewasa, bumil, busui, dan manula). Pengaruh anemia tidak hanya pada

keluhan fisik seperti lemah, letih dan lesu, tetapi juga dapat menyebabkan

kematian ibu dan bayi, keterlambatan pertumbuhan fisik anak,

keterbelakangan pertumbuhan mental dan motorik dan gangguan perilaku

sosial serta emosi pada anak (Citrakesumasari, 2012).

2.1.1 Pengertian Anemia

Anemia merupakan penurunan kuantitas eritrosit dalam sirkulasi

abnormalitas kandungan hemoglobin eritrosit atau keduanya (Corwin,

2009). Sedangkan menurut Prawiharjo (2006) anemia adalah jika

hemoglobin dalam darah kurang dari 12gr/100 ml. Anemia dapat juga

didefinisikan sebagai penyakit yang terjadi karena konsumsi zat besi (Fe)

tidak seimbang atau kurang dari kebutuhan tubuh (Notoatmodjo, 1997).

Menurut Yatim (2003) anemia dikenal sebagai kekurangan darah yang

disebabkan berkurangnya konsentrasi hemoglobin, turunnya hematokrit

juga karena berkurangnya jumlah eritrosit. Dengan demikian, anemia

adalah penurunan jumlah eritrosit atau kadar hemoglobin di dalam eritrosit


kurang yang dikarenakan adanya kelainan dalam pembentukan sel,

pendarahan atau gabungan antara keduanya.

2.1.2 Jenis–jenis Anemia

Klasifikasi anemia juga dapat terbagi lagi berdasarkan karakteristik bentuk sel

darah merah yang diproduksi, Ada pula yang membagi jenis anemia mengikuti

penyebab mendasarnya. Menurut Afifah dkk (2019) jenis-jenis anemia yang

paling umum terjadi antara lain:

1) Anemia gizi besi

Kekurangan pasokan zat gizi besi (Fe) yang merupakan inti molekul

hemoglobin sebagai unsur utama sel darah merah. Akibat anemia gizi besi

terjadi pengecilan ukuran hemoglobin, kandungan hemoglobin rendah, serta

pengurangan jumlah sel darah merah. Anemia zat besi biasanya ditandai

dengan menurunnya kadar Hb total di bawah nilai normal (hipokromia) dan

ukuran sel darah merah lebih kecil dari normal (mikrositosis). Tanda-tanda ini

biasanya akan menggangu metabolisme energi yang dapat menurunkan

produktivitas. Serum ferritin merupakan petunjuk kadar cadangan besi dalam

tubuh. Pemeriksaan kadar serum ferritin sudah rutin dikerjakan untuk

menentukan diagnosis defisiensi besi, karena terbukti bahwa kadar serum

ferritin sebagai indikator paling dini menurun pada keadaan bila cadangan

besi menurun. Dalam keadaan infeksi kadarnya dipengaruhi, sehingga dapat

mengganggu interpretasi keadaan sesungguhnya. 7 Pemeriksaan kadar serum

feritin terbukti sebagai indikator paling dini, yaitu menurun pada keadaan

cadangan besi tubuh menurun. Pemeriksaannya dapat dilakukan dengan


metode immunoradiometric assay (IRMA) dan enzyme linked

immunosorbent assay (ELISA). Ambang batas atau cut off kadar feritin

sangat bervariasi bergantung metode cara memeriksa yang digunakan atau

ketentuan hasil penelitian di suatu wilayah tertentu.

2) Anemia gizi vitamin E

Anemia defisiensi vitamin E dapat mengakibatkan integritas dinding sel darah

merah menjadi lemah dan tidak normal sehingga sangat sensitif terhadap

hemolisis (pecahnya sel darah merah). Karena vitamin E adalah faktor

esensial bagi integritas sel darah merah.

3) Anemia gizi asam folat

Anemia gizi asam folat disebut juga anemia megaloblastik atau makrositik;

dalam hal ini keadaan sel darah merah penderita tidak normal dengan ciri-ciri

bentuknya lebih besar, jumlahnya sedikit dan belum matang. Penyebabnya

adalah kekurangan asam folat dan vitamin B12. Padahal kedua zat itu

diperlukan dalam pembentukan nukleoprotein untuk proses pematangan sel

darah merah dalam sumsum tulang.

4) Anemia gizi vitamin B12

Anemia ini disebut juga pernicious, keadaan dan gejalanya mirip dengan

anemia gizi asam folat. Namun, anemia jenis ini disertai gangguan pada

sistem alat pencernaan bagian dalam. Pada jenis yang kronis bisa merusak sel-

sel otak dan asam lemak menjadi tidak normal serta posisinya pada dinding

sel jaringan saraf berubah. Dikhawatirkan, penderita akan mengalami

gangguan kejiwaan. Vitamin ini dikenal sebagai penjaga nafsu makan dan

mencegah terjadinya anemia (kurang darah) dengan membentuk sel darah

merah. Karena peranannya dalam 8 pembentukan sel, defisiensi kobalamin


bisa mengganggu pembentukan sel darah merah, sehingga menimbulkan

berkurangnya jumlah sel darah merah. Akibatnya, terjadi anemia. Gejalanya

meliputi kelelahan, kehilangan nafsu makan, diare, dan murung. Defisiensi

berat B12 potensial menyebabkan bentuk anemia fatal yang disebut

Pernicious anemia. Kebutuhan tubuh terhadap vitamin B12 sama pentingnya

dengan mineral besi. Vitamin B12 ini bersama-sama besi berfungsi sebagai

bahan pembentukan darah merah. Bahkan kekurangan vitamin ini tidak hanya

memicu anemia, melainkan dapat mengganggu sistem saraf. Kekurangan

vitamin B12 dapat terjadi karena gangguan dari dalam tubuh kita sendiri atau

sebab luar. Saluran cerna akan menyerap semua unsur gizi dalam makanan,

termasuk vitamin B12. Kekurangan vitamin B12 seseorang kurang darah

(anemia). ditandai dengan diare, lidah yang licin. Asam folat dapat diperoleh

dari daging, sayuran berwarna hijau, dan susu. Gizi buruk (malnutrisi)

merupakan penyebab utamanya. Anemia jenis ini juga berkaitan dengan

pengerutan hati (sirosis). Sirosis hati menyebabkan cadangan asam folat di

dalamnya menjadi sedikit sekali. Kekurangan asam folat juga dapat

menyebabkan gangguan kepribadian dan hilangnya daya ingat. Gejala-

gejalanya hampir sama dengan gejala kekurangan vitamin B12. Gejala-gejala

neurologis lainnya juga dapat timbul jika sudah parah. Anemia jenis ini erat

kaitannya dengan gizi seseorang. Karenanya, penanganan anemia pun

berkaitan dengan masalah gizi. Konsumsi daging, sayuran hijau, dan susu

yang memadai akan sangat membantu.

5) Anemia gizi vitamin B6

Anemia ini disebut juga siderotic. Keadaannya mirip dengan anemia gizi besi,

namun bila darahnya diuji secara laboratoris, serum besinya normal.


Kekurangan vitamin B6 akan mengganggu sintesis (pembentukan)

hemoglobin13.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pemilihan Subjek Penelitian

3.1.1 Populasi

Dalam penelitian ini adalah Sebagian dari remaja SMK Islam Kepanjen

tahun ajaran 2021/2022 dan tahun ajaran 2022/2023 yang terdiri dari

15 siswi SMK Islam Kepanjen.

No Nama Umur Tekanan Darah

1. Lorenza Melani 15 tahun

2. Amalda Irana 17 tahun

3. Lisa Ayu 17 tahun

4. Intan Ayu 16 tahun

5. Erni 16 tahun

6. Icha Irana 16 tahun

7. Vicka Fitria 17 tahun

8. Sinta Nur 16 tahun

9. Cindy Anggun L. 16 tahun

10. Nadilla Umrotul 16 tahun

3.1.2 Sampel dan Teknik Sampling

Penentuan sampel ditentukan dari 10 orang siswa SMK Islam Kepanjen.

Agar diperoleh sampel yang representative, maka Teknik sampling yang

digunakan adalah Propotional Random Sampling, dimana sampel ditarik


dari populasi yang telah dikelompokkan dengan jumlah seimbang atau

proposional.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan dilakukan oleh peneliti
dalam rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta melakukan
investigasi pada data yang telah didapatkan tersebut. Pengertian metode
penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu.

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dapat dideskripsikan, dibuktikan, dikembangkan dan ditemukan pengetahuan,
teori, untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam
kehidupan manusia (Sugiono: 2012).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode kualitatif. Metode kualitatif ini sering disebut sebagai metode penelitian

naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi alamiah (Sugiyono

2010).

Menurut Herdiansyah (2010), penelitian kualitatif adalah suatu penelitian

ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial

secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang

mendalam anatara peneliti dengan fenomena yang diteliti. Alasan peneliti

menggunakan metode penelitian kualitatif dalam penelitian ini adalah karena

peneliti ingin menjelaskan dengan mengeksplorasi fenomena yang terjadi pada

remaja dalam menghadapi anemia dan untuk mendapatkan gambaran dan

pemahamannya. Data yang didapatkan dari metode kualitatif bersifat deskriptif,

sehingga memungkinkan peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian.


BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN

4.1 Analisis Data

Untuk mengetahui ada tidaknya siswa SMK Islam Kepanjen yang

terkena anemia, kami mengumpulkan data dengan cara mewawancari 10

siswa secara acak, baik yang terkenea anemia maupun tidak.

4.2 Hasil Analisis

Berdasarkan hasil penelitian diatas, terdapat informasi bahwa 8/10 dari

remaja SMK Islam Kepanjen yang terkena anemia. Berikut ini merupakan

pengalaman pribadi remaja SMK Islam Kepanjen yang terkena Anemia.

1. Lorenza Melani

Lorenza Melani remaja SMK Islam Kepanjen yang berusia 15 tahun,.

Lorenza Melani mengatakan bahwa ia mengalami anemia. Lorenza Melani

juga mengatakan bahwa ia merasa pusing setiap berdiri setelah jongkok.

Tekanan darah Lorenza Melani 90/70 mmHg

2. Amalda Irana

Amalda Irana remaja SMK Islam Kepanjen yang berusia 17 tahun, Amalda

Irana mengatakan bahwa ia mengalami anemia dan merasa pusing ketika

berdiri setelah jongkok Amalda Irana juga mengatakan bahwa tekanan

darahnya 90/80 mmHg.

3. Lisa Ayu
Lisa Ayu remaja SMK Islam Kepanjen yang berusia 17 tahun. Lisa Ayu

mengatakan bahwa ia mengalami anemia dan pusing serta badan terasa

lemas. Lisa Ayu juga mengatakan bahwa tekanan darah waktu terkahir cek

adalah 90/70 mmHg

4. Intan Ayu

Intan Ayu remaja SMK Islam Kepanjen yang berusia 17 tahun. Intan Ayu

mengatakan bahwa dirinya tidak mengalami anemia. Intan Ayu juga

mengatakan bahwa tekanan darahnya 110/80 mmHg.

5. Erni

Erni remaja SMK Islam Kepanjen yang berusia 16 tahun. Erni bercerita

bahwa ia mengalami anemia dan ia merasa pusing serta badan terasa lemas.

Erni mengatakan bahwa tekanan darahnya 100/90 mmHg.

6. Icha Irana

Icha Irana remaja SMK Islam Kepanjen yang berusia 16 tahun. Icha Irana

mengatakan bahwa ia mengalami anemia dan pandangan sering buram,

pusing,migrain, serta badan terasa lemas. Icha Irana mengatakan bahwa

tekanan darahnya 90/80 mmHg.

7. Vicka Fitria

Vicka Fitria remaja SMK Islam Kepanjen yang berusia 17 tahun. Vicka Fitria

mengatakan bahwa ia terkena anemia. Vicka Fitria juga mengatakan bahwa

ia merasa pusing, badan terasa lemas, berkunang-kunang, dan tidak kuat

untuk berdiri terlalu lama (sering pingsan). Vicka Fitria mengatakan bahwa

tekanan darahnya 90/60 mmHg.

8. Sinta Nur
Sinta Nur remaja SMK Islam Kepanjen yang berusia 16 tahun. Sinta Nur

mengatakan bahwa ia tidak terkena anemia. Sinta Nur juga mengatakan

bahwa tekanan darahnya 110/80 mmHg.

9. Cindy Anggun L.

Cindy Anggun L. remaja SMK Islam Kepanjen yang berusia 16 tahun. Cindy

Anggu L. mengatakan bahwa ia terkena anemia. Cindy Anggun L. juga

mengatakan bahwa ia merasa pusing, badan terasa lemas, pandangan

berkunang-kunang dan buram serta tidak seimbang Ketika berjalan (oleng).

Cindy Anggun L. mengatakan bahwa tekanan darahnya 90/60 mmHg.

10. Nadilla Umrotul

Nadilla Umrotul remaja SMK Islam Kepanjen yang berusia 16 tahun. Nadilla

Umrotul mengatakan bahwa ia terkena anemia. Nadilla Umrotul juga

mengatakan bahwa ia pusing dan pandangan berkunang-kunang. Nadilla

Umrotul mengatakan bahwa tekanan darahnya 90/80 mmHg.

4.3 Hasil Analisi Kondisi Remaja yang Terkena Anemia di SMK Islam

Kepanjen

Dilihat dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, banyak yang mengatakan

bahwa dirinya terkena anemia. 8 dari 10 siswa mengatakan bahwa dirinya terkena

anemia. Dan 2 dari 10 siswa mengatakan bahwa dirinya tidak terkena anemia.

Jika ditotal maka 80% dari 100% siswa yang diwawancarai terkena anemia.

Gejala yang sering dirasakan adalah pusing, badan terasa lemas, dan pandangan

berkunang-kunang. Untuk hasil tekanan darah yang paling sering adalah 90/80

mmHg.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan, sebagian besar dari siswi

SMK Islam Kepanjen yang kami wawancarai mengalami anemia. Kebanyakan

gejala yang mereka rasakan adalah pusing, pandangan berkunang-kunang, badan

terasa lemas, dan merasa pusing ketika berdiri setelah jongkok.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Siswi

a. Dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi makanan bergizi terutama zat

besi yang bersumber dari produk hewani ataupun nabati seperti daging,

ikan atau kacang-kacangan dengan mengkonsumsinya 2 – 4 porsi perhari

sesuai dengan pedoman gizi seimbang.

b. Dianjurkan untuk sarapan sebelum berangkat sekolah dan membawa

bekal ke sekolah agar dapat membiasakan makan dengan pola makan

teratur yaitu 3 kali makanan pokok dan 2 kali selingan, serta

membiasakan diri untuk sarapan setiap hari.

c. Diharapkan tidak makan bersamaan dengan makanan atau minuman yang

menghambat penyerapan zat besi seperti asap oksalat yang terdapat pada

sayur kangkong dan tanin yang terkandung dalam teh.


5.2.2 Bagi Sekolah

Pihak sekolah diharapkan memberikan promosi Kesehatan mengenai

anemia seperti memberikan pengetahuan mengenai anemia pada siswa

melalui guru yang mengajar agar membantu menurunkan angka resiko

terkena anemia pada remaja SMK Islam Kepanjen.

Pihak sekolah juga diharapkan untuk memberikan tablet penambah

darah secara rutin setiap minggunya.

Anda mungkin juga menyukai