2020
D Disusun Oleh:
Kelompok 1
Ashifa Mutia
Fajra Meilita Sari
Heidy Dayanti
Lucy Novella
Rian Anugrah Esa
Rini Mulya Sari
Siti Nurmaya
Utari Lidya
Penyusun
A. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu
kondisi tubuh dimana kadar
hemoglobin (Hb) dalam
darah lebih rendah dari
normal (WHO, 2011).
Hemoglobin adalah salah
satu komponen dalam sel
darah merah/eritrosit yang
berfungsi untuk mengikat
oksigen dan menghantarkannya ke seluruh sel jaringan tubuh. Oksigen
diperlukan oleh jaringan tubuh untuk melakukan fungsinya. Kekurangan
oksigen dalam jaringan otak dan otot akan menyebabkan gejala antara lain
kurangnya konsentrasi dan kurang bugar dalam melakukan aktivitas.
Hemoglobin dibentuk dari gabungan protein dan zat besi dan membentuk
sel darah merah/eritrosit. Anemia merupakan suatu gejala yang harus
dicari penyebabnya dan penanggulangannya dilakukan sesuai dengan
penyebabnya.
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah
atau hemoglobin normal umunya berbeda pada laki-laki dan perempuan.
Untuk pria, anemia biasanya didefinisikan sebagai kadar hemoglobin
kurang dari 13,5 gram/100ml dan pada wanita sebagai hemoglobin kurang
dari 12,0 gram/100ml. Definisi ini mungkin sedikit berbeda tergantung
pada sumber dan referensi laboratorium yang digunakan. (Atikah
Proverawati 2011)
C. Penyebab Anemia
D. Gejala Klinis
Adapun tanda dan gejala anemia lainya :
1. Anemia ringan
Karena jumlah sel darah merah yang rendah menyebapkan
berkurangnya pengiriman oksigen kesetiap jaringan dalam tubuh,
anemia dapat menyebabkan berbagai tanda dan gejala. Hal ini juga
bisa membuat buruk hampir semua kondisi medis lainya yang
mendasari. Jika anemia ringan, biasanya tidak menimbulkan gejala
apapun. Jika anemia secara perlahan terus menerus( kronis) tubuh
dapat beradaptasi dan mengimbangi perubahan, dalam hal ini mungkin
tidak ada gejala apapun sampai anemia menjadi lebih berat. Gejala
anemia mungking termasuk yang berikut:
a. Kelelahan
b. Penurunan energi
c. Kelemahan
F. Pengobatan Anemia
Pengobatan harus ditujukan pada penyebap anemia ,dan mungkin
termasuk :
1. Tranfusi darah
2. Kortiko steroid atau obat-obatan lainya yang menekan sistem
kekebalan tubuh
3. Erythropoietin, obat yang membantu sum-sum tulang sel-sel darah
4. Suplemen zat besi, vitamin B12, asam volat atau vitamin dan mineral
lainya
G. Pencegahan Anemia
Beberapa bentuk umum dari anemia yang paling mudah dicegah dengan
makan makanan yang sehat dan membatasi pengunaan alkohol. Semua
jenis anemia sebaiknya dihindari dengan memeriksakan diri ke dokter
secara teratur dan ketika masalah itu timbul. Darah parah lanjut usia secara
rutin di perintahkan oleh dokter untuk selalu di kontrol, bahkan jika tidak
ada gejala, sehingga dapat terdeteksi adanya anemia dan meminta dokter
untuk mencari penyebab yang mendasari. (Atikah Proverawati 2011)
H. Diagnosis
Tiram merupakan salah satu jenis makanan laut yang efektif untuk
meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah. Ini karena, tiram
mengandung zat besi, protein dan vitamin B12. Seperti yang sudah di
jelaskan sebelumnya, zat besi dibutuhkan guna membantu
pembentukan hemoglobin. Konsumsi tiram setidaknya dua kali dalam
satu minggu
5. Tomat
Bukan cuma sayuran hijau saja yang punya manfaat zat besi. Buktinya,
tomat juga mengandung zat besi yang cukup tinggi sekitar 3,39
miligram setiap satu cangkirnya. Fakta lainnya, ternyata tomat juga
berperan meningkatkan kemampuan tubuh dalam menyerap zat besi.
Penyebabnya karena tomat banyak mengandung vitamin C dan likopen
yang bekerja efektif dalam mempercepat penyerapan zat besi.
Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam
darah lebih rendah dari normal (WHO, 2011). Hemoglobin adalah salah satu
komponen dalam sel darah merah/eritrosit yang berfungsi untuk mengikat oksigen
dan menghantarkannya ke seluruh sel jaringan tubuh. Remaja putri (rematri)
rentan menderita anemia karena banyak kehilangan darah pada saat menstruasi.
Rematri yang menderita anemia berisiko mengalami anemia pada saat hamil.
Anemia terjadi karena berbagai sebab, seperti defisiensi besi, defisiensi
asam folat, vitamin B12 dan protein. Secara langsung anemia terutama disebabkan
karena produksi/kualitas sel darah merah yang kurang dan kehilangan darah baik
secara akut atau menahun. Berbagai faktor dapat mempengaruhi terjadinya
anemia defisiensi besi antara lain pola makan, pola haid, pengetahuan mengenai
resiko terjadinya anemia defisiensi besi, pengetahuan mengenai zat-zat yang dapat
memicu terjadinya anemia karena zat tersebut dapat menghambat absorpsi besi
(vitamin C dan teh), konsumsi obat-obatan tertentu seperti antibiotik, aspirin, obat
sulfonamide, obat malaria, merokok, pendarahan, luka bakar, diare, dan gangguan
fungsi ginjal.
Gejala dari keadaan deplesi besi maupun defisiensi besi tidak spesifik.
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yaitu
penurunan kadar feritin/saturasi transferin serum dan kadar besi serum. Pada ADB
gejala klinis terjadi secara bertahap. Kekurangan zat besi di dalam otot jantung
menyebabkan terjadinya gangguan kontraktilitas otot organ tersebut. Diagnosis
anemia defisiensi besi ditegakkan berdasarkan adanya anemia dan penurunan
kadar besi di dalam serum. Cara lain dengan pemeriksaan sitokimia jaringan hati
atau sum-sum tulang, tetapi cara ini sangat invasif.
Bila diagnosis defisiensi besi sudah ditegakkan, pengobatan harus segera
dimulai untuk mencegah berlanjutnya keadaan ini. Pengobatan terdiri atas
pemberian preparat besi secara oral berupa garam fero (sulfat, glukonat, fumarat
dan lain-lain), pengobatan ini tergolong murah dan mudah dibandingkan dengan