n terkait 1. Pengertia Non-Governmental Organization atau Lembaga swadaya n NGO adalah suatu organisasi nirlaba masyarakat (disingkat LSM) adalah yang memiliki dasar kepentingan sosial sebuah organisasi yang didirikan oleh dan juga lingkungan. Sama seperti perorangan ataupun sekelompok orang yang namanya, NGO ini bergerak secara secara sukarela yang memberikan pelayanan independen tanpa adanya campur tangan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan pemerintah pusat ataupun daerah. untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya. Karena NGO merupakan perusahaan Organisasi ini dalam terjemahan harfiahnya nirlaba, maka biasanya mereka bergerak dari Bahasa Inggris dikenal juga sebagai lebih kooperatif daripada komersial. Organisasi non pemerintah Istilah yang terdapat pada perusahaan (disingkat ornop atau ONP (Bahasa NGO pun sebenarnya ada banyak. Inggris: non-governmental organization; NGO). Namun yang jelas, lembaga yang Organisasi tersebut bukan menjadi bagian tergolong sebagai lembaga NGO adalah dari pemerintah, birokrasi ataupun negara. lembaga yang tidak memiliki hubungan Maka secara garis besar organisasi non ataupun perintah dari pemerintah negara pemerintah dapat di lihat dengan ciri sbb : dan juga lebih non profit serta non kriminal yang lebih mementingkan Organisasi ini bukan bagian dari kepentingan lingkungan sosial terlebih pemerintah, birokrasi ataupun negara dahulu. Dalam melakukan kegiatan tidak bertujuan untuk memperoleh Lembaga lainnya yang tergolong menjadi keuntungan (nirlaba) lembaga NGO adalah lembaga Kegiatan dilakukan untuk kepentingan nonreligius dan juga lembaga nonmiliter. masyarakat umum, tidak hanya untuk kepentingan para anggota seperti yang di lakukan koperasi ataupun organisasi profesi
2. Lembaga 1. Charitable Orientation
Secara garis besar dari sekian banyak organisasi non pemerintah yang ada dapat di Charitable orientation NGO adalah suatu jenis NGO yang kegiatannya lebih kategorikan sbb : diarahkan untuk memenuhi keperluan masyarakat miskin. Organisasi donor, adalah organisasi 2. Service Orientation non pemerintah yang memberikan Service Orientation NGO adalah jenis dukungan biaya bagi kegiatan ornop NGO yang lebih berbasis pada layanan lain. masyarakat, seperti pendidikan, layanan Organisasi mitra pemerintah, adalah kesehatan, dan perencanaan keluarga. organisasi non pemerintah yang 3. Participatory Orientation melakukan kegiatan dengan bermitra Jenis NGO ini memiliki ciri-ciri sebagai dengan pemerintah dalam menjalankan proyek swadaya yang mana memiliki kegiatanya. keterlibatan dari masyarakat, seperti Organisasi profesional, adalah proyek menyumbangkan uang, tanah, organisasi non pemerintah yang materi, peralatan, dan juga tenaga kerja. melakukan kegiatan berdasarkan 4. Empowering Orientation kemampuan profesional tertentu seperti NGO jenis ini lebih fokus pada ornop pendidikan, ornop bantuan pengembangan pemahaman yang lebih hukum, ornop jurnalisme, ornop jelas terkait faktor sosial, ekonomi, dan kesehatan, ornop pengembangan politik yang memengaruhi kehidupan ekonomi dll. masyarakat. Organisasi oposisi, adalah organisasi Empowering orientation NGO juga akan non pemerintah yang melakukan meningkatkan kesadaran masyarakat kegiatan dengan memilih untuk menjadi terkait kemampuan mereka untuk bisa penyeimbang dari kebijakan mengendalikan hidup melalui cara yang pemerintah. Ornop ini bertindak baik dengan adanya pemberdayaan. melakukan kritik dan pengawasan terhadap keberlangsungan kegiatan pemerintah 3. Program PROGRAM LSM (YAYASAN INSAN PROGRAM NGO (AKSAMALA SEMBADA) FOUNDATION)
A. Program Dana Sehat A. Program Kedai Nutrisi Balita
Program Dana Sehat dilaksanakan dalam Aksamala Foundation adalah LSM/NGO rangka peningkatan derajat kesehatan secara yang bergerak di bidang Pemberdayaan swadaya. Kebiasaan masyarakat bergotong- Masyarakat untuk pengentasan royong sebagai strategi dasar Program Dana kemiskinan dan penyelamatan masalah Sehat, yang kuat membantu yang lemah. pangan (nutrisi sehat untuk Keluarga Tujuan khusus dari Program Dana Sehat Indonesia) adalah menurunkan angka sakit pada masyarakat setempat dengan upaya-upaya Visi : Mewujudkan masyarakat kuratif dan preventif. Program Dana Sehat berlandaskan cinta, jiwa kerelawanan, yang pada awalnya hanya dilaksanakan di dan semangat kedermawanan, untuk Solo, kemudian menyebar ke daerah lain, pengentasan kemiskinan dan ketahanan seperti Bandung, Semarang, Banjarnegara, pangan. Sulawesi Tengah (Tentena dan sekitarnya), Sulawesi Utara (Tomohon dan sekitarnya), Misi : Melakukan penelitian dan dan Sambas (Kalimantan Barat). pengembangan masyarakat sebagai basis data untuk melakukan pengentasan B. Program Kesehatan Mayarakat kemiskinan dan ketahanan pangan Terpadu Melakukan pemberdayaan masyarakat Program ini dirintis YIS bekerjasama secara terencana, terkonsep, terintegrasi, dengan Pemda Tingkat II Banjarnegara, dan berkesinambungan untuk dirintis awal 1980 dan diselenggarakan mengentaskan kemiskinan dan dengan pendekatan dari bawah melalui mewujudkan ketahanan pangan. upaya pengembangan kesadaran dan Mengorganisir jejaring relawan untuk pengembangan kelembagaan dan jaringan bersinergi dalam pemberdayaan kelembagaan masyarakat (Sistim KRING). masyarakat dan pengentasan Pendekatan kelembagaan ini memungkinkan keterbelakangan. Mengelola seluruh upaya pengenalan dan pendidikan berbagai potensi kedermawanan masyarakat dan aspek kesehatan masyarakat dapat dilakukan kelompok sosial sebagai modal untuk secara masal dan berkelanjutan yang mengatasi berbagai problem kemiskinan mempunyai fungsi komplementer kepada dan kemanusiaan. program lain, baik yang dilakukan oleh Pemerintah maupun Swasta. Dengan pendekatan kelembagaan ini dapat pula dikembangkan berbagai prakarsa dan peranserta masyarakat secara luas dalam bidang sosial ekonomi lainnya yang memberi dampak kepada hasil pembangunan pedesaan. Kegiatan-kegiatan yang ditangani, di antaranya : Pembangunan Rumah Secara Arisan, Perbaikan Sanitasi Lingkungan termasuk Pengerasan Jalan Kampung, UKS, Perbaikan Gizi, dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat.
C. Program Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan (Comprehensive Health Improvement Program Province Specific -CHIPPS-) dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pelaksanaan program pelayanan kesehatan di 3 provinsi yaitu Aceh, Sumatera Barat dan NTT. Tujuan khusus dari proyek ini adalah meningkatkan tingkat kesehatan dan status gizi masyarakat, menurunkan tingkat kematian bayi, serta meningkatkan status kesehatan gizi ibu dan anak balita. Keterlibatan YIS dalam program ini adalah meningkatkan kemampuan aparat kesehatan dalam pengelolaan program kesehatan yang bertumpu pada permasalahan dan potensi wilayah. Program ini dilaksanakan pada periode 1988-1990 dengan dibiayai oleh USAID dan Departemen Kesehatan.
D. Program Integrasi KB–Kesehatan
Program ini dilaksanakan di 4 kecamatan atas kerjasama YIS dan Pemda Kabupaten Blitar, khususnya BKKBN dengan dukungan dana dari ASEAN. Ada dua tujuan yang ingin dicapai yaitu, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program KB, melembagakan program KB, serta menjadikan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera sebagai norma di masyarakat. Di samping dua tujuan di atas, program ini juga dimaksudkan untuk mengembangkan model keterpaduan program KB dengan program-program pembangunan sosial ekonomi. Program integrasi KB/KK terpadu ini pun telah berhasil meningkatkan mutu partisipasi masyarakat untuk memantabkan program KB dan meningkatkan kesejahteraan keluarga peserta KB. Model ini, akhirnya dikembangkan juga ke kabupaten lain, salah satunya adalah Kabupaten Jember.
E. Program Bina Sejahtera
Program Bina Sejahtera merupakan program kerjasama antara PKK Tingkat I Jawa Tengah, YIS, dan Fakultas Kedokteran UNDIP, dengan dukungan dana dari CIDA– Canada. Program ini bertujuan untuk meningkatkan gizi keluarga terutama ibu dan balita dengan PKK sebagai wadah dari kegiatan ini. PKK sebagai organisasi yang mempunyai jaringan sampai di tingkat RT dinilai tepat untuk menjadi wadah dari kegiatan tersebut. Untuk mendukung kegiatan tersebut di tiap- tiap kecamatan direkrut 2 Petugas Lapangan Bina Sejahtera (PLBS) yang berasal dari kader/pengurus PKK, dan di setiap desa/kelurahan lokasi program direkrut 4 orang tenaga sukarela yang akan menjadi pelaksana dalam Program Bina Sejahtera. Di dalam pengorganisasiannya, dari di tingkat desa sampai tingkat propinsi dibentuk tim kerja yang diketuai oleh Ketua PKK di masing-masing level. Tim kerja ini secara teknis dibentuk BPGD (Badan Perbaikan Gizi Daerah).
F. Program Perbaikan Sanitasi dan Air
Bersih Program ini dilaksanakan di Kabupaten Boyolali dan Wonogiri. Tujuan dari program ini untuk meningkatkan status kesehatan lingkungan lewat pengadaan fasilitas lingkungan dan perubahan perilaku masyarakat. Serta untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola kegiatan perbaikan lingkungan dengan sumber daya yang dimiliki dan bantuan dari sumber daya di luar masyarakat. Dalam mencapai tujuan, proses pelaksanaannya dipakai perangkat MAWAS DIRI dan pendekatan Revolving Fund. Dari aspek fisik, lewat program tersebut jumlah jamban keluarga pun harus ditambah. Demikian juga telah terbangun saluran pembuangan air limbah (SPAL). Kebiasaan buang hajad di sungai juga menurun drastis. Setiap keluarga yang membuat rumah diharuskan untuk membuat jamban keluarga.
G. Program KIP (Kampung Improvement
Project) Pengalaman YIS dalam program ini yaitu ikut terlibat sebagai Pengembang Masyarakat dalam Proyek MHT III DKI Jakarta dalam rangka penanganan permukiman kumuh dan miskin di DKI Jakarta dari tahun 1989-1999. Dalam pelaksanaannya, program ini menggunakan pendekatan sebagai berikut : Community Based Integrated Tribina (Sosial, Ekonomi, Fisik) Community Development (CD) and Community Organization Economic Development (COED) Adanya LSM sebagai advokasi warga masyarakat dan pendamping Tahapan Program : Pengorganisasian, Stabilisasi, dan Alih Kelola Tujuan proyek ini adalah untuk terentasnya warga pemukiman kumuh di 75 kelurahan pada tahun 1989 sampai dengan 1999 berdasarkan aspirasi warga masyarakat setempat (community based) dengan mengerahkan sumber daya masyarakat, swasta, dan pemerintah; sehingga sejajar dengan warga Jakarta di wilayah lainnya.
H. Proyek Pengembangan Pemukiman
Kumuh di Perkotaan Proyek ini dilaksanakan berdasarkan atas pengalaman YIS menjalankan program di Kota Solo yang pernah dijalin kerjasamanya dengan pihak Pemerintah Daerah setempat di waktu sebelumnya. Program yang telah dilaksanakan di samping Dana Sehat juga Sanitasi Lingkungan yang berupa pembangunan sarana jamban keluarga dengan pendekatan arisan. Pada tahun 1997 kerjasama program dengan entry point kesehatan dengan Pemerintah Surakarta dilanjutkan dengan kegiatan utama Perbaikan Pemukiman Kumuh di daerah urban.
I. Program Kesehatan Terpadu untuk
Golongan Rawan Program ini dilaksanakan di Polewali Mamasa, Sulawesi Selatan. Latar belakang kebijakan pelaksanaan program ini didasarkan pada masih tingginya angka kematian ibu bersalin, bayi dan kematian anak balita. Disamping itu masih sangat memprihatinkannya kesadaran masyarakat akan perilaku hidup bersih dan sehat. Diperburuk lagi keadaan-keadaan tersebut dengan krisis moneter yang melanda Indonesia yang berdampak pada masyarakat bawah. Sasaran dari program ini adalah masyarakat golongan rawan gizi (ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita) dan masyarakat yang mempunyai kegiatan kesehatan dengan media kelompok sebagai wadahnya. Beberapa strategi yang digunakan dalam pencapaian tujuan, di antaranya : Pemanfaatan struktur/dan pranata- pranata/nilai norma dan budaya setempat ada di masyarakat. Memperkenalkan model peningkatan gizi keluarga lewat pemberian tepung M3 (Mudah–Murah–Mumpuni), tepung dari bij-bijian lokal yang bisa diproduksi oleh masyarakat sendiri. Pendekatan partisipatif dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan, dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pelbagai pelatihan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebagai bentuk peningkatan kualitas SDM dengan pelatihan di tingkat Kelompok Swadaya Manusia, pelatihan untuk aparat sampai dengan tingkat kecamatan dan kabupaten, perbaikan gizi keluarga lewat pemberian Tepung M3, pembangunan sarana kesehatan yang berupa jamban keluarga dengan sistim dana bergulir. Pada pelaksanaan kegiatan di tingkat masyarakat, intensitas YIS ke depan semakin dikurangi dengan dicapainya transfer of knowledge misi pengembangan masyarakat yang akan diperoleh para mitra kerja, baik dari staf pemerintah yang langsung terkait dengan program maupun unsur-unsur lain di tingkat masyarakat sampai dengan tingkat kabupaten.
Sumber http://www.yis.or.id/? https://accurate.id/bisnis-ukm/ngo-adalah/
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu