Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lembaga swadaya masyarakat (disingkat LSM) adalah sebuah organisasi
yang didirikan oleh perorangan ataupun sekelompok orang yang secara sukarela
yang memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk
memperoleh keuntungan dari kegiatannya. (http://id.wikipedia.org , 2013).
Kualitas kelembagaan publik ini harus didukung oleh tiga hal, yaitu: adanya
lembaga yang efektif memberikan pelayanan sesuai kehendak stakeholders,
efisien dalam penggunaan sumber daya serta adanya akuntabilitas keuangan yang
baik terhadap masyarakat. Dalam pengelolaan sumber daya, sebuah LSM juga
dituntut untuk dapat memberikan data berupa informasi yang akurat, tersaji secara
tepat waktu bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Pendanaan LSM dapat diperoleh dari sumber lembaga donor baik nasional
maupun internasional, fundraising lembaga atau masyarakat. Penerimaan
danpenggunaan dana yang diperoleh dari pihak luar negeri diatur sesuai
denganperaturan perundang-undangan yang berlaku. Sementara itu,usaha
untukmeningkatkan penerimaan dana dari masyarakat harus di dasarkan pada
polaprinsip untuk tidak mencari keuntungan.
LSM menyelenggarakan pembukuan terpadu berdasarkan peaturan tata
buku yang berlaku. Pembukuan keuangan LSM diperiksa oleh peninjau
organisasidan pemberi dana. Sementara itu, kewenanga penerimaan, penyimpanan
danpenggunaan dana serta pembukuan keuangan LSM yang diselenggarakan
olehpelaku organisasi LSM ditentukan oleh badan penyandang dana
berdasarkanstatus LSM yang dimaksud. Rencana Anggaran LSM, setelah
disepakati oleh personil LSM, diusulkan kepada lembaga donor untuk disetujui
untuk menjadi sebuah program atau proyek LSM.
Hubungan antara sistem akuntansi keuangan dengan akuntansi biaya
terletak pada pengaruh siklus kegiatan lembaga yang bersangkutan.Siklus
akuntansi biaya dalam suatu lembaga sangat dipengaruhi oleh siklus kegiatan
lembaga tersebut atau transaksi-transaksi yang dilakukannya.Siklus kegiatan LSM

1
dimulai dengan pembelian barang sesuai kebutuhan program dan tanpamelalui
pengelolahan lebih lanjut dan diakhiri dengan peyediaan layanan bagimasyarakat
sasarannya. Transaksi-transaksi LSM tidak akan terlepas daripembiayaan. Proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian, sertapenafsiran informasi
biaya tergantung pada siapa proses tersebut ditunjukan.Proses akuntansi biaya
LSM dapat ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana Gambaran Umum dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ?
2. Apakah Yang Dimaksud dengan Akuntansi Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) ?
3. Bagaimana Sistem Akuntansi LSM ?

C. TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah ini antara lain:
1. Untuk gambaran umum dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM);
2. Untuk mengetahui Maksud dari Akuntansi Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM);
3. Untuk mengetahui Sistem Akuntansi LSM.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM)
1. Pengertian
Pengertian Lembaga swadaya masyarakat disebut dengan non-pemerintah
(non-government organization-NGO) merupakan organisasi yang dikelola
oleh swasta atau diluar pemerintah.
2. Ciri-ciri LSM
Menurut Salamon dan Anheier definisi LSM adalah sbb:
a. Formal, yaitu secara organisasi bersifat permanen serta mempunyai
kantor dengan seperangkat aturan dan prosedur.
b. Swasta, yaitu kelembagaan yang berada di luar atau terpisah dari
pemerintah.
c. Tidak mencari keuntungan, yaitu tidak memberikan keuntungan kepada
direktur dan pengurusnya.
d. Menjalankan organisasinya sendiri, yaitu tidak dikontrol oleh pihak luar.
e. Sukarela, yaitu menjalankan derajat kesukarelaan tertentu.
f. Nonreligius, yaitu tidak mempromosikan ajaran agama.
g. Nonpolitik, yaitu tidak ikut dalam pencalonan di pemilu.
3. Bentuk-Bentuk LSM
1) Hubungan Konsultatif: Sebuah lembaga yang didirikan untuk tujuan
konsultatif pada struktur PBB
2) Hubungan Konsultansi: sebuah badan konsultan non pemerintah yang
dilibatkan dalam sekretariat PBB
3) Program Informasi Publik: lembaga non pemerintah yang menyebarkan
pesan kepada publik
4) Partisipasi Konferensi: lembaga non pemerintah yang diundang dalam
konferensi
5) Perusahaan Transnasional: karena kemampuannya dalam menyediakan
barang dan jasa.
6) Pers dan Media: Media adalah LSM yang efektif

3
7) Pertemuan Konsultatif tentang Peran LSM: beberapa LSM yang
melakukan konsultasi
8) Dasar LSM Gerakan Masyarakat: gerakan masyarakat merupakan dasar
pembentukan LSM
9) LSM Kemanusiaan: biasanya menyediakan bantuan yang independen dari
system pemerintah
10) LSM Tingkat Bawah: dapat langsung berhadapan dengan kelompok
masyarakat yang didampinginya.
11) Organisasi Semiotonom: LSM yang menyediakan kantor dan mendapat
subsidi dari pemerintah
12) Staf Asosiasi Lembaga Intergovernmental: bentuk LSM yang mempunyai
bentuk khusus dan menjadi subjek resolusi
13) Asosiasi Sukarelawan Sektor ketiga: LSM yang berupa asosiasi
sukarelawan.
14) Koperasi: LSM sebagai bantuan bersama masyarakat
15) Yayasan Filantropi: banyak diakui sebagai konsultasi atau pengaturan lain.
16) Asosiasi Perdagangan dan Kartel: LSM yang bertujuan mencari
perlindungan dan kepentingan sektor ekonomi lebih jauh
17) Lobi: LSM yag menjadi penggerak utama konsultasi bagi masyarakat luas
18) Partai Politik: sebuah LSM meskipun para perwakilannya ada yang duduk
dalam pemerintahan
19) Klub Elit: dapat terbentuk pada saat beberapa orang kunci mundur dari
jabatannya atau kehilangan posisi formalnya untuk kemudian bergabung
dan mempengaruhi kebijakan.
20) Masyarakat Khusus: masyarakat tertentu yang bersatu dalam sebuah
wadah dapat disebut juga sebagai LSM.
21) Kelompok Keagamaan dan Kepercayaan: agama dan kepercayaan dapat
bersatu atau berkelompok menjadi LSM
22) Lingkaran Kejahatan Internasional: Sekelompok penjahat yang
berkelompok dapat disebut sebagai LSM.
23) Kelompok Teroris dan Pergerakan Kebebasan: beberapa kelompok teroris
dan gerakan pembebasan telah didanai oleh LSM dan IGO

4
24) LSM Internasional: beberapa Negara di Eropa menyediakan status legal
pada pendirian LSM
25) Jaringan Organisasi Informal: dapat berfungsi baik dengan energy yang
besar, efektif, maupun berkelanjutan daripada kebanyaka organisasi
lainnya.
26) Internet: sangat terlibat dalam pengoordinasian tanggapan atas bencana
secara internasional
27) Pergerakan Sosial Antarnegara: dapat melebihi focus organisasi
konvensional.
28) Masyarakat internasional: biasanya terdiri dari orang-orang yang terlibat
dalam komunitas diplomatic, organisasi iinternasional, dan kegiatan
budaya internasional
29) Organisasi Hibrid: kombinasi dari beberapa karakteristik yang
bertentangan dalam bentuk dimensi pemerintah dan badan non
pemerintah.
30) Organisasi Berperingkat: dapat disebut dengan uni, federasi, komite, atau
istilah khusus lainnya.

B. AKUNTANSI LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM)


1. Pengertian Akuntansi Lembaga Swadaya Masyarakat
“Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan
pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi yang
dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi
oleh pihak-pihak yang memerlukan. Pengertian ini juga dapat melingkupi
penganalisisan atas laporan yang dihasilkan oleh akuntansi tersebut.” 
(American Accounting Association, 1966). “Akuntansi adalah suatu kegiatan
jasa, yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang
bersifat keuangan, yaitu tentang ekonomi organisasi yang dimaaksudkan agar
berguna dalam pengambilan keputusan ekonoomis dalam membuat pilihan-
pilihan yang nalar diantara berbagai alternatif arah tindakan.” (Accounting
Principles Board, 1970).

5
Dari pengertian diatas, akuntansi berperan menyediakan informasi
kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan. Informasi yang dihasilkan
akuntansi merupakan input yang dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan ekonomi yang rasional.
Layaknya organisasi atau lembaga publik lainnya, organisasi LSM juga
tengah mengalami tekanan untuk lebih efisien, memperhitungkan biaya
ekonomi dan biaya sosial, serta dampak negatif atas aktivitas yang
dilakukannya. Berbagai tuntutan tersebut menyebabkan akuntansi tersebut
dapat dengan cepat diterima dan diakui sebagai ilmu yang dibutuhkan untuk
mengelola urusan-urusan publik, termasuk lembaga atau organisasi di lingkup
LSM. Akuntansi LSM merupakan aktifitas yang tidak dapat dipisahkan dalam
rangkaian pengelolaan kegiatan, baik itu dalam bentuk yang lengkap maupun
akuntansi secara sederhana sekalipun.
Akuntansi yang diterapkan pada LSM memiliki kaitan erat dengan
penerapan dan diperlakukan akuntansi pada domain publik. Domai publik
yang dimaksud adalah masyarakat yang didampingi oleh LSM terkait.
2. Ruang Lingkup Akuntansi Lembaga Swadaya Masyarakat
Tidak dapat dipungkiri bahwa LSM mempunyai pengaruh yang cukup
besar dalam kehidupan bermasyarakat di seluruh Indonesia. Selama ini,
aktivitas LSM lebih banyak berupa program-program bantuan dan layanan
sosial, terutama bagi kelompok masyarakat yang lemah. Sebagai konsekuensi
dari pemberian layanan sosial itu, LSM menggalangkan program-program
bagi proses pemberdayaan, atau dengan upaya menciptakan swadaya,
kemandirian, dan otonomi, sehingga kelompok masyarakat yang menjadi
sasaran layanan sosial LSM memang mencakup upaya penyadaran kelompok
sasarannya agar memahami hak-haknya, selain kewajiban sebagai warga
negara.
Setiap LSM pasti mempunyai tujuan atau sasaran, agenda kegiatan,
maupun program bagi masyarakat yang dituju. Dengan demikian, timbul
implikasi berupa kebutuhan akan pengelolaan organisasi LSM tersebut.
Beberapa tugas dan fungsi LSM menjadi salah satu agent of change bagi
perkembangan sebuah masyarakat.

6
Pengelolaan LSM ini sangat erat kaitannya dengan perencanaan,
pengangaran, pelaksanaan, dan pelaporan seluruh kegiatan di dalam sebuah
LSM. Dan, setelah itu, mekanisme pertanggungjawaban menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dan tidak akan pernah ditinggalkan dalam pelaksanaan
seluruh aktivitas LSM tersebut. Dalam konteks idealita, secara umum tidak
ada satu LSM pun yang bertujuan tidak jujur, melanggar amanah, maupun lari
dari tanggungjawab. Apabila program sudah dijalankan, maka pelaksanaan
harus diikuti dengan pertanggungjawaban. Jadi, seluruh aspek dalam
pengelolaan LSM menjadi bahan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
penanggung jawab program atau pelaku organisasi.
3. Sifat dan Karakteristik Akuntansi Lembaga Swadaya Masyarakat
Akuntansi merupakan suatu kegiatan yang akan mengarah pada
pencapaian hasil dalam tingkat tertentu dan bermanfaat bagi kehidupan LSM
tersebut. Di antara lembaga publik lainnya seperti lembaga pendidikan,
lembaga kesehatan, dan lain-lain, penerapan akuntansi dalam LSM sedikit
berbeda. Perbedaan tersebut muncul karena lingkungan yang mempengaruhi
LSM berbeda.
Perbedaan sifat dan karakteristikorganisasi LSM yang tergolong kedalam
organisasi nirlaba serta organisasi lainnya yang profit oriented dapat dilihat
dengan membandingkan tujuan organisasi, sumber pendanaan, pola
pertanggungjawaban, struktur keorganisasian, dan anggarannya.
Setiap organisasi memiliki tujuan spesifik yang hendaak dicapai. Terlepas
dari konsep idealita dan realitany, organisasi LSM tidak bertujuan
memperoleh laba tetapi memberikan pelayanan dan menyelenggarakan
seluruh aktivitas yang terkait dengan pemberian dana oleh sebuah lembaga
donor, yang dibutuhkan maupun yang telah menjadi kegiatan rutin dalam
LSM bersangkutan. Meskipun tujuan utama LSM adalah pemberdayaaan
masyarakat, namun tidak berarti bahwa LSM sama sekali tidak memiliki
tujuan keuangan. Hal ini tergantung pada kondisi organisasi bersangkutan.
Misalnya, apabila organisasi tidak mempunyai sumber dana yang jelas dan
pasti, maka kebutuhan akan daya dukung untuk melakukan pemberdayaan
berkembang selarasdengan target keuangan. Secara kebetulan, keuangan

7
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pemberdayaan organisasi.
Tujuan keuangan organisasi LSM ini berbeda secara filosofis, konseptual, dan
operasionalnya dengan organisasi profit swasta.
Secara kelembagaan, organisasi LSM juga berbeda dengan organisasi
lainnya, walaupun sama-sama organisasi publik. Struktur organisasi ini tidak
terlalu formal, namun biasanya ada seseorang atau aktivis senior yang
memimpin. Pihak yang berpengaruh ini biasanya berpeluang sangat besar
dalam mengarahkan kebijakan dan pengelolaan organisasi. Tipologi pemimpin
atau tokoh termasuk pilihan dan orientasi kebijakannya, akan sangat
berpengaruh dalam memilih struktur organisasi.
4. Tujuan Akuntansi Lembaga Swadaya Masyarakat   
Seperti halnya dengan akuntansi organisasi publik lainnya, akuntansi LSM
terkait dengan tiga hal pokok, yakni penyediaan informasi, pengendalian
pengelolaan, dan akuntabilitas. Akuntansi LSM merupakan sarana informasi
mengenai pengelolaan bagi lembaga pemberi dana maupun publik. Bagi LSM
yang bersangkutan, informasi akuntansi akan digunakan dalam proses
pengendalian pengelolaan mulai dari perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, hingga pertanggungjawaban. Tujuan akuntansi dalam LSM
adalah untuk:
1) Memberikan informasi yang diperlukan dalam mengelola secara tepat,
efisien dan ekonomis atas suatu kegiatan serta lokasi sumber daya yang
dipercayakan kepada organisasi.tujuan ini terkait dengan pengendalian
pengelolaan.
2) Memberikaan informasi yang memungkinkan pengelola organisasi untuk
melaporkan pelaksanaan tanggung jawab mengelola secara tepat dan
efektif progam beserta penggunaan sumber daya yang menjadi
wewenagnya, disamping untuk melaporkaan kepada publik atau lembaga
pemberi dana hasil operasi organisasi. Tujuan ini terkait dengan
akuntabilitas.
Informasi akuntansi bermanfaat bagi salah satu pedoman bagi
pengambilan keputusan, terutama untuk membantu pengurus organisasi dalam
melakukan alokasi sumber daya. Informasi akuntansi juga dapat digunakan

8
menentukan biaya suatu program atau kegiatan beserta kelayakannya, baik
secara ekonomis maupun teknis. Dengan informasi akuntansi, pengurus
orgaanisasi dapat menentukan biaya operasional yang akan diberikan kepada
masyarakat sasarannya, menetapkan biaya standar, dan hanya yang akan
dibebankan kepada LSM bersangkutan.
Selain itu, informasi akuntansi LSM akan dapat digunakan untuk
membantu pemilihan kegiatan yang efektif dan efisien, yang pada ahrinya
akansangat membantu pada saat penganggaran. Pada ahir proses pengendalian
organisasi LSM, akuntansi diperlukan dalam pembuatan laporan keuangan
yang merupakan bagian penting dari proses akuntabilitas pada lembaga donor
dan publik.
5. Akuntansi LSM: Sebuah Jawaban Atas Tuntutan Reformasi
Prinsip good governance atau tata pemerintah yang baik pada umumnya
diterapkan dalam organisasi sektor publik, khususnya pemerintahan. Prisip ini
sangat baik diterapkan ni cocok dengan tuntutan zaman dan agenda reformasi
yang sedang berjalan di Indonesia. Pengertian governance yang dimaksud di
sini adalah sebagai cara mengelola urusan-urusan publik. Dalam konteks
LSM, kata “publik” mengacu kepada masyarakat sebagai sasaran program
LSM.
Pelaksanaaan good governance memiliki beberapa prinsip, yaitu:
1) Akuntabilitas.
2) Transparasi.
3) Partisipasi.
4) Penegakan hukum.
5) Responsivitas/daya tanggap.
6) Kesetaraan.
7) Efisiensi.
8) Efektivitas.
9) Profesionalisme.
10) Pengawasan.
Dari kesepuluh prisip tersebut, kesemuanya dapat diperankan oleh
akuntansi LSM. Seperti dalam kehidupan sehari-hari, timbul sebuah fenomena

9
mengenai semakin menguatnya tuntutan pelaksanaan akuntabilitas oleh
organisasi secara keseluruhan, termasuk organisasi LSM. Tuntutan
akuntabilitas pada LSM ini terkait dengan perlunya dilakukan transparasi dan
pemberian informasi dalam rangka pemenuhan hak-hak masyarakat.
Untuk menciptakan good public (masyarakaat) maupun good corporate
governance di LSM diperlukan perubahan pada organisasi penyelenggaranya.
Bentuk perubahan ini bukan hanya identik dengan format organisasi, tetapi
lebih pada alat-alat yang digunakan dalam mendukung berjalannya organisasi
secara efisien, efektif, transparan, dan akuntabel.

C. SISTEM AKUNTANSI LSM


Pendanaan LSM dapat diperoleh dari sumber lembaga donor baik nasional
maupun internasional, fundraising lembag, atau masyarakat. Penerimaan dan
penggunaan dana yang diperoleh dari ko pihak luar negeri diatur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sementara itu, usaha untuk
meningkatkan penerimaan dana dari masyarakat harus didasarkan atas pola
prinsip tidak mencari keuntungan.
Sistem Akuntansi membentuk sebuah siklus akuntansi. Siklus akuntansi
merupakan sistematika pencatatan transaksi keuangan, peringkasannya,
danpelaporan keuangan. Siklus akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan
keuangan organisasi selama suatu periode tertentu.
Siklus akuntansi pada organisasi nirlaba termasuk organisasi LSM,
dikelompokkan dalam tiga tahap, adalah sebagai berikut.
1) Tahap perencanaan, terdiri dari kegiatan pengidentifikasian dan pengukuran
dalam bentuk transaksi dan buku pencatatan, kegiatan pencatatan bukti
transaksi ke dalam buku jurnal.
2) Tahap Pengikhtisaran, terdiri dari penyusunan neraca saldo berdasarkan akun-
akun buku besar, pembuatan ayat jurnal penyesuaian,penyusunan kertas kerja,
pembuatan ayat jurnal penutup, membuat neraca saldo setelah penutupan,
membuat ayat jurnal pembalik.
3) Tahap Pelaporan, yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, Laporan Arus
Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

10
1. PSAK NO. 45 Tentang Standar Akuntansi Untuk Entitas Nirlaba
Dasar tuntutan akuntabilitas, yang dalam hal ini pertanggungjawaban
keuangan terhadap segala aktivitas pada semua organisasi LSM adalah PSAK
No. 45 mengenai pelaporan keuangan organisasi nirlaba.Karakteristik
organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Dimana perbedaan utama
yang mendasar adalah cara organisasi itu memperoleh sumber dana yang
dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasionalnya. Organisasi ini
memperoleh sumber daya dari lembaga donor dan para penyumbang lainnya.
Jadi dalam organisasi nirlaba, transaksi yang jarang atau tidak akan pernah
terjadi dalam organisasi bisnis manapun akan muncul. Namun, dalam praktek
orgabisasi nirlaba, berbagai bentuk sulit dibedakan dengan organisasi bisnis
pada umumnya.
Pada beberapa bentuk organisasi nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan,
organisasi tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan
operasinya dari pendapatan atau jasa yang diberikan kepada publik.Akibatnya,
pengkuran jumlah, saat kepastian arus kas masuk menjadi ukuran kinerja
penting bagi para pengguna laporan keuangan organisasi tersebut.
Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba, dalam hal ini LSM,
memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis,
yakni untuk menilai:
(1) Jasa yang diberikan oleh LSM dan kemampuannya untuk terus
memberikan jasa tersebut.
(2) Cara pengelolaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawabannya.
(3) Aspek kinerja pengelolaan.

a. Metode pencatatan akrual


Tujuan dari pelaporan keuangan LSM adalah menyediakan
informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan, disamping untuk
menunjukan akuntabilitas suatu organisasi terhadap sumber daya terpecaya
dengan:
(1) Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber, alokasi, dan
penggunaan sumber daya keuangan.

11
(2) Menyediakan informasi mengenai bagaimana organisasi LSM menadai
aktivitasnya dan memenuhi persyratan kasnya.
(3) Menyediakan informasi yang berguna dalam mengevaluasi
kemampuan organisasi LSM untuk menandai aktivitasnya dana untuk
memenuhi kewajiban secara komitmennya.
(4) Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu organisasi
LSM dan perubahan di dalamnya.
(5) Menyediakan informasi menyeluruh yang berguna dalam
mengevaluasi kinerja organisasi LSM dari segi biaya jasa, efisiensi dan
pencapaian tujuan.
Laporan keuangan LSM juga memainkan peranan preduktif dan
prospektif yang menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi
banyaknya sumber daya yang disyaratkan untuk operasi berkelanjutan,
sumber daya yang dapat dihasilkan oleh operasi berkelanjutan, dan resiko
berasosiasi serta ketidakpastian.
Laporan keuangan dapat juga menyediakan informasi kepada
pemakainya , seperti:
(1) Menidentifikasikan apakah sumber daya telah didapatkan dan
digunakan sesuai dengan anggaran yang ditetapkan.
(2) Mengidentifikasi apakah sumber daya telah didapatkan dana
digunakan sesuai dengan persyaratan, termasuk data keuangan yang
ditetapkan olehpengambil kebijakan di masing-masing LSM.
Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan LSM harus disusun
atas dasar akrual. Dengan dasar ini pengaruh transaksi dan peristiwa lain
diakui pada saat terjadinya (dan bukan pada saat kas atau secara kas
diterima atau dibayar) serta dicatat dalam catatan akuntansi serta
dilaporkan dalam laporan keuangan periode bersangkutan. Laporan
keuangan LSM yang disusun atas dasar akrual akan memberikan informasi
kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan
penerimaan dan pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang
mempresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Oleh karena itu,
laporan keuangan LSM menyediakan jenis transaksi masa lalu dan

12
peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pemakai dalam pengambilan
keputusan.
Laporan Keuangan LSM biasanya disusun atas dasar kelangsungan
usaha organisasi LSM dan dalam melanjutkan usahanya di masa depan.
Oleh karena itu, organisasi ini diasusikan tidak bermaksud atau
berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala
pelayanannya.
b. Laporan keuangan yang dihasilkan
Laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi
keuangan pada akhir periode laporan, laporan aktivitas, serta laporan arus
kas untuk suatu periode pelaporan.
c. Laporan Posisi Keuangan
Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan
informasi mengenai aktiva, kewajiban dan aktiva bersih, serta informasi
mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.
Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama
pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat
membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditor, dan pihak-
pihak lain yang menilai:
(1) Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan,
(2) Likuiditas, Fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi
kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal

13
Laporan posisi keuangan mencakup organisasi secara keseluruhan
dan menyajikan toyal aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih.
Laporan posisi keuangan menyediakan informasi yang relevan
mengenai likuiditas, fleksibitas keuangan, dan hubungan antara aktiva
serta kewajiban.Informasi tersebut, pada umumnya disajikan dengan
mencatumkan aktiva yang memiliki karakteristik yang serupa dalam suatu
kelompok yang relative homogen. Sebagai contoh, organisasi biasanya
melaporkan masing unsur aktiva dalam kelompok yang homogen;
misalnya:
(1) Kas dan setara kas
(2) Piutang anggota atau oenerima jasa lainnya
(3) Persediaan
(4) Sewa, asuransi dan jasa lainnya yang dibayar dimuka.
(5) Surat bergharga/efek dan investasi jangka panjang
(6) Tanah, gedung, peralatan, serta aktiva tetap lainnya yang digunakan
untuk menghasilkan barang dan jasa.
Informasi tentang likuiditas diberikan dengan cara:
(1) Menyajikan aktiva berdasarjan urutan likuiditas dan kewajiban
berdasarkan jatuh tempo.
(2) Mengelompokan aktiva ke dalam lancer dan tidak lancer serta
kewajiban ke dalam jangka pendek dan jangka panjang.
(3) Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh
tempo kewajiban termasuk pembatasan penggunaan aktiva, pada
catatan atas laporan keuangan.
Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing
kelompok aktiva bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh
penyumbang, yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan
tidak terikat. Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan
permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah
tersebut dalam laporan keuangan, atau dalam catatan dalam laporan
keuangan.
Pembatasan permanen terhadap : (1) aktiva, seperti tanah atau

14
karya seni yang disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan
tidak untuk dijual, atau (2) aktiva yang disumbangkan untuk investasi
yang mendatangkan pendapatan secara permanen dapat disajikan sebagai
unsure terpisah dalam kelompok aktiva bersih yang penggunaannya
dibatasi secara permanen, atau disajikan dalam catatan atas laporan
keuangan. Pembatasan permanen atas kelompok ke dua tersebut berasal
dari Hibah atau wakaf dan warisan yang menjadi dana abadi.
Pembatasan temporer terhadap: (1) sumbangan berupa aktivitas
operasi tertentu, (2) investasi untuk jangka waktu tertentu, (3) penggunaan
selama periode tertentu di masa depan, atau (4) perolehan aktiva tetap,
dsapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aktiva bersih
yang penggunaannya dibatasi secara temporer, atau disajikan dalam
catatan atas laporan keuangan. Pembatasan temporer oleh penyumbang
dapat berbentuk pembatasan waktu atau pembatasan penggunaan atau
keduanya.
Aktiva bersih tidak terikat umumnya meliputi pendapatan jasa,
penjualan barang, sumbangan, dan dividen, atau hasil investasi, dikurangi
beban untuk memperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap
penggunaan aktiva bersih tidak terikat dapat berasal dari sifat organisasi,
lingkungan operasi, dan tujuan organisasi yang tercantum dalam akte
pendirian, dan dari perjanjian kontraktual dengan pemasok, kreditor, serta
pihak lain yang berhubungan dengan organisasi. Informasi mengenai
batasan-batasan tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas laporan
keuangan.
d. Laporan aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi
mengenai:
(1) Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah serta
sifat aktiva bersih.
(2) Hubungan antara transaksi dan peristiwa lain.
(3) Bagaimana sumber daya digunakan dalam pelaksanaan berbagai
program atau jasa.

15
Perubahan kelompok aktiva bersih
(1) Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat
permanen, terikat temporer dan tidak terikat selama satu periode.
(2) Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva
bersih tidak terikat, kecuali penggunaannya dibatasi oleh penyumbang
dan menyajikan beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat.
(3) Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat,
terikat permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya
pembatasan.
(4) Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerrugian yang diakui
dari investasi dan aktiva lain (kewajiban) sebagai penambah atau
pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya
dibatasi.
(5) Klasifikasi pendapatanm, beban, keuntungan, dan kerugian dalam
kelompok aktiva bersih tidak mengatur peluang adanya klasifikasi
tambahan dalam laporan aktivitas.

16
e. Laporan arus kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi
mengenai penerimaan dan pengeluaran kas selama suatu priode.
 Klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas.
Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang laporan arus kas
dengan tambahan berikut ini:
- Aktivitas pendanaan.
1. Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk
jangka panjang.
2. Penerimaan kas dari sumbangan dan pengembalian investasi yang
penggunaannya dibatasi untuk perolehan, pembangunan, dan
pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi.
3. Bunga dan deviden yang dibartasi oleh pengguna untuk jangka
panajang.
- Aktifitas investasi.
Meliputi pemberian dan penagiahan pinjaman, pembelian atau pewakafan
tanah, gedung, dan peralatanny, yakni aktiva yang digunakan untuk
menyelenggarakan pelayanan bagi masyarakat.
- Aktivitas pembiayaan atau pendanaan.
Aktivitas ini meliputi perolehan sumber daya, pemeberian layanan kepada
masyarakat, peminjaman uang atau membantu masyarakat yang
memerlukan dan membayar kembali jumlah yang dipinjam, perolehan dan
pembayaran sumber –sumber lainnya.
- Aktivitas operasi
Aktivitas ini meliputi seluruh transaksi dan peristiwa lain yang tidak
termasuk dalam aktivitas investasi dan pemebelnjaan.
f. Unsur-unsur laporan keuangan:
o Posisi keuangan
o Aktiva
o Kewajiban
o Ekuitas
o Kinerja

17
o Penghasilan
o Beban
g. Karakteristik kualitasti laporan keuangan LSM :
o Dapat dipahami
o Relevan
o Materialitas
o Keandalan atau realibilitas
o Penyajian judul
o Substansi mengungguli bentuk
o Netralitas
o Pertimbangan sehat
o Kelengkapan
o Dapat dibandingkan
Contoh Laporan Keuangan:

18
2. Siklus Akuntansi LSM
a. Pengertian siklus akuntansi
Siklus akuntansi adalah suatu proses penyedia laporan keuangan
organisasi selama suatu periode tertentu. Siklus akuntansi dapat dibagi
menjadi pekerjaan yang dilakukan selama periode tersebut, yaitu
penjurnalan akuntansi dan pemindahbukuan kedalam buku besar, serta
penyiapan laporan keuangan pada akhir peride.Pekerjaan yang dilakukan
pada akhir periode adalah mempersiapkan akun untuk mencatat transaksi-
transaksi pada periode selanjutnya.Banyaknya langkah yang harus
dilakukan pada akhir periode secara tidak langsung menunjukan bahwa
sebagian besar pekerjaan dilakukan pada bagian akhir.Walaupun
demikian, pencatatan dan pemindahbukuan selama periode tersebut
membutuhkan waktu lebih banyak dibandingkan dengan pekerjaan di
akhir periode.
Gambar siklus akuntansi:

b. Siklus Akuntansi Biaya LSM


Siklus akuntansi biaya lsm sangat dipengaruhi oleh siklus kegiatan
lsm tersebut.Siklus kegiatan lsm dimulai dengan pemebelian barang atau
peralatan dan jasa berdasarkan kegiatan program yang telah

19
ditentukan.Tujuan akuntansi biaya adalah untuk menyajikan informasi
biaya yang telah digunakan untuk membeli barang atau peralatan serta
pelaksaan program LSM tersebut.
3. Sistem Akuntansi Biaya LSM
a. Definisi Akuntansi Biaya LSM
Akuntansi mendefinisikan biaya sebagai sumber daya yang
dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu. Proses akuntansi biaya di
tunjukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam organisasi LSM.
Proses akuntansi biaya harus memperhatikan karakteristik akuntansi
keuangan dan manajemen organisasi. Proses akuntansi biaya meliputi :
(1) Pihak luar (Eksternal), yaitu memenuhi karakteristik akuntansi
keuangan yang merupakan bagian dari akuntansi keuangan.
(2) Pihak dalam (Internal), yaitu memenuhi karakteristik akuntansi
keuangan yang merupakan bagian dari akuntansi keuangan.
Tujuan pembahasan sistem akuntansi biaya LSM ini adalah untuk :
(1) Mengefektifkan dan mengefesienkan penggunaan dana LSM,
(2) Mengetahui penyebab utama biaya yang terjadi di LSM,
(3) Memberikan informasi berupa laporan biaya yang akurat,
(4) Memberikan jaminan akuntabilitas dan transparansi atas penggunaan
dana dan pelaporannya
(5) Menghasilkan laporan biaya terkini (up to date) sebagai bahan
pertimbangan yang sangat penting terhadap keputusan pengelola LSM,
terutama pada aspek keuangan.
Komponen biaya LSM adalah :
(1) Gaji dan honorarium
(2) Telekomunikasi
(3) Pemakain bahan habis pakai
(4) Depresiasi perlengkapan dari berbagai aset yang ada
(5) Depresiasi perlengkapan kantor
(6) Sewa komputer
(7) Asuransi
(8) Biaya lainya

20
b. Klasifikasi Biaya LSM
Proses dan sistematika akuntansi biaya dapat dipecahkan melalui
rincian tahap sebagai berikut:
(1) Pemahaman mengenai pengertian biaya,
(2) Klasifikasi dan identifikasi biaya yang terhjadi di LSM ke dalam
katagori tertentu dengan pendekatan ABC sistem.
(3) Pembuatan konsep perhitungan biaya baru yang akurat dan
informative.
(4) Pensimulasian aplikasi model perhitungan biaya
c. Analisis Biaya LSM
- Anggaran Lsm
Anggaran dapat diinterpretasikan sebagai paket pernyataan perkiraan
penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi selama satu
atau beberapa periode mendatang.
- Prosedur rencana anggaran biaya (RAB)
Pertama buatlah daftar rincian biaya dengan akurat. Kemudian pisah-
pisahkan menjadi item-item yang berbeda, seperti: gaji, biaya sewa,
material, transportasi, komunikasi, peralatan, pelatihan, dan publikasi.
Perhitungan lebih detail harus ada, jika donaturnya memintanya, dan
memasukan biaya operasional dalam proposal proyek
- Biaya standar
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yaitu jumlah biaya
yang seharusnya dikeluarkan untuk membiayai kegiatan tertentu dengan
asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan factor-faktor lainnya.Manfaat biaya
standar :
Biaya standar akan membantu penyusunan anggaran belanja program atau
kegiatan bagi lembaga yang bersangkutan ini berarti biaya standar sangat
berpengaruh terhadap proses pengambilan kebijakan, pengelolah lembaga,
khususnya dalam proses penganggaran.
- Analisis biaya volume laba pada LSM

21
Sebagai lembaga non profit, LSM tidak mengenal istilah laba. Namun
dalam hal ini analisis biaya volume laba atau Cost Volume –Profit analisis
(CVP analysis) digunakan untuk membantu LSM agar tidak mengalami
masalah biaya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan program
d. Laporan Biaya LSM
Dalam siklus pengendalian manajemen organisasi sector public,
fase setelah penganggaran adalah pelaksanaan dan penganggaran. Laporan
buaya LSM dirancang untuk melakukan apa yang sedang terjadi dengan
biaya pelaksaan kegiatan LSM. Namun beberapa laporan tidak selalu
mengarah pada kegiatan.Informasi ini berisi laporan yang berasal dari
catatan akuntansi berupa penerimaan dan pembiayaan.
4. Pengendalian Internal
Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,
mengecek ketelitiaan dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan
dipatuhinya kebijakan pimpinan.Definisi sistem pengendalian internal tersebut
menenkankan tujuan yang hendak dicapai dan bukan pada unsur-unsur yang
membentuk sistem tersebut.
Menurut tujuannya, sistem pengendalian internal dapat dibagi menjadi dua
yaaitu pengendalian internal akuntansi dan pengendalian internal
administrative.Pengendalian internal akuntansi yang merupakan bagian dari
sistem pengendalian internal, meliputi struktur organisasi, metode, dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan
organisasi serta mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
Pengendalian internal akuntansi yang baik akan menjamin keamanan dari
kekayaan para investor dan kreditor dengan menghasilkan laporan keuangan
yang dapat dipercaya.
Unsur-unsur pokok dari pengendalian internal adalah:
(1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara
tegas

22
(2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang memadai terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan
biaya.
(3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi dari setiap unit
organisasi
(4) Karyawan yang kompetensinya sesuai dengan tanggungjwabnnya.

23
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
LSM dapat diartikan sebagai organisasi swasta (nirlaba) yang kegiatannya
adalah untuk membebaskan penderitaan, memajukan kepentingan kaum miskin,
melindungi lingkungan, menyediakan pelayanan dasar bagi masyarakat, atau
menangani pengembangan masyarakat. Dasar tuntutan akuntabilitas, yang dalam
hal ini pertanggungjawaban keuangan terhadap segala aktivitas pada semua
organisasi LSM adalah PSAK No. 45 mengenai pelaporan keuangan organisasi
nirlaba.Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Dimana
perbedaan utama yang mendasar adalah cara organisasi itu memperoleh sumber
dana yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasionalnya.
Organisasi ini memperoleh sumber daya dari lembaga donor dan para
penyumbang lainnya. Jadi dalam organisasi nirlaba, transaksi yang jarang atau
tidak akan pernah terjadi dalam organisasi bisnis manapun akan muncul. Namun,
dalam praktek orgabisasi nirlaba, berbagai bentuk sulit dibedakan dengan
organisasi bisnis pada umumnya.
Laporan keuangan organisasi LSM meliputi laporan posisi keuangan pada
akhir periode laporan, laporan aktivitas, serta laporan arus kas untuk suatu periode
pelaporan. Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan LSM harus disusun atas
dasar akrual. Laporan keuangan LSM juga memainkan peranan preduktif dan
prospektif yang menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi
banyaknya sumber daya yang disyaratkan untuk operasi berkelanjutan, sumber
daya yang dapat dihasilkan oleh operasi berkelanjutan, dan resiko berasosiasi serta
ketidakpastian.
B. SARAN
Keberhasilan penerapan standar akuntasi bergantung kepada pemahaman
pemakainya terhadap konsep-konsep yang mendasari, lembaga yang bergerak di
bidang Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebaiknya melakukan pencatatan

24
dan pelaporan keuangan berdasarkan PSAK 45 tentang pelaporan keuangan
entitas nirlaba, sebagai bentuk pertanggungajawabannya.

DAFTAR PUSTAKA

2013. Perkembangan dan Organisasi LSM. Http://Matkulakuntansi-


Jami.Blogspot.Co.Id. Diakses Tanggal 30 September 2017.

2014. Akuntansi Lembaga Swadaya Masyarakat. Http://Accounting-


Media.Blogspot.Co.Id

Akuntansi Lsm. www.academia.edu. Diakses Tanggal 30 September 2017.

25

Anda mungkin juga menyukai