Anda di halaman 1dari 6

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“Akuntansi untuk Organisasi Non-Pemerintahan : Studi LSM di Indonesia dan


Akuntansi untuk Entitas Tempat Ibadah : Studi pada Akuntansi Masjid”
Dosen Pengampu :

Trisna Sary Lewaru, SE., M.Sc., Ak., CA

Disusun Oleh :
1. Rosdiani Bahri (202130048)
2. Leovia Gadis Shalom (202130051)
3. Nur Afni Intan Maulinda Lewaru (202130055)
4. Vilencia Christin Salakory (202130060)
5. Ivan Marko Lodiay (202130061)
6. Jeni Fadia Ulva (202130063)
7. Putri Nadiva (202130074)
8. Kharisna Ezra Alfredo Gainau (202130075)
9. Joshua Stevanus Pocerattu (202130079)
10. Jacobus Robert Samallo (202130080)
11. Miryam Renjaan (202130097)
12. Joan Beatrix Wenno (202130101)
13. Dhea Amelia Adinda Putri (202130105)
14. Erna Sangadji (202130107)
15. Yuliatin Taufik (202130118)
16. Zsalsa Shaputri Lessy (202130123)
17. Surmila Lambara (202130129)
18. Fitria Faradilla (202130130)
19. Muhammad Haikal Mahulette (202130131)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PATTIMURA
AKUNTANSI
2023

I
BAB 26
Akuntansi untuk Organisasi Non-Pemerintahan : Studi LSM di Indonesia

 Pengertian LSM
Lembaga Swadaya Masyarakat atau juga disebut dengan organisasi non-pemerintah
merupakan organisasi yang dikelola oleh swasta atau diluar pemerintahan. Istilah
“swasta” ini bukan berarti seperti organisasi bisnis yang bertujuan unruk memperoleh
profit. Dengan demikian, LSM dapat diartikan sebagai organisasi swasta yang
kegiatannya adalah untuk membebaskan penderitaan, memajukan kepentingan kaum
miskin, melindungi lingkungan, menyediakan pelayanan dasar bagi masyarakat, atau
menangani pengembangan masyarakat.

 Ciri-ciri dan Tipologi Organisasi LSM


Mengutip Salamo dan Anheier, Hadiwinata (Kompas, 17 April 2004) mendefinisikan
LSM, dan juga merupakan ciri-ciri LSM, sebagai berikut :
1. Formal, yaitu secara organisasi bersifat permanen serta mempunyai kantor dengan
seperangkat aturan dan prosedur
2. Swasta, yaitu kelembagaan yang berada di luar atau terpisah dari pemerintah
3. Tidak mencari keuntungan, yaitu tidak memberikan keuntunga kepada direktur
atau pengurusnya
4. Menjalankan organisasinya sendiri, yaitu tidak dikontrol oleh pihak luar
5. Sukarela, yaitu menjalankan derajat kesukarelaan tertentu
6. Nonreligius, yaitu tidak mempromosikan ajaran agama
7. Nonpolitik, yaitu tidak ikut dalam pencalonan di pemilu

Kelebihan LSM akan menjadi kekuatan suatu organisasi LSM, yaitu antara lain :

1. Kuatnya jalinan dengan grassroots


2. Keahlian pengembangan berdasarkan bidang
3. Kemampuan berinovasi dan beradaptasi
4. Pendekatan berorientasi proses pengembangan
5. Metodologi partisipasi dan peralatan
6. Komitmen jangka panjang dan menekankan keberlanjutan
7. Efektivitas biaya

Sementara kekurangan yang akan menjadi kelemahan LSM, yaitu antara lain :

1. Keterbatasan biaya dan keahlian pengelola organisasi


2. Keterbatasan kapasitas kelembagaan
3. Keberlanjutan diri rendah
4. Kurangnya komunikasi antar-organisasi/coordinator
5. Intervensi dalam skala kecil

IV
 Fungsi dan Peran LSM
1. Motivator
Dalam hal ini, LSM bertugas memberikan motivasi, menggali potensi,
menumbuhkan, dan mengembangkan kesadaran anggota masyarakat akan
masalah-masalah yang dihadapi dirinya maupun lingkungannya, akan potensi-
potensi sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang dimiliki, dalam
rangka memperbaiki nasib dan membangun masa depan yang lebih baik atas
potensi dan swadaya masyarakat itu sendiri
2. Komunikator
Sebagai komunikator, tugas LSM antara lain :
a. Mengamati, merekam, serta menyalurkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat
agar dijadikan bahan rumusan kebijakan dan perencanaan program
pembangunan
b. Memonitor atau mengawasi pelaksanaan program pembangunan masyarakat
c. Memberikan penyuluhan dan menjelaskan program-program pembangunan
dengan bahasa yang akrab dan kerangka berpikir yang mudah dipahami
masyarakat sasaran
d. Membantu melancarkan hubungan dan kerja sama antar-LSM yang
mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama dalam masyarakat
3. Dinaminator
LSM bertugas merintis strategi, mengembangkan metode program, dan
memperkenalkan inovasi di bidang teknologi, serta pengelolaan organisasi yang
belum dikenal ke lingkungan masyarakat setempat untuk pengembangan dan
kemajuan masyarakat local
4. Fasilitator
Disini LSM bertugas memberikan bantuan teknis dalam pelaksanaan program
seperti menyediakan bantuan dana, modal kerja, peralatan, bahan-bahan baku,
saluran pemasaran, dan sebagainya bagi kelompok-kelompok sasaran yang
membutuhkan

Keberadaan sumber daya sangat vital bagi suatu organisasi karena merupakan
faktor penentu kualitas dan kuantitas aktivitas-aktivitas organisasi, termasuk LSM.
1. Sumber daya Manusia
SDM yang dimiliki oleh LSM tidak lain adalah staf atau relawan.
Staff/relawan berperan sangat penting dan berpengaruh terhadap peran LSM,
karena SDM merupakan unsur inti dari suatu organisasi
2. Material dan bahan
3. Dana
4. Peralatan dan teknologi
 Struktur Organisasi LSM
Secara kelembagaan, organisasi LSM juga berbeda dengan organisasi lainnya,
walaupun sama-sama organisasi publiknya. Struktur organisasi LSM tidak terlalu
formal, namun biasanya ada seorang atau aktivis senior yang memimpin.

V
 Pengelolaan Keuangan LSM
Pengelolaan keuangan terkait dengan aspek pendanaan dan penggunaan dana. Aspek
pendanaan berkaitan dengan sumber-sumber pendanaan yang dapat diperoleh oleh
organisasi LSM. Sumber pendanaan LSM bisa berasal dari beberapa sumber, yaitu
sumbangan masyarakat, APBD/APBD, lembaga donor local, lembaga donor
internasional, lembaga pembangunan internasional, pemerintah luar negeri, atau
melalui sayap usaha atau ekonomi dari LSM itu sendiri. Siklus pengelolaan keuangan
pada LSM dapat dilihat pada gambar 26.1

 Akuntanbilitas LSM : Antara Isu, Tuntutan, dan Realita


Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnua bahwa tumbuh pesatnya LSM di
Indonesia pasca-reformasi 1998 tidak diiringi dengan perhatian yang memadai akan
akuntanbilitas LSM dari kalangan LSM itu sendiri.
Secara umum, akuntanbilitas dipahami sebagai status tanggung jawab terhadap
tindakan dan keputusan seseorang atau lembaga. The Merriam-Webster Dictionary
mendefinisikan akuntanbilitas sebagai :
“the quality or state of being accountable, especially an obligation or willngness
to accept responsibility or to account for one’s action”

Untuk sektor nirlaba hal ini berarti merupakan pemegang amanah yang baik atas
sumber daya dan kekuasaan yang diserahkan pada mereka berdasarkan mandat dan
misi mereka.
Jadi, akuntanbilitas terkait dengan tindakan atau perilaku yang didasarkan pada
standar etik, kinerja yang optimal, mekanimsme kontrol, konsistensi terhadap visi dan
mandat organisasi, dan penghargaan terhadap prinsip-prinsip demokrasi, HAM dan
hak asasi perempuan.

 Mengembangkan Akuntansi Untuk LSM


Berikut ini definisi akuntansi yang sering dikutip dalam beberapa literatur akuntansi
sektor publik.

VI
“Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa, yang berfungsi menyediakan informasi
kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomi yang
dimaksudkan agar berguna dalam mengambil keputusan ekonomi-membuat pilihan-
pilihan nalar di antara berbagai alternatif arah tindakan.”

“Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan


pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi/entitas yang dijadikan
sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak
yang memerlukan”

Berdasarkan dua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi berperan untuk
menghasilkan dan menyediakan informasi yang bersifat kuantitatif, terutama yang
bersifat keuangan. Informasi keuangan digunakan sebagai pertimbangan dalam
pengambilan keputusan ekonomi yang rasional. LSM termasuk organisasi yang
memiliki keterkaitan erat dengan domain publik, yaitu masyarakat yang menjadi
objek pendampingan oleh LSM. Sehingga, akuntansi yang diterapkan merupakan
akuntansi pada domain publik.

 Ruang Lingkup
Ruang lingkup LSM terkait dengan pengelolaan organisasi LSM. Kegiatan-kegiatan
LSM lebih banyak berupa program-program bantuan dan layanan sosial, terutama
bagi kelompok masyarakat lemah. Akibatnya, program-program yang dijalankan oleh
LSM merupakan program pemberdayaan masyarakat yang berorientasi untuk
meningkatkan kemandirian, swadaya, dan otonomi kepada masyarakat yang menjadi
sasaran pembinaannya.

 Sifat dan Karakteristik

Sifat dan karakteristik LSM dipengaruhi Oleh lingkungan yang memengaruhinya.


Perbedaan lingkungan yang memengaruhinya menjadikan LSM berbeda dengan
organisasi publik Iainnya seperti lembaga pendidikan, kesehatan, dan Iain-Iain.
Perbedaan ini dengan membandingkan tujuan organisasi, sumber pendanaan, pola
pertanggungjawaban, struktur organisasi dan anggarannya.

Setiap organisasi pasti memiliki tujuan yang spesifik yang ingin dicapai. Karena ISM
termasuk dalam organisasi nirlaba, maka tujuannya bukanlah untuk mencari laba
sebagaim organisasi privat atau swasta. Bastian (2007) menyatakan bahwa tujuan
utama dari ISM adalah untuk memberikan pelayanan dan menyelenggarakan seluruh
aktivitas yang terkait dengan pemberian dana Oleh sebuah lembaga donor, yang
dibutuhkan maupun Yang telah menjadi kegiatan rutin dalam LSM yang berkaitan.
Meskipun tujuan utamanya adalah untuk pemberdayaan masyarakat, bukan berarti
LSM tidak memiliki tujuan keuangan (Bastian, 2007). Tujuan keuangan ditujukan
untuk mendukung terlaksananya kegiatan-kegiatan untuk memberdayakan
masyarakat, terutama masyarakat lemah dan miskin.
VII
 Tujuan

Pada dasarnya, akuntansi bagi organisasi publik, seperti hal organisasi ISM, memiliki
tiga tujuan pokok, yaitu sebagai penyedia informasi keuangan, pengendalian
manajemen dan akuntabilitas. Akuntansi ISM merupakan sarana informasi mengenai
pengelolaan bagi lembaga pemberi dana maupun publik. Bagi LSM yang
bersangkutan, informasi akuntansi akan digunakan dalam proses pengendalian
pengelolaan mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, hingga
pertanggungjawaban.

Tujuan utama akuntansi dalam LSM adalah menyediakan informasi keuangan yang
berguna bagi manajemen dan pihak eksternal LSM. Sehingga dengan informasi
tersebut dapat digunakan untuk berikut ini (Bastian, 2007).

1. Memberikan informasi yang diperlukan dalam mengelola secara tepat,


efisien, dan ekonomis atas suatu kegiatan serta alokasi sumber daya
yang dipercayakan kepada organisasi. Tujuan ini terkait dengan
pengendalian pengelolaan.

2. Memberikan informasi yang memungkinkan pengelola organisasi


untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawabnya mengelola secara
tepat dan efektif program beserta penggunaan sumber daya yang
menjadi wewenangnya, di samping untuk melaporkan kepada publik
atau lembaga pemberi dana hasil operasi organisasi.

VIII

Anda mungkin juga menyukai