Anda di halaman 1dari 26

AKUNTANSI LSM

MAKALAH

Diajukan guna memenuhi tugas Akuntansi Sektor Publik

Oleh :

ALBERT HATIGORAN S.

090810301091

ALWAN LAZUARDY

090810301094

IDA BAGUS TEGUH CIPTA MAYA NEGARA

090810301108

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS JEMBER

2011
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Di pandang dari organisasinya, LSM dapat dikategorikan ke dalam organisasi nirlaba.


Hal ini disebabkan oleh gerak dan orientasi organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat
seirama dengan organisasi yang berjenis nirlaba. Kebanyakan organisasi nirlaba
menggunakan beberapa parameter tunggal sebagai ukuran keberhasilannya, seperti jumlah
alokasi dana yang diperoleh, pertumbuhan daerah dampingan, jumlah orang yang dilayani,
dan biaya overhead yang mampu diminimalisasikannya.
Layaknya organisasi atau lembaga publik lainnya, organisasi LSM juga tengah
mengalami rekanan untuk lebih efisien, memperhitungkan biaya ekonomi dan biaya sosial,
serta dampak negatif atas aktivitas yang dilakukannya. Berbagai tuntutan tersebut
menyebabkan akuntansi dapat dengan cepat diterima dan diakui sebagai ilmu yang
dibutuhkan untuk mengelola urusan-urusan publik, termasuk lembaga atau organisasi di
lingkup LSM. Akuntansi LSM merupakan aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dalam
rangkaian pengelolaan kegiatan, baik itu dalam bentuk yang lengkap maupun akuntansi
secara sederhana sekalipun. Akuntansi yang ditetapkan pada LSM memiliki kaitan erat
dengan penerapan dan perlakuan akuntansi pada domain publik. Domain publik yang
dimaksud adalah masyarakat yang didampingi oleh LSM terkait.

1.2 RUMUSAN PERMASALAHAN

1. Apakah akuntansi dapat diterapkan di LSM?

2. Bagaimana penerapan akuntansi pada LSM?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Paper ini disusun diharapkan mampu memberikan paparan ringkas mengenai penerapan
akuntansi pada salah satu organisasi nirlaba yaitu LSM, serta hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pengaplikasian akuntansi keuangan pada LSM.
BAB II
AKUNTANSI UNTUK LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT

PENGERTIAN AKUNTANSI LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT


Berikut adalah beberapa definisi mengenai akuntansi:
a. “Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, mencatat dan melaporkan
transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi yang dijadikan sebagai
informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang
memerlukan. Pengertian ini juga dapat melingkupi penganalisisan atas laporan yang
dihasilkan oleh akuntansi tersebut.” (American Accounting Association, 1966)
b. “Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa, yang berfungsi menyediakan informasi
kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, yaitu tentang ekonomi organisasi yang
dimaksudkan agar berguna dalam pengambilan keputusan ekonomis dalam membuat
pilihan-pilihan yang nalar diantara pelbagai alternatif arah tindakan.” (Accounting
Principles Board, 1970)
Dari pengertian di atas, akuntansi berperan menyediakan informasi kuantitatif,
terutama yang bersifat keuangan. Informasi yang dihasilkan akuntansi merupakan input yang
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan ekonomi yang bersifat rasional.
Globalisasi perekonomian dunia telah menyebabkan peningkatan perkembangan
dunia usaha di Indonesia. Selain itu, era reformasi juga menuntut adanya peningkatan
transparasi informasi akuntansi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan masyarakat.
Karena berbagai hal di atas sebagai antisipasi, akuntansi keuangan yang mutahir dan selalu
sesuai perkembangan lingkungan mutlak diperlukan bagi keseluruhan organisasi, baik
Lembaga Swadaya Masyarakat maupun sektor-sektor swasta.
Karakteristik LSM dapat dikupas melalui arti “Lembaga Swadaya Masyarakat”. LSM
dapat diartikan sebagai organisasi swasta yang kegiatannya adalah membebaskan
penderitaan, memajukan kepentingan kaum miskin, melindungi lingkungan, menyediakan
pelayanan dasar masyarakat, atau menangani perkembangan masyarakat. Atau, organisasi
yang berbasis nilai tergantung dalam keseluruhan atau bagian, pada lembaga donor dan
pelayanan sukarela.
Benarkah ilmu akuntansi dapat diterapkan di LSM? Di pandang dari organisasinya,
LSM dapat dikategorikan ke dalam organisasi nirlaba. Hal ini disebabkan oleh gerak dan
orientasi organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat seirama dengan organisasi yang berjenis
nirlaba. Kebanyakan organisasi nirlaba menggunakan beberapa parameter tunggal sebagai
ukuran keberhasilannya, seperti jumlah alokasi dana yang diperoleh, pertumbuhan daerah
dampingan, jumlah orang yang dilayani, dan biaya overhead yang mampu
diminimalisasikannya.
Layaknya organisasi atau lembaga publik lainnya, organisasi LSM juga tengah
mengalami rekanan untuk lebih efisien, memperhitungkan biaya ekonomi dan biaya sosial,
serta dampak negatif atas aktivitas yang dilakukannya. Berbagai tuntutan tersebut
menyebabkan akuntansi dapat dengan cepat diterima dan diakui sebagai ilmu yang
dibutuhkan untuk mengelola urusan-urusan publik, termasuk lembaga atau organisasi di
lingkup LSM. Akuntansi LSM merupakan aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dalam
rangkaian pengelolaan kegiatan, baik itu dalam bentuk yang lengkap maupun akuntansi
secara sederhana sekalipun.
Akuntansi yang ditetapkan pada LSM memiliki kaitan erat dengan penerapan dan
perlakuan akuntansi pada domain publik. Domain publik yang dimaksud adalah masyarakat
yang didampingi oleh LSM terkait.

RUANG LINGKUP AKUNTANSI LEMBAGA SWADAYA MASYRAKAT


Tidak dapat dipungkiri bahwa LSM mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam
kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Selain ini, aktivitas LSM lebih banyak berupa
program-program bantuan dan layanan sosial, terutama bagi kelompok masyarakat lemah.
Sebagai konsekuensi dari pemberian layanan sosial itu, LSM menggalangkan program-
programnya bagi proses pemberdayaan, atau dengan upaya menciptakan swadaya,
kemandirian, dan otonomi, sehingga kelompok masyarakat yang menjadi sasaran layanan
sosial yang dapat diberdayakan. Dalam proses pemberdayaan ini, program-program layanan
sosial LSM memang mencakup upaya penyadaran kelompok sasarannya agar memahami
hak-haknya, selain kewajibannya sebagai warga negara.
Setiap LSM pasti mempunyai tujuan atau sasran, agenda kegiatan, maupun program
bagi masyarakat yang dituju. Dengan demikian, timbul implikasi berupa kebutuhan akan
pengelolaan organisasi LSM tersebut. Beberapa tugas dan fungsi LSM menjadi salah satu
agent of change bagi perkembangan sebuah masyarakat.
Pengelolaan LSM ini sangat erat kaitannya dengan perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pelaporan seluruh kegiatan di dalam sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat.
Dan setelah itu, mekanisme pertanggungjawaban menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan
tidak akan pernah ditinggalkan dalam pelaksanaan seluruh aktivitas LSM tersebut. Dalam
konteks idealita, secara umum tidak ada satu LSM pun yang bertujuan tidak jujur, melanggar
amanh, maupun lari dari tanggung jawab. Apabila program sudah dijalankan, maka
pelaksanaannya harus diikuti dengan pertanggungjawaban. Jadi, seluruh aspek dalam
pengelolaan LSM menjadi bahan yang harus dipertanggungjawabkan oleh penanggung jawab
program atau pelaku organisasi.

SIFAT DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI LEMBAGA SWADAYA


MASYARAKAT
Akuntansi merupakan suatu kegiatan yang akan mengarah pada pencapaian hasil pada
tingkat tertentu dan bermanfaat bagi LSM tersebut. Di antara lembaga publik lainnya seperti
lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, dan lain-lain, penerapan dalam LSM sedikit
berbeda. Perbedaan tersebut muncul karena lingkungan yang mempengaruhi LSM berbeda.
Perbedaan sifat dan karakteristik organisasi LSM tergolong ke dalam organisasi
nirlaba serta organisasi lainnya yang profit oriented dapat dilihat dengan membandingkan
tujuan organisasi, sumber pendanaan, pola pertanggungjawaban, struktur keorganisasian, dan
anggarannya.
Setiap organisasi memiliki tujuan spesifik yang hendak dicapai. Terlepas dari konsep
idealita dan realitanya, organisasi LSM tidak bertujuan memperoleh laba tetapi memberikan
pelayanan dan menyelaenggarakan seluruh aktivitas yang terkait dengan pemberian dana oleh
sebuah lembaga donor, yang dibutuhkan maupun yang telah menjadi kegiatan rutin dalam
LSM bersangkutan. Meskipun tujuan utama LSM sama sekali tidak memiliki tujuan
keuangan. Hal ini tergantung pada kondisi organisasi bersangkutan. Misalnya apabila
organisasi tidak mempunyai sumber dana yang jelas dan pasti, maka kebutuhan akan daya
dukung untuk melakukan pemberdayaan berkembang selaras dengan target keuangan. Secara
kebetulan, keuangan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pemberdayaan organisasi.
Tujuan keuangan organisasi LSM ini berbeda secara filosofis, konseptual, dan operasionalnya
dengan organisasi profit swasta.
Dari segi sumber pendanaan atau lebih konkretnya struktur modal dan struktur
pembiayaan, organisasi LSM sangat berbeda dalam hal bentuk dan jenisnya. Sumber
pendanaan organisasi LSM berasal dari lembaga donor dan sumbangan pihak tertentu.
Dalam konteks pola pertanggungjawaban, organisasi swasta bertanggung jawab
kepada pemilik usaha dan kreditornya, sementara pada organisasi LSM, pertanggungjawaban
dilakukan kepada lembaga atau pihak pemberi dana. Pertanggungjawaban organisasi LSM
merupakan bagian terpenting dalam menciptakan kredibilitas pengelolaan yang dijalankan.
Apabila elemen pertanggungjawaban ini tidak dapat dipenuhi, maka dampaknya akan luas,
seperti ketidakpercayaan, ketidakpuasan, atau bahkan buruknya citra organisasi.
Secara kelembagaan, organisasi LSM juga berbeda dengan organisasi lainnya,
walaupun sama-sama organisasi publik. Struktur organisasi ini tidak terlalu formal, namun
biasanya ada seseorang atau aktivis senior yang memimpin. Pihak yang berpengaruh ini
biasanya berpeluang sangat besar dalam mengarahkan kebijakan dan pengelolaan organisasi.
Tipologi pemimpin atau tokoh termasuk pilihan dan orientasi kebijakannya, akan sangat
berpengaruh dalam memilih struktur organisasi.

TUJUAN AKUNTANSI LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT


Seperti halnya dengan akuntansi organisasi lainnya, akuntansi LSM terkait dengan
tiga hal pokok, yakni penyediaan informasi, pengendalian pengelolaan, dan akuntabilitas.
Akuntabilitas LSM merupakan sarana informasi mengenai pengelolaan bagi lembaga
pemberi dana maupun publik. Bagi LSM yang bersangkutan, informasi akuntansi akan
digunakan dalam proses pengendalian pengelolaan mulai dari perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, hingga pertanggungjawaban.
Tujuan akuntansi dalam LSM adalah untuk :
1. Memberikan informasi yang diperlukan dalam mengelola secara tepat, efisien. Dan
ekonomis atas suatu kegiatan serta alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada
organisasi. Tujuan ini terkait dengan pengendalian pengelolaan.
2. Memberikan informasi yang memungkinkan pengelola organisasi untuk melaporkan
pelaksanaan tanggung jawabnya mengelola secara tepat dan efektif program beserta
penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya, di samping untuk melaporkan
kepada publik atau lembaga pemberi dana hasil operasi organisasi. Tujuan ini terkait
dengan akuntanbilitas.
Informasi akuntansi bermanfaat sebagai salah satu pedoman dalam pengambilan
keputusan, terutama untuk membantu pengurus organisasi dalam melakukan alokasi sumber
daya. Informasi akuntansi juga dapat digunakan menentukan biaya suatu program atau
kegiatan serta kelayakannya, baik secara ekonomis maupun teknis. Dengan informasi
akuntansi, pengurus organisasi dapat menentukan biaya operasional yang akan diberikan
kepada masyarakat sasarannya, menentukan biaya standar, dan harga yang akan dibebankan
kepada LSM bersangkutan.
Selain itu, informasi akuntansi LSM juga dapat digunakan untuk membantu pemilihan
kegiatan yang efektif dan efisien, yang pada akhirnya akan sangat membantu pada saat
penganggaran. Pada akhir proses pengendalian organisasi LSM, akuntansi diperlukan dalam
pembuatan laporan keuangan yang merupakan bagian penting dari proses akuntanbilitas pada
lembaga donor dan publik.

AKUNTANSI LEMBAGA SWADAYA MAYARAKAT: SEBUAH JAWABAN ATAS


TUNTUTAN REFORMASI
Prinsip good governance atau tata pemerintahan yang baik pada umumnya ditetapkan
dalam organisasi sektor publik, khususnya pemerintahan. Prinsip ini sangat baik diterapkan
karena cocok dengan tuntutan zaman dan agenda reformasi yang sedang berjalan di
Indonesia. Namun, dalam hal ini, good governance yang dimaksud di sini adalah sebagai cara
mengelola urusan-urusan publik. Dalam konteks LSM, kata “publik” mengacu pada
masyarakat sebagai sasaran program LSM.
Pelaksanaan good governance memiliki prinsip, di antaranya akuntabilitas,
transparasi, partisipasi, penegakan hukum, responsivitas/daya tanggap, kesetaraan, efisiensi,
efektifitaas, profesionalisme, dan pengawasan. Dari kesepuluh prinsip tersebut, kesemuanya
dapat diperankan oleh akuntansi LSM.
Seperti dalam kehidupan sehari-hari, timbul fenomena mengenai semakin menguatnya
tuntutan pelaksanaan akuntanbilitas oleh organisasi secara keseluruhan termasuk organisasi
LSM. Tuntutan akuntanbilitas pada LSM ini terkait dengan perlunya dilakukan transparasi
dan pemberian informasi dalam rangka pemenuhan hak-hak masyarakat.
Untuk mencitakan good public (masyarakat) maupun good corporate governance di
LSM diperlukan perubahan pada organisasi penyelenggaranya. Bentuk perubahan ini bukan
hanya identik denganformat organisasi, tetapi lebih pada alat-alat yang digunakan dalam
mendukung berjalannya organisasi secara efisien, efektif, transparan, dan akuntabel.
PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI BIAYA
LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT

Sistem akuntansi keuangan dan akuntansi biaya LSM

Pendanaan LSM dapat diperoleh dari sumber lembaga donor baik nasional maupun
internasional, fundraising lembaga, atau masyarakat. Penerimaan dan penggunaan dana yang
diperoleh dari pihak luar negeri diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Sementara itu, usaha untuk meningkatkan penerimaan dana dari masyarakat harus
didasarkan atas pola prinsip tidak mencari keuntungan.
LSM menyelenggarakan pembukuan terpadu berdasarkan peraturan tata buku yang
berlaku. Pembukuan keuangan LSM diperiksa oleh peninjau organisasi dan pemberi dana.
Sementara itu, kewenangan penerimaan, penyimpanan dan penggunaan dana, serta
pembukuan keuangan LSM yang diselenggarakan oleh pelaku organisasi LSM ditentukan
oleh badan penyandang dana berdasarkan status LSM yang dimaksud. Rencana anggaran
LSM, setelah disepakati oleh personel LSM, di usulkan kepada lembaga donor untuk
disetujui menjadi sebuah program atau proyek LSM.
Hubungan antara sistem akuntansi keuangan dan akuntansi biaya terletak pada
pengaruh siklus kegitatan lembaga yang bersangkutan. Siklus akuntansi biaya dalam suatu
lembaga sangat dipengaruhi oleh siklus kegiatan lembaga tersebut tau transaksi-transaksi
yang dilakukannya. Siklus kegiatan LSM dimulai dengan pembelian barang sesuai kebutuhan
program dan tanpa melalui pengolahan lebih lanjut dan diakhiri dengan penyediaan layanan
bagi masyarakat sasarannya. Transaksi-transaksi LSM tidak akan terlepas dari pembiayaan
Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian, serta penafsiran
informasi biaya tergantung pada siapa proses tersebut ditujukan. Proses akuntansi biaya LSM
dapat ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai diluar organisasi. Dalam hal ini, proses
akuntansi biaya harus memperhatikan karakteristik akuntansi keuangan. Dengan demikian,
akuntansi biaya berkaitan erat akuntansi keuangan.

Sistem akuntansi keuangan pada LSM

• PSAK no 45 tentang standar akuntasi untuk entitas nirlaba


Dasar atau tuntuan akuntabilitas, yang dalam hal ini pertanggungjawaban keuangan
terhadap segala aktifitas pada semua organisasi LSM, adalah PSAK no 45 mengenai
pelaporan keuangan organisasi nirlaba. Karekateristik organisasi nirlaba berbeda dengan
organisasi bisnis, dimana perbedaan utama yang mendasar adalah cara organisasi itu
memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas
opersionalnya. Organisasi itu memperoleh sumber daya dari lembaga donor dan para
penyumbang lainnya. Jadi dalam organisasi nirlaba, transaksi yang jarak atau tidak akan
pernah terjadi dalam organisasi bisnis manapun akan muncul. Namun, dalam praktek
organisasi nirlaba, berbagai bentuknya sulit dibedakan dengan organisasi bisnis pada
umumnya.
Pada beberapa bentuk organisasi nirlaba meskipun tidak ada kepemilikan, organisasi
tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari hutang dan lebutuhan operasinya dari
pendapatan atas jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya, pengukuran jumlah, saat, dan
kepastian arus kas masuk menjadi ukuran kinerja penting bagi para pengguna laporan
keuangan organisasi tersebut.
Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba, dalam hal ini LSM memiliki
kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yakni untuk menilai :
1. Jasa yang diberikan oleh LSM dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa
tersebut
2. Cara pengelola pelaksanaan dan pertanggungjawabannya
3. Aspek kinerja pengelola

Metode pencatatan akrual

Tujuan dari pelaporan keuangan LSM adalah menyediakan informasi yang berguna
untuk pengambilan keputusan, disamping untuk menunjukan akuntabilitas organisasi
terhadap sumber daya terpercaya dengan :
a. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber, lokasi, dan penggunaan sumber
daya keuangan
b. Menyediakan informasi mengenai bagaimana organisasi LSM mendanai aktifitasnya
dan memenuhi persyaratan kasnya.
c. Menyediakan informasi yang berguna dalam mengevaluasi kemampuan organisasi
LSM untuk mendanai aktivitasnya dan untuk memenuhi kewajiban serta
komitmennya
d. Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu organisasi LSM dan
perubahan di dalamnya.
e. Menyediakan informasi menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja
organisasi LSM dari segi biaya jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan

Laporan keuangan LSM juga memainkan peranan prediktif dan prospektif yang
menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi banyaknya sumber dana yang
diisyaratkan untuk operasi berkelanjutan, sumber daya yang dapat dihasilkan oleh operasi
berkelanjutan, dan resiko berasosiasi, serta ketidakpastian. Laporan keuangan dapat juga
menyediakan informasi kepada pemakainya, seperti :
a. Mengindikasikan apakah sumber daya yang telah di dapatkan dan digunakan sesuai
dengan anggaran yang ditetapkan
b. Mengindikasikan apakah sumber daya telah didapatakan dan digunakan sesuai dengan
persyaratan, termasuk batas keuangan yang ditetapkan oleh pengambil kebijakan di
masing-masing LSM

Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan LSM harus disusun atas dasar akrual.
Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat terjadinya ( dan
bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar ) serta dicatat dalam catatan
akuntasi serta dilaporkan dalam laporan keuangan periode bersangkutan. Laporan keuangan
LSM yang disusun atas dasar akrual akan memberikan informasi kepada pemakai tidak hanya
transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban
pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan
diterima di masa depan. Oleh karena itu, laporan keuangan LSM menyediakan jenis transaksi
masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pemakai dalam pengambilan
keputusan.
Laporan keuangan LSM biasanya disusun atas dasar kelangsungan usaha organisasi
LSM dan dalam melanjutkan usahanya di masa depan. Oleh karena itu, organisasi ini
diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidisasi atau mengurangi secara
material skala pelayananya.
Laporan keuangan yang dihasilkan

Laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir
periode laporan, laporan aktivitas, serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan
Laporan posisi keuangan

Tujuan laporan posisi keuangan adalh untuk menyediakan informasi mengenai aktiva,
kewajiban dan aktiva bersih, serta informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur
tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan
bersama pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para
penyumbang, anggota organisasi, kreditor, dan pihak-pihak lain untuk menilai :
1. Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan
2. Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan
kebutuhan pendanaan eksternal.

Laporan aktivitas

Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai:


1. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah serta sifat aktivitas
bersih
2. Hubungan antara transaksi dan peristiwa lain
3. Bagaimana sumber daya digunakan dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa
Informasi dalam laporan aktivitas yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi
dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, dan
pihak lainnya untuk mengevaluasi kinerja selama satu periode, menilai upaya serta
kemampuan dan kesinambungan organisasi dalam memberikan jasa, dan menilai pelaksanaan
tanggung jawab serta kinerja pengelola
Laporan aktivitas mencakup organisasi secara keseluruhan dan menyajikan perubahan
jumlah aktiva bersih selama satu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas
tercermin pada aktiva bersih atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan.

Laporan arus kas


Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas selama satu periode.

Klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas


Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang laporan arus kas dengan tambahan berikut
ini:
1. Aktivitas pendanaan
a. Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaanya dibatasi untuk jangka
panjang
b. Penerimaan kas dari sumbangan dan pengembalian investasi yang
penggunaanya dibatasi untuk perolehan, pembangunan, dan pemeliharaan
aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi
c. Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaanya untuk jangka panjang
2. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas,
sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.
Pemegang kas berfungsi menerima dan mengeluarkan aliran kas dari dan ke kas organisasi
LSM.
Pengelompokan aktivitas dalam arus kas:
a. Aktivitas investasi
Meliputi pemberian dan penagihan pinjaman, pembelian atau pewakafan tanah,
gedung dan peralatannya, yakni aktiva yang digunakan untuk menyelenggrakan pelayanan
bagi masyarakat.
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas investasi perlu dilakukan agar
dapat menyajikan seberapa besar arus kas telah dikeluarkan untuk memperoleh sumber daya
yang dimaksudkan guna meningkatkan pelayanan jasa masa depan LSM.
b. Aktivitas pembiayaan/pendanaan
Aktivitas ini meliputi perolehan sumber daya, pemberian layanan kepada masyarakat,
peminjaman uang atau membantu masyarakat yang memerlukan dan membayar kembali
jumlah yang dipinjam, perolehan, dan pembayaran sumber-sumber lainnya
Aktivitas pendanaan merupakan pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari
aktivitas pendanaan, yang perlu dilakukan agar arus kas ini berguna dalam memprediksi
klaim-klaim dalam arus kas masa depan yang tersedia untuk LSM.
c. Aktivitas operasi
Aktivitas ini meliputi seluruh transaksi dan peristiwa lain yang tidak termasuk dalam
aktivitas investasi dan pembelanjaan. Aktivitas operasi umumnya meliputi penyediaan
layanan. Arus kas dari aktivitas operasi adalah dampak kas dari transaksi dan peristiwa lain
yang diperhitungkan.
Jumlah arus kas bersih yang timbul dari aktivitas operasi adalah dampak kas dari transaksi
dan peristiwa lain yang diperhitungkan.
Jumlah arus kas bersih yang timbul dari aktivitas operasi merupakn indikator utama seberapa
besar operasi suatu LSM tersebut didanai oleh:
1. Hibah
2. Dana atau donor yang dilayani oleh LSM
Arus kas dari aktivitas operasi terutama didapatkan dari aktivitas utama penghasil kas LSM.

Karakteristik kualitatif laporan keuangan LSM

Dapat dipahami, relevan, materialitas, keandalan/reliabilitas, penyajian jujur,


substansi mengungguli bentuk, netralitas, pertimbangan sehat, kelengkapan, dapat
dibandingkan.

Siklus akuntansi keuangan LSM


Pengertian siklus akuntansi
Siklus akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan keuangan organisasi selama
suatu periode tertentu. Siklus akuntansi dapat dibagi menjadi pekerjaan yang dilakukan
selama periode tersebut, yaitu penjurnalan transaksi dan pemindah bukuan ke dalam buku
besar, serta penyiapan laporan keuangan pada akhir periode. Pekerjaan yang dilakukan pada
akhir periode adalah mempersiapkan akun untuk mencatat transaksi-transaksi pada periode
selanjutnya. Banyaknya langkah yang harus dilakukan pada akhir periode secara tidak
langsung menunjukan bahwa sebagian besar pekerjaan dilakukan pada bagian akhir.
Walaupun demikian, pencatatan dan pemindah bukuan selama periode tersebut membutuhkan
waktu lebih banyak dibandingkan dengan pekerjaan di akhir periode.
Alur proses siklus akuntansi
Siklus akuntansi merupakan serangkaian prosedur kegiatan akuntansi dalam suatu
periode, mulai dari pencatatan transaksi pertama sampai dengan penyusunan laporan
keuangan dan penutupan pembukuan secara keseluruhan, serta siap untuk pencatatan
transaksi periode selanjutnya.

Transaksi dan bukti transaksi


Transaksi adalah suatu pertemuan antara 2 belah pihak (penjual dan pembeli) yang
saling menguntungkan dengan adanya bukti/data/dokumen pendukung yang dimasukan
kedalam jurnal, setelah melalui pencatatan. Dalam istilah akuntansi, transaksi dapat dikatakan
sebagai kejadian yang dapat mempengaruhi posisi keuangan suatu badan usaha, serta hal
yang wajar untuk dicatat. Banyak kejadian yang dapat mempengaruhi suatu organisasi LSM
dan semua kejadian tersebut tidak dapat seluruhnya dicatat sebagai transaksi, tergantung pada
jenis kejadian tersebut apakah bisa diukur atau tidak. Bukti transaksi adalah dokumen sumber
atau instrumen yang menandai bahwa transaksi yang sah telah terjadi. Jenis-jenis bukti
transaksi yang biasanya digunakan dalam suatu transaksi adalah kwitansi, nota penjualan,
daftar gaji, dan faktur.

Jurnal
Pengertian jurnal, jurnal adalah sarana mencatat transaksi organisasi LSM yang
dilakukan secara kronologis atau berdasarkan urut waktu terjadinya, dengan menunjukan
akun yang harus didebet atau dikredit beserta jumlah nilai uang masing-masing. Dalam jurnal
ini, data transaksi keuangan untuk pertama kalinya diklasifikasikan menurut jenisnya yang
sesuai dengan informasi yang akan disajikan delam laporan keuangan.
Setiapa transaksi yang terjadi dalam organisasi LSM, sebelum dibukukan ke dalam
buku besar, harus dicatat dahulu dalam jurnal. Oleh karena itu, jurnal selain didefinisikan
seperti di atas, sering juga disebut buku harian. Jurnal yang dibuat untuk suatu transaksi
disebut ayat jurnal, dimana antara ayat jurnal yang satu dengan yang lainnya haru sdiberi
jarak satu baris, sehingga terlihat batas antara yang satu dengan yang lainnya.

Manfaat jurnal, manfaat pemakaian jurnal adalah :


1. Jurnal merupakan sarana pencatatan yang dapat menggambarkan pos-pos yang
terpengaruh oleh suatu transaksi. Jurnal akan sangat berguna ketika suatu transaksi
mengakibatkan beberapa pendebetan dan pengkreditan. Pengaruh transaksi ini terlihat jelas
dalam jurnal.
2. Jurnal merupakan sarana pencatatan yang memberi gambaran secara kronologi
sehingga gambaran lengkap tentang seluruh transaksi organisasi berdasarkan urut-urutan
kejadiannya dapat diberikan
3. Jurnal dapat dipecahpecah menjadi beberapa jurnal yang dapat dikerjakan oleh
beberapa orang secara bersamaan. Hal ini lebih mempermudah karena langsung mencatat
pada buku besar sulit dilaksanakan, terutama dalam organisasi yang besar, karena pencatatn
seluruh transaksi dalam buku besar hanya dilakukan oleh satu orang saja.
4. Jurnal menyediakan ruang yang cukup untuk keterangan transaksi bila dibandingkan
dengan ruang yang ada pada buku besar
5. Apabila transaksi langsung dicatat ke dalam buku besar dan terjadi kesalahan dalam
mencatatnya, maka letak kesalahan tersebut dalam buku besar sulit ditemukan.

Metode pencatatan jurnal, pencatatan jurnal dapat memakai beberapa cara sebagai berikut :
1. Transaksi dapat dicatat dengan tangan ( ditulis ) dalam jurnal yang dijilid atau terdiri
dari lembaran-lembaran yang terlepas atau kartu-kartu.
2. Transaksi dicatat dengan mesin ketik atau mesin-mesin pembukuan dalam jurnal yang
terdiri dari lembaran-lembaran yang terlepas atau kartu-kartu, mesin-mesin ini biasanya
( dioperasikan oleh manusia )mengetik pos-pos jurnal dan memindahkannya ke buku besar
dan buku-buku besar pembantu, atau membuat dokumen-dokumen organisasi
3. Formulir-formulir atau dokumen-dokumen asli organisasi dapat digunakan sebagai
jurnal. Buku besar dikerjakan langsung dari formulir-formulir dan dokumen asli tersebut,
sehingga tidak menggunakan jurnal.
Cara kedua dari penggunaan formulir-formulir dan dokum-dokumen asli organisasi ialah
pembukuan tanpa buku besar. Menurut cara kedua ini, satu lemabr tembusan dan formulir
atau dokumen dikumpulkan serta dianggap sebagai jurnal, dan satu lembar lagi dikumpulkan
serta dianggap sebagai buku besar.

Buku besar
Buku besar merupakan suatu buku yang berisi kumpulan akun atau perkiraan yang telah
dicatat dalam jurnal. Akun-akun tersebut digunakan untuk mencatat secara terpisah aktiva,
kewajiban atau utang, dan ekuitas

Teknik memahami posting


Proses memindahkan ayat-ayat jurnal yang telah dibuat dalam jurnal ke buku besar disebut
dengan posting. Yaitu, memindahakan jumlah kolom debet jurnal ke sisi debet akun dan
memindahkan jumlah kolom kredit jurnal ke sisi kredit akun. Nama akun yang diposting di
buku besar harus sama dengan nama akun yang tertulis di jurnal, sementara urutan kegiata
memindahkan ke akun buku besar ini harus sejalan dengan urutan mendebet dan mengkredit
dari jurnal

Cara melakukan posting dari jurnal ke buku besar


Dalam organisasi LSM yang relatif besar, biasanya posting ke buku besar dilakukan dengan
menggunakan mesin pembukuan atau secara otomatis dilakukan dengan komputer. Apabila
posting dilakukan dengan tangan atau manual, maka cara yang harus ditempuh adalah :
1. Tanggal dan jumlah yang dicatat dalam jurnal dicatat kembali dalam dalam akun yang
bersangkutan.
2. Apabila posting telah dilakukan, maka nomor halaman jurnal harus dituliskan dalam
kolom folio di akun.
3. Langkah berikutnya adalah menuliskan nomor akun dalam jurnal. Prosedur ini
mempunyai dua tujuan, yaitu :
a. Untuk menunjukan bahwa jurnal tersebut telah diposting
b. Untuk menunjukan hubungan antara jurnal dan akun di buku besar.

Syarat melakukan posting


• Sisi kiri: debet, sisi kanan: kredit
• Aset dilaporkan di sisi kiri, dan bila aset bertambah, maka debet bertambah
• Utang dan ekuitas dilaporkan disisi kanan, dan bila utang atau ekuitas bertambah,
maka kredit bertambah.
• Konsep kesatuan usaha mengharuskan pencatatan dalam buku besar secara
berpasangan ( double entry )
• Pencatatan jumlah rupiah di sebelah debet harus di imbangi dengn jumlah yang sama
di sebelah kredit.

Kertas kerja
Pengertian kertas kerja, sebelum membuat laporan keuangan, jurnal dan membukukan
ayat jurnal penyesuaian, terlebih dahulu perlu ditentukan dan dikumpulkan data yang relevan;
misalnya, perlu ditentukan nilai perlengkapan yang masih ada dan gaji yang terhutang pada
akhir periode itu. Kumpulan data, naskah laporan keuangan, dan analisis-analisis lain yang
bermanfaat yang disiapkan oleh akuntan, umumnya disebut kertas kerja
Kertas kerja merupakan kolom yang digunakandalam proses akuntansi keuangan
manual. Di dalam format kertas kerja. Neraca saldo merupakan daftar akun-akun beserta
saldo yang menyertai selama suatu periode tertentu.

Laporan keuangan dan komponennya


Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Yang menyajikan
informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang
berkepentingan. Laporan keuangan menggambarkan tentang pencapaian kinerja program dan
kegiatan kemajuan realisasi pencapaian target pendapatan, realisasi penyerapan belanja, dan
realisasi pembiayaan. Perlu diperhatikan bahwa ada beberapa komponen laporan keuangan
yang sering tampil di surat kabar, yaitu neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal,
dan laporan arus kas yang dilengkapi oleh catatan atas laporan keuangan, seperti pada laporan
tahunan dan prospektus.

Laporan keuangan neraca


Pengertian neraca, neraca ibarat sebuah foto, yaitu hanya menampilkan gambaran
tentang organisasi LSM pada saat tanggal neraca saja. Sebagai perbandingan , laporan ini
juga menampilkan “foto” pada periode yang sama tahun lalu didalamnya terdapat “ gambaran
“ posisi keuangan ( financial positions ) lembaga.

Akun-akun transaksi dalam neraca


Berikut ini adalah akun-akun transaksi dalam neraca :

1.Aktiva
Aktiva adalaha sumber daya yang dikuasai oleh entitas/ lembaga sebagai akibat dari peristiwa
masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh
entitas/lembaga

2.Utang/kewajiban
Kewajiban merupakan utang masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, dan
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas/lembaga
yang mengandung manfaat ekonomi.
3.Modal
Modal adalah hak residual atas aktiva entitas/lembaga setelah dikurangi semua kewajiban
a.Setoran modal dari entitas/lembaga
b.Saldo laba dan cadangan

Laporan surplus defisit


Pengertian laporan surplus defisit, adalah laporan yang menggambarkan kinerja
keuangan entitas (dalam satu periode akuntansi). Kinerja dalam hal ini digambarkan sebagai
kemampuan suatu entitas dalam menciptakan pendapatan. Laporan keuangan jenis ini
memuat kinerja suatu entitas satu periode, misalnya satu tahun keuntungan dan kerugian
entitas selama satu tahun itu, berikut biaya yang harus dikeluarkan, juga dimuat disini.
Akun transaksi dalam laporan surplus defisit

Pendapatan, arus kas masuk atau peningkatan lain aktiva sebuah entitas atau
pelunasan utang ( atau kombinasi keduanya ) dari pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang
merupakan kegiatan utama dan masih berlangsung dari entitas tersebut.
Biaya, arus kas keluar atau penggunaan lain aktiva atau timbulnya utang ( atau
kombinasi keduanya ) dari pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan
kegiatan utama dan masih berlangsung dari entitas tersebut
Surplus, kenaikan ekuitas dari transaksi transaksi tambahan atau insidentil entitas dan
dari semua transaksi lainnya atau kejadia-kejadian serta keadaan lainnya yang mempengaruhi
entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi dari entitas.
Defisit, penurunan ekuitas dari transaksi-transaksi tambahan atau insidentil entitas,
dari semua transaksi lainnya, dan dari kejadian serta keadaan lainnya yang mempengaruhi
entitas tersebut, kecuali yang berasal dari biaya atau kerugian yang ditanggung oleh entitas

Laporan arus kas


Pengertian laporan arus kas, adalah laporan yang menggambarkan perubahan posisi
kas dalam satu periode akuntansi. Dalam laporan arus kas, perubahan posisi kas akn dilihat
dari tiga sisi, yakni dari kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan. Sesuai
namanya, laporan ini akan memberikan informasi tentang arus kas masuk maupun keluar dari
organisasi LSM. Laporan ini bisa memberikan gambaran tentang alokasi kas ke dalam
berbagai kegiatan organisasi LSM.
Terdapat dua metode yang dapat digunakan untuk menyajikan arus kas, yaitu metode
langsung dan metode tidak langsung. Perbedaan keduanya adalah bahwa dalam metode
langsung pemisahannya dilakukan dua kali karena pemisahan masih diwajibkan untuk
menentukan dan melaporkan jumlah yang sama dari arus kas neto dan aktivitas operasi secara
tidak langsung. Jadim pada akhirnya, pemisahan harus menyajikan metode langsung dan
metode tidak langsung. Hal demikian tidak akan terjadi apabila entitas memilih metode tidak
langsung.

Contoh praktek siklus akuntansi pada LSM


Siklus akuntansi merupakan proses akuntansi mulai dari pencatatan transaksi keuangan
sampai dengan dihasilkannya laporan keuangan pada akhir suatu periode. Pada dasarnya,
siklus akuntansi dapat dituntut sebagai berikut :
a. Membuat atau menerima bukti pencatatan di mana biasanya sebuah entitas
mempunyai form voucher ( bukti pencatatan ) sendiri, dan bukti lain bisa berupa sebuah
kwintansi
b. Mencatat dalam jurnal
c. Memindahkan data jurnal ke buku besar
d. Pembuatan laporan keuangan

Penerapan sistem akuntansi biaya

Definisi akuntansi biaya LSM


Akuntansi mendefinisikan biaya sebagai seumber daya yang dikorbankan untuk
mencapai tujuan tertentu. Pengorbanan ini biasanya diukur sebagai jumlah moneter yang
harus dibayarkan untuk mendapatkan barang dan jasa. Sedangkan akuntansi biaya adalah
proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan produk atau
jasa, serta penjualannya dengan cara-cara penafsiran terhadapnya. Proses akuntansi biaya
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam organisasi LSM
Proses akuntansi biaya harus memperhatikan karakteristik akuntansi keuangan dan
manajemen organisasi. Proses akuntansi biaya meliputi:
1. Pihak luar ( eksternal ) yaitu memenuhi karakteristik akuntansi keuangan yang
merupakan bagian dari akuntansi keuangan.
2. Pihak dalam ( internal ) yaitu memenuhi karakteristik akuntansi manajemen yang
merupakan bagian dari akuntansi manajemen
Pembahasan dalam hal ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana proses akuntansi biaya di
lembaga sektor publik, khususnya LSM. Lebih jauh lagi, pembahasan ini akan memberikan
informasi tentang perhitungan biaya yang terjadi di LSM. Secara lebih rinci, tujuan
pembahasan sistem akuntansi biaya LSM ini adalah untuk:
a. Mengefektifkan dan mengefesiensikan penggunaan dana LSM
b. Mengetahui penyebab utama biaya yang terjadi di LSM
c. Memberikan informasi berupa laporan biaya yang akurat
d. Memberikan jaminan akuntabilitas dan transparansi atas penggunaan dan dan
pelaporannya
e. Menghasilkan laporan biaya terkini sebagai bahan pertimbangan yang sangat penting
terhadapa keputusan pengelola LSM, terutama pada aspek keuangan
Hubungan antara sistem akuntansi keuangan dan akuntansi biaya dapat diperlihatkan melalui
ilustrasi pada laporan surplus-defisit. Akuntansi biaya merupakan pengembangan dari laporan
surplus-defisit lembaga.

Siklus akuntansi biaya LSM


Siklus akuntansi biaya LSM sangat dipengaruhi oleh siklus kegiatan LSM tersebut.
Siklus kegiatan LSM dimulai dengan pembelian barang atau peralatan dan jasa berdasarkan
kegitan program yang telha ditentukan. Tujuan akuntansi biaya adalah untuk menyajikan
informasi biaya yang telah digunakan untuk membeli barang atau peralatan serta pelaksanaan
program LSM tersebut.
Seperti telah diungkapkan dimuka, akuntansi biaya sangat terkait dengan akuntansi
keuangan lembaga. Alur proses pencatatanya hampir sama dalam siklus akuntansi keuangan.
Hal ini membedakannya adalah dalam siklus akuntansi keuangan tidak ada proses klasifikasi
dan analisis biaya.

Klasifikasi biaya LSM


Proses dan sistematika akuntansi biaya dapat dipecahkan melalui rincian tahap
sebagai berikut :
1. Pemahaman mengenai pengertian biaya
2. Klasifikasi dan identifikasi biaya yang terjadi di LSM ke dalam kategori tertentu
dengan pendekatan ABC system
3. Pembuatan konsep perhitungan biaya baru yang akurat dan informatif
4. Pensimulasian aplikasi model perhitungan biaya
Agar keputusan pengelola lembaga terarah, harus diketahui terlebih dahulu berapa babyak
biaya yang diperlukan. Perhitungan dalam sistem pembiayaan biasanya dilakukan dalam 2
tingkatan dasar, yakni pengumpulan dan penetapan. Pengumpulan biaya ( cost accumulation )
adalah pengumpulan data biaya dengan berbagai cara dan menggunakan sarana sistem
akuntansi. Setelah pengumpulan biaya, pengelola lembaga menentukan biaya untuk
menunjuk objek biaya sebagai alat bantu pembuatan keputusan. Sementara itu, penetapan
biaya ( cost assignment ) merupakan sebuah istilah umum yang meliputi (1) penelusuran atai
tracing pengumpulan biaya pada objek biaya dan (2) pengalokasian kumpulan biaya, dimana
ada objek biaya.
Dari sudut pandang perencanaan dan pengendalian, cara yang mungkin paling
berguna untuk mengklasifikasikan biaya adalah berdasarkan perilaku biaya. Perilaku biaya
( cost behaviour ) berarti bagaimana biaya akan bereaksi atau menanggapi perubahan tingkat
aktivitas lembaga. Ketika tingkat aktivitas naik-turun, biaya tertentu dapat naik-turun juga
atau dapat tetap konstan. Untuk tujuan perencanaan, pengelola lembaga harus mampu
mengantisipasi kemungkinan mana yang akan terjadi, dan apabila suatu biaya dapat
diharapkan berubah, maka besaran perubahannya harus diketahui. Untuk memberikan
informasi ini, biaya diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu tetap dan variabel

Biaya tetap
Apa yang dimaksut dengan biaya tetap?biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya yang
tidak dipengaruhi oleh perubahan kegiatan organisasi. Biaya tetap mempunyai sifat sebagai
berikut :
a. Jumlah totalnya tidak berubah walaupun kegiatannya berubah.
b. Biaya per unit semakin kecil apabila kegiatan semakin besar.
Pada dasarnya, biaya tetap merupakan biaya yang jumlah totalnya tidak berubah dalam
jangka waktu tertentu, sedangkan dalam jangka panjang, jumlah totalnya dapat berubah.
Selain itu, jumlah total yang biaya tetap juga akan sama pada tingkat kapasitas tertentu, dan
apabila kegiatan yang telah ditetapkan mencukupi, maka biaya tetap akan berubah
jumlahnya.

Apa saja contoh dari Biaya tetap ?


Yang termasuk ke dalam biaya tetap adalah biaya gaji direktur, biaya gaji bulanan atau
tahunan, dan lain-lain. Biaya tetap itu sendiri terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
a. Biaya yang tidak dipengaruhi oleh kebijakan manajemen (commited fixed cost).
b. Biaya yang dipengaruhi oleh kebijakan manajemen (discretionary fixed cost).

Biaya yang tidak dipengaruhi oleh kebijakan manajemen (commited fixed cost) adalah biaya
tetap yang dikeluarkan karena keputusan yang lalu dan berbuhungan dengan ramalan
pengoprasian jangka panjang, atau untuk menjaga kapasitas yang dibutuhkan dalam jangka
panjang ; contonya adalah biaya penyusutan aktiva tetap, pajak bumi dan bangunan, biaya
asuransi ,sewa dan gaji karyawan utama.
Biaya yang dipengaruhi oleh kebijakn manajemen (discretonary fixed cost)
merupakan biaya yang timbul dari keputusan penyadiaan anggaran secara berkala (biasanya
tahunan), yang secara langsung mencerminkan kebijakn manajemen puncak mengenai jumlah
maksimum biaya yang diizinkan untuk dikeluarkan. Biaya ini tidak dapat menggambarkan
hubungan yang oktimum antara masukan dan keluaran (yang diukur dengan volume
penjualan jasa atau produk). Contonya, adalah biaya riset dan pengembangan, biaya iklan,
biaya promosi, biaya program latihan karyawan, dan biaya konsultan. Pengeluaran biaya ini
dapat dihentikan atas kebijakan manajemen.

Biaya variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang jumlah totalnya dipengaruhi oleh perubahan
kegiatan. Biaya variabel mempunyai sifat :
a.Jumlah totalnya ikut berubah secara proporsional ketika kegiatan organisasi berubah, yang
artinya: apabila kegiatan bertambah, maka biaya totalnya ikut bertambah dalam persentase
yang sama dengan penambahan kegiatan, dan sebaliknya, jika kegiatan berkurang, maka
jumlah biaya akan berkurang sebesar persentase turunnya kegiatan.
b.Biaya per unit tidak berubah walaupun kegiatan berubah.

Apa saja contoh biaya yang termasuk kedalam variabel? Contoh biaya variabel pada
organisasi manufaktur adalah biaya bahan baku dan biaya upah tenaga kerja langsung.
Sedangkan contoh biaya variabel untuk organisasi jasa adalah biaya administrasi dan biaya
komisi.
Biaya semi variabel
Biaya semi varibel merupakan biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel di
dalamnya. Unsur tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk menyediakan jasa,
sedangkan unsur variabel merupakan bagian dari biaya semi variabel yang dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan. Biaya juga dapat diklasifikasikan menjadi biaya langsung (direct
cost) dan biaya tak langsung (indirect cost).

Biaya langsung
Biaya langsung adalah biaya yang dipengaruhi secara langsung oleh adanya program
atau kegiatan yang direncanakan. Jenis biaya langsung dapat berupa biaya staf dan relawan
serta biaya peralatan. Keberadaan anggaran biaya langsung merupakan konsekuensi dari
program atau kegiatan yang ditetapkan.
Karakteristik biaya langsung adalah bahwa input (alokasi biaya) yang ditetapkan
dapat diukur dan diperbandingkan dengan output yang dihasilkan. Variabelitas jumlah
komponen biaya langsung sebagian besar dipengaruhi oleh target kinerja atau tingkat
pencapaian program atau kegiatan yang diharapkan.

Biaya tidak langsung


Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dipengaruhi secara langsung oleh adanya
program atau kegiatan. Keberadaan anggaran biaya tidak langsung bukan merupakan
konsekuensi dari ada atau tidaknya suatu program atau kegiatan. Biaya tidak langsung
digunakan secara periodik (umumnya bulanan) dalam rangka koordinasi penyelenggaraan
kewenangan LSM yang bersifat umum.

Analisis biaya LSM


Anggaran LSM, anggaran dapat diinterpretasikan sebagai paket pernyataan perkiraan
penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi selama satu beberapa periode
mendatang. Dalam tampilan anggaran, data penerimaan dan pengeluaran yang terjadi di masa
lalu selalu disertakan. Pada dasarnya, ada 3 jenis anggaran : (1) anggaran modal ( capital
budget ) yang menggambarkan perencanaan pengelolaan modal, (2) anggaran kas ( cash
budget ), yang menggambarkan rencana penerimaan dan pengeluaran kas, dan (3) anggaran
operasi ( operating budget ) yang menggambarkan perencanaan pendanaan aktivitas. Pada
umumnya, karakter anggaran organisasi sektor publik yang non profit hampir sama dengan
organisasi profit.
Anggaran modal berisi daftar kebutuhan modal proyek yang diajukan untuk tahun
yang akan datang. Pada sisi dampak, anggaran tersebut mencakup seluruh pengeluaran aset
yang terencana selama satu tahun. Pada kebanyakan organisasi komponen anggara modal
muncul dari keputusan yang dibuat pada saat proses perencanaan strategis. Apabila selurun
penerimaan modal yang disetujui lebih besar dari yang seharusnya didanai, maka pimpinan
manajemen harus mengurangi anggaran modal. Jika modal proyek tersebut berdampak
terhadap pelaksanaan program tahun depan, maka beberapa pengurangan harus
dipertimbangkan dengan hati-hati.
Pembelanjaan modal secara menyeluruh berdampak terhadap pengoperasian biaya.
Oleh karena itu, kaitan yang penting antara anggara moda dan anggaran pelaksanaan atau
operasi dapat dirasakan. Anggaran operasi selalu diperutukan selama periode tertentu,
biasanya satu tahun, meskipun beberapa organisasi menggunakan kerangka waktu yang
berbeda-beda. Anggaran ini terkait dengan keputusan akhir menyangkut jumlah
pembelanjaan di setiap program, dan mengkhususkan unit organisasi yang bertanggung
jawab atas masing-masing program. Pengajuan anggaran didasarkan atas perkiraan
pengeluaran dan penerimaan dengan menggunakan informasi aktual mengenai harga input
maupun output.
Anggaran berfungsi sebagai berikut :
1. Anggaran merupakan hasil akhir dari proses penyusunan rencana kerja
2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa mendatang
3. Anggaran sebagai alat komunikasi internal yang menghubungkan berbagai unit kerja
lembaga dan mekanisme kerja antarmanajemen dan pelaksana program
4. Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja lembaga
5. Anggaran sebagai alat motivasi serta persuasi tindakan efektif dan efisien dalam
pencapaian visi organisasi

Prosedur rencana anggaran biaya (RAB)


Merencanakan sebuah RAB untuk jangka waktu pendek, menengah atau panjang
melibatkan perkiraan biaya selama periode tertentu. Pembiayaan yang layak untuk setiap pos
pengeluaran harus ditentukan. Tidak hanya sumber keuangannya yang harus di identifikasi,
tipe pembiayaan perlu juga disesuaikan dengan kegiatan dan situasi keuangan organisasi
pengusul. Biaya-biaya harus nyata dan disusun sepraktis mungkin. Jika sebuah komputer
akan dimasukan dalam RAB, maka periksa harga pasarnya untuk menentukan kisaran harga
yang akan di anggarkan
Pastikan juga memasukan biaya-biaya yang kurang jelas jumlahnya, seperti biaya
administrasi, asuransi, pengawasan RAB, pelaporan dan evaluasi. Semua kegiatan itu
membutuhkan waktu dan uang. Akan tetapi, jangan menyusun RAB terlalu kaku. Proyek
tidak pernah berjalan seperti yang direncanakan. Jadi, sediakan ruangan tertentu untuk biaya
tak terduga yang biasanya berkisar antara 5-10% dari total RAB.
Tujuan anggaran dirumuskan sebagai alat akuntabilitas, alat manajemen dan
instrumen kebijakan ekonomi lembaga. Proses akhir penyusunan anggaran merupakan hasil
dari persetujuan bersama. Alokasi anggaran dapat dikatakan efektif apabila menyeimbangkan
berbagai permintaan di dalam lembaga dan strategi pencapaian tujuan (visi) yang telah
ditetapkan. Stabilisasi anggaran didasarkan atas akurasi perhitungan dampak pelaksanaan
program.
Biaya standar
Dalam menentukan besar pengeluaran untuk mendanai kegiatan yang akan diajukan
ke pihak donor, bagian keuangan sebaiknya mengacu pada biaya standar yang telah
dipersiapkan terlebih dahulu. Biaya standar ini akan menjadi pedoman dan akan
memudahkan dalam penyusunan anggaran.
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yaitu jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk membiayai kegiatan tertentu dengan asumsi kondisi ekonomi,
efisiensi, dan faktor-faktor lainnya dipenuhi

Manfaat biaya standar


Biaya standar akan membantu penyusunan anggaran belanja program atau kegiatan
bagi lembaga yang bersangkutan. Ini berarti biaya standar sangat berpengaruh terhadap
proses pengambilan kebijakan pengelola lembaga, khususnya dalam proses penganggaran.
Pengembangan biaya standar harus dilakukan secara terus-menerus sesuai dengan
perubahan harga yang berlaku pada masing-masing daerah. Dalam prakteknya, biaya standar
ini mengacu pada realitas harga yang berlaku di pasaran daerah berangkutan. Jadi,
kemungkinan besar standar harga yang berlaku antardaerah berbeda-beda. Biaya standar
dapat digolongkan atas dasar tingkat ketaatan atau kelonggaran sbb :
a. Standar teoritis
b. Rata-rata biaya waktu yang lalu
c. Standar normal
d. Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai
Standar teoritis adalah standar ideal yang dalam pelaksanaanya sulit dicapai asumsi
yang mendasari standar teoritis ini adalah bahwa standar tersebut merupakan tingkat yang
paling efisien dan dapat dicapai oleh para pelaksana. Kebijakan standar teoritis adalah dapat
digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama. Akan tetapi, pelaksanaan yang sempurna
yang dapat dicapai oleh orang atau mesin sangat jarang dalam prakteknya. Akibtanya standar
ini jarang dipakai.
Rata-rata biaya waktu yang lalu ditentukan dengan menghitung rata-rata biaya periode
yang telah lampau. Jenis standar ini berguna pada awal organisasi menerapkan sistem biaya
standar. Rata-rata biaya waktu yang lalu dapat mengandung biaya yang tidak efisien, di mana
unsur tersebut seharusnya tidak boleh dimasukan sebagai unsur biaya standar. Selanjutnya,
jenis biaya standar ini secara berangsur-angsur diganti dengan biaya yang benar-benar
menunjukan efisiensi.
Standar normaldi didasarkan pada rata-rata biaya di masa lalu dan disesuaikan dengan
taksiran biaya di masayang akan datang, dengan asumsi keadaan ekonomi sedang normal.
Standar ini berguna untuk keperluan perencanaan dan pengambilan keputusan jangka
panjang.
Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik
dengan memperhitungkan ketidakfefisiensian kegiatan yang tidak dapat dihindari terjadinya

Analisis biaya-volume-laba pada LSM


Sebagai lembaga nonprofit, LSM tidak mengenal istilah “laba”. Namun dalam hal ini,
analisis biaya-volume-laba digunakan untuk membantu LSM agar tidak mengalami masalah
biaya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan program.
Analisis biaya-volume-laba menguji perilaku pendapatan total, biaya total, dan laba
operasi sebagai perubahan yang terjadi di level output, biaya variabel per unit, atau biaya
tetap. Analisis ini didasarkan pada beberapa asumsi yakni :
• Perubahan tingkat kenaikan penerimaan dan biaya yang disebabkan oleh perusahaan
jumlah produk dan layanan.
• Biaya total dapat dibagi ke dalam komponen tetap dan komponen varabel berdasarkan
tingkat output
• Dalam grafik, perilaku total penerimaan dan biaya berbanding lurus dengan unit
output dalam batasan tertentu
• Unit penjualan produk, unit biaya variabel dan biaya tetap diketahui dan konstan
• Semua penerimaan dan biaya dapat ditambahkan dan dibandingkan tanpa
memperhatikan nilai waktu uang.

Break event point (BEP)


BEP adalah jumlah output di mana total pendapatan sama dengan total biaya, atau
laba operasinya adalah nol. Mengapa hampir semua pengelola organisasi tertarik dengan
BEP? Alasan utamanya adalah menghindari kerugian operasional. BEP menunjukan seberapa
besar tingkat pelayanan yang harus dihasilkan untuk menghindari kerugian tersebut.

Analisis sensitivitas dan ketidaktentuan


Sebelum memilih berbagai alternatif, pengelola organisasi sering kali melakukan
analisis sensitivitas. Analisis sensitivitas adalah tehnik “what if” yang digunakan pengelola
dalam menguji bagaimana sebuah hasil akan berubah; jika data perkiraan asli tidak diraih,
atau jika sebuah asumsi dasarnya berubah.
Dalam konteks ini, analisis sensitivitas menjawab pertanyaan seperti apa yang tejadi
dengan penghasilan operasi lembaga, apabila penjualan produk menurun 5% dari perkiraan?
Atau apa yang terjadi dengan penghasilan operasi, jika biaya variablenya meningkat 10%?
Aspek analisis sensitivitas adalah “ keamanan” laba ( margin of safety ) dimana jumalah
penerimaan anggaran diatas penerimaan break event. Jika dtunjukan dalam unit, “ keamanan”
labara merupakan jumlah penjualan dikurangi jumlah break event. “ keamanan “ laba
menjawab petanyaan what if : apabila penerimaan anggaran diatas break event dan kemudian
jatuh, seberapa jauh penerimaan anggaran dapat jatuh sebelum BEP dicapai?
Analisis sensitivitas adalah satu pendekatan untuk mengenalkan uncertainty
( ketidaktentuan ) yang memungkinkan jumlah aktual akan menyimpang dari jumlah yang
diperkirakan
Analisi-volume-laba biasanya dipakai dalam organisasi profit, namun konsep tersebut
dapat juga diterapkan dalam pelayanan dan organisasi nonprofit. Kunci penerapan analisis ini
adalah mengukur output yang dihasilkan oleh lembaga terkait.

Laporan biaya LSM


Dalam siklus pengendalian manajemen organisasi sektor publik, fase setelah
penganggaran adalah pelaksanaan dan pengukuran. Pengendalian pelaksanaan meliputi 2
aktivitas, yakni pengendalian keuangan ( financial control ) dan pengendalian kerja
(performance control ). Sistem pengendalian keuangan dirancang untuk meyakinkan bahwa
langkah yang telah diambil sudah tepat dan pencatatan yang dilakukan telah sesuai. Hal ini
untuk menjaga integritas penggunaan keuangan pada setiap kegiatan organisasi.
Pengendalian kinerja menitik beratkan pada aktivitas jajaran manajemen, staf
pendukung teknis, pegawai administrasi, dan anggota organisasi yang lain. Tujuannya adalah
untuk memastikan bahwa kinerja telah sesuai dengan tujuan organisasi. Pengendalian kinerja
akan membantu memastikan pihak luar organisasi dan konstitusi bahwa sumber daya
organisasi dapat berfungsi secara efisien dalam pelaksanaan suatu program.
Satu prinsip yang diajukan dalam sistem pengedalian manajemen adalah memastikan
bahwa tujuan dicapai seefisien mungkin. Apabila terjadi perubahan kondisi, maka kegiatan
khusus diruang kegiatan yang telah dianggarkan akan menggantikannya untuk mencapai
tujuan; dimana bagian kegiatan tersebut harus di ikuti. Alat penghubung informasi mengenai
laporan pelaksanaan internal organisasi adalah sistem akuntansi. Sistem akuntansi selalu
terkait dengan besaran moneter, sedangkan uang menyediakan cara terbaik untuk
mengumpulkan dan mencatat informasi mengenai berbagai input, termasuk didalamnya
pekerja, persediaan, dan pembelanjaan pelayanan.
Bagian dari penetapan sistem pengendalian keuangan adalah untuk memastikan
bahwa dana telah dibelanjakan sesuai alokasinya. Pengelola LSM juga harus concern dalam
memastikan efektivitas dan efisiensi kinerja organisasi.
Laporan biaya LSM dirancang untuk melaporkan ”apa yang sedang terjadi” dengan
biaya pelaksanaan kegiatan LSM. Namun beberapa laporan tidak selalu mengarah pada
kegiatan. Informasi ini berisi laporan yang berasal dari catatan akuntansi berupa penerimaan
dan pembiayaan.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Akuntansi merupakan suatu kegiatan yang akan mengarah pada pencapaian hasil pada
tingkat tertentu dan bermanfaat bagi LSM tersebut. Di antara lembaga publik lainnya seperti
lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, dan lain-lain, penerapan dalam LSM sedikit
berbeda. Perbedaan tersebut muncul karena lingkungan yang mempengaruhi LSM
berbeda.Perbedaan sifat dan karakteristik organisasi LSM tergolong ke dalam organisasi
nirlaba serta organisasi lainnya yang profit oriented dapat dilihat dengan membandingkan
tujuan organisasi, sumber pendanaan, pola pertanggungjawaban, struktur keorganisasian, dan
anggarannya.
Seperti halnya dengan akuntansi organisasi lainnya, akuntansi LSM terkait dengan
tiga hal pokok, yakni penyediaan informasi, pengendalian pengelolaan, dan akuntabilitas.
Akuntabilitas LSM merupakan sarana informasi mengenai pengelolaan bagi lembaga
pemberi dana maupun publik. Bagi LSM yang bersangkutan, informasi akuntansi akan
digunakan dalam proses pengendalian pengelolaan mulai dari perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, hingga pertanggungjawaban.

DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra, 2007, Akuntansi untuk LSM dan Partai Politik, Jakarta : Erlangga

http://www.keuanganlsm.com/article/biaya-standar-dalam-penganggaran/

Anda mungkin juga menyukai