Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYULUHAN TERKAIT EDUKASI DAN DETEKSI DINI PENYAKIT


DIABETES MELITUS JUVENIL (DM JUVENIL) DALAM UPAYA
PENCEGAHAN PRIMER UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN ANAK
PADA MASYARAKAT DI KECAMATAN NANGGALO

Di susun untuk memenuhi salah satu persyaratan tugas mata kuliah Keperawatan
Anak Sakit Kronis dan Terminal

DI SUSUN OLEH :
Kelompok 3
Akhdes Kumala Dyan (211211771) Linda Marlina (211211797)
Anisa Usugra (211211773) Nadia Defira (211211803)
Aprlioni Tri Sugiarti (211211774) Nurli Pertiwi (211211805)
Bunga Latifa (211211776) Rebi Nur Haqqi (211211811)
Fania Eldisya Laiya (211211786) Selvi Lovita Sari (211211816)
Jelvia Lestari (211211793) Sofia Nahyu Guswita (211211819)
Khairunisa Aswin (211211794) Wulan Sani Efendi (211211826)

Kelas 2A
Dosen Pengampu:
Ns. Fitri Wahyuni. S, M.Kep., Sp.Kep.An

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG
2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

A. Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik dengan insiden yang semakin
meningkat di seluruh dunia. Penyakit i semakin meningkat di seluruh dunia.
Penyakit ini tidak hanya menyerang orang dak hanya menyerang orang dewasa,
tetapi juga pada anak. Diabetes mellitus ditandai dengan peningkatan kadar gula
darah akibat gangguan produksi insulin, gangguan kerja insulin, atau keduanya.
Berdasarkan penyebabnya, DM dikelompokkan menjadi empat jenis,yaitu DM
tipe-1, DM tipe-2, DM tipe lain dan diabetes pada kehamilan atau gestasional.
Pada anak, jenis DM tersering adalah tipe-1, terjadi defisiensi insulin absolut
akibat kerusakan sel kelenjar pankreas oleh proses autoimun.Masalah utama DM
tipe-1 di Indonesia adalah kesadaran mas an masyarakat dan tenaga yarakat dan
tenaga kesehatan yang kurang sehingga banyak pasien tidak terdiagnosis dan
tidak mendapatkan tata laksana adekuat.

Diabetes mellitus pada anak bukanlah sebuah kelainan yang sering di


temui dalam praktek klinis sehari - hari prevalensinya hanya 3% di Inggris, dan
menurut beberapa literatur lain hanyalah 2- 5 % dari seluruh populasi, diabetes
pada  pada anak m anak melibatkan elibatkan beberapa beberapa faktor faktor
namun kel namun kelainan ainan genetis genetis dan dan kerusakan kerusakan
sel beta pankreas akibat reaksi autoimmun pada islet sel B pankreas yang
mengakibatkan defisiensi yang cukup besar pada produksi insulin ( insulin
endogen ) merupakan faktor utama dalam penyebab diabetes pada anak,
kerusakan sel B pulau langerhans pankreas ini menyebabkan ketergantungan
individu secara absolut terhadap insulin dari luar( insulin eksogen ) “insulin
dependent diabetes mellitus” ( IDDM ) dan kebutuhan akan pemantauan kadar
glukosa darah rutin, serta perubahan pola konsumsi sehari - hari yang cukup
ekstrem. (IDAI) pada tahun 2018, tercatat 1220 anak penyandang DM tipe-1 di
Indonesia. Insiden DM tipe-1 pada anak dan remaja meeningkat sekitar tujuh kali
ningkat sekitar tujuh kali lipat dari 3,88 menjadi lipat dari 3,88 menjadi 28,19 per
100 juta penduduk 28,19 per 100 juta penduduk pada tahun 2000 dan 201 pada
tahun 2000 dan 2010. Data tahun 2003-2009 menunjukkan pada kelompok usia
10-14 tahun, proporsi. perempuan  perempuan dengan dengan DM DM tipe tipe
1 1 (60%) (60%) lebih lebih tinggi tinggi dibandingkan dibandingkan laki-laki
laki-laki (28,6%).

Pada tahun 2017, 71% anak dengan DM tipe-1 pertama kali terdiagnosis
dengan Ketoasidosis Diabetikum (KAD), meningkat dari tahun 2016 dan 2015,
yaitu 63%.2 Diduga masih banyak pasien DM tipe-1 yang tidak terdiagnosis atau
salah diagnosis saat pertama kali berobat ke rumah sakit. Insiden DM tipe-1 pada
anak di Indonesia tidak diketahui secara pasti karena sulitnya pendataan secara
nasional. Sampai saat ini, Unit K Sampai saat ini, Unit Kelompok Kerja (UKK)
Endokrin elompok Kerja (UKK) Endokrinologi Ikatan Dokter ologi Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI) berusaha mengumpulkan data pasien anak DM di
Indonesia. Data ini diperoleh melalui kerjasama berbagai pihak, termasuk dokter
anak endokrinologi, spesialis penyakit dalam, perawat, edukator DM data Ikatan
Keluarga Penyandang DM Anak dan Remaja (IKADAR) penelusuran
penelusuran rekam rekam medis medis pasien, pasien, dan dan kerjasama
kerjasama dengan dengan perawat perawat edukator educator National  National
University University Hospital Hospital Singapura untuk memperoleh data
penyandangDM anak Indonesia yang berobat di Singapura.Berdasarkan sensus
penduduk 2010, total populasi penduduk Indonesia lebih dari 83 juta adalah
anak-anak. Dengantingginya angka penduduk anak dan remaja, data saat ini
hanya permukaan gunung es yang belum menggambarkan kondisi sebenarnya.
Angka sesungguhnya diduga lebih tinggi
B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Memberikan pemahaman kepada audiens mengenai penyakit DM
Juvenile.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan :  
a. Keluarga klien mampu menjelaskan pengertian DM Juvenile.
b. Keluarga klien mampu menjelaskan penyebab DM Juvenile (DM Tipe 1)
c. Keluarga klien mampu menjelaskan apa saja tipe DM 1.
d. Keluarga klien mampu menjelaskan Gejala Khas Diabetes Pada Anak
e. Keluarga klien mampu menjelaskan Periode Perjalanan Penyakit DM dan
Tatalaksana penyakit DM Juvenil.

C. Pokok Pembahasan
Pemberian Edukasi dan deteksi dini penyakit diabetes melitus juvenil
dalam upaya pencegahan primer unutk meningkatkan kesehatan anak kepada
masyarakat.

D. Sub Pokok Pembahasan


1) Pengertian Diabetes Melitus Juvenile
2) Penyebab DM Juvenile (DM Tipe 1)
3) Tipe DM 1.
4) Gejala Khas Diabetes Pada Anak
5) Periode Perjalanan Penyakit DM
6) Tatalaksana penyakit DM Juvenil

E. Metode
1) Ceramah
2) Tanya jawab
F. Media dan Alat
LCD, Laptop, Leaflet

G. Sasaran
Orang tua klien/anak di Kecamatan Nanggalo,berjumlah 10 orang

H. Waktu dan Tempat


Waktu : 09.00 s/d 09.30 WIB
Tempat : Ruang Q STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

I. Pengorganisasian :
Penyaji materi : Wulan Sani Efendi
Moderator : Sofia Nahyu Guswita
Observer : Nurli Pertiwi
Fasilitator :
Penanggung Jawab :
J. Proses Pelaksanaan
NO Tahapan Kegiatan Penyaji/penyuluh Kegiatan Perserta
dan Waktu Penyuluhan (Audiens)
1. Pembukaan  Memberi salam  Menjawab salam
(5 menit)  Memperkenalkan diri  Mendengarkan dan
 Menjelaskan kontrak waktu, memperhatikan,
tempat dan tujuan pertemuan menyepakati kontrak
 Mengkaji pengetahuan waktu
audiens tentang leukemia  Mengemukakan pendapat
 Memberikan reinforcement  Tepuk tangan
positif (pujian)
2. Kegiatan  Menggali pengetahuan  Merespon dan memberi
(45 menit) peserta atau audiens tanggapan
tentang pengertian DM
Juvenile
 Memberikan  Tepuk tangan

reinforcement positif
 Menjelaskan pengertian  Mendengarkan dan

DM Juvenile memperhatikan

 Menggali pengetahuan  Merespon dan memberi

audiens mengenai tanggapan

penyebab dari DM
Juvenil
 Tepuk tangan
 Memberikan
reinforcement positif
 Mendengarkan dan
 Menejelaskan tentang
memperhatikan
Apa saja penyebab DM
Juvenile
 Merespon atau memberi
 Menggali pengetahuan
tanggapan
peserta atau audiens
tentang Tipe-tipe DM 1
 Memberikan  Tepuk tangan
reinforcement positif
 Menjelaskan tentang  Mendengarkan dan
Tipe DM 1 memperhatikan
 Menggali pengetahuan
 Merespon atau memberi
peserta atau audiens dan
tanggapan
gejala DM Juvenile
 Memberikan  Tepuk tangan
reinforcement positif
Proses Tanya Jawab  Bertanya
 Memberikan kesempatan
audiens untuk bertanya  Tepuk tangan
 Memberikan
 Merespon dan
reinforcement positif
memberikan tanggapan
 Menjawab pertanyaan

3 Penutup  Melakukan penilaian dan  Mengulang kembali


(10 menit) evaluasi peserta
 Bersama audiens  Mendengarkan dan
menyimpulkan materi memperhatikan
 Terminasi (memberi salam)  Menjawab salam

K. Setting Tempat :

: LCD Proyektor

: Penyaji

: Moderator

: Audien

: Fasilitator

L.Evaluasi : Observer
1. Evaluasi Struktur
a. Diharapkan 75% keluarga pasien yang diundang menghadiri penyuluhan.
b. Diharapkan pengorganisasian sesuai dengan peran dan tugasnya.
c. Diharapkan setting tempat sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi Proses
a. Diharapkan acara di mulai sesuai yang direncanakan
b. Diharapkan materi diberikan sesuai dengan rencana kegiatan
c. Diharapkan 75% keluarga berpartisipasi dalam bertanya ataupun menjawab
pertanyaan
d. Diharapkan 75% keluarga pasien tidak meninggalkan ruangan penyuluhan
selama  penyuluhan berlangsung
3. Evaluasi Hasil
80% Keluarga pasien mampu :
a. Menyebutkan pengertian penyakit Diabetes Melitus Juvenile
b. Menyebutkan penyebab penyakit Diabetes Melitus Juvenile
c. Menyebutkan patofisiologi penyakit Diabetes Melitus Juvenile
d. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit Diabetes Melitus Juvenile
e. Menyebutkan penatalaksanaan umum peyakit Diabetes Melitus Juvenile

LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian DM Juvenile

Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang


ditandai dengan adanya peningkatan kadar gula darah atau
Hiperglikemia.Diabetes juvenile juga disebut sebagai Diabetes Melitus Tipe-1
yang dimana DM ini dapat menyerang anak-anak.

Diabetes mellitus tipe-1 adalah DM akibat insulin tidak cukup


diproduksi oleh sel beta pankreas,sehingga terjadi hiperglikemia
(WHO,2012).Tipe-1 ini ditandai dengan berkurangnya sel beta pankreas yang
diperantarai oleh imun atau antibodi,sehingga sepanjang hidup penderita ini
tergantung pada insulin eksogen (Chiang JL,2014).

2. Penyebab DM Juvenile (DM Tipe 1)


Penyakit DM dapat disebabkan oleh tidak adekuatnya produksi insulin
karena penurunan fungsi sel-sel pankreas yang dikenal dengan DM tipe 1 atau
tidak efektifnya kerja insulin dijaringan yang dikenal dengan DM Tipe 2. DM
tipe 2 ini atau yang biasa disebut Juvenile Diabetes atau Insulin Dependen
Diabetes Melitus (IDDM) dengan jumlah penderita 5-10% dari seluruh
penderita DM dan biasanya terjadi pada anak-anak dan usia muda.Selain itu
penyebab dari DM Tipe 1 ini dapat dilihat sebagai berikut :
 Faktor genetik (Keturunan)
 Faktor Imunologi (daya tahan tubuh)
 Faktor lingkungan dan gaya hidup
 Obesitas (BB berlebih)

3. Tipe DM 1
 Penderita biasanya menghasilkan sedikit insulin atau sama sekali tidak
menghasilkan insulin.
 Umumnya terjadi sebelum usia 30 tahun, yaitu pada anak-anak dan
remaja.
 Faktor lingkungan (Infeksi virus atau faktor gizi pada masa kanak-kanak
atau dewasa awal) menyebabkan sistem kekebalan menghancurkan sel
penghasil insulin di pankreas.
 90 % penghasil insulin atau (sel beta) mengalami kerusakan permanen.
Terjadi kekurangan insulin yang berat dan penderita harus
mendapatkansuntikan insulin secara teratur.

4. Gejala Khas Diabetes Pada Anak

Beberapa gejala yang sering menjadi pitfalldalam diagnosis DM tipe 1


pada anak di antaranya adalah:

a. Sering kencing
Kemungkinan diagnosisnya adalah infeksi saluran eksi saluran kemih
kemih atau terlalu banyak minum (selain DM). Variasi dari keluhan ini
adalah adanya enuresis (mengompol) setelah sebelumnya anak tidak
pernah enuresis lagi.
b. Berat badan turun atau tidak mau naik
Kemungkinan diagnosis adalah asupan nutrisi yang kurang atau
adanya penyebab organik lain. Hal ini disebabkan karena masih tingginya
kejadian malnutrisi di negara kita. Sering pula dianggap sebagai salah satu
gejala tuberkulosis pada anak.
c. Sesak nafas
Kemungkinan diagnosisya adalah bronkopnemonia. Apabila disertai
gejala lemas, kadang juga didiagnosis sebagai malaria. Padahal gejala
sesak nafasnya apabila diamati pola nafasnya adalah tipe Kusmaull (nafas
cepat dan dalam) yang sangat berbeda dengan tipe nafas pada
bronkopnemon  pada bronkopnemonia. Nafas Kusmaull adalah tanda dari
ketoasidosis. ari ketoasidosis.
d. Nyeri perut
Seringkali perut:seringkali dikira dikira sebagai sebagai peritonitis
peritonitis atau atau apendisitis. apendisitis. Pada penderita DM tipe 1,
nyeri perut ditemui pada keadaan keto aan ketoasidosis. asidosis.

e. Tidak sadar
Keadaan ketoasidosis dapat dipikirkan pada kemungkinan diagnosis
seperti malaria serebral, meningitis, ensefaliti efalitis, ataupun cedera s,
ataupun cedera kepala (Brink SJ, dkk. 2010).

5. Periode Perjalanan Penyakit DM


Perjalanan penyakit ini melalui beberapa periode menurut ISPAD Clinical
Practice Consensus Guidelines tahun 2009, yaitu:
a. Periode pra-diabetes
Pada periode ini gejala-gejala klinis diabetes belum nampak
karena baru ada proses destruksi sel β-pankreas. Predisposisi genetic
tertentu memungkinkan terjadinya proses destruksi ini. Sekresi insulin
mulai berkurang ditandai dengan mulai berkurangnya sel β-pankreas
yang berfungsi.Kadar C-peptide mulai menurun.Pada periode ini
autoantibodi mulai ditemukan apabila dilakukan
pemeriksaanlaboratorium.

b. Periode manifestasi klinis


Pada periode ini, gejala klinis DM mulai muncul.Pada periode
ini sudah terjadi sekitar 90% kerusakan sel β-pankreas. Karena sekresi
insulin sangat kurang, maka kadar gula darah akan tinggi/meningkat.
Kadar gula darah yang melebihi 180 mg/dl akan menyebabkan diuresis
osmotik. Keadaan ini menyebabkan terjadinya pengeluaran cairan dan
elektrolit melalui urin (poliuria, dehidrasi, polidipsi). Karena gula
darah tidak dapat di-uptake kedalam sel, penderita akan merasa lapar
(polifagi), tetapi berat badan akan semakin kurus. Pada periode ini
penderita memerlukan insulin dari luar agar gula darah di-uptake
kedalam se akekedalam sel.l.

c. Periode honey-moon
Periode ini disebut juga fase remisi parsial atau sementara.
Pada periode ini  periode ini sisa- sisa-sisa sel β-pankreas akan bekerja
optimal sehingga akan diproduksi insulin dari dalam tubuh sendiri.
Pada saat ini kebutuhan insulin dari luar insulin dari luar tubuh akan
berkurang hingga kuran tubuh akan berkurang hingga kurang dari 0,5
U/kg be g dari 0,5 U/kg berat badan/hari. Namun  badan/hari. Namun
periode ini hany periode ini hanya berlangsung sementara, a
berlangsung sementara, bisa dalam bisa dalam hitungan hari ataupun
bulan, sehingga perlu adanya edukasi ada orang tua bahwa periode ini
bukanlah fase remisi tua bahwa periode ini bukanlah fase remisi yang
menetap.

d. Periode ketergantungan insulin yang menetap


Periode ini merupakan periode terakhir dari penderita DM.
Pada periode ini penderita akan membutuhkan insu  periode ini
penderita akan membutuhkan insulin kem lin kembali dari luar tubuh
bali dari luar tubuh seumur hidupnya.

6. Tata Laksana DM
1. Insulin
 Terapi mutlak yang harus kita berikan kepada juvenile diabetes.
 Dalam pemberian insulin perlu diperhatikan jenis insulin,dosis insulin
dan cara penyuntikan.
 Terdapat area suntikan yang baik untuk proses absorbsi yaitu,
abdomen(paling baik absorbs) lengan atas dan lateral paha.

2. Nutrisi
 Diet pada anak dengan juvenile diabetes mengacu pada upaya
mengoptimalkan pertumbuhan.
 Karbohidrat merupakan nutrient yang apaling berpengaruh terhadap
glukosa darah.
 90-100% karbohidrat akan diubah menjadi glukosa dalam waktu 15-60
menit setelah makan.
 Komposisi makanan yang disarankan perhari yaitu :
 Karbohidrat (50-55%) : sukrosa sedang sampai dengan 10%
total kalori.
 Lemak (30-35%) : (<10% lemak jenuh + asam lemak trans),
(<10% lemah jenuh rantai ganda), (>10% lemak tak jenuh
rantai tunggal sampai dengan 20% total kalori ) dan asam
lemak : 0.15 g
 Protein :10-15%

3. Edukasi
Diabetes merupakan penyakit seumur hidup yang dimana bergantung
pada kemauan penderita dan keluarganya untuk hidup dengan gaya hidup
sehat.Oleha karena itu perlu dilakukan hal-hal berikut ini :
 Edukasi diberikan baik pada penderita ataupun pada orang tua
 Keluarga perlu mendapatkan edukasi terkait
penyakitnya,patofisiologinya,apa yang boleh danapa yang tidak
diperbolehkan,manajemen insulin, monitor gula darah dan juga target
gula darah yang diinginkan.

4. Olahraga
Penderita DM perlu olahraga dikarenakan hal-hal berikut :
 Olahraga dapat menurunkan kadar glukosa darah
 Menimbulkan perasaan sehat
 Meningkatkan sensitivitas terhadap insulin
 Meningkatkan kapasitas kerja jantung
 Mengurangi terjadinya komplikasi DM jangka panjang
KESIMPULAN

Diabetes juvenile juga disebut sebagai Diabetes Melitus Tipe-1 yang dimana
DM ini dapat menyerang anak-anak.Diabetes mellitus tipe-1 adalah DM akibat
insulin tidak cukup diproduksi oleh sel beta pankreas,sehingga terjadi hiperglikemia
(WHO,2012).Penyebab dari DM tipe 1 ini yaitu , Faktor genetik (Keturunan),Faktor
Imunologi (daya tahan tubuh),Faktor lingkungan dan gaya hidup dan Obesitas (BB
berlebih). Tipe DM 1 ini yaitu,Penderita biasanya menghasilkan sedikit insulin atau
sama sekali tidak menghasilkan insulin.Umumnya terjadi sebelum usia 30 tahun,
yaitu pada anak-anak dan remaja.Faktor lingkungan (Infeksi virus atau faktor gizi
pada masa kanak-kanak atau dewasa awal) menyebabkan sistem kekebalan
menghancurkan sel penghasil insulin di pankreas. 90 % penghasil insulin atau (sel
beta) mengalami kerusakan permanen. Terjadi kekurangan insulin yang berat dan
penderita harus mendapatkan suntikan insulin secara teratur.

Beberapa gejala yang sering menjadi pitfalldalam diagnosis DM tipe 1 pada


anak di antaranya adalah: Sering kencing,Berat badan turun atau tidak mau
naik,Nyeri perut dan Tidak sadar.Perjalanan penyakit ini melalui beberapa periode
menurut ISPAD Clinical Practice Consensus Guidelines tahun 2009, yaitu: Periode
pra-diabetes,Periode manifestasi klinis,Periode honey-moon dan Periode
ketergantungan insulin yang menetap. Kemudian Tata Laksana DM yaitu, adanya
pemberian Insulin,Nutrisi,Edukasi dan Olahraga
DAFTAR PUSTAKA

Erik Kusuma, Diabetes Juvenilis. Diakses pada 27 Maret 2023. Diakses dari
https://id.scribd.com/document/575633231/DIABETES-JUVENILIS

Maelyo, Annang Giri. (2011).  Mengenal  Mengenal Diabetes Diabetes Melitus


Melitus Tipe Tipe 1 1 Pada Pada Anak. Anak. Mengenal Kasus – kasus
Endokrin Anak.

Pulungan, Aman B., Annisa, Diadra., Imada, Sirma. (2019). Diabetes Melitus 2019).
Diabetes Melitus Tipe-1 pada Anak : Situasi di Indonesia dan Tata
Laksana.Sari Pediatri, Vol. 20,No. 6, April 2019.

Supradnyana I Gede Juli Bisma,Dkk.2019.Askep pada anak Diabetes Melitus


Juvenile.Diakses pada 28 Maret 2023. Diakses dari
https://id.scribd.com/document/427038928/Askep-Pada-Anak-Diabetes-
Melitus-Juvenile

Anda mungkin juga menyukai