Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

LANSIA DENGAN DM

Disusun Oleh :

Tria Wulandary

NIM: PO.62.20.1.16.164

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA TERAPAN

KELAS REGULER III

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan :DM Dengan Komplikasi Retinopati

Sasaran :Lansia dengan DM

Tempat : Pos Lansia di kecamatan Pahandut

Hari/Tanggal : Desember 2019

Waktu : 1 x 30 menit

Penyuluh : Mahasiswa Dipolma IV Keperawatan Poltekkes Palangka


Raya

I. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan para lansia dapat
mengetahui tentang penyakit Diabetes Melitus sehingga dapat menjaga
kesehatan mereka
B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan masyarakat diharapkan
mampu:
1. Menyebutkan pengertian Diabetes Melitus
2. Menyebutkan penyebab Diabetes Melitus
3. Mengetahui gejala klinis Diabetes Melitus
4. Mengetahui klasifikasi Diabetes Melitus
5. Mengetahui penanganan DM dengan komplikasi retinopati
6. Menjelaskan makanan untuk Diabetes Melitus
II. SASARAN
Lansia dengan DM
III. MATERI
(Terlampir)
IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

V. ALAT & MEDIA


1. Alat
Alat yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan ini adalah:
a. LCD
b. Laptop
c. Proyektor
d. Mikrofon
e. Meja
f. Kursi
g. Speaker

2. Media
Media yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan ini adalah:

a. Leaflet

VI. KEGIATAN PENYULUHAN

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 3 Pembukaan :

Menit  Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam


mengucapkan salam.
 Memperkenalkan diri
 Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari
 Memperhatikan
penyuluhan
 Menyebutkan materi yang akan
diberikan  Memperhatikan
2. 15 Pelaksanaan :
Menit  Memperhatikan
 Menggali pengetahuan peserta
tentang DM dan
 Memperhatikan
komplikasinya
 Menjelaskan pengertian DM d
 Bertanya dan
 Menyebutkan penyebab
menjawab
terjadinya DM
pertanyaan yang
 Menyebutkan tanda dan gejala
diajukan
 Menjelaskan klasifikasi DM  Memperhatikan
 Menjelaskan penatalaksanaan  Bertanya dan
 Menjelaskan makanan untuk menjawab
DM pertanyaan yang
diajukan
3. 10 Evaluasi :

Menit  Menanyakan kepada peserta  Menjawab


tentang materi yang telah pertanyaan
diberikan, dan reinforcement
kepada masyarakat yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. 2 Terminasi :

Menit  Mengucapkan terimakasih atas  Mendengarkan


peran serta peserta.
 Mengucapkan salam penutup
 Menjawab salam

VII. PENGORGANISASIAN
Pamateri : Mahasiswa D IV Keperawatan

VIII. EVALUASI
1. Prosedur: Pre test dan post test
2. Jenis Test: Lisan
3. Butir Soal:
a. Jelaskan pengertian DM!
b. Jelaskan penyebab terjadinya DM!
c. Sebutkan tanda dan gejala DM!
d. Sebutkan klasifikasi DM !
e. Sebutkan penatalaksanaan DM !
f. Sebutkan makanan untuk penderita DM !

LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian
Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi
ketikapankreas tidak dapat menghasilkan insulin dalam jumlah yang
cukup, atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkan
dengan efektif. Menurut American Diabetes Assosiation (ADA), DM
adalah suatu penyakit dimana tubuh tidak dapat menghasilkan atau
menggunakan insulin secara normal.
Menurut kriteria who kadar glukosa normal darah vena pada waktu puasa
tidak melebihi 126 mg/dl dan 2 jam sesudah beban glukosa oral 75 gr
tidak melebihi 200mg/dl. apabila hormon insulin yang dihasilkan oleh sel
beta pankreas tidak memadai untuk mengubah glukosa menjadi sumber
energi bagi sel, maka glukosa tersebut akan tetap berada dalam darah dan
kadar glukosa dalam darah akan meningkat sehingga timbullah DM.

B. Etiologi

Pada lansia cenderung terjadi peningkatan berat badan, bukan


karena mengkonsumsi kalori berlebih namun karena perubahan rasio
lemak-otot dan penurunan laju metabolisme basal. Hal ini dapat menjadi
faktor predisposisi terjadinya diabetes mellitus. Penyebab diabetes mellitus
pada lansia secara umum dapat digolongkan ke dalam dua besar:

a. Proses menua/kemunduran (Penurunan sensitifitas indra pengecap,


penurunan fungsi pankreas, dan penurunan kualitas insulin
sehingga insulin tidak berfungsi dengan baik).
b. Gaya hidup (life style) yang jelek (banyak makan, jarang olahraga,
minum alkohol, dll.)
c. Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress juga dapat
menjadi penyebab terjadinya diabetes mellitus. Selain itu
perubahan fungsi fisik yang menyebabkan keletihan dapat
menutupi tanda dan gejala diabetes dan menghalangi lansia untuk
mencari bantuan medis. Keletihan, perlu bangun pada malam hari
untuk buang air kecil, dan infeksi yang sering merupakan indikator
diabetes yang mungkin tidak diperhatikan oleh lansia dan anggota
keluarganya karena mereka percaya bahwa hal tersebut adalah
bagian dari proses penuaan itu sendiri.
C. Kalasifikasi
a. Diabetes melitus tipe I
Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut
baik melalui proses imunologik maupun idiopatik. Karakteristik
Diabetes Melitus tipe I:
- Mudah terjadi ketoasidosis
- Pengobatan harus dengan insulin
- Biasanya kurus
- Biasanya terjadi pada umur yang masih muda
- 10%nya ada riwayat diabetes pada keluarga
b. Diabetes melitus tipe II
Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi
insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama
resistensi insulin. Karakteristik DM tipe II:
- Sukar terjadi ketoasidosis
- Pengobatan tidak harus dengan insulin
- Gemuk atau tidak gemuk
- Biasanya terjadi pada umur > 45 tahun
- 30%nya ada riwayat diabetes pada keluarga
-  ± 100% kembar identik terkena

D. Gejala Klinis
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia
pada lansia umumnya tidak ada. Osmotik diuresis akibat glukosuria
tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan dapat muncul keluhan
nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin. Perasaan
haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak
bereaksi adekuat terhadap dehidrasi.
Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium
lanjut. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat
komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf.
Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses
menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala
sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul
adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada
tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai
yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut
yang sering ditemukan adalah :
a.  Katarak 
b. Glaukoma
c. Retinopati
d. Gatal seluruh badan
e. Pruritus Vulvae
f. Infeksi bakteri kulit
g. Infeksi jamur di kulit
h. Dermatopati
i. Neuropati perifer
j. Neuropati viseral
k. Amiotropi
l. Ulkus Neurotropik
m. Penyakit ginjal
n. Penyakit pembuluh darah perifer
o. Penyakit koroner
p. Penyakit pembuluh darah otak
q. Hipertensi
E. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba
menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk
mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada
setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
a. Diet
Suatu perencanaan makanan yang terdiri dari 10% lemak, 15%
Protein, 75% Karbohidrat kompleks direkomendasikan untuk
mencegah diabetes. Kandungan rendah lemak dalam diet ini tidak
hanya mencegah arterosklerosis, tetapi juga meningkatkan aktivitas
reseptor insulin.
b. Latihan
Latihan juga diperlukan untuk membantu mencegah diabetes.
Pemeriksaan sebelum latihan sebaiknya dilakukan untuk
memastikan bahwa klien lansia secara fisik mampu mengikuti
program latihan kebugaran. Pengkajian pada tingkat aktivitas klien
yang terbaru dan pilihan gaya hidup dapat membantu menentukan
jenis latihan yang mungkin paling berhasil. Berjalan atau berenang,
dua aktivitas dengan dampak rendah, merupakan permulaan yang
sangat baik untuk para pemula. Untuk lansia dengan NIDDM,
olahraga dapat secara langsung meningkatkan fungsi fisiologis
dengan mengurangi kadar glukosa darah, meningkatkan stamina
dan kesejahteraan emosional, dan meningkatkan sirkulasi, serta
membantu menurunkan berat badan.
c. Pemantauan
Pada pasien dengan diabetes, kadar glukosa darah harus selalu
diperiksa secara rutin. Selain itu, perubahan berat badan lansia juga
harus dipantau untuk mengetahui terjadinya obesitas yang dapat
meningkatkan resiko DM pada lansia.
d. Terapi (jika diperlukan)
Sulfoniluria adalah kelompok obat yang paling sering diresepkan
dan efektif hanya untuk penanganan NIDDM. Pemberian insulin
juga dapat dilakukan untuk mepertahankan kadar glukosa darah
dalam parameter yang  telah ditentukan untuk membatasi
komplikasi penyakit yang membahayakan.
e. Pendidikan
- Diet yang harus dikomsumsi
- Latihan
- Penggunaan insulin
F. Makanan Untuk Penderita DM
a. Kacang polong
Kacang polong tinggi serat. Serat merupakan komponen tumbuhan
yang membuat Anda kenyang, menstabilkan kadar gula darah, dan
bahkan menurunkan kolesterol. Setengah cangkir kacang hitam
mengandung sekitar tujuh gram serat. Selain itu, kacang polong
juga mengandung kalsium, mineral yang terbukti membantu
membakar lemak tubuh. Setengah cangkir mengandung sekitar 100
gram kalsium, sekitar 10 persen dari asupan harian. Di samping itu,
kacang polong juga merupakan sumber makanan yang kaya
protein.Berbeda dengan sumber protein hewan (daging), kacang
polong rendah lemak jenuh, lemak yang menyumbat arteri dan
memicu penyakit jantung.
b. Susu, Produk susu, seperti susu, keju dan yogurt, kaya kalsium dan
vitamin D
Sebuah studi, seperti dikutip situs perevention.com, menemukan,
perempuan yang mengonsumsi lebih dari 1.200 mg kalsium atau
lebih dari 800 internasional unit (IU) vitamin D sehari berisiko 33
persen lebih rendah menderita diabetes dibandingkan mereka yang
mengonsumsi kedua nutrisi ini dalam jumlah kurang. Tapi,
pastikan memilih produk susu yang rendah atau bebas lemak.
c. Salmon
Salmon kaya asam lemak omega-3. Tiga ons salmon menyediakan
sekitar 1.800 mg omega-3. Jenis lemak sehat ini berfungsi
mengurangi risiko penyakit jantung, menurunkan berat badan,
mengurangi peradangan, serta memperbaiki resistensi insulin.
Selain itu, ikan ini juga mengandung vitamin D.
d. Tuna
Tuna merupakan jenis ikan sehat yang juga kaya asam lemak
omega-3. Tiga ons tuna menyumbangkan 1.300 mg omega-3 dan
sejumlah vitamin D.

e. Oats
Oats juga kaya serat, setengah cangkir oat instan menyumbangkan
empat gram serat. Penelitian menunjukkan bahwa pencinta oat bisa
menrunkan kadar kolesterol total dan kolesterol jahat LDL serta
memperbaiki resistensi insulin. Kandungan serat dalam oat
memperlambat proses pemecahan dan penyerapan karbohidrat.
Karena itu, kadar gula darah Anda akan tetap stabil.
f. Biji Rami
Biji rami kaya akan serat dan alpha-linolenic acid (ALA), yang
akan diubah tubuh menjadi omega-3 EPA dan DHA. Beberapa
studi besar telah menemukan hubungan antara peningkatan asupan
ALA dan penurunan kejadian penyakit jantung, serangan jantung,
serta gangguan kardiovaskular lainnya. Biji berukuran kecil ini
juga dinyatakan bisa menurunkan kadar kolesterol dan gula darah.
g. Kenari
Satu ons kacang sehat ini (sekitar tujuh biji) mengandung dua gram
serat dan dua koma enam gram ALA. Tapi, jumlah tersebut juga
menyumbangkan 185 kalori. Jadi, perhatikan jumlah asupan jika
Anda sedang mempertahankan berat badan.
h. Selai Kacang
Beberapa studi telah menyatakan bahwa selai kacang bisa
mengurangi risiko diabetes. Kandungan serat di dalamnya (dua
sendok makan mengandung dua gram serat) turut berperan dalam
penurunan risiko ini. Selain itu, selai kacang juga mengandung
lemak tunggal tidak jenuh yang baik untuk jantung. Tapi, makanan
ini juga kaya kalori. Karena itu, perhatikan takaran asupan Anda.
i. Cokelat Hitam (dark chocolate)
Cokelat ini kaya antioksidan flavonoid, yang berfungsi
memperbaiki kadar kolesterol baik dan jahat serta mengurangi
tekanan darah.
TIPS MAKAN UNTUK DIABETES MELITUS

1. Perbanyak Sayuran
Penderita DM bisa memperbanyak porsi sayuran setiap hari karena
manfaatnya yang sangat baik untuk tubuh. Konsumsi sayur-sayuran
sangat penting untuk mengontrol tubuh dengan serat yang dapat
mengikat karbohidrat untuk diabetes. Sayuran menyediakan
sumber besar serat, mineral dan vitamin. Adapun sayur-sayuran
yang sangat dianjurkan adalah kubis, bayam, brokoli, buncis,
wortel, tomat dan paprika.
2. Makan Buah-buahan
Berbagai buah-buahan juga memberikan serat, mineral dan vitamin
yang diperlukan untuk tubuh.
3. Makan Sedikit Lemak
Penderita diabetes juga dapat makan makanan yang mengandung
banyak protein semisal daging. Jika makan daging cobalah agar
makan daging dengan sedikit lemak seperti misalnya dada ayam,
ikan, daging tanpa lemak atau kalkun tanpa kulit.
4. Perbanyak Air Putih
Air putih sangat dibutuhkan untuk tubuh karena dapat melarutkan
racun-racun yang ada dalam tubuh. Hindari minuman manis dan
bersoda, ini bisa berdampak buruk untuk kesehatan.
5. Minum Susu Rendah Lemak
Susu merupakan salah satu sumber diperlukan banyak elemen-
elemen penting yang dibutuhkan tubuh. Sumber bebas lemak susu
seperti yoghurt dan susu rendah lemak sangat baik untuk tubuh.
6. Batasi Karbohidrat
Pastikan untuk menghindari atau membatasi asupan karbohidrat
yang meliputi jagung sirup, madu, permen, gula, beras putih, roti
putih atau item yang mengandung fruktosa, glukosa atau sukrosa.
DAFTAR PUSTAKA

Atanasia, F. 2017. Merokok dan diabetes. Diunduh dari


https://www.tanyadok.com/artikel-kesehatan/merokok-dan-diabetes Pada
tanggal 27 November 2019

Ariantytety. 2011. Gejala Klinis Diabetik. Diunduh pada tanggal 19 Desember 2019

Hans, T. 2013. Life HealthyWith Diabetes.Yogyakarta: Rapha Publishing

Anda mungkin juga menyukai