Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA P ENYULUHAN

PENGOBATAN TRADISIONAL DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

Mata Kuliah : Ilmu Keperawatan Anak


Pokok Bahasan : Pengobatan Tradisional DBD pada anak
Hari/Tanggal : Jumat, 13 Desember 2013
Sasaran :Orang tua / keluarga pasien yang dirawat di irna non bedah anak
Tempat : Ruang penyuluhan irna non bedah anak RS. Dr. M. Djamil Padang
Waktu : 10.00-10.45 WIB
A. Latar Belakang
Visi Indonesia sehat 2010 yang telah ditetapkan sebagai gambaran prediksi atau
harapan tentang keadaan masyarakat pada tahun 2010 haruslah dapat diwujudkan dan
dilaksanakan secara berkesinambungan. Untuk itu rencana pembangunan kesehatan menuju
Indonesia sehat 2010 telah disusun oleh Departemen Kesehatan yang digunakan sebagai
acuan program kesehatan dalam mengembangkan rencana strategis untuk mencapai
indikator keberhasilan pembangunan kesehatan yang telah ditetapkan. Salah satu indikator
keberhasilannya adalah prilaku hidup sehat di dalam masyarakat (Dunanty, 2003).
Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1968
sampai sekarang seringkali menjadi penyebab kematian terutama pada anak-anak. Penyakit
DBD telah menyebar ke hampir seluruh wilayah Indonesia termasuk Sumatera Barat.
Memasuki awal tahun 2004, jumlah kasus DBD mengalami peningkatan yang
cukup bermakna. Di kotamadya Padang yang mempunyai 11 kecamatan dengan jumlah
penduduk tahun 2002 sebesar 734.421 jiwa merupakan daerah yang paling banyak
penduduknya yang beresiko sekali terhadap penyakit DBD Pada tahun 2003 dilaporkan
kasus DBD yang terjadi di kota Padang sebanyak 306 orang dan pada tahun 2004 tercatat
211 orang dari 1 Jauari-15 Maret 2001 (Dinas Kesehatan Propinsi Sumbar, 2004).
Keberhasilan dan efektifitas upaya pemberantasan DBD dapat dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan sanitasi lingkungan. Tingkat pendidikan
masyarakat mempunyai peranana terhadap pemberantasan DBD yaitu dalam hal
pengetahuan dan pemahaman terhadap kesehatan. Konsep sehat dan sakit yang mantap
dapat mempengaruhi persepsi seseorang dalam meningkatkan derajat kesehatannya
( Bambang Sukana, 1993).
Oleh karena itu maka sangat penting kiranya meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman masyarakat mengenai DBD, salah satunya adalah melaui pendidikan
kesehatan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan diharapkan keluarga atau orang tua klien
yang dirawat inap di bangsal anak mampu mengetahui tentang pengobatan tradisional
DBD pada anak.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti Penyuluhan selama 1 x 45 menit diharapkan orang tua dapat :
a. Menyebutkan pengertian DBD
b. Menyebutkan penyebab DBD
c. Menyebutkan tanda dan gejala DBD
d. Mengenal ciri-ciri nyamuk DBD
e. Mengetahui cara pencegahan penyakit DBD
f. Melakukan perawatan pada anak yang menderita DBD
g. Mengenal jenis-jenis pengobatan tradisional DBD
h. Memahami manfaat pengobatan tradisional DBD
i. Menyebutkan cara membuat obat tradisional pada penderita DBD

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Pokok Bahasan
Pengobatan tradsional DBD pada anak

2. Sub Pokok Bahasan


a. Pengertian DBD
b. Penyebab DBD
c. Tanda dan gejala DBD
d. Ciri-ciri nyamuk DBD
e. Cara pencegahan penyakit DBD
f. Perawatan pada anak yang menderita DBD
g. Jenis-jenis pengobatan tradisional DBD
h. Manfaat pengobatan tradisional DBD
i. Cara membuat obat tradisional pada penderita DBD

3. Sasaran dan Target


Orang tua / keluarga pasien yang dirawat di irna non bedah anak RSUP Dr. M.
Djamil Padang

4. Metode
 Ceramah
 Diskusi
 Tanya Jawab

5. Media dan Alat


 Laptop
 Infocus
 Leaflet

6. Tempat dan Waktu


Hari/Tgl : Jum’at / 13 Desember 2013
Waktu : 10.00 s/d 10.45 Wib
Tempat : Irna non bedah anak RSUP Dr. M. Djamil Padang
7. Seting Tempat

Keterangan :
: Penyaji : Pembimbing Akademik

: Moderator : Pembimbing Klinik

: Klien

: Observer

: Fasilitator

: Orang tua

8. Tata tertib penyuluhan


a. Peserta tidak boleh meninggalkan ruangan saat penyuluhan berlangsung
b. Peserta tidak boleh ribut saat penyuluhan berlangsung
c. Peserta diharapkan berperan aktif dalam penyuluhan

D. Pengorganisasian
Moderator : Wilda Rahmadhani, S. Kep
Penyaji : Ihda Al Adawiyah MZ S.Kep
Observer : Addrea Sukma Wijaya, S.Kep
Fasilitator : Sariana Putri S.Kep
Husni Syarni, S. Kep
Weldawati, S.Kep
Rina Fitriana, S. Kep
Novendra, S.Kep
Silvia Roza S.Kep
M. Ali Husni, S. Kep
Winda Masfika Sari, S. Kep
Resty Gustia Fanni S.Kep
Notulen : Euis Nurmawati, S. Kep
Uraian Tugas
Moderator : Wilda Rahmadhani, S.Kep
Perannya :
a. Membuka dan menutup acara
b. Membuat tata tertib acara
c. Mengatur kelancaran acara
d. Memperkenalkan pembimbing dan anggota kelompok
e. Mengingatkan penyaji tentang waktu kegiatan
f. Menjawab pertanyaan

Penyaji : Ihda Al Adawiyah MZ, S.Kep


Perannya :
a. Menyampaikan materi
b. Bekerja sama dalam kelancaran acara
c. Menjawab pertanyaan

Observer : Addrea Sukma Wijaya S.Kep

Perannya :
a. Mengamati kegiatan
b. Menilai dan mencatat perilaku verbal dan non verbal
c. Menjawab pertanyaan
d. Membuat laporan penyuluhan
Fasilitator : Sariana Putri S.Kep, Husni Syarni, S. Kep, Weldawati, S.Kep, Rina
Fitriana, S. Kep, Novendra, S.Kep, Silvia Roza S.Kep, M. Ali Husni, S. Kep,
Winda Masfika Sari, S. Kep, Resty Gustia Fanni S.Kep
Perannya :
a. Memotivasi peserta untuk mengajukan pertanyaan
b. Membuat absensi
c. Memfasilitasi kegiatan
d. Menjawab pertanyaan

E. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan


Tahap
Hari/ Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Pasien dan
Tgl/Jam Penyuluhan Kesehatan keluarga
Kesehatan
Jumat / 1. Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab Salam
13 (5 menit)  Memperkenalkan diri  Menerima kehadiran
Des 2013 mahasiswa dengan baik
 Menjelaskan tujuan  Memahami tujuan
Pukul penyuluhan dengan baik
10.00 –  Kontrak waktu dan  Mendengarkan dan
10.45 bahasa memperhatikan
Wib  Menjelaskan tata tertib  Menyetujui tata tertib
acara penyuluhan yang dibuat

2. Inti  Menggali pengetahuan  Mengemukan pendapat


(20 menit) tentang pengertian DBD
 Memberikan  Menyimak
reinforcemen positif
 Menjelaskan pengertian  Mendengarkan dan
DBD memperhatikan dengan
 Menggali pengetahuan baik
tentang penyebab DBD  Mengemukan pendapat
 Memberikan
reinforcemen positif
 Menjelaskan tentang  Menyimak
penyebab DBD
 Menggali pengetahuan  Mendengarkan dan
tentang tanda dan gejala memperhatikan dengan
DBD baik
 Memberikan  Mengemukan pendapat
reinforcemen positif
 Menjelaskan tanda dan  Menyimak
gejala DBD
 Menjelaskan tentang ciri-  Menyimak
ciri nyamuk penyebab
DBD
 Menjelaskan tentang cara  Menyimak
pencegahan DBD
 Menjelaskan perawatan  Menyimak
pada anak yang menderita
DBD

 Menggali pengetahuan  Mengemukan pendapat


tentang jenis-jenis
pengobatan tradisional
DBD
 Memberikan  Menyimak
reinforcemen positif
 Menjelaskan tentang  Mendengarkan dan
jenis-jenis pengobatan memperhatikan dengan
tradisional DBD baik
 Menggali pengetahuan  Mengemukan pendapat
tentang manfaat
pengobatan tradisional
DBD
 Memberikan  Menyimak
reinforcemen positif
 Menjelaskan manfaat  Mendengarkan dan
pengobatan tradisional memperhatikan dengan
DBD baik
 Menggali pengetahuan
tentang cara membuat  Mengemukakan pendapat
obat tradisional DBD
 Memberikan  Menyimak
reinforcemen positif
 Menjelaskan cara  Mendengarkan dan
membuat obat tradisional memperhatikan dengan
DBD baik
 Mengajukan pertanyaan
 Memberi kesempatan
pada pasien dan keluarga
untuk menanyakan hal-hal
yang kurang jelas.

3. Penutup  Mengevaluasi materi  Pasien dan keluarga


(5 menit) penyuluhan kesehatan. mampu
menjawab/menjelaskan
kembali.
 Menyimpulkan materi  Mendengarkan dan
penyuluhan kesehatan memperhatikan
yang diberikan

Salam (penutup)  Membalas salam

F. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Waktu dan tempat berjalan sesuai rencana
b. Media dan alat tersedia sesuai rencana
c. Mahasiswa bekerja sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing

2. Evaluasi proses
a. Audien berperan aktif selama kegiatan berlangsung
b. Audien mampu mematuhi aturan yang ada
c. Audien mampu mengenal Pengertian DBD, Penyebab DBD, Tanda
dan gejala DBD, Ciri-ciri nyamuk DBD, Cara pencegahan penyakit
DBD, Perawatan pada anak yang menderita DBD, Jenis-jenis
pengobatan tradisional DBD, Manfaat pengobatan tradisional DBD,
Cara membuat obat tradisional pada penderita DBD.
d. Audience tidak ada yang keluar masuk selama proses penyuluhan
3. Evaluasi hasil
1. Audiens mampu menyebutkan pengertian DBD
2. Audiens mampu menyebutkan penyebab DBD
3. Audiens mampu menyebutkan 5 dari 9 tanda dan gejala DBD
4. Audiens mampu menyebutkan 3 dari 5 ciri-ciri nyamuk DBD
5. Audiens mampu menyebutkan 5 cara pencegahan DBD
6. Audiens mampu menyebutkan cara perawatan anak yang menderita DBD
7. Audiens mampu menyebutkan jenis-jenis pengobatan tradisional DBD
8. Audiens mampu menyebutkan manfaat pengobatan tradisional DBD
9. Audiens mampu menyebutkan cara membuat obat tradisional DBD
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENGOBATAN TRADISIONAL DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

Oleh
Addrea Sukma Wijaya, S.Kep
Euis Nurmawati, S. Kep
Husni Syarni, S. Kep
Ihda Al Adawiyah, S.Kep
M. Ali Husni, S. Kep
Novendra S.Kep
Resty Gustia Fanni, S.Kep
Rina Fitriana, S. Kep
Sariana Putri S.Kep
Silvia Roza S.Kep
Weldawati S.Kep
Winda Masfika Sari, S. Kep

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

Ns. Florida Hayati, M.Kep Ns. Monna Widiastuti, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA
PADANG
2013
MATERI

A. Konsep Dasar Demam Berdarah Dengue


1. Definisi
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri
demam, manifestasi perdarahan dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat
mengakibatkan kematian. Pada stadium berat akan mengakibatkan Sindroma Syok Dengue
(SSD) yaitu demam berdarah yang disertai oleh syok (renjatan) akibat kehilangan plasma
(Arif Mansjoer dkk, 2002).

2. Penyebab
DBD disebabkan oleh virus Dengue yang tergolong dalam famili Flaviridae dan
dikenal 4 serotipe yaitu D1, D2, D3, D4. Virus Dengue berbentuk seperti batang, bersifat
termolabil, sensitif terhadap inaktivasi oleh dietileter dan natrium dioksalat, stabil pada
suhu 70ºC (Hendarwanto, 1999).
Ciri-ciri nyamuk ini adalah :
- Badannya kecil
- Warna hitam berbelang putih
- Badannya mendatar saat hinggap
- Suka hidup ditempat-tempat gelap
- Jarak terbangnya 40-100 meter atau 40 rumah dari sarang pertama

3. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala penyakit demam berdarah secara umum antara lain:
 Demam Berdarah Tingkat Ringan
 Demam tiba-tiba selama 5 jam dengan masa rawan 5 –7 hari.
 Dapat disertai menggigil
 Nafsu makan berkurang
 Mual, muntah, nyeri ulu hati
 Demam Berdarah Tingkat Sedang
 Gejala demam berdarah tingkat ringan
 Perdararahan spontan dari kulit , hidung , gusi dan saluran cerna

 Demam Berdarah Tingkat Berat


 Gejala demam berdarah
 Gelisah
 Penurunan kesadaran sampai dengan syok
 Biru pada mulut, hidung dan ujung jari
 Nadi lemah serta tekanan darah menurun
(Suriadi dan Rita Yuliani, 2006)

4. Ciri – Ciri Nyamuk Demam Berdarah


 Warna hitam berbelang putih
 Menggigit pada pagi hari jam 08.00-10.00 WIB dan sore jam 16.00-18.00 WIB
 Badannya mendatar saat hinggap
 Suka hidup ditempat-tempat gelap
 Jarak terbangnya 100 meter
(Rampengan, 2007)

5. Pencegahan
 Memelihara lingkungan tetap bersih dan cukup sinar matahari
 Menutup dan menguras tempat penampungan air setiap minggu
 Membakar, mengubur atau membuang kaleng bekas dan sampah lain yang dapat
digenangi air
 Jangan biarkan semak – semak dan halaman tak terurus
 Bersihkan selokan agar air dapat mengalir dengan lancer
 Tidak membiarkan kain – kain dan baju bergantungan
 Lakukan penyemprotan secara rutin
(Hadinegoro, 2005)
6. Perawatan
Perawatan DHF di rumah antara lain:
a. Demam
1) Berikan cairan sebanyak 2-3 liter berupa air putih, jus seperti jus jambu klutuk/
jambu biji, air teh, air gula dsb..
2) Berikan kompres dengan air hangat, bila suhu tidak turun datangi pelayanan
kesehatan terdekat.
3) Perhatikan adanya mimisan, gusi berdarah

b. Mual , muntah, dan sakit saat menelan


1) Berikan makan sedikit tapi sering
2) Berikan cairan sebanyak 2-3 liter berupa air putih, jus jambu biji, air teh, air
gula dsb
3) Sajikan makan dalam keadaan hangat
4) Hindari makan yang merangsang muntah ataupun yang bergas

c. Sakit pada otot, tulang dan sendi


1) Anjurkan untuk banyak istirahat
2) Jika keadaan semakin memburuk segera bawa ke tempat pelayanan kesehatan
ter9dekat.
(Hidayat Aziz Alimul, 2008)

B. Pengobatan Alternatif Demam Berdarah Dengue


1. Jenis-jenis pengobatan tradisional DBD
a. Daun papaya
b. Jambu biji merah
c. Angkak
2. Manfaat Pengobatan tradisional DBD
Fungsi masing masing pengobatan tradisional:
1. Daun pepaya, untuk membunuh virus
Daun pepaya merupakan salah satu sumber pangan yang memiliki khasiat
dalam pengobatan DBD dan sebagai panganan bergizi yang biasa dikonsumsi oleh
sebagian masyarakat indonesia karena mudah didapat dan murah harganya.
Pepaya untuk ramuan DBD, digunakan daun pepaya jantan (pepaya gandul).
Daun pepaya mengandung senyawa alkaloid carpaine, caricaksantin, violaksantin,
papain, saponin, flavonoid, dan tanin. Selain itu, daun pepaya mengandung berbagai
enzim seperti papain, karpain, pseudokarpain, nikotin, kontinin, miosmin, dan
glikosida karposid serta mengandung antioksidan dan antikoagulan.
Manfaat empiris daun pepaya gandul adalah getah daun muda untuk obat
pencahar, daunnya merangsang sekresi empedu serta sebagai obat sakit perut,
demam malaria, dan penyakit cacing serta membantu proses pencernaan. Daun
pepaya sudah digunakan sebagai bahan ramuan obat di 23 negara dan mendapat
prioritas sebagai tanaman obat utama menurut world health organisation(WHO).
Hasil penelitian mengenai khasiat daun pepaya menunjukkan bahwa papain
pada daun pepaya memiliki efek terapi pada penderita inflamasi atau pembengkakan
organ hati, mata, kelamin, dan usus halus. Pembengkakan organ hati ditemukan
pada penderita demam berdarah. Di samping itu, daun pepaya juga memiliki khasiat
khususnya senyawa tanin untuk menghambat enzim reverse
ranscriptase maupun DNA polymerase dari virus serta menghambat pertumbuhan
virus yang berinti DNA maupun RNA. Aktivitas virus akan terganggu dan melemah
serta dapat membunuh virus sehingga sel trombosit akan meningkat.

2. Jambu biji merah


Manfaat jambu biji merah adalah mengandung banyak zat bermanfaat.
Secara klinis, sudah terbukti bahwa buah bernama latin psidium guajava ini
banyak mengandung vitamin A, C, Mineral dan zat-zat lain yang diperlukan tubuh.
Secara kimia terbukti bahwa buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji
mengandung tannin. Daun jambu biji juga mengandung berbagai asam, seperti
asam ursolat, psidiolat,kratogolat, oleonolat, guajaverin.
Jambu biji juga kaya akan fiber yang diketahui membantu mencegah kanker
saluran cerna dan menurunkan kolesterol. Kandungan vitamin C dalam buah ini
lima kali lebih banyak disbanding jeruk. Vitamin ini terkonsentrasi [pada kulit dan
daging bagian luar yang lunak dan tebal. Kandungan vitamin C dalam jambu biji
sanggup memenuhi kebutuhan harian anak berusia 13 – 20 tahun yang mencapai
80 – 100 mg per hari serta orang dewasa yang mencapai 70 – 75 mg per hari.
Tak hanya buah, daun jambu biji juga sering dimanfaatkan sebagai Obat .
Kini, tengah dikembangkan jus daun jambu sebagai pencegah demam
berdarah. Dari hasil penelitian dan pengujian yang dilakukan FK-UI, Fakultas
Farmasi UNAIR Surabaya, dan BPOM, dilaporkan bahwa ekstrak daun jambu biji
bisa menghambat virus Dengue, penyebab DBD.
Meski baru bersifat pengujian pre-klinik, bahan itu juga mampu
meningkatkan jumlah trombosit hingga 100 ribu millimeter per kubik tanpa efek
samping.
3. Angkak
Manfaat angkak bagi banyak orang adalah sebagai bahan makanan atau
minuman yang bisa meningkatkan trombosit.
Penelitian tentang manfaat angkak untuk menaikan trombosit darah memang
belum sebanyak penelitian manfaat ankak untuk kolesterol darah. Namun, bukti
empiris seakan meyakinkan bahwa penggunaan ankak pada pasien demam
berdarah akan mempercepat masa pemulihan.

3. Cara Pembuatan membuat obat tradisional pada penderita


a. Pepaya
Cara pembuatan dan penggunaannya sebagai berikut :
1. ambil daun pepaya sebanyak 2 (dua) lembar, kemudian dicuci bersih dengan
air (dingin normal).
2. Kemudian daun pepaya yang masih mentah dan segar tersebut ditumbuk
sampai halus (daun pepaya jangan direbus agar kandungan khasiat alaminya
tetap terjaga).
3. Setelah itu. tumbukan halus daun pepaya diperas sambil disaring
(menghasilkan dua sendok teh). Air hasil saringan tumbukan daun pepaya ini
diminumkan kepada penderita setiap hari (sampai kondisinya benar-benar
pulih).

b. Jambu biji merah


Ramuan-1
Cuci bersih 3 jambu biji matang dan mengkal. Kemudian, jambu yang sudah
matang di blender sampai halus, lalu disaring sehingga diperoleh jus jambu biji.
Jus jambu ini diminum 3 x sehari sampai DBD sembuh. Untuk buah yang mengkal,
dapat langsung dimakan bersama kulitnya. Biji buah jangan ikut dimakan (dapat
menyebabkan usu buntu)

Ramuan-2
Cuci dan bersihkan 1 kg daun jambu biji segar, kemudian potong kecil-kecil
(dirajang). Blender potongan daun tersebut dengan air secukupnya hingga halus,
saring dan endapkan sehingga ekstrak daun terpisah dengan air. Oven ekstrak daun
tersebut agar tahan lama.
Cara pemakaian :
Masukkan ekstrak kedalam kapsul, lalu minum 2x sehari, setiap pagi dan sore.
Minum ekstrak daun bersama sirup jambu biji dengan takaran 1 sendok teh untuk ½
liter sirup yang diencerkan. Minum secara teratur sampai sembuh.

c. Angkak
Penyajian angkak dengan diseduh menggunakan air panas dapat dijadikan saran
yang paling sederhana cara penyajian/konsumsinya.

Anda mungkin juga menyukai