Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN ANEMIA

Oleh :

1. Eina Latifahny (P031914401050)


2. Fara Karnoni (P031914401051)

PRODI DIII KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES RIAU

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa
mengirimkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW.
Adapun makalah Keperawatan Anak ini tentang “Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Anak dengan Penyakit Anemia” yang akan menjelaskan tentang
anemia pada anak dan bagaimana asuhan keperawatan pada pasien yang
mengalaminya.

Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan


Anak. Makalah ini diharapkan dapat membantu dan memberi manfaat bagi
pembaca serta dapat mempelajarinya dan memahami mengenai Anemia pada
Anak dan asuhan keperawatan apa saja yang dapat diterapkan.

Terimakasih saya ucapkan kepada semua yang telah mendukung serta


membimbing saya dalam menyelesaikan makalah ini baik secara moril maupun
material.

Pekanbaru , 18 Januari 2021

P
enulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
A. Definisi...................................................................................................................3
B. Etiologi...................................................................................................................3
C. Manifestasi Klinis..................................................................................................4
D. Jenis-Jenis Anemia.................................................................................................5
E. Patofisiologi...........................................................................................................6
F. Pemeriksaan Diagnostik.........................................................................................7
G. Asuhan keperawatan secara umum.........................................................................8
1. Pengkajian..........................................................................................................8
2. Diagnosa Keperawatan.......................................................................................9
3. Rencana keperawatan.........................................................................................9
4. Implementasi keperawatan...............................................................................10
5. Evaluasi............................................................................................................10
BAB III............................................................................................................................11
A. Pengkajian................................................................................................................11
B. Diagnosa keperawataan........................................................................................19
C. Intervensi keperawatan.........................................................................................20
D. Implementasi dan evaluasi keperawatan...............................................................21
BAB IV............................................................................................................................24
A. Kesimpulan..........................................................................................................24
B. Saran....................................................................................................................25

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan jumlah sel
darah merah yang mengakibatkan penurunan jumlah hemoglobin dan
hematokrit di bawah 12 g/dL. Asupan protein dalam tubuh sangat
membantu penyerapan zat besi, maka dari itu protein bekerja sama
dengan rantai protein mengangkut elektron yang berperan dalam
metabolisme energi. Selain itu vitamin C dalam tubuh harus tercukupi
karena vitamin C merupakan reduktor, maka di dalam usus zat besi (Fe)
akan dipertahankan tetap dalam bentuk ferro sehingga lebih mudah
diserap. Selain itu vitamin C membantu transfer zat besi dari darah ke
hati serta mengaktifkan enzim-enzim yang mengandung zat besi.
(Brunner & Suddarth, 2000:22)

Anemia merupakan masalah kesehatan yang mempengaruhi jutaan


orang di negara-negara berkembang dan tetap menjadi tantangan besar
bagi kesehatan manusia. Prevalensi anemia di perkirakan 9% di negara
maju sedangkan di negara berkembang prevalensinya 43%. Anak-anak
dan wanita usia subur merupakan kelompok yang paling beresiko.
Prevalensi terutama tinggi di negara berkembang karena faktor defisiensi
diet dan atau kehilangan darah akibat infeksi parasit yang dapat
membawa dampak yang besar terhadap kesejahteraan sosial dan
ekonomi, serta kesehatan fisik. Sementara WHO dalam Worldwide
Prevalence of Anemia melaporkan bahwa total keseluruhan penduduk
dunia yang menderita anemia adalah 1,62 miliar orang dengan prevalensi
pada anak sekolah dasar 25,4% dan 305 juta anak sekolah diseluruh
dunia menderita anemia (WHO,2013)

1
Di Indonesia sendiri masalah anemia juga merupakan salah satu
masalah utama. Prevalensi anemia secara nasional menurut Riset
kesehatan dasar (Riskesdas, 2007) yaitu sebesar 11,9% dan sebagian
besar yang terkena anemia adalah anak-anak usia 1 sampai 4 tahun yaitu
sebesar 27,7%, sementara penderita anemia pada usia 5 tahun keatas
prevalensinya lebih rendah yaitu 9,4% (Riskesdas, 2007).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan anemia?
2. Apa saja penyebab anemia pada anak?
3. Apa saja gejala dari anemia?
4. Apa saja jenis-jenis anemia?
5. Bagaimana patofisiologi anemia?
6. Apa saja pemeriksaan diagnostik anemia?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada anak yang mmengalami
anemia?

C. Tujuan
1. Menambah wawasan dalam melaksanakan praktik keperawatan
anak yang dapat dipakai sebagai acuan dalam bekerja.

2. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan penyakit


anemia pada An.A

2
BAB II
ISI

A. Definisi
Istilah anemia mendeskripsikan keadaan penurunan jumlah sel
darah merah atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai normal. Sebagai
akibat dari penurunan ini, kemampuan darah untuk membawa oksigen
menjadi berkurang sehingga ketersediaan oksigen untuk jaringan
mengalami penurunan. Anemia merupakan kelainan patologik yang paling
sering dijumpai pada masa bayi dan kanak-kanak. (Wong,2009:1115)

Menurut Ngastiyah (2012:328), anemia adalah berkurangnya


jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 1 mm3 darah atau
berkurangnya volume sel yang didapatkan (packed red cells volume)
dalam 100 ml darah. Hal ini terjadi bila terdapat gangguan terhadap
keseimbangan antara pembentukan darah pada masa embrio setelah
beberapa minggu dari pada masa anak atau dewasa.

B. Etiologi
Penyakit ini bisa terjadi ketika tubuh kesulitan menghasilkan sel
darah merah atau terjadi kerusakan sel darah merah. Anemia juga dapat
terjadi akibat perdarahan yang berat, sehingga jumlah sel darah merah
dan hemoglobin (Hb) berkurang drastis.
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan anak terkena anemia, yaitu:
1. Kelainan genetik, misalnya pada penyakit thalasemia dan anemia
sel sabit.
2. Kekurangan gizi atau nutrisi tertentu, seperti kekurangan zat
besi atau vitamin (asam folat dan vitamin B12).
3. Penyakit tertentu, seperti penyakit autoimun, gangguan sumsum
tulang, anemia hemolitik, hipotiroidisme, dan gagal ginjal.
4. Infeksi kronis.

3
5. Efek samping obat-obatan atau paparan bahan kimia tertentu.
6. Cedera atau luka berat.
7. Kanker, seperti kanker darah (leukemia).

C. Manifestasi Klinis
Menurut Muscari (2005:284) kemungkinan anemia aplastik
merupakan akibat dari faktor kongenital atau didapat sehingga temuan
pengkajian dikaitkan dengan kegagalan sumsum tulang adalah kekurangan
sel darah merah dikarakteristikkan dengan pucat, letargi takikardi dan
ekspresi napas pendek. Pada anak-anak, tanda anemia hanya terjadi ketika
kadar hemoglobin turun dibawah 5 sampai 6 g/100 mL. Kekurangan sel
darah putih dikarakteristikkan dengan infeksi berulang termasuk infeksi
oportunistik. Berkurangnya trombosit dikarakteristikkan dengan
perdarahan abnormal, petekie dan memar.
Anemia pada anak di tahap awal sering kali menunjukkan gejala
yang tidak khas, bahkan ada anak dengan anemia yang tidak merasakan
keluhan atau gejala apa pun.Karena susah dikenali, banyak kasus anemia
pada anak yang baru terdeteksi ketika sudah terjadi komplikasi akibat
anemia, misalnya gangguan tumbuh kembang atau gangguan pada organ
tertentu, seperti jantung, otak, dan ginjal.
Namun biasanya, sebelum kondisinya parah, anak-anak yang
mengalami anemia akan menunjukkan beberapa tanda dan gejala berikut:
- Sering terlihat lemas atau lelah.
- Kurang mau bermain atau berinteraksi dengan orang di
sekitarnya.
- Kulit terlihat pucat atau kekuningan.
- Mata menguning.
- Sering mengeluh sakit kepala, pusing, atau nyeri di tulang
atau bagian tubuh tertentu.
- Jantung berdebar.

4
- Sesak napas.
- Sering terkena infeksi.
- Luka yang sulit sembuh.

D. Jenis-Jenis Anemia
1. Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi zat besi dapat disebabkan oleh sejumlah
faktor yang mengurangi pasokan zat besi, mengganggu absorbsinya,
meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat besi atau yang memenuhi
sintesis Hb atau anemia defisiensi besi terjai karena kandungan zat
besi yang tidak memadai dalam makanan (Wong,2009:1120)

2. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik merupakan anemia yang disebabkan karena
terjadinya penghancuran sel darah merah dalam pembuluh darah
sehingga umur eritrosit pendek. Penyebab hemolisis dapat karena
kongenital (faktor eritrosit sendiri, gangguan enzim, hemoglobinopati)
atau didapat (Ngastiyah, 2012:331)

3. Anemia sel sabit


Anemia sel sabit merupakan salah satu kelompok penyakit
yang secara kolektif disebut hemoglobinopati, yaitu hemoglobin A
(HbA) yang normal digantikan sebagian atau seluruhnya dengan
hemoglobbin sabit (HbS) yang abnormal. Gambaran klinis anemia sel
sabit terutama karena obstruksi yang disebabkan oleh sel darah merah
yang menjadi sel sabit dan peningkatan destruksi sel darah merah.
Keadaan sel-sel yang berbentuk sabit yang kaku yang saling terjalin
dan terjaring akan menimbulkan obstruksi intermiten dalam
mikrosirkulasi sehingga terjadi vaso-oklusi. Tidak adanya aliran darah
pada jaringan disekitarnya mengakibatkan hipoksia lokal yang
selanjutnya diikuti dengan iskemia dan infark jaringan (kematian sel).
Sebagian besar komplikasi yang terlihat pada anemia sel sabit dapat

5
ditelusuri hingga proses ini dan dampaknya pada berbagai organ
tubuh. Manifestasi klinis anemia sel sabit memiliki intensitas dan
frekuensi yang sangat bervariasi, seperti adanya retardasi
pertumbuhan, anemia kronis (Hb 6-9 g/dL), kerentanan yang
mencolok terhadap sepsis, nyeri, hepatomegali dan splenomegali
(Wong, 2009:1121)

4. Anemia aplastik
Anemia aplastik merupakan gangguan akibat kegagalan
sumsum tulang yang menyebabkan penipisan semua unsur sumsum.
Produksi selsel darah menurun atau terhenti. Timbul pansitopenia dan
hiposelularitas sumsum. Manifestasi gejala tergantung beratnya
trombositopenia (gejala perdarahan), neutropenia (infeksi bakteri,
demam), dan anemia (pucat, lelah, gagal jantung kongesti, takikardia).
(Betz Cecily & Linda Sowden, 2002:9)
Anemia aplastik terbagi menjadi primer (kongenital, atau yang
telah ada saat lahir) atau sekunder (didapat). Kelainan anemia yang
paling dikenal dengan anemia aplastik sebagai gambaran yang
mencolok 7 adalah syndrom fanconi yang merupakan kelainan
herediter yang langka dengan ditandai oleh pansitopenia, hipoplasia
sumsum tulang dan pembentukan bercak-bercak cokelat pada kulit
yang disebabkan oleh penimbunan melanin dengan disertai anomali
kongenital multipel pada sistem muskuloskeletal dan genitourinarius.

E. Patofisiologi
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan
sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi
akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain
yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan
atau hemolisis (destruksi).

6
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik
atau dalam sistem retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil
dari proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan
dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar
diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera). Apabila sel darah
merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia).
Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin
plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat
semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan
kedalamurin (hemoglobinuria). Kesimpulan mengenai apakah suatu
anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau
produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh
dengan dasar: 1) hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2) derajat
proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara
pematangannya, seperti yang 8 terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya
hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.

F. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Muscari (2005:284) pemeriksaan diagnostik pada anemia adalah:
1) Jumlah pemeriksaan darah lengkap dibawah normal (Hemoglobin
< 12 g/dL, Hematokrit < 33%, dan sel darah merah)
2) Feritin dan kadar besi serum rendah pada anemia defisiensi besi
3) Kadar B12 serum rendah pada anemia pernisiosa
4) Tes comb direk positif menandakan anemia hemolitik autoimun
5) Hemoglobin elektroforesis mengidentifikasi tipe hemoglobin
abnormal pada penyakit sel sabit
6) Tes schilling digunakan untuk mendiagnosa defisiensi vitamin B12

7
G. Asuhan keperawatan secara umum

1. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan
sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan
keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun
spiritual dapat ditentukan. tahap ini mencakup tiga
kegiatan,yaitu Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan
Masalah kesehatan serta keperawatan.
 Pengumpulan data
Tujuan : Diperoleh data dan informasi mengenai
masalah kesehatan yang ada pada pasien sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi
masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, mental,
sosial dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhinya.Data tersebut harus akurat dan mudah
dianalisis.
Jenis data antara lain:
Data Objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu
pengukuran, pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya suhu
tubuh, tekanan darah, serta warna kulit. Data subjekif, yaitu
data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien,
atau dari keluarga pasien/saksi lain misalnya; kepala
pusing, nyeri dan mual.
 Analisa data
Analisa data adalah kemampuan dalam
mengembangkan kemampuan berpikir rasional sesuai
dengan latar belakang ilmu pengetahuan.
 Perumusan masalah

8
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan
beberapa masalah kesehatan.Masalah kesehatan tersebut
ada yang dapat diintervensi dengan Asuhan Keperawatan
(Masalah Keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan
lebih memerlukan tindakan medis.Selanjutnya
disusun Diagnosis Keperawatan sesuai dengan prioritas.
Prioritas masalah ditentukan berdasarkan
kriteria penting dan segera. Prioritas masalah juga dapat
ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut
Maslow, yaitu : Keadaan yang mengancam kehidupan,
keadaan yang mengancam kesehatan, persepsi tentang
kesehatan dan keperawatan.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan


respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu
atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi
dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan
menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito,2000).

3. Rencana keperawatan

Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu


klien beralih dari status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di
uraikan dalam hasil yang di harapkan (Gordon,1994).
merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien.Rencana
perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat
mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan.Rencana asuhan
keperawatan yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi konyinuitas
asuhan perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya.Sebagai hasil,

9
semua perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang
berkualitas tinggi dan konsisten.
Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur pertukaran
informasi oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana
perawatan tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka
panjang(potter,1997)

4. Implementasi keperawatan

Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan


yang spesifik.Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan.Oleh karena itu rencana tindakan yang
spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan klien.

5. Evaluasi

Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan


keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat
dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana
proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan
sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang
telah di rumuskan sebelumnya.
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
1) Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan perbaikan/
kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara
maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.

10
3) Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan
perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah
baru.dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih
mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan
faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak
tercapainya tujuan.

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Data umum
 Identitas Klien
Nama Klien (inisial): An. A.S
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 02 Agustus 2011
Alamat : Boking
Tanggal Masuk : 21 Juni 2018 Jam: 02.37 WITA
Diagnosa Medis : Anemia
Nama Orangtua : Tn. Y.S
NO. MR : 493300
2. Riwayat Kesehatan
 Keadaan Kesehatan Saat Ini
Saat ini pasien tidak menjalani tindakan operasi dengan
status nutrisi pasien adalah gizi kurang. Dampak
hospitalisasi yang terjadi pada anak yaitu An. A.S merasa
kurang nyaman karena selalu di periksa berulang kali, An.
A.S terpisah dari saudara-saudaranya yang ada di Boking,
hubungan antara An. A.S dengan orang tua makin dekat.
Saat ini obat-obatan yang didapat pasien adalah:
- D5 ½ NS 1000cc/24 jam (14 tetes per menit)
- OAT (Isoniazid, Rifampicin, Pirazinamide)

11
- B6 1x0.6mg
- Paracetamol syrup 3x ½ ctg per oral
- Amoxycilin 3x 1½ ctg per oral
 Keluhan Utama
Pasien mengatakan muntah darah sudah tiga kali saat di
rumah. Saat ini masih merasa lemas, pusing dan kurang
nafsu makan.
 Riwayat Penyakit Sekarang
Keluarga pasien mengatakan awalnya pasien mengalami
demam sejak tanggal 20 Juni 2018, pada keesokan harinya
tanggal 21 Juni 2018 pukul 02.00 Wita. An. A.S dibawa ke
rumah sakit karena saat di rumah An. A.S muntah darah
sudah tiga kali dan melena dua kali. Saat di IGD pasien
sudah tidak mengalami melena lagi hanya mengalami
muntah darah satu kali. Banyaknya cairan yang dikeluarkan
melalui muntahan kira-kira 10 Liter (3 kali muntah).
Keadaan umum: saat ini pasien mengalami sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital : Suhu 36.20C, Nadi 68x/menit (lemah),
pernapasan 28x/menit
 Riwayat penyakit dahulu
Orang tua mengatakan pada waktu kecil An. A.S pernah
mengalami penyakit dimana ditemukan adanya massa pada
abdomen kanan bawah. An. A.S langsung dibawa ke rumah
sakit untuk diperiksa. Saat itu An. A.S hanya mengonsumsi
obat-obatan tradisional. Pasien juga tidak alergi terhadap
obat-obatan namun hanya alergi terhadap makanan. Pasien
juga tidak pernah mengalai kecelakaan. Status imunisasi
dasar lengkap.

3. Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran

12
 Prenatal : Ibu An. A.S melakukan pemeriksaan kehamilan di
Puskesmas Boking sebanyak dua kali. Pada masa kehamilan,
sakit yang biasa dirasakan ibu seperti mual dan sakit kepala.
 Intranatal : Ibu bersalin dirumah dengan usia kehamilan 32
minggu dan ditolong oleh dukun dengan jenis persalinan
spontan. Saat ibu melahirkan, bayi langsung menangis dengan
berat badan bayi 2000 gram dan kulit berwarna merah.
 Postnatal : Bayi mendapat ASI sampai dengan usia 1 tahun dan
pada usia 6 bulan bayi sudah mendapatkan makanan
pendamping ASI.
4. Pengkajian Pola Fungsional Gordon
 Riwayat kesehatan Keluarga

 Riwayat Sosial
Orang yang mengasuh : pasien diasuh oleh orang tuanya
sendiri
Hubungan dengan anggota keluarga : baik, mereka hidup
rukun dan saling menolong.
Hubungan anak dengan teman sebaya : baik, An. A.S selalu
bersikap baik dengan teman-teman sebayanya.
Pembawaan secara umum : An. A.S menghormati orang
yang lebih tua dan suka membantu
Lingkungan rumah : An. A.S tinggal di lingkungan rumah
yang ramah.
 Pola Nutrisi :
An. A.S menyukai semua jenis makanan dengan selera
makan nya juga baik. Biasanya ia makan menggunakan

13
peralatan makan seperti piring dan sendok. Jadwal makan
An. A.S tidak menentu karena ketika ia merasa lapar ia
dapat langsung makan.
 Pola Istirahat dan tidur :
Biasanya An. A.S tidur malam pada jam 21.00 dan akan
bangun pada 06.00 sesekali ia terbangun karena merasa
ingin berkemih. Sebelum tidur biasanya ia selalu berdoa.
 Personal hygiene : sebelum sakit An. A.S biasanya mandi
dua kali dalam sehari. Namun pada saat sakit ia hanya
mandi sekali dalam sehari terkadang juga ia hanya di lap
badannya oleh orang tua nya. An. A.S juga selalu mencuci
rambutnya dua kali dalam seminggu namun saat sakit ia
belum pernah mencuci rambutnya sehingga tampak kotor
dan teraba lengket. An. A.S selalu menyikat giginya setiap
hari, ia juga akan menggunting kukunya ketika sudah
panjang. Namun disaat sakit ia tidak menggunting kukunya
sehingga kukunya tampak panjang dan kotor.
 Aktivitas bermain : saat ini aktivitas bermain An. A.S
terbatas karena kondisi fisik yang lemah dan ia juga tidak
memiliki teman bermain dirumah sakit.
 Eliminasi (urin dan bowel) : pola eliminasi urine An. A.S
biasanya 3-4x dalam sehari. Sementara eliminasi bowel 1-
2x dalam sehari.

5. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : tampak pucat dan lemah.
 Tinggi Badan : 124cm
 BB
saat ini : 18 Kg BB
sebelum sakit : 24 Kg BB
 Status Gizi : Gizi kurang
 Kepala

14
Lingkar Kepala : 50 cm, An. A.S tidak hidrosefalus
Ubun-ubun anterior : tertutup
Ubun-ubun posterior : tertutup
 Leher : An. A.S tidak mengalami kaku kuduk
Pembesaran limfe : Tidak ada pembesaran limfe
 Mata
Konjungtiva : Tampak anemis
Sklera : Sklera berwarna putih
 Telinga :
Simetris dan tampak kotor, tidak ada gangguan pendengaran,
adanya sekresi serumen dan tidak ada nyeri tekan.
 Hidung :
bentuk simetris, adanya sekret, adanya nares, tidak ada polip
 Mulut :
mukosa tampak kering dan mulut tampak kotor
 Lidah :
lidah tampak lembab dan kotor
 Gigi : tampak kotor
 Dada :
bentuk dada simetris, lingkar dada 60 cm
 Jantung :
suara jantung lup dup, tidak ada pembesaran jantung
 Paru-paru : auskultasi paru vesikuler
 Abdomen :
palpasi abdomen teraba keras, dengan lingkar perut 68 cm
 Genitalia : bersih dan tidak ada pemasangan kateter
 Ekstremitas : pergerakan sendi normal, tidak ada fraktur.

6. Informasi Lain
- Pengetahuan orang tua Orang tua mengatakan hanya
mengetahui penyakit yang dialami anaknya yaitu anemia

15
karena telah di sampaikan oleh dokter, namun tidak
mengetahui pengertian, penyebab, pencegahan dan penanganan
anak dengan anemia.
- Persepsi orang tua terhadap penyakit anaknya Orang tua
menerima terhadap sakit yang dialami anaknya namun orang
tua merasa khawatir dan cemas karena belum adanya diagnosa
dokter yang pasti mengenai penyakit anaknya.

7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Hasil
Hemoglobin 6,0
Neutrofil 73,4%
Eritrosit 2,71
Trombosit 71
Hematokrit 19 %

8. Data fokus

Data subjektif
- Klien mengatakan muntah darah sudah 3 kali saat di rumah
- Klien mengatakan lemas, pusing dan nafsu makan kurang
- Klien mengatakan merasa mual saat makan sehingga tidak
nafsu makan
- Keluarga pasien mengatakan saat pasien sakit ia jarang mandi
ataupun dimandikan

Data objektif
 Konjungtiva klien tampak pucat serta bibir pasien pucat
 Klien hanya menghabiskan setengah porsi makan yang
disediakan
 Tinggi badan klien 124 cm, berat badan 18 kg dan lingkar perut
68 cm

16
 Kulit klien tampak kotor, rambut kotor dan lengket, gigi dan
lidah kotor
 Hemoglobin klien 6,0 g/dl

9. Masalah keperawatan dan pohon masalah


a) Perfusi perifer tidak efektif
b) Defisit nutrisi
c) Defisit perawatan diri

10. Analisis data


DS
- Klien mengatakan muntah darah sudah 3 kali saat di rumah
- Klien mengatakan lemas, pusing dan nafsu makan kurang
- Klien mengatakan merasa mual saat makan sehingga tidak
nafsu makan
- Keluarga pasien mengatakan saat pasien sakit ia jarang mandi
ataupun dimandikan
DO
 Konjungtiva klien tampak pucat serta bibir pasien pucat
 Klien hanya menghabiskan setengah porsi makan yang
disediakan
 Tinggi badan klien 124 cm, berat badan 18 kg dan lingkar perut
68 cm
 Kulit klien tampak kotor, rambut kotor dan lengket, gigi dan
lidah kotor
 Hemoglobin klien 6,0 g/dl

17
ANALISIS DATA

N DATA KLIEN ETIOLOGI MASALAH


O KEPERAWATAN
1. DS: defisiensi B12, Perfusi perifer tidak
 Klien mengatakan asam folat,besi efektif
lemas, pusing dan
nafsu makan kurang Hb berkurang
 Klien mengatakan
muntah darah sudah 3 Anemia
kali saat di rumah
SSP
DO :
 Konjungtiva klien Gangguan perfusi
tampak pucat serta jaringan
bibir pasien pucat
 Hemoglobin klien 6,0
g/dl

2. DS : defisiensi B12, Defisit nutrisi


 Klien mengatakan asam folat,besi
merasa mual saat
makan sehingga tidak Hb berkurang
nafsu makan
DO Anemia
 Klien hanya
menghabiskan Gastrointestinal

18
setengah porsi makan
yang disediakan Kerja lambung
 Tinggi badan klien menurun
124 cm, berat badan
18 kg dan lingkar Asam lambung
perut 68 cm meningkat

Anoreksia

Defisit nutrisi
3. DS : defisiensi B12, Defisit perawatan
 Keluarga pasien asam folat,besi diri
mengatakan saat
pasien sakit ia jarang Hb berkurang
mandi ataupun
dimandikan Anemia
DO:
 Kulit klien tampak Hipoksia
kotor, rambut kotor
dan lengket, gigi dan Mekanisme aneorob
lidah kotor
ATP berkurang

kelelahan

defisit perawatan
diri

B. Diagnosa keperawataan
1) Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan
konsentrasi hemoglobin dibuktikani dengan klien lemas, tidak
nafsu makan, konjungtifa klien pucat serta bibir pucat.

19
2) Difisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan dibuktikan dengan klien Klien mengatakan merasa mual
saat makan sehingga tidak nafsu makan.
3) Difisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan dibuktikan
dengan tidak mampu mandi, rambut tampak kotor dan lengket, gigi
dan lidah kotor

C. Intervensi keperawatan
N DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
O KRITERIA HASIL
1. Perfusi perifer tidak 
Monitor Vital
Sign
efektif berhubungan Setelah dilakukan  Periksa sirkulasi
dengan penurunan intervensi 2 x 24 jam perifer(mis.
konsentrasi Nadi perifer,
diharapkan perfusi edema,
hemoglobin perifer meningkat pengisian
kalpiler, warna,
ditandai dengan : suhu, angkle
brachial index)
- Warna bibir  Monitor panas,
tidak pucat kemerahan,
- Lemas nyeri atau
menurun bengkak pada
ekstremitas

2. Difisit nutrisi  Identifikasi


status nutrisi
berhubungan Setelah dilakukan  Identifikasi
dengan intervensi 2 x 24 jam makanan yang
ketidakmampuan disukai
diharapkan status
 Monitor asupan
menelan makanan nutrisi klien membaik makanan
 Sajikan
ditandai dengan :
makanan secara
menarik dan
- Nafsu makan suhu yang
membaik sesuai
 Menimbang
- Frekuensi berat badan

20
makan pasien setiap
hari pada waktu
membaik
yang sama

3. Difisit perawatan  Identifikasi


diri berhubungan Setelah dilakukan kebutuhan alat
dengan kelemahan intervensi 2 x 24 jam bantu
diharapkan perawatan kebersihan
diri meningkat ditandai diri,berpakaian,
dengan : berhias dan
makan.
- Kemampuan
 Monitor tingkat
mandi
kemandirian
meningkat
 Fasilitasi
- Kemampuan
kemandirian,
mengenakan
bantu jika tidak
pakaian
mampu
meningkat
melakukkan
- Melakukan
merawat diri.
perawatan diri
 Anjurkan
meningkat
melakukkan
perawatan diri
sesuai
kemampuan

D. Implementasi dan evaluasi keperawatan


Tanggal/ Diagnosa Implementasi Evaluasi (SOAP) Paraf
Keperawatan
Jam Keperawatan

21
Senin, 25 Perfusi perifer S:
Juni tidak efektif
1. Memonitor Vital Sign Pasien mengatakan
2018
2. Memeriksa Sirkulasi tidak merasa gatal dan
09.00
Perifer demam
WITA
3. Memonitor panas,
O:
kemerahan, nyeri atau
bengkak pada Suhu : 36.4C
ekstremitas
Nadi : 68x/mnt

Tidak ada kemerahan


di badan

Hasil lab : Hb 6,7 g/dL

A:

Masalah Perfusi perifer


tidak efektif belum
teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan.

S : Pasien mengatakan
Defisit
Selasa, 1. Memoonitor tingkat merasa bersih dan
Perawatan Diri
26 Juni kemandirian segar setelah selesai
2. Memfasilitasi mandi
2018
kemandirian, bantu
09.00 O: Pasien tampak
jika tidak mampu
WITA bersih, kulit tidak
melakukkan
lengket, kuku tampak
merawat diri.
pendek dan bersih.
3. Menganjurkan

22
melakukkan A: masalah defisit
perawatan diri perawatan teratasi

P:

Intervensi dihentikan

Defisit Nutrisi S: pasien mengatakan

Selasa, tidak ada nafsu makan.


26 Juni
1. Mengidentifikasi
O : hanya dapat
status nutrisi
2018 2. Memonitor asupan menghabiskansetengah
11.00 makanan
dari porsi makan yang
3. Mensajikan
WITA makanan secara disediakan (nasi dan
menarik dan suhu
lauk), berat badan
yang sesuai
4. Menimbang berat pasien 18 kg, tinggi
badan pasien setiap
badan pasien 124 cm.
hari pada waktu
yang sama
A : Masalah defisit
nutrisi belum teratas

P : Intervensi di
lanjutkan

23
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pengkajian An. A.S masuk rumah sakit pada tanggal 21
Juni 2018 dengan alasan muntah darah sudah tiga kali dan melena sudah
dua kali saat di rumah pada tanggal 20 Juni 2018. Saat ini An. A.S
mengeluh badan terasa lemas (CRT >2 detik, konjungtiva anemis dan bibir
pucat). Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan data kulit pasien
tampak kotor dan lengket, rambut kotor, kuku jari tangan juga panjang dan
kotor. Saat ini pasien juga tidak ada nafsu makan sehingga porsi makan
yang disediakan tidak dapat dihabiskan oleh An. A.S (6 sendok makan
sehingga dari hasil pengkajian didapatkan diagnosa utama yang dapat
mengancam kehidupan yaitu perfusi perifer tidak efektif. Diagnosa yang
dapat mengancam kesehatan yaitu defisit nutrisi dan defisit perawatan diri:
mandi , maka dibuat suatu perencanaan keperawatan agar dapat mengatasi
masalah yang dihadapi An. A.S seperti memberikan produk darah sesuai
instruksi dokter dan juga mengobservasi sumber kehilangan cairan pada
pasien, sementara pada diagnosa yang kedua yaitu defisit nutrisi adalah
menimbang berat badan pasien setiap hari pada waktu yang sama dan juga
menganjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan yang mengandung zat
besi. Pada diagnosa yang ketiga yaitu defisit perawatan diri mandi maka
perlu adanya bantuan bagi pasien dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
Implementasi dibuat sudah berdasarkan intervensi yang telah ditetapkan
sehingga evaluasi pada An. A.S dapat teratasi.

24
B. Saran
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada
An.A.S maka mahasiswa memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Dalam pemberian asuhan keperawatan dapat digunakan pendekatan
proses keperawatan anak serta perlu adanya partisipasi keluarga karena
keluarga merupakan orang terdekat pasien yang tahu perkembangan
dan kesehatan pasien.
2. Dalam memberikan tindakan keperawatan tidak harus sesuai dengan
apa yang ada pada teori, akan tetapi harus sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan pasien serta menyesuaikan dengan kebijakan dari rumah
sakit
3. Dalam memberikan asuhan keperawatan setiap pengkajian, diagnosa,
perencanaan, tindakan dan evaluasi perlu di dokumentasikan dengan
baik.

25
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:Dewan


Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:Dewan


Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:Dewan


Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Betz Cecily & Linda Sowden.2002.Keperawatan Pediatri Edisi 3.Jakarta:EGC

Betz Cecily & Sowden Linda.2009.Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi


5.Jakarta:EGC

Capernito.1999.Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi Keperawatan


Edisi 2.Jakarta:EGC http://scribd.com/document/248448707/Pathway-Anemia
(diakses pada tanggal 18 Januari 2021)

26

Anda mungkin juga menyukai