HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
DAFTAR PUSTAKA
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
D. Latar Belakang
Anemia adalah sebuah kondisi dimana kadar hemoglobin seseorang
kurang dari 11g/dl pada trimester pertama dan ke tiga, dan kurang dari 10,5
g/dl pada trimester kedua. Hemoglobin merupakan zat warna yang terdapat
dalam sel darah merah dan berguna untuk mengangkut oksigen dan karbon
dioksida dalam tubuh , hemoglobin adalah ikatan protein, garam besi, zat
warna. Sebagian besar ibu hamil akan mengalami beberapa tingkat anemia
karena zat besi di butuhkan untuk menghasilkan sel darah merah pada janin.
Anemia bisa muncul selama kehamilan karena kekurangan asam folat. Saat
kehamilan, anemia dapat di cegah dan di obati dengan menggunakan zat besi
dan suplemen asam folat (Winarsih, 2018)
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi,
dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah, bahkan
murah.Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan
pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia.Menurut
WHO, kejadian anemia kehamilan berkisar antara 20 dan 89% dengan
menetapkan Hb 11 g% (g/dl) sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di
Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Hoo swie tjiong menemukan
angka anemia kehamilan 3,8% pada trimester 1,13,6% trimester II, dan 24,8%
pada trimester III. (Luh Seri, 2018)
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu,
baik dalam kehamilan, persalinan maupun dalam nifas dan masa selanjutnya.
Berbagai penyulit dapat timbul akibat anemia, seperti :Abortus, Partus
prematurus, Partus lama karena inertia uteri, Perdarahan post partum karena
atonia uteri, Syok, Infeksi, baik intrapartum maupun postpartum;Anemia
yang sangat berat dengan HB kurang dari 4 g/100 ml dapat menyebabkan
dekompensasi kordis (Proverawati, 2017).
3
E. Prioritas Masalah
Pada kegiatan surveilens dan screening di Puskesmas Kota Metro,
advokasi dilakukan kepada Kepala Puskesmas selaku preseptor juga tenaga
pelaksana gizi selaku CI. Hal ini disampaikan meliputi lama kegiatan, macam
dan ragam kegiatan serta dukungan yang diperlukan. Berkaitan dengan
kegiatan surveilens berupa pengumpulan data sekunder Puskesmas.
6
F. Rencana Persiapan
a. Bahan dan Alat Penyuluhan
- Materi Anemia
- LCD
- Flipchart
- Spidol
- Kertas
b. Data
- Prevalensi Anemia di Indonesia
- Prevalensi Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Metro
c. Tenaga
Narasumber kepala Kesehatan Masyarakat, Pengawai Dinas Kesahatan.
d. Biaya
Biaya akan di ambil dari biaya program Puskesmas Kota Metro.
e. Surveilen Gizi buruk
Pelaksanaan pemantauan wilayah kerja puskesmas Kota Metro.
f. Advokasi dan sosialisasi penanggulangan Anemia.
g. Manajemen program dan pelatihan petugas.
7
8
BAB II
TUJUAN ADVOKASI
C. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan advokasi pada pimpinan institusi.
terhadap rencana praktek kegizian yang akan dilakukan, dapat menambah
pengalaman untuk melakukan advokasi selanjutnya, serta dapat menurunkan
angka prevalensi anemia di puskesmas Kota Metro.
D. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan cakupan deteksi dini anemia melalui pemeriksaan di
Puskesmas.
2. Meningkatkan cakupan dan kualitas tatalaksana anemia di puskesmas
3. Menyediakan Tablet besi kepada ibu hamil yang anemia.
4. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang makanan sumber zat besi
yang bagus untuk di konsumsi.
9
BAB III
MANFAAT HASIL YANG AKAN DICAPAI
BAB IV
PELAKSANAAN ADVOKASI
C. Tinjauan Program
Seluruh rangkaian praktek kerja lapangan di advokasi kepada
preseptor secara sistematis. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan sampaikan
antara lain yang berbentuk mengarah kepada dukungan perbaikan
penaggulangan masalah gizi buruk. Karenanya peran supervisor dari
akademik menjadi hal yang sangat penting.
Pelaksanaan Program yang menjadi prioritas meliputi :
1. Pelaksanaan Surveilans gizi, yaitu melihat data sekunder yang ada di
arsip puskesmas. Kemudian di peresentasekan untuk medapatkan hasil
interpretasi data.
2. Pelaksanaan screening gizi dengan sasaran pada ibu hamil.
3. Pelaksanaan penanggulangan kepada ibu hamil yang anemia.
4. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan anemia diwilayah kerja Puskesmas
Kota Metro.
D. Pelaksanaan Program
Langkah-langkah kegiatan pelaksanaan program di Puskesmas Kota
Metro yaitu sebagai berikut :
1. Melakukan advokasi tentang program penanggulangan kasus anemia
pada ibu hamil yang akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kota
Metro.
2. Melaksanakan surveilans dengan acuan data sekunder dari arsip
puskesmas.
3. Melakukan screening gizi terhadap ibu hamil dengan melakukan
pemerikaan status anemia ibu hamil setiap bulan di posyandu.
4. Dari hasil surveilans dan screening gizi, ditemukan masalah. Untuk
memperkecil atau menghilangkan masalah dilakukan intervesi dengan
cara melakukan asuhan gizi dan diklat (pendidikan dan pelatihan).
11
BAB V
ASUMSI ADVOKASI
C. Asumsi Positif
- Mahasiswa bisa melakukan advokasi kepada Kepala Puskesmas dan
mempersiapkan laporan advokasi serta intervensi.
- Terjalinnya kerja sama yang baik dengan semua mitra terkait sehingga
diperoleh komitmen yang baik yang dapat menujang kegiatan.
D. Asumsi Negatif
- Adanya kesalahan dan perbedaan persepsi terhadap permasalahan yang
timbul.
- Belum terciptanya kerja sama yang baik antara mahasiswa dengan mitra
di wilayah kerja puskesmas Batoh dikarenakan kurangnya komunikasi
awal sebelum advokasi dilaksanakan.
- Terbatasnya waktu pelaksanaan advokasi dikarenakan minimnya waktu
pembimbing, CI dan peserta advokasi.
13
BAB VI
ORGANISASI
C. Struktur
- Ketua panitia : Ni Made Ari S
- Anggotta : Ani
D. Tugas panitia
No Tugas Nama
1. Moderator Ani
2. Presentator Ni Made Ai S
3. Seksi persiapan Nita
14
BAB VII
JADWAL KEGIATAN
BAB VIII
PLAN OF ACTION
C. Urutan Kegiatan
D. Rangkaian Kegiatan
No Kegiatan I II III IV V VI
1. Pembukaan
2. Advokasi I
3. Sceening Gizi
4. Advokasi II
5. Surveilans gizi
6. Advokasi III
7. Rencana Diklat
8. Advokasi IV
9. Diklat Gizi
10. Advokasi V
11. Penanggulangan Anemia
12. Penutupan
E. Rincian Kegiatan
No Kegiatan Lokasi Sasaran target Waktu Penanggung
pelaksanaan jawab
1 Melakukan Puskesmas Kepala 100% Minggu Mahasiswi
Advokasi pusksesmas tercapai pertama
dengan Kepala sampai
Puskesmas minggu
16
terakhir
2 Pengumpulan Puskesmas Ibu hamil 100% Minggu Mahasiswi
data screening /posyandu tercapai pertama
ibu hamil dan minggu
Pengumpulan kedua
data surveilans
3 Mengolah data Puskesmas Ibu hamil 100% Minggu Mahasiswi
screening dan tercapai pertama
surveilans dan minggu
kedua
4 Melakukan Desa Ibu hamil 100% Minggu Mahasiswi
penanggulangan yang tercapai kedua
anemia anemia sampai
dengan
minggu
ketiga
5 Melakukan Puskesmas TPG, 100% Minggu Mahasiswi
diklat gizi Kader, tercapai kedua
masyarakat sampai
minggu tiga
6 Membuat - Peserta/ 100% Minggu Mahasiswi
laporan PKL Mahasiswa tercapai pertama
sampai
minggu
ketiga
17
BAB IX
NETWORK PLANNING
BAB X
RENCANA PENILAIAN
BAB XI
RENCANA TINDAK LANJUT
Berdasarkan hasil data screening gizi data surveilance gizi akan diolah
secara manual menggunakan excel dan hasil tersebut akan direncanakan
membuat kegiatan tindak lanjut berdasarkan permasalahan yang didapat
dalam wilayah kerja Puskesmas Kota Metro seperti asuhan gizi individu dan
diklat.
21
DAFTAR PUSTAKA
Fahonah Siti, 2016. Gizi & kesehatan untuk ibu hamil kajian teori dan
aplikasinya. Semarang: Erlangga
KemenkesRI, 2018. Pedoman pencegahan dan penanggulangan anemia pada
remaja putri dan wnaita usia subur (WUS). Jakarta: KemenkesRI
Luh Seri, 2018. Buku saku anemia defisiensi besi masa prahamil & hamil.
Jakarta: EGC
Proverawati, Atikah. 2017. Anemia dan anemia kehamilan.Yogyakarta : Nuha
Medika
Winarsih, 2018. Pengantar ilmu gizi dalam kebidanan. Yogyakarta:
Pustakabarupress