PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alat reproduksi wanita merupakan alat akhir yang dipengaruhi oleh
sistem hormonal yang kompleks. Sistem hormonal pada tubuh manusia
merupakan sistem lingkaran yang tidak pernah putus selama hidup sampai
mencapai menopause. Sebagai puncak kedewasaan, wanita mulai mengalami
perdarahan rahim pertama yang disebut menstruasi, menstruasi pada awalnya
terjadi secara tidak teratur sampai mencapai umur 18 tahun setelah itu sudah
teratur. (Manuaba, 2009)
Menurut data WHO (2012), didapatkan kejadian sebesar 1.769.425
jiwa (90%) wanita yang mengalami dismenorea dengan 10 - 15% mengalami
dismenorea berat. Di Malaysia prevalensi dismenorea pada remaja sebanyak
62,3% (Ningsih, 2011). Sedangkan Di Indonesia angka kejadian dismenorea
terdiri dari 54,89% dismenorea primer dan 9,36% dismenorea sekunder
(Purnamasari, 2013)
Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar. Lebih dari
50% perempuan di setiap Negara mengalami nyeri menstruasi. Di Amerika
angka persentasenya sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%, sementara di
Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang
tersiksa oleh nyeri selama menstruasi. Angka kejadian (prevalensi) nyeri
menstruasi berkisar 45-95% di kalangan wanita usia produktif. Walaupun
pada umumnya tidak berbahaya, namun seringkali dirasa mengganggu bagi
wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri dan kadar gangguan tentu tidak
sama untuk setiap wanita. Ada yang masih bias bekerja (sesekali sambil
meringis), adapula yang tidak sanggup beraktifitas karena nyerinya
(Proverawati, 2009).
Di Indonesia angka kejadian dismenorea sebesar 64.25 % yang terdiri
dari 54,89% dismenorea primer dan 9,36 % dismenorea sekunder (Info sehat,
2008). Angka kejadian dismenorea tipe primer di Indonesia adalah sekitar
1
2
B. Prioritas Masalah
Pada kegiatan surveilens dan screening di SMA N 1 Bengkunat
Belimbing, advokasi dilakukan kepada Kepala Sekolahselaku preseptor juga
tenaga pelaksana gangguan menstruasi selaku CI. Hal ini disampaikan
meliputi lama kegiatan, macam dan ragam kegiatan serta dukungan yang
diperlukan. Berkaitan dengan kegiatan surveilens berupa pengumpulan data
sekunder Sekolah. Karenanya izin kepala Puskemas selaku pimpinan institusi
sangatlah penting seraya menjelaskan bahwa dari rangkaian data tersebut
dapat diketahui persoalan yang berpotensi muncul.
Kegiatan screening lebih menfokuskan kegiatan outdoor antara lain
berpartisipasi dalam kegiatan disekolahdimaksudkan untuk pengumpulan data
gangguan menstruasi yang gangguan menstruasi.
Jika dalam interpretasi data pada kegiatan surveilans dan screening
gangguan menstruasi terdapat masalah, maka tindak lanjut dalam mengatasi
hal ini yaitu membuat pendidikan dan pelatihan sesuai dengan masalah yang
terdapat diwilayah kerja SMA N 1 Bengkunat Belimbing .
C. Rencana Persiapan
a. Bahan dan Alat Penyuluhan
- Materi Gangguan menstruasi
- LCD
- Flipchart
- Spidol
- Kertas
5
b. Data
- Prevalensi Gangguan menstruasidi Indonesia
- Prevalensi gangguan menstruasidi Wilayah Kerja SMA N 1 Bengkunat
Belimbing
c. Tenaga
Narasumber kepala sekolah, Pengawai Dinas Kesahatan.
d. Biaya
Biaya akan di ambil dari biaya program SMA N 1 Bengkunat Belimbing .
e. Surveilen kesehatan masyarakat
Pelaksanaan pemantauan wilayah kerja SMA N 1 Bengkunat Belimbing .
f. Advokasi dan sosialisasi penanggulangan hipertensi.
g. Manajemen program dan pelatihan petugas.
6
BAB II
TUJUAN ADVOKASI
A. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan advokasi pada pimpinan institusi.
terhadap rencana praktek kegangguan menstruasian yang akan dilakukan,
dapat menambah pengalaman untuk melakukan advokasi selanjutnya, serta
dapat menurunkan angka prevalensi gangguan menstruasidi SMA N 1
Bengkunat Belimbing .
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan cakupan deteksi dini gangguan menstruasi melalui
pemeriksaan di Sekolah.
2. Meningkatkan cakupan dan kualitas tatalaksana gangguan menstruasi di
sekolah
3. Meningkatkan pengetahuan gangguan menstruasi tentang makanan sumber
zat besi yang bagus untuk di konsumsi.
7
BAB III
MANFAAT HASIL YANG AKAN DICAPAI
BAB IV
PELAKSANAAN ADVOKASI
A. Tinjauan Program
Seluruh rangkaian praktek kerja lapangan di advokasi kepada
preseptor secara sistematis. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan sampaikan
antara lain yang berbentuk mengarah kepada dukungan perbaikan
penaggulangan masalah kesehatan masyarakat. Karenanya peran supervisor
dari akademik menjadi hal yang sangat penting.
Pelaksanaan Program yang menjadi prioritas meliputi :
1. Pelaksanaan Surveilans kesehatan, yaitu melihat data sekunder yang ada
di arsip sekolah. Kemudian di peresentasekan untuk medapatkan hasil
interpretasi data.
2. Pelaksanaan screening gangguan menstruasi dengan sasaran pada
gangguan menstruasi.
3. Pelaksanaan penanggulangan kepada gangguan menstruasi yang
gangguan menstruasi.
4. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan gangguan menstruasi diwilayah
kerja SMA N 1 Bengkunat Belimbing .
B. Pelaksanaan Program
Langkah-langkah kegiatan pelaksanaan program di SMA N 1
Bengkunat Belimbing yaitu sebagai berikut :
1. Melakukan advokasi tentang program penanggulangan kasus gangguan
menstruasi pada remaja putri yang akan dilaksanakan di wilayah kerja
SMA N 1 Bengkunat Belimbing .
2. Melaksanakan surveilans dengan acuan data sekunder dari arsip sekolah.
3. Melakukan screening gangguan menstruasi terhadap gangguan
menstruasi dengan melakukan pemerikaan status gangguan menstruasi
gangguan menstruasi setiap bulan.
9
BAB V
ASUMSI ADVOKASI
A. Asumsi Positif
- Mahasiswa bisa melakukan advokasi kepada Kepala Sekolahdan
mempersiapkan laporan advokasi serta intervensi.
- Terjalinnya kerja sama yang baik dengan semua mitra terkait sehingga
diperoleh komitmen yang baik yang dapat menujang kegiatan.
B. Asumsi Negatif
- Adanya kesalahan dan perbedaan persepsi terhadap permasalahan yang
timbul.
- Belum terciptanya kerja sama yang baik antara mahasiswa dengan mitra
di wilayah kerja sekolahBatoh dikarenakan kurangnya komunikasi awal
sebelum advokasi dilaksanakan.
- Terbatasnya waktu pelaksanaan advokasi dikarenakan minimnya waktu
pembimbing, CI dan peserta advokasi.
11
BAB VI
ORGANISASI
A. Struktur
- Ketua panitia :
- Anggotta :
B. Tugas panitia
No Tugas Nama
1. Moderator
2. Presentator
3. Seksi persiapan
12
BAB VII
JADWAL KEGIATAN
BAB VIII
PLAN OF ACTION
A. Urutan Kegiatan
B. Rangkaian Kegiatan
No Kegiatan I II III IV V VI
1. Pembukaan
2. Advokasi I
3. Sceening Gangguan
menstruasi
4. Advokasi II
5. Surveilans kesehatan
6. Advokasi III
7. Rencana Diklat
8. Advokasi IV
9. Diklat Gangguan
menstruasi
10. Advokasi V
11. Penanggulangan
Gangguan menstruasi
12. Penutupan
14
C. Rincian Kegiatan
No Kegiatan Lokasi Sasaran target Waktu Penanggung
pelaksanaan jawab
1 Melakukan Sekolah Kepala 100% Minggu Mahasiswi
Advokasi sekolah tercapai pertama
dengan Kepala sampai
Sekolah minggu
terakhir
2 Pengumpulan Sekolah/posyandu Gangguan 100% Minggu Mahasiswi
data screening menstruasi tercapai pertama
gangguan dan minggu
menstruasi kedua
Pengumpulan
data surveilans
3 Mengolah data Sekolah Gangguan 100% Minggu Mahasiswi
screening dan menstruasi tercapai pertama
surveilans dan minggu
kedua
4 Melakukan Desa 100% Minggu Mahasiswi
penanggulangan tercapai kedua
gangguan sampai
menstruasi dengan
minggu
ketiga
5 Melakukan Sekolah 100% Minggu Mahasiswi
diklat gangguan tercapai kedua
menstruasi sampai
minggu tiga
6 Membuat - 100% Minggu Mahasiswi
laporan PKL tercapai pertama
sampai
minggu
ketiga
15
BAB IX
NETWORK PLANNING
BAB X
RENCANA PENILAIAN
BAB XI
RENCANA TINDAK LANJUT