TEMA
Oleh :
EVI EFRIYANI
17420018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi dalam kehamilan adalah pengukuran tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg pada masa kehamilan. Pengukuran
dilakukan minimal 2 kali selang 4 jam. Pengertian lain terdahulu yaitu
peningkatan darah sistolik sebanyak 30 mmHg atau diastolik sebanyak 15 mmHg
sudah tidak lagi digunakan (Cunningham et al., 2014)..
Salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu adalah hipertensi dalam
kehamilan dengan prevalensi sebesar 24% (World Health Organization, 2015). Di
Indonesia, hipertensi dalam kehamilan juga termasuk kedalam tiga penyebab
utama kematian ibu, yaitu mencakup 25% dari seluruh penyebab kematian ibu.
Kejadian hipertensi dalam kehamilan mengalami kenaikan dari 21,5% pada tahun
2010 menjadi 27,1 % pada tahun 2013 (Kementerian Kesehatan, 2015).
Hasil dari SDKI tahun 2012, menyatakan bahwa sepanjang tahun 2007-2012
kasus kematian ibu melonjak naik. Pada tahun 2012 AKI mencapai 359 per
100.000 penduduk atau meningkat sekitar 57% bila dibandingkan dengan kondisi
pada tahun 2007, yaitu sebesar 228 per 100.000 penduduk. Angka kematian ibu
disebabkan oleh perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, infeksi, partus
lama/macet, dan abortus. Pada tahun 2010, angka kematian ibu di Indonesia
tertinggi disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan sebanyak 32%, 31%
dikarenakan komplikasi purperium, 20% karena perdarahan. Data situasi
2
Angka Kematian Ibu (AKI) yang merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan, sampai saat ini masih tinggi di Indonesia dan jauh
berada di atas negara ASEAN lainnya.jika dibandingkan AKI Singapura yaitu 6
per 100.000 kelahiran hidup, AKI Malaysia mencapai 160 per 100.000 kelahiran
hidup. Bahkan AKI Vietnam sama seperti Negara Malaysia, sudah mencapai 160
per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 33
per 100.000 per kelahiran hidup, sedangkan di Indonesia 228 per 100.000
kelahiran hidup. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang
ditentukan dalam tujuan pembagunan Millennium Development Goals(MDG’S)
yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun
2015 adalah mengurangi sampai ¾ risiko jumlah kematian ibu (Depkes RI, 2007).
Hipertensi berada pada persentase kedua penyebab kematian ibu yaitu (24%),
kejang bisa terjadi pada pasien dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) yang
tidak terkontrol saat persalinan. Hipertensi dapat terjadi karena kehamilan dan
akan kembali normal bila kehamilan sudah berakhir. Namun ada juga yang tidak
kembali normal setelah bayi lahir. Kondisi ini akan menjadi lebih berat bila
hipertensi sudah diderita ibu sebelum masa kehamilan (SDKI, 2007).
Berdasarkan Data Profil Kesehatan Provinsi Lampung, terjadi kurang lebih 314
kelahiran dan sekitar 20% masih mengalami komplikasi yang menyebabkan
morbiditas dan mortalitas bagi ibu dan bayi. Ini terbukti dari masih tingginya
3
angka Kematian ibu dan bayi di provinsi Lampung, pada tahun 2010 terjadi 135
kasus kematian ibu, 49 kasus di sebabkan perdarahan, 6 kasus infeksi dan 30 di
karenakan hipertensi dalam kehamilan (BKKBN, 2011). Sedangkan pada tahun
2012 terlihat bahwa kematian ibu dapat terjadi pada saat kehamilan, melahirkan,
dan nifas yaitu sebanyak 179 kasus, kasus kematian ibu terbesar (59,78%) terjadi
pada saat persalinan (Profil Kesehatan Lampung, 2012).
Menurut hasil penelitian Sri (2016) proporsi ibu bersalin dengan hipertensiyang
paling banyak adalah pada kelompok ibu yang pernah melahirkan > 3 kali yaitu
terdapat 74%. Menurut hasil penelitian Ridha (2013) menunjukkan adanya
hubungan dengan hipertensi antara tingkat stres yang dialami oleh ibu hamil yaitu
sebesar 47,6%.
Berdasarkan beberapa hal tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui faktor yang
berhubungan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di wilayah kerja
puskesmas.
4
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui hubungan antara umur ibu dengan kejadian hipertensi pada ibu
hamil di wilayah kerja puskesmas.
2. Mengetahui hubungan antara kualitas tidur ibu dengan kejadian hipertensi
pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas.
3. Mengetahui hubungan antara riwayat hipertensi Ibu dengan kejadian
hipertensi pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas.
4. Mengetahui hubungan antara paparan asap rokok dengan kejadian hipertensi
pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas.
5. Mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian hipertensi pada ibu
hamil di wilayah kerja puskesmas.
6. Mengetahui hubungan antara pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu
hamil di wilayah kerja puskesmas.
7. Mengetahui hubungan antara stres kehamilan dengan kejadian hipertensi ibu
hamil di wilayah kerja puskesmas.
8. Mencari variabel independen yang paling mempengarui kejadian hipertensi
pada ibu hamil.
Ruang lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang analisis Faktor Penyebab
Kejadian hipertensi Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2018.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan data primer dari kuesioner
yang dilakukan terhadap ibu hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas yang melakukan
pemeriksaan kehamilan.
5
Variabel penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu:
1. Variabel independent : umur ibu, riwayat hipertensi, paparan asap rokok,
paritas, kualitas tidur, pola makan dan stress
kehamilan
2.Variabel dependent : kejadian hipertensi pada ibu hamil
KEASLIAN PENELITIAN
1 Menurut hasil penelitian Yudhaputra (2016) tentang Analisis faktor yang
berhubungan dengan kejadian hipertensi pada kehamilan di Kota Manado.
Berdasarkan penelitian didapatkan dari 50 responden dengan riwayat
hipertensi pada keluarga 1 responden (2%) masuk ke dalam kategori
hipertensi stadium 1, 20 responden (40%) masuk ke dalam kategori pre-
hipertensi dan 29 responden (58%) yang normal. Simpulan: Berdasarkan
hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa riwayat hipertensi pada
keluarga sebagian besar tidak mempengaruhi angka kejadian hipertensi pada
ibu hamil
2 Menurut hasil penelitian Nelawati (2014) tentang hubungan faktor-faktor
Risiko dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil di Poli Klinik Obs-Gin
RSJ Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Kota Manado. Hasil : penelitian ini
didapatkan kejadian hipertensi ibu hamil pada umur <20 tahun 117 orang
(56,5%), pada primipara 109 (52,7%), dan pada riwayat hipertensi
(preeklamsi-eklamsi) 115 orang (55,6 %). Hasil bivariat yaitu terdapat
hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil (p=0,002),
terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
dengan nilai p=0,000 dan terdapat hubungan antara riwayat hipertensi
dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil dengan nilai p=0,002 (p<0,005).
3 Menurut hasil penelitian Reem Mustafa (2012) Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
Suli Kabupaten Luwu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden
yang mengalami hipertensi sebanyak 38 orang (53,4%) sedangkan yang
6
KERANGKA KONSEP
Umur Ibu,
Kejadian hipertensi
Riwayat Hipertensi,
Paparan Asap Rokok,
Paritas,
Kualitas tidur,
Pola makan
Stress Kehamilan
9
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif ini dilakukan dengan pendekatan
crosseksionalPengumpulan data dilakukandengan menggunakan Kuesioner dan
wawancara terpimpin
Lokasi Penelitian : Penelitian dilakukan diwilayah Kerja Puskesmas
Populasi: Seluruh Ibu Hamil Dengan Kejadian hipertensi di wilayah Kerja
Puskesmas
Definisi operasional
Tahapan Penelitian: Tahapan dalam penelitian ini adala dengan menyusun
proposal penelitian, membuat izin penelitian, melakukan pengumpulan data,
pengolahan data, analisa data dan penyusunan laporan.
Alat Ukur: lembar koesioner dengan cara wawancara
Analisa dan Interpretasi data
Analisa Univariat : Untuk menggambarkan karakteristik variabel yang diteliti
dalam bentuk distribusi frekuensi
Analisa Bivariat: Untuk mengetahui hubungan setiap variabel dan menggunakan
uji statistik Chi Square
Analisa Multivariat: Untuk melihat variabel yang paling dominan atau paling
berhubungan, uji statistik yang digunakan adalah conditional logistic regression
metode enter.