DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2 dan 3
PRESEPTOR AKADEMIK :
Ns. Fitrianola Rezkiki, M.Kep ( )
Ns. Imelda R Kartika, M.Kep ( )
PRESEPTOR KLINIK :
Ns. Deritawati, S.Kep ( )
Ns. Herlina, S.Kep ( )
Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup sel darah merah yang
merupakan kurang darah atau kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah
merah yang sehat atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik.
19,9% ringan, dan besar <5% normal (WHO, 2015). Menurut hasil Riskesdes
(2014) yang dikutip oleh (Listiani, 2016) data survey kesehatan rumah tangga
dilakukan tahun 2012 menyatakan bahwa penderita anemia usia 19-45 tahun
anemia paling tinggi terutama pada remaja putrim Kemenkes RI (2014) yang
Berdasarkan study lapangan selama tiga hari pada tanggal 3-5 Juni
2022 di ruang Interne di Rumah Sakit Umum Mayjen H.A Thalib Kota
Sungai Penuh Kabupaten Kerinci didapatkan data bahwa pasien dengan kasus
kebutuhan dasar. Dalam hal ini perawat memiliki peran sebagai care giver
Perawatan Interne Rumah Sakit Umum Mayjen H.A Thalib Kota Sungai
B. Tujuan Penulis
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
Anemia.
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Anemia
dewasa tidak hamil 30-40%, laki-laki dewasa 20-30%, dan anak-anak usia
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar
merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin yang
1) Hb < 10 gr/dl
diproduksi, termasuk sumsum tulang dan nodus limpa. Darah adalah organ
khusus yang berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan. Darah
10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Keadaan jumlah
darah pada tiap-tiap organ tidak sama, bergantung pada usia, pekerjaan
serta keadaan jantung atau pembuluh darah. Darah terdiri atas 2 kompunen
1) Plasma darah, bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air,
3) Eritrosit : sel darah merah (Sel Darah Merah ± reed blood cell
4) Leukosit : sel darah putih (Sel Darah Putih ± white blood cell).
termasuk sumsum tulang dan nodus limfa. Darah adalah organ khusus yang
berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan. Cairan darah tersusun
atas kompunen sel yang tersupensi dalam plasma darah. Sel darah terbagi
menjadi eritrosit (sel darah merah, normalnya 5 ribu per mm2 darah) dan
leukosit (sel darah putih, normalnya 5.000 sampai 10.000 per mm2
darah). Terdapat sekitar 500 sampai 1000 eritrosit tiap satu leukosit.
fragmen sel tak berinti yang disebut trombosit (normalnya 150.000 sampai
450.000 trombosit per mm2 darah). Komponen seluler darah ini normalnya
menyusun 40% sampai 45% volume darah. Fraksi darah yang ditempati
Volume darah manusia sekitar 7% sampai 10% berat badan normal dan
diabsorbsi oleh paru dan nutrisi yang diabsorbsi oleh traktus gastroinestinal
sampah yang dihasilkan oleh metabolisme sel ke paru, kulit, dan ginjal yang
akan di transformasi dan dibuang keluar dari tubuh. Darah juga membawa
fungsinya, darah harus tetap berada dalam keadan cairan normal. Karena
yang sangat peka yang diaktifkan setiap saat diperlukan untuk menyumbat
kebocoran pada pembuluh darah. Pembekuan yang berlebihan ini juga sama
dan air)
2) Trasportasi hormon menuju organ terget dan enzim menuju sel tubuh
pembekuan darah
B. Etiologi Anemia
hemoglobin)
4) Keracunan timah
5) Gangguan C hemoglobin
jiwa)
berlebihan.
Tanda dan gejala yang timbul pada anemia menurut (Nurarif & Kusuma,
2015):
6. Napas pendek.
7. Nyeri dada.
defisiensi besi
4. Keletihan
5. Kelemahan
6. Malaise umu
D. Patofisiologi Anemia
invasi tumor, atau akibat penyebab yang tidak diketahui. Lisis sel darah
merah terjadi dalam sel fagositik atau dalam sistem retikulo endotel,
dalam fagositi akan masuk aliran darah. Kapan sel darah merah mengalami
kencing. Pada dasar gejala anemia timbul karena dua hal, yaitu anoreksia
yang tidak di ketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan
atau hemolisis (dekstruksi), hal ini dapat terjadi akibat defek sel darah
merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal yang
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagostik atau
Konsentrasi normal nya 1 mg/dL atau kurang, bila kadar diatas 1,5 mg/dL
2014):
1) Anemia akibat produksi sel darah merah yang menurun atau gagal
terlalu sedikit atau sel darah merah yang diproduksi tidak berfungsi
dengan baik. Hal ini terjadi akibat adanya kelainan sel darah merah
anemia ini antara lain sabit sel anemia, gangguan sumsum tulang dan
batang sel anemia defisiensi zat besi, vitamin B12, dan folat, serta
Bila sel darah merah yang berada terlalu rapuh dan tidak
(2) Autoimun
trombosis.
F. Manifestasi Klinis
1. Pusing
2. Mudah berkunang-kunang
3. Lesu
4. Aktifitas kurang
5. Rasa mengantuk
6. Susah berkonsentrasi
7. Mudah lelah
8. Conjungtiva pucat
9. Gelisah
G. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda anemia umum: Pucat, takikardi, pulsus celer, suara
pembesaran jantung.
a. Pemeriksaan laboratarium
1) Tes penyaringan, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus
berikut ini:
elektroforesis Hb.
sitokimia.
G. Penatalaksanaan Anemia
penyebabna, yaitu:
a. Anemia apaplastik
Pada pasien dialisis harus ditangani dengan pemberian zat besi dan
asam folat. Kalau tersedia, dapat diberikan eritropoetin rekombinan.
sendirinya.
e. Anemia megaloblastik
3. Pada anemia defisiensi asam folat diberikan asam folat 3x5 mg/hari
secara IM.
darurat diberikan cairan intravena dengan cairan infus apa saja yang
tersedia.
g. Anemia hemolitik
H. Komplikasi Anemia
Infeksi sering terjadi dan dapat berlangsung fatal pada masa anak-
terjadi pooling sel darah merah ke RES dan kompartemen vaskular sehingga
pendarahan
yang paling diinginkan dari seni keperawatan dengan elemen yang paling
proses yang terdiri atas tiga tahap: pengkajian, perencanaan dan evaluasi yang
klinis. Kelima langkah ini adalah pusat untuk tindakan keperawatan dan
memberikan asuhan pasien secara individual dan kualitas yang lebih tinggi
a. Pengkajian
1. Aktivitas/Istirahat
banyak.
2. Sirkulasi
kompensasi)
seperti berlilin, pucat (aplastik) atau kuning lemon terang, sclera biru
3. Integritas ego
Tanda : Depresi
4. Eliminasi
5. Makanan/cairan
6. Hygiene
7. Neurosensori
menjadi dingin.
(AP).
8. Nyeri/ kenyamanan
9. Pernapasan
10. Keamanan
11. Seksualitas
c. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
SLKI SIKI
keperawatan
Pola nafas tidak (L.0104) (I.01011) Manajemen Jalan napas
efektif b/d penurunan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
energi
selama 3x24 jam diharapkan pola nafas
1. Monitor pola napas (frekuensi,
memabaik dengan KH :
kedalaman, usaha napas)
1. Dyspnea menurun
2. Monitor bunyi napas tambahan misal
2. Penggunaan otot nafas menurun (gurgling, mengi, wheezing, ronki
kering)
3. Pemanjangan ekspirasi menurun
3. Monitor sputum
4. Frekuensi nafas membaik
5. Kedalaman nafas membaik
Terapeutik :
1. Pertahankan kepatenan jalan napas
dengan head til dan chin lift
2. Posisikan semi fowler atau fowler
3. Berikan minum hangat
4. Berikan oksigen jika perlu
Edukasi :
1. Ajunrkan asupan cairan 2000ml / hari
jika tidak kontra indikasi
2. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspetoran, mukolitik jika perlu
Perfusi perifer tidak (L. 02011) (I.02079) Perawatan Sirkulasi
efektif b/d penurunan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
konsentrasi
selama 3x24 jam diharapkan perfusi
hemoglabin 1. Periksa sirukulasi perifer (mis. Nadi
perifer memabaik dengan KH :
perifer, edema, pengisian kapiler,
1. Denyut nadi perifer meningkat warna, suhu, anklebrachial index)
2. Warna kulit pucat menurun 2. Identifikasi faktor resiko gangguan
sirkulasi (mis. Diabetes, merokok,
3. Pengisian kapiler membaik
orang tua, hipertensi, dan kadar
4. Akral membaik kolestrol tinggi
5. Turgor kulit membaik 3. Monitor panas kemerahan, nyeri atau
bengkak pada ekstremitas
Terapeutik :
1. Hindari pemasangan infus atau
pengambilan darah diarea keterbatasan
perfusi
2. Hindari pengukuran tekanan darah pada
ekdtremitas dengan keterbatasan perfusi
3. Melakukan pencegahan infeksi
4. Melakukan perawatan kaki dan kuku
5. Lakukan hidrasi
Edukasi :
1. Anjurkan berhenti merokok
2. Anjurkan berolahraga rutin
3. Anjurkan menggunakan obat penurunan
tekanan darah, antiko agulan dan
penurunan kolestrol jika perlu
4. Informasikan tanda dan gejala darurat
yang harus dilaporkan (mis. Rasa sakit
yang tidak hilang saat istirahat, luka
tidak sembuh, hilangnya rasa)
Defisit nutrisi b/d (L. 03030) (I.03119) Manajemen Nutrisi
faktor psikologis d.d
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
nafsu makan menurun
selama 3x24 jam diharapkan nutrisi
1. Identifikasi status nutrisi
memabaik dengan KH :
2. Identifikasi alergi dan intoleransi
1. Porsi makanan yang dihabiskan
makan
meningkat
3. Identifikasi makanan yang disukai
2. Berat badan membik
4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
3. Nafsu makan membaik
nutrien
5. Monitor asuan makanan
6. Monitor berat badan
7. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Teapeutik :
1. Melakukan oral hygiene sebelum
makan jika perlu
2. Fasilitasi menentukan pedoman diet
(mis. Piramida makanan)
3. Berikan makanan yang tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
4. Berikan suplemen makanan
5. Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
Edukasi :
1. Anjurkan posisi duduk jika mampu
2. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan jika perlu
Resiko infeksi b/d (L. 14137) (I.14539) Pencegahan Infeksi
penurunan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
hemoglobin
selama 3x24 jam diharapkan resiko
1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal
infeksi tidak ada dengan KH :
dan sistemik
1. Demam menurun
2. Kemerahan menurun
Terapeutik :
3. Nyeri menurun
1. Batasi jumlah pengunjung
4. Bengkak menurun
2. Berikan perawatan kulit pada area
5. Kadar sel darah putih membaik edema
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
4. Pertahankan teknik aseptik pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi :
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
3. Ajarkan etika batuk
4. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
5. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian imunisasi jika
perlu
Defisit perawatan diri (L. 11103) (I.11348) Dukungan Perawatan Diri
b/d kelemahan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
selama 3x24 jam diharapkan perawatan
1. Identifikasi kebiasaan aktifitas
dri membaik dengan KH :
perawatan diri sesuai usia
1. Kemampuan mandi meningkat
2. Monitor tingkat kemandirian
2. Kemampuan mengenakan
3. Identfikasi kebutuhan alat bantu
meningkat
3. Kemampuan makan meningkat kebersihan diri, berpakaian, berhias dan
makan
4. Kemampuan ke toilet (BAB/BAK)
meningkat
5. Verbalisasi keinginan melakukan Terapeutik :
perawatan diri meningkat
1. Sediakan lingkungan yang terapeutik
6. Minat melakukan perawatan diri (mis. Suasana hangat, rileks, privasi)
meningkat
2. Siapkan keperluan pribadi (mis.
Parfum, sikat gigi dan sabun mandi)
3. Fasilitasi untuk menerima keadaan
ketergantungan
4. Jadwalkan rutinitas perawatan diri
Edukasi :
1. Anjurkan melakukan perawatan diri
secara konsisten sesuai kemampuan
d. Implementasi
diharapkan dari klien atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat
keluarga, dan anggota tim keperawat serta tim kesehatan lain, menjalani
aktivitas yang telah dibuat dalam pengajaran. Semua aktivitas dari semua
individu ini dikoordinasi oleh perawat. Penting arti untuk tetap vleksible
e. Evaluasi
pengajaran dan sejauh mana tujuan yang telah dicapai (Smeltzer dan
Bare, 2002). Evaluai asuhan keperawatn sebagai tahap akhir dari proses
dilakukan dan disebut juga evaluasi pencapain jangka panjang. Ada duan
1. Masalah teratasi
Masalah belum teratasi apabila klien atau keluarga sama sekali tidak
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 86 Th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Suku : Melayu
Agama : Islam
Alamat : Semerah
Status Perkawinan : Kawin
Ruang Rawat : Interne
No. Rekam Medik : 15-081980
Tgl/Jam Masuk : 02-06-2022/ 20.45 wib
Tgl/Jam Pengkajian : 03-06-2022/ 10.00 wib
Diagnosa Medis : Anemia
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny. N
Hubungan dg pasien : Istri
Pekerjaan : IRT
Alamat : Semerah
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
nyeri, klien juga mengatakan tidak nafsu makan dan BAB warna
hitam.
Pada saat dikaji tanggal 03 Juni 2022 jam 10.00 wib Klien
pusing, nyeri timbul saat bergerak dan nyeri akan hilang bila klien
x x x x
Keterangan :
: Pasien
: Laki-laki
: Perempuan
X : Meninggal
f. Riwayat spiritual
2. BAB/BAK
BAB: Klien mengatakan BAB: Klien mengatakan
buang air besar lancar setiap BAB nya tidak teratur dan
hari, klien buang air besar 2 masih bewarna hitam
kali dalam sehari dengan
konsistensi padat berwarna
BAK: Klien mengatakan
kuning, tidak mengalami
BAK dalam sehari sebanyak
kesulitan dalam buang air
2-3 kali perhari bewarna
besar.
kuning pekat dan bau yang
khas.
BAK: Klien mengatakan
lancar buang air kecil dalam
sehari, dalam sehari klien
buang air kecil 4-5 kali
berwarna kuning jernih,
klien mengatakan tidak
mengalami kesulitan buang
air kecil.
h. Pemeriksaan Fisik
GCS : E4 V5 M6
TTV
TD : 160/80 mmHg
N : 80 x/i
RR : 20 x/i
S : 36 ͦ C
dan bising usus terdengar 12x/i dan terdapat nyeri tekan dengan
skala 5
beraktivitas
4 4
3 3
4
Sinistra Dextra
7. Ekstremitas : ekstremitas atas, klien terpasang infus KA
i. Pemeriksaan Penunjang
j. Penatalaksanaan
DO :
Klien tampak lemah dan pucat Takikardia, angina atau nyeri
Klien tampak terpasang tranfusi dada, iskemia, miokardium,
darah golongan O 1kolf beban kerja jantung
Klien tampak bicara dengan meningkat
suara kecil dan lemah
Klien tampak gelisah
Perfusi perifer tidak efektif
Hb : 5,9 g/dl
TD : 160/80 mmHg
N : 82 x/i
RR : 22 x/i
S : 36,5 ͦ C
3. DS : Penurunan Hb (D.0077)
Klien mengatakan sakit kepala Nyeri Akut
seperti ditusuk-tusuk
Klien mengatakan nyeri kepala Kompensasi jantung
hilang timbul
Klien mengatakan pusing ketika
beraktivitas dan hilang saat Beban kerja dan curah
berbaring di tempat tidur jantung meningkat
hemoglabin
Diagnosa
No. SLKI SIKI
Keperawatan
1.
(D.0009) ( L. 02011) (I.02079) Perawatan Sirkulasi
Perfusi Setelah dilakukan tindakan Observasi :
perifer tidak keperawatan selama 3x24 jam 1. Periksa sirukulasi perifer (mis.
efektif b/d diharapkan perfusi perifer memabaik perifer, edema, pengisian ka
penurunan dengan KH : warna, suhu, anklebrachial inde
konsentrasi
1. Denyut nadi perifer meningkat 2. Identifikasi faktor resiko gan
hemoglabin
sirkulasi (mis. Diabetes, mer
2. Warna kulit pucat menurun
orang tua, hipertensi, dan
3. Pengisian kapiler membaik kolestrol tinggi
4. Akral membaik 3. Monitor panas kemerahan, nyer
bengkak pada ekstremitas
5. Turgor kulit membaik
Terapeutik :
1. Hindari pemasangan infus
pengambilan darah
keterbatasan perfusi
2. Hindari pengukuran tekanan
pada ekdtremitas d
keterbatasan perfusi
3. Melakukan pencegahan infeksi
4. Melakukan perawatan kaki dan
5. Lakukan hidrasi
Edukasi :
1. Anjurkan berhenti merokok
2. Anjurkan berolahraga rutin
3. Anjurkan menggunakan
penurunan tekanan darah, a
agulan dan penurunan kolestro
perlu
4. Informasikan tanda dan gejala d
yang harus dilaporkan (mis.
sakit yang tidak hilang saat isti
luka tidak sembuh, hilangnya ras
2. (D.0056) (I.05178) Manajemen Energi
( L.05047 )
Intoleransi
aktivitas b/d Setelah dilakukan tindakan Observasi :
kelemahan keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi gangguan fungsi
diharapkan intoleransi aktivitas yang mengakibatkan kelelahan
memabaik dengan KH : 2. Monitor kelelahan fisik dan emo
1. Kemudahan melakukan aktivitas
sehari-hari meningkat 3. Monitor pola dan jam tidur
2. Keluhan lelah menurun 4. Monitor lokasi dan ketidaknyam
3. Dispnea saat aktivitas menurun selama melakukan aktiivitas
4. Dyspnea setelah aktivitas
menurun Terapeutik:
5. Perasaan lelah menurun
Anjurkan tirah
baring
Anjurk
melakukan
aktivitas secara
bertahap
Terapeutik:
Sediakan
lingkungan
nyaman dan
rendah
stimulus
Lakukan
latihan rentang
gerak pasif
dan/atau
aktif
Berikan
aktivitas
distraksi yang
menenangkan
Fasilitasi
duduk di sisi
tempat tidur,
jika tidak
dapat berpinda
atau berjalan
Kolaborasi
Kolabora
dengan ahli giz
tentang cara
Terapeutik:
Sediakan
lingkungan
nyaman dan
rendah
stimulus
Lakukan
latihan rentang
gerak pasif
dan/atau
aktif
Berikan
aktivitas
distraksi yang
menenangkan
Fasilitasi
duduk di sisi
tempat tidur,
jika tidak
dapat berpinda
atau berjalan
Kolaborasi
Kolabora
dengan ahli giz
tentang cara
1. Sediakan lingkungan nyaman
rendah stimulus
2. Lakukan latihan rentang gerak
dan/atau aktif
3. Berikan aktivitas distraksi
menenangkan
4. Fasilitasi duduk di sisi tempat
jika tidak dapat berpindah
berjalan
Edukasi :
Anjurkan tirah
baring
Anjurk
melakukan
aktivitas secara
bertaha
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas s
bertahap
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi te
cara meningkatkan asupan maka
3. (D.0077) (I.08238) Manajemen Nyeri
(L.08066)
Nyeri Akut
b/d agen Setelah dilakukan tindakan Observasi :
pencedera keperawatan selama 3x24 jam 1. lokasi, karakteristik, durasi, frek
fisiologis kualitas, intensitas nyeri
diharapkan keluhan nyeri menurun
2. Identifikasi skala nyeri
dengan KH :
3. Identifikasi respon nyeri non ver
1. Keluhan nyeri menurun 4. Identifikasi faktor yang mempe
dan memperingan nyeri
2. Meringis menurun
5. Identifikasi pengetahuan
3. Gelisah menurun keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya ter
4. Kesulitan tidur menurun
respon nyeri
5. TTV membaik 7. Identifikasi pengaruh nyeri
kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan
komplementer yang sudah diberi
9. Monitor efek samping pengg
analgetik
Terapeutik :
1. Berikan teknik nonfarmakologis
mengurangi rasa nyeri
2. Control lingkungan
memperberat rasa nyeri (mis.
ruangan, pencahayaan, kebisinga
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber
dalam pemilihan strategi mere
nyeri
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode,
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyer
3. Anjurkan memonitor nyri s
mandiri
4. Anjurkan menggunakan ana
secara tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmak
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgetik
perlu
n. Intervensi Keperawatan
o. Implementasi Keperawatan
4. 4-6-22
Perfusi perifer (10.35) Memonitor panas kemerahan, nyeri
tidak efektif b/d atau bengkak pada ekstremitas
penurunan
(10.40) Menghindari pemasangan infus atau
konsentrasi
pengambilan darah diarea keterbatasan
hemoglabin
perfusi
(10.45) Menghindari pengukuran tekanan
darah pada ekdtremitas dengan keterbatasan
perfusi
(10.53) Melakukan pencegahan infeksi
(11.20) Menganjurkan menggunakan obat
penurunan tekanan darah, antiko agulan dan
penurunan kolestrol jika perlu
7. 5-6-22
Perfusi perifer (14.15) Memeriksa sirukulasi perifer nadi
tidak efektif b/d perifer, edema, pengisian kapiler, warna,
penurunan suhu, anklebrachial index)
konsentrasi
(14.23) Memonitor panas kemerahan, nyeri
hemoglabin
atau bengkak pada ekstremitas
(14.35) Menganjurkan berolahraga rutin
(14.47) Menginformasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporkan (Rasa sakit
yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya rasa)
9. 5-6-22 Nyeri akut b/d agen (15.45) Menganjurkan memonitor nyri secara
pencedera mandiri
fisiologis (15.50) Menganjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
(16.00) Mengajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(16.10) Berkolaborasi pemberian analgetik
p. Evaluasi Keperawatan
Waktu/ tanggal
No. Diagnosa Keperawatan Evaluasi
TTD Perawat
1. S:
Perfusi perifer tidak efektif
Klien mengatakan badan masih
b/d penurunan konsentrasi
terasa lemas
hemoglabin
Klien mengatakan pusing
berkurang
O:
Klien tampak lemas
Klien tampak terpasang tranfusi
darah golongan O yang ke 3
Hb : 10 g/dl
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/i
RR : 20 x/i
S : 36,5 ͦ C
P : Intervensi dilanjutkan
2. Intoleransi aktivitas b/d S :
kelemahan Klien mengatakan badan masih
terasa lemas
Klien mengatakan pusing
berkurang
Klien mengatakan masih dibantu
duduk dan jalan ke kamar mandi
oleh keluarga dan terkadang
memakai kruk
O:
Klien tampak lemas
Klien tampak duduk walau
dibantu oleh keluarga dan alat
bantu kruk
Hb : 10 g/dl
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/i
RR : 20 x/i
S : 36,5 ͦ C
P : Intervensi dilanjutkan
O:
Klien tampak lebih tenang
Klien tampak tidak gelisah
Klien tampak tidak meringis
kesakitan
Skala nyeri klien 3 (ringan)
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/i
RR : 20 x/i
S : 36,5 ͦ C
P : Intervensi dilanjutkan
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan yang terjadi antara teori pada
asuhan keperawatan Tn. S dengan anemia di ruang rawat inap interne RSU
yang terjadi penulis akan membagi pembahasan tahapan proses keperawatan yang
evaluasi.
A. Pengkajian
untuk mengelola kesehatan bio, psiko, sosial, dan spiritual. Pada tahap ini semua
data atau informasi tentang klien dibutuhkan, dikumpulkan dan dianalisa untuk
dengan klien, sehingga penulis bisa mendapatkan data, baik data subjektif dan
data objektif dari klien dan keluarga klien. Klien dan keliarga sangat komperatif
Pada proses pengkajian pada Tn. S dengan anemia di rawat inap interne RSU
kesenjangan antara teori dan kasus yang diperoleh dilahan praktek sebagai
berikut:
dan Geissler (2014) ada yang tidak di temukan pada pasien seperti :
mual/muntah
a. Mual/muntah
muntah (Herdman, 2012). Pada pasien anemia hal ini terjadi karena
2. Eliminasi
Dari data pengkajian pada pasien dengan anemia yang terdapat pada
Moorhose, dan Geissler (2014), ada yang tidak ditemukan pada pasien seperti:
a. Diare
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari pada
biasanya lebih dari 200 gram atau ml/24 jam dengan frekuensi lebih dari 3
kali per hari (Nurarif & Kusuma, 2015). Pada pasien anemia hal ini terjadi
karena Pada saat diare, proses penyerapan zat besi terganggu, akibatnya kadar
hemoglobin (Hb) akan menurun dan akan mempengaruhi lama rawat pasien
ditemukan adanya diare. Hal ini terjadi karena tidak menunjukan gejala
b. Gagal ginjal
menyaring zat sisa dari darah dengan baik. Jika ginjal kehilangan kemampuan
untuk menyaring, akan terjadi penumpukan limbah dan zat kimia pada darah
menjadi tidak seimbang. Pada psien anemia hal ini terjadi karena Anemia
maupun kronik, inhibisi pada sumsum tulang dan pendeknya masa hidup
eritrosit.
ditemukan adanya gagal ginjal. Hal ini terjadi karena pasien tidak
3. Aktifitas/istirahat
Moorhouse, dan Geissler (2014) ada yang tidak ditemukan pada pasien
a. Takikardi
Menurut Willy (2018), takikardia adalah keadaan dimana detak
jantung melebihi 100 kali per menit. Dalam keadaan normal, jantung
Keadaan ini disebut sinus takikardia, pada pasien anemia hal ini terjadi
karena gangguan pada sinyal elektrik yang mengatur detak jantung untuk
memompa darah.
ditemukan adanya takikardi pada pasien. Hal ini tidak terjadi karena
b. Ataksia
yang disebabkan masalah pada otak. Saat terserang ataksia, seseorang sulit
bergerak di saat tidak diinginkan. Dengan kata lain, ataksia berarti juga
keseimbangan, dan cara bicara. Pada pasien anemia hal ini terjadi karena
(Adrian, 2020).
pada tungkai.
B. Diagnosa Keperawatan
Berikut akan dibahas tentang diagnosa keperawatan yang muncul
kasus, yaitu :
diagnosis keperawatan tersebut ada pada DPP PPNI SDKI (2018) tetapi
inspirasi dan ekspirasi tidak adekuat (Santoso, 2006). Pola nafas tidak
menurun, rambut rontok berlebihan dan diare (Tim Pokja DPP PPNI,
2016).
adanya Berat badan menurun, kram perut, nafsu makan menurun dan
bising usus hiperaktif, oleh sebab itu diagnosisi keperawatan ini tidak
integritas kulit, perubahan sekresi pH, ketuban pecah lama, statis cairan
tubuh), dan ketidakadekuatan ketahanan tubuh sekundr (misalnya
secara mandiri.
S dengan anemia namun tidak terdapat pada teori menurut DPP PPNI
metabolism tubuh (TIM Prokja SDKI DPP PPNI, 2017). Pada saat
dilakukan pengkajian pada Tn. S ditemukan batasan karakteristik
lelah secara alami, yang biasa terjadi setelah latihan fisik atau
mental yang berat. Kelelahan dapat akut dan datang tiba-tiba atau
C. Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan langkah ketiga dalam proses
Pada DPP PPNI SIKI (2018) terdapat beberapa intervensi , namun penulis
Pada DPP PPNI SIKI (2018) terdapat beberapa intervensi, namu penulis
makanan
asupan makanan. Oleh sebab itu, intervensi ini tidak perlu diambil
Pada DPP PPNI SIKI (2018) terdapat beberapa intervensi, namu penulis
obatan yang diberikan kepada pasien. Oleh sebab itu, intervensi ini
D. Implementasi
E. Evaluasi
keperawatan disesuaikan dengan tujuan kriteria hasil yang akan dicapai dan
dilanjutkan
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar
menderita anemia di ruang rawat inap interne RSU Mayjen H.A Thalib pada
dan factor yang mendukung dari kasus yang kelompok ambil. Dalam
kesempatan ini kelompok akan mencoba membahas hasil studi kasus sesuai
B. Saran
dialami oleh pasien yang diagnosis anemia. Oleh karena itu, mahasiswa
dituntut untuk mengetahui dan memahami lebih detail lagi tengtang proses
keperawatan yang berkaitang dengan anemia dengan menggali lebih banyak
DAFTAR PUSTAKA