BAB 1
PENDAHULUAN
oleh
PADA ANAK
DENGAN
GANGGUAN
SISTEM
Tujuan Umum
Penulis mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
dengan Gangguan Sistem Hematologi pada kasus Anemia secara baik
dan benar dengan menggunakan proses keperawatan sebagai metode
pemecahan masalah.
1.3.2
Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Anak dengan
Gangguan Sistem Hematologi pada kasus Anemia, maka penulis
mampu :
1.3.2.1 Melakukan pengkajian pada anak dengan kasus anemia.
1.3.2.2 Merumuskan diagnosa keperawatan pada anak dengan kasus
anemia.
1.3.2.3 Membuat perencanaan asuhan keperawatan pada anak dengan
kasus anemia.
1.3.2.4 Melakukan tindakan keperawatan pada anak dengan kasus
anemia.
1.3.2.5 Mengevaluasi hasil dan tindakan keperawatan yang dilakukan
pada anak dengan kasus anemia.
1.3.2.6 Bagaimana melakukan Dokumentasi Asuhan Keperawatan
yang baik dan benar pada anak dengan kasus anemia.
Pelayanan Keperawatan
Dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan klien terutama
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
4.3.
Bagi Masyarakat
Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam
upaya meningkatkan perilaku sehat yang bertanggung jawab bagi
masyarakat dengan tujuan untuk mengetahui kesehatan melalui
informasi yang didapat dari studi kasus.
4.4.
Penulis
Memberikan manfaat melalui pengalaman nyata bagi peneliti,
menambah pengetahuan peneliti untuk mengaplikasikan ilmu yang
diperoleh dari pendidikan khususnya pada kasus anemia.
4.5.
Dinas Kesehatan
Memberikan masukan kepada instansi terkait bagaimana
keadaan dan kejadian anemia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit (sel darah merah)
dan kadar hemoglobin (Hb) dalam setiap millimeter kubik darah.
Hampir semua gangguan pada system peredaran darah di sertai dengan
anemi yang di tandai warna kepucatan pada tubuh, terutama
ekstrimitas. (DR.Nursalam, M.Nurs(Hons), dkk ; 2005; 124).
Anemia adalah berkurangnya
kapiler
kemudian
mensenterifungsikannya
mengikat
oksigen
dan
membentuk
adalah
1 tahun
5 tahun
8-12 tahun
Eritrosit
(juta/mikrolt)
5,9 (4,1-7,5)
4,6 (4,1-5,1)
4,7 (4,2-5,2)
5 (4,5-5,4)
Hb (gr/dl)
19 (14-24)
12 (11-15)
13,5 (12,5-15)
14 (13-15,5)
Leukosit (per
mikro lt)
17.000 (8-38)
10.000 (5-15)
800 (5-13)
800 (5-12)
Trombosit (per
mikro)
200.000
260.000
260.000
260.000
Hematokrit (%)
54
36
38
40
10
oleh
jumlah
besi
dalam
makanan,
11
ataupun
zat
makanan
yang
dikonsumsi.
berlebihan
akibat
penguraian
Hb)
dan
12
dari
13
defisiensi
folat
yang
menimbulkan
eritropoiesis
Kehilangan darah.
a.
Meningkatnya
pemecahan
14
2.1.4. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan
susm-sum atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau
keduanya.
Kegagalan
sum-sum
(misalnya,
berkurangnya
15
dan
hemoglobinuria
dapat
memberikan
pembentukan eritrosit
16
memberan
eritrosit
(membranopati)
b). Gangguan ensim eritrosit (enzimopati) :
anemia akibat defisiensi G6PD
17
18
Anemia
defisiensi
b).
Anemia
pada
hipotirodisme
c).
2.1.5.3.
19
sintesa
mega
loblastik
tergolong
dalam
anemi
megaloblastik
adalah
anemia
hematopoesis
dengan
karakteristik
20
anemia
yang
terjadi
karena
seperti
pada
kecelakaan,
operasi
dan
21
5. Anemia Aplastik
Anemia aplastik adalah gangguan akibat
kegagalan
sum-sum
tulang
yang
menyebabkan
trombositopenia
(gejala
perdarahan),
22
hemolitik
ialah
anemia
yang
kemungkinan
terjadi
peningkatab
anemia
hemolitik
termasuk
dalam
injeksi
dapat
menyebabkan
23
ketidakseimbangan
ntara
penghancuran
dan
sickle
cell
ini
menyerupai
anemia
fisik,
manefestasikan
gangguan
neurologik
(syaraf)
yang
di
24
mata
bawah).
Anemia
bias
menyebabkan
kelelahaan,
2.1.7. Komplikasi
Anemia juga menyebabka daya tahan tubuh mengurang.
Akibatnya, penderita anemia akan mudah terkena infeksi.
Gampang batuk pilek, gampang flu, atau gampang terkena
infeksi saluran nafas, jantung juga menjadi gampang lelah,
karena harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil
dengan anemia, jika lambat ditanngani dan berkelanjutan dapat
menyebabkan kematian, dan beresiko bagi janin. Setelah bayi
lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu
perkembangan organ-organ tubuh temasuk otak. (Sjaifollah,
1998).
2.1.8. Pemeriksaan penunjang
a. Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hematokrit
menurun.
b. Jumlah eritrosit menurun : menurun berat (aplastik), MCV
(Volume Corpuscular Merata) dan MCH ( hemoglobin
25
sumsum
tulang
terhadap
kehilangan
darah/hemolisis)
d. Pewarna sel darah merah: mendeteksi perubahan warna dan
bentuk (dapat mengindikasikan tipe khusus anemia).
e. LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi,
Misal: peningkatan sel darah merah, atau penyakit malignasi.
f. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan
diagnosa anemia, misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah
merah mempunyai waktu hidup lebih pendek.
g. Tes kerapuhan eritrosit : menurun
h. SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah
(diferensial) mungkin meningkat (hemolitik) atau menurun
(aplastik).
Jumlah trombosit : menurun (aplastik), meningkat, normal
atau tinggi (hemolitik).
i. Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur
hemoglobin.
j. Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (hemolitik).
k. Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia
sehubungan dengan defisiensi masukan/absorspsi.
26
27
28
WOCMakanan
: Web Of Caution
Tidak cukup
mengandung Fe
Gangguan system
pencernaan
Pertumbuhan
cepat
Kebutuhan Fe
meningkat
Penyakit
Perdarahan
Gangguan
penyerapan Fe
Tubuh
kekurangan Fe
Konstipasi /
diare
Pembuatan Hb
terganggu
Perubahnn
nutrsi
Konsentrasi sel
darah merah
menurun
Kadar O2 dalam
sel menurun
Gangguan
sirkulasi
Perubahan
perfusi jaringan
Tubuh
kekurangan O2
Resiko tinggi
infeksi
Resiko terjadinya
kerusakan
integumen
Intoleransi
aktifitas
29
Berat badan
Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir
akan kembali pada hari ke 10, berat badan akan menjadi 2 kali
berat badan waktu lahir pada bayi umur 5 bulan, menjadi 3 kali
berat badan lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4 kali berat badan
pada umur 2 tahun. Pada masa prasekolah kenaikan berat badan
30
umur (bula ) 9
2
umur (tahun) x7 5
2
Tinggi badan
Tinggi badan rata-rata waktu lahir 50 cm. Perkiraan tinggi badan
dalam sentimeter:
Lahir
: 50 cm
Umur 1 thn
: 75 cm
: Umur (tahun) x 6 77
Kepala
Gigi
31
Jaringan lemak
Selain otot-otot jaringan lemak juga menentukan ukuran
dan bentuk tubuh seseorang, pertumbuhan jumlah sel lemak
meningkat pada trimester III kehamilan sampai pertengahan masa
bayi, pertumbuhan jaringan lemak melambat sampai anak berumar
6 tahun, anak kelihatan kurus/langsing. Jaringan lemak akan
betambah lagi pada anak perempuan umur 8 tahun dan anak lakitaki umur 10 tahun sampai menjelang awal pubertas.
Organ-organ tubuh
Pertumbuhan organ-organ tubuh mengikuti polanya sendiri.
Secara umur terdapat pola pertumbuhan organ yaitu:
Pola umur (general pattern) yaitu meliputi tulang panjang, oto
skelet, sistim pencernaan. Pernafasan peredaran darah dan volume
darah.
a)
b)
32
2.2.2.
(development)
adalah
perubahan
secara
atau
kedewasaan
(maturation),
dan
pembelajaran
33
34
memperlihatkan
mengeksplorasi
sekitarnya,
minat
yang
memasukkan
besar
benda
ke
dalam
dalam
2/3
kotak,
dapat
mengatakan
-10
kata,
35
36
bebas
untuk
mengembangkan
fantasi
dan
memperkaya pengalaman.
d) Menyanyi, mengambar.
e) Bahasa:bercakap-cakap, membaca. bercerita.mengungkapkan
syair sederhana.
f) Melatih daya ingat dengan berjualan, menyampaikan carita.
g) Membuat permainan dari kertas.
h) Bermain musik.
i) Mengenal tugas, larangan-larangan.
j) Aktivitas
sehari-hari
(makan
sendiri,
minum
sendiri.
(Doenges,2000).
Tahap pertumbuhan dan perkembangan fisik anak.
1. Tumbuh kembang infant/bayi , umur 0-12 bulan.
a. Umur 1 bulan
a). Fisik
Berat badan akan meningkat 150-250 gr/mg. Tb meningkat
2,5 cm/bulan, lingkar kepala meningkat 125 cm/bulan.
Besarnya kenaikan seperti ini akan berlangsung sampai
bayi umur 6 bulan.
b). Motorik
37
bisa
mengikuti
arah
sinar
ke
tepi,
mulai
38
b). Motorik
Jika didudukan kepala sudah bisa seimbang dan punggung
sudah mulai tegak
c). Sensorik
Sudah bisa mengenal orang-orang yang sering berada
didekatnya akomodasi mata positif
d). Sosialisasi
Senang bisa berintraksi dengan orang lain walaupun tidak
pernah dilihatnya.
39
Bayi
tertarik
dengan
benda-benda
kecil
yang
ada
disekitarnya.
c). Sosialisasi
Bayi
mengalami
Stranger
anketi/
meraskan
cemas
40
b. Usia 5 tahun
a). Motorik kasar
Berjalan mundur sambil berjinjit
b). Motorik halus
Menulis dengan angka-angka, menulis dengan huruf.
4. Tumbuh kembang sekolah
a. Motorik
Lebih mampu menggunakan otot-otot kasar daripada otototot halus.
b. Sosial emosional
Mencari lingkungan yang lebih luas sehingga cencerung
pergi dari rumah hanya untuk bermain dengan teman.
41
c. Pertumbuhan fisik
Berat badan meningkat 2-3 kg/tahun tinggi badan
meningkat 6-7 cm/tahun.
5. Tumbuh kembang remaja (adolescent)
a. Pertumbuhan fisik
Merupakan tahap pertumbuhan yang sangat pesat, tinggi
badan 25%, berat badan 50%, semua sistem tubuh berubah
dan yang paling banyak perubahan adalah sistem endokrin.
b. Sosial emosional
Kemampuan akan sosialisasi meningkat, relasi dengan
teman akan tetapi lebih penting dengan teman yang sejenis.
2.3. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
2.2.1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dalam proses keperawatan
secara keseluruhan, tahapan pengkajian terdiri atas pengumpulan
data, analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan, yang
meliputi:
2.2.1.1. Data Biografi
Identitas klien : Nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
alamat, tanggal masuk Rumah Sakit, nomor Rekam Medik,
diagnosa medis dan sumber biaya, penanggung jawab.
2.2.1.2. Keluhan Utama
42
2.2.1.4.
2.2.1.5.
adalah
bagaimana
riwayat
kesehatan
dan
43
Riwayat
Bio-Psiko-Sosial-Spiritual,
menurut
Virginia Handerson
1)
Pola Pernafasan
Pada pola pernafasan diperhatikan adalah frekwensi
pernafasan, gerakan dinding dada, pernafasan cuping
hidung, apakah klien merasa sesak, pada klien dengan
Anemia biasanya terjadi nafas pendek dan cepat sebagai
kompensai dari kekurangan oksigen..
2)
Pola Nutrisi
Pada pola nutrisi yang ditanyakan adalah diet
khusus, suplement yang dikonsumsi, instruksi diet
sebelumnya, nafsu makan, jumlah cairan dan makanan
yang masuk perhari, ada tidaknya mual, muntah, kesulitan
menelan, riwayat penyembuhan kulit, ada tidaknya
masalah dalam status gizi dll, pada klien dengan Anemia
mengalami gangguan atau perubahan dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi. Klien mengalami penurunan nafsu
makan, klien sering mual dan muntah sehingga klien
44
Eliminasi
Pada pola ini yang perlu ditanyakan adalah jumlah
kebiasaan defekasi perhari, ada tidaknya konstipasi, diare,
inkontinensia, kebiasaan berkemih, ada/tidaknya disuria,
nocturia,
urgensi,
hematuri,
retensi,
inkontinentia,
gangguan
dalam
BAB
dan
BAK
atau
aktivitasnya
dapat
diakibatkan
karena
Istirahat Tidur
Pengkajian pola istirahat tidur ini yang ditanyakan
adalah jumlah jam tidur pada malam hari, pagi, siang,
merasa tenang setelah tidur, masalah selama tidur, adanya
45
Kebutuhan berpakaian
Tidak mengalami gangguan dalam memenuhi
kebutuhan berpakain.
7)
Mempertahankan
temperatur
tubuh
dan
sirkulasi
Pada klien dengan Anemia terjadi gangguan dalam
hal temperatur atau sirkulasi, sebagai akibat dari
kekurangan leukosit dari jaringan iskemik (jaringan yang
mati akibat kekurangan oksigen).
8)
Hygiene
Pada klien dengan Anemia tidak terjadi gangguan
dalam hal perawatan hygienenya.
9)
10)
Status sosial
46
Spiritual
Yang perlu diperhatikan adakah perubahan saat
klien masih sehat dengan saat kilen sakit, biasanya tidak
mengalami hambatan dalam melakukan ibadah, pada
keadaan spiritual ini perlu diketahui tentang agama yang
dianut klien apakah tetap melakukan ajaran agama yang
dianutnya atau terganggu karena penyakit yang dialami.
12)
Aktivitas
Pada pengumpulan data ini yang perlu ditanyakan
adalah pola aktivitas klien mengalami gangguan, karena
pada klien Anemia
pengumpulan
data
hal
yang
perlu
47
tidak dapat
Kebutuhan Bekerja
Anak dengan Anemia mengalami gangguan dalam
bekerja jika keadaan umumnya sudah lemah dan buruk,
disertai dengan komplikasi.
(kombinasi: Alimul, A. 2004. Doenges, Marillyn, 2000).
48
sekunder
((penurunan
hemoglobin
leucopenia,
atau
49
Kriteria hasil :
Menunjukkan perfusi adekuat misalnya, tanda vital stabil; membran
mukosa berwarna merah mudah, pengisian kapiler baik, hluaran urin
adekuat; mental seperti biasa.
Intervensi :
a. Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit atau membran
mukosa, dasar kuku
Rasional :
Memberikan informasi tentang drajat/keadekuatn perfusi jaringan
dan membantu menentukan kebutuhan intervensi.
b. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi
Rasional :
Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenisasi
untuk kebutuhan seluler.
c. Awasi upaya pernafasan ;auskultasi bunyi nafas perhatikan bunyi
adventisius
Rasional :
Dispnea, gemericik menunjukkan GJK karena regangan jantung
lama/peningkatan kompensasi curah jantung.
d. Selidiki keluhan nyeri dada, palpitasi.
Rasional :
Iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/potensial resiko
infark.
50
memperbaiki
proses
pikir
dan
kemampuan
untuk
menghindari
panas
berlebihan
pencetus
51
52
disritmia,
pusing,
dispnea,
takipnea,
dan
sebagainya}.
Rasional :
Manivestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk
membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.
53
jadwal
asuhahan
keperawatan
untuk
bantuan
memungkinkan
dalam
pasien
aktivitas/ambulasi
untuk
melakukannya
bila
perlu,
sebanyak
mungkin.
Rasional
Membantu bila perlu, harga diri ditingkatkan bila pasien
melakukan sesuatu sendiri.
54
memperbaiki
tonus
otot/stamina
tanpa
kelelahan,
kardiopulmonal
berlebihan/stres
dapat
dekompensasi/kegagalan.
3 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna
55
perilaku,
perubahan
pola
hidup
untuk
56
Rasional :
Makanan
sedikit
dapat
menurunkan
kelemahan
dan
penggantian
tergantung
pada
tipe
anemia
57
58
dalam
pengenceran
sekret
pernafasanuntuk
proses
inflamasi/infeksi
membutuhkan
evaluasi/pengobatan
h. Amati eritema/cairan luka
Rasional :
Indikator infeksi lokal. Catatan : pembentukan pus mungkin tidak
ada bila granulosit terteka.
i. Kolaborasi dalam pengambilan spesimen untuk kultur/snsitifitas
seuai indikasi.
Rasional :
59
cedera dermal
Intervensi :
a. Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, gangguan warna,
hangat local, eritema, ekskoriasi.
Rasional :
Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi, dan imobilisasi.
Jaringan dapat menjadi rapuh dan cenderung untuk infeksi dan
rusak.
b. Ubah posisi secara periodik dan pijat permukaan tulang bila pasien
tidak bergerak atau ditempat tidur .
Rasional :
60
pertumbuhan
organisme
patogenik.
Sabun
dapat
61
Membantu
mengidentifikasi
penyebab/faktor
pemberat
dan
62
Rasional :
Mencegah eskoriasi kulit dan kerusakan
g. Konsul dengan ahli gizi untuk memberikan diet seimbang dengan
tinggi serat dan bulk.
Rasional :
Serat menahan enzim pencernaan dan mengabsorpsi air dalam
alirannya sepanjang traktus intestinal dan dengan demikian
menghasilkan bulk, yang bekerja untuk perangsang untuk defekasi.
h. Berikan pelembek feses, stimulan ringan, laksatif pembentuk bulk,
atau enema sesuai indikasi. Pantau keefektipan.
Rasional :
Mempermudah defekasi bila konstifasi terjadi
i. Berikan obat anti diare misalnya difenoksilat hydroklorida dengan
atropin (lomotil) dan obat pengabsorbsi air misalnya metamocil.
Rasional :
Menurunkan motilitas usus bila diare terjadi.
7 Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ;
salah interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.
Tujuan : keluarga atau klien dapat mengerti tentang proses
penyakitnya/pengobatan
Kriteria hasil :
a. Menyatakan pemahaman proses penyakit, prosedur diagnostig, dan
rencana pengobatan.
63
64
65
2.2.5.
Evaluasi
Evaluasi adalah tahap kelima dan terakhir dalam proses
keperawatan, dimana perawat menilai pencapaian tujuan serta mengkaji
ulang rencana keperawatan selanjutnya. Tolok ukur yang digunakan untuk
mencapai tujuan pada tahap evaluasi ini adalah kriteria-kriteria yang telah
dibuat pada tahap perencanaan. Dengan patokan pada kriteria tersebut,
dinilai apakah masalah teratasi atau bahkan timbul masalah baru, sehingga
intervensi
keperawatan
diubah
atau
dimodifikasi.
Penilaian
dan
66
DAFTAR PUSTAKA
Aru w. Sudoyo; dkk, (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. jilid II edisi IV
Departemen Ilmu Penyakit Dalm FKUI : Jakarta.
Betz L. Cecily & Sowden A. Linda (2002), Buku Saku Keperawatan Pediatr,i
Edisi 3. EGC : Jakarta.
Doenges E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
DR. Nursalam, M Nurs (Hons) dkk (2005), Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dan
Anak. Salemba Medika : Jakarta.
67
Scanlon, C. Valerie & Sanders Tina (2006), Buku Ajar Anatomi & Fisiologi, Edsi
3. EGC : Jakarta
STAF pengajar ilmu kesehatan anak fkui (1985). Ilmu Kesehatan Anak. Bagian
Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Jakarta.
Wong L Donna (2003), Pedoman Klinis Keperawatan Pediatric, Edisi 4. EGC :
Jakarta
www.Gayul's Blog.htm. Anemia Dan Efeknya Bagi Penderita : KD menyerang
anak-anak. Hot Topic Friday, 25 May 2007