Disusun oleh :
Nama : Siti Nurhasanah
NIM : JNR0210104
2. Pengertian Anemia
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah SDM, kualitas
Hb, dan volume packed red blood cell (hematokrit) per 100 ml darah (Syilvia A. Price.
2006).
Anemia adalah penyakit darah yang sering ditemukan. Beberapa anemia memiliki pe
nyakit dasarnya, anemia bisa diklasifikasikan berdasakan bentuk atau morfologi sel dara
h merah, etiologi yang mendasari dan penampakan klinis. Penyebab anemia yang paling
sering adalah perdarahan yang berlebihan, rusaknya sel darah merah secara berlebihan he
molisis atau kekurangan pembentukan sel darah merah (hematopeisis yang tidak efektif).
Seorang pasien dikatakan anemia bila konsentrasi hemoglobin Hb nya kurang dari 13,5 g
/dL atau hemotokrit kurang dari 41% pada laki-laki, dan konsentrasi kurang dari 11,5 ata
u hemotokrit kurang dari 36% pada perempuan (Robbins 2007).
4. Etiologi Anemia
Etiologi Anemia menurut (Marmi, 2015) :
1. Kurang gizi (Malnutrisi)
2. Kurang zat besi dalam diet
3. Malabsorbsi
4. Kehilangan darah yang banyak, persalinan yang lalu, haid dan lainlain.
5. Penyakit-penyakit kronis: tbc, paru, cacing usus, malaria dan lain-lain.
7. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis enurut Nanda NIC NOC (2015) :
a. Manifestasi klinis yang sering muncul:
1) Pusing
2) Mudah berkunang kunang
3) Lesu
4) Aktivitas berkurang
5) Rasa mengantuk
6) Susah berkonsentrasi
7) Cepat lelah
8) Prestasi kerja fisik / pikiran menurun
b. Gejala khas masing masing anemia:
1) Perdarahan berulang/ kronik pada anemia pasca perdarahan, anemia defisiensi
2) besi.
3) Ikterus, urin berwarna kuning tua/ coklat, perut mrongkol/ makin buncit pada an
emia hemolitik.
4) Mudah infeksi pada anemia aplastik dan anemia karena keganasan.
5) Tanda umum anemia ialah, pucat, takikardi, pulse celer, suara pembuluh darah s
pontan, bising karotis, bising sistolik anorganik, pembesaran jantung.
c. Manifestasi khusus pada anemia :
1) Defisiensi besi spoon nail, glositis
2) Defisiensi B12: Paresisi, ulkus di tungkai
3) Hemolitik : ikterus, splenomegali
4) Aplastik : anemia biasanya berat, perdarahan, infeksi
8. Pathway
9. Pencegahan penyakit anemia menurut Hasdianah & Suprapto (2014), Anemia dapat
dicegah dengan cara memakan makanan yang mengandung:
a. Zat Besi
Dapat ditemukan pada daging. Jenis lain adalah kacang, sayuran berwarna hijau
gelap, buah-buahan, dan lain-lain.
b. Folat
Dapat ditemukan pada jeruk, pisang, sayuran berwarna hijau gelap, kacang-
kacangan, sereal dan pasta
c. Vitamin B-12
Vitamin ini banyak terdapat pada daging dan susu.
d. Vitamin C
Vitamin C membantu penyerapan zat besi. Makanan yang mengandung vitamin C
antara lain jeruk, melon dan buah beri.
10. Penanganan Anemia
Menurut Saifuddin (2009) sebagai berikut:
a. Pada anemia ringan bisa diberikan sulfas ferosis 3 x 100mg/hari dikombinasi dengan
asam folat/b12 : 15 – 30 hari
b. Lakukan pemeriksaan Hb post partum
c. Tranfusi darah sangat diperlukan apabila banyak terjadi pendarahan pada waktu
persalinan sehingga menimbulkan penurunan kadar Hb < 6 grdL (anemia pasca
perdarahan)
d. Anjurkan ibu makan makanan yang mengandung banyak protein zat besi dan asam
folat
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman atau respon
individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada resiko masalah
kesehatan atau pada proses kehidupan. Diagnosis Keperawatan merupakan bagian vital
dalam menentukan asuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai
kesehatan yang optimal. (PPNI, 2018)
Diagnosa keperawatan yang sering ditujukan pada pasien post partum dengan anemia
dalam buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Edisi I (2018) adalah sebagai
berikut :
1) Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin (D.0009)
2) Risiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh gangguan sirkulasi (D.0142)
3) Risiko Defisit Nutrisi b.d faktor psikologis (keengganan untuk makan) (D.0032)
4) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan (D.0056)
3. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan yang bersifat multikategori atau dapat diklasifikasikan ke dala
m lebih dari satu kategori, maka diklasifikasikan berdasarkan kecenderungan yang paling
dominan pada salah satu kategori/subkategori (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2018).
Perencanaan Asuhan Keperawatan pada klien dengan Post Partum Anemia (SDKI, 2018)
Diagnosa Tujuan dan
No. Intervensi Keperawatan
Keperawatan Kriteria Hasil
1 Perfusi perifer Mobilitas Fisik Edukasi Diet (I.12369)
tidak efektif b.d (L.05042) Observasi
penurunan Setelah dilakukan 1. Identifikasi kemampuan
konsentrasi tindakan pasien dan keluarga
hemoglobin keperawatan selama menerima informasi
(D.0009) 2x24 jam 2. Identifikasi kebiasaan pola
diharapkan nyeri makan saat ini dan masa
menurun: lalu
- Pergerakan Nursing Terapeutik
ekstremitas 1. Persiapkan materi, media
meningkat dan alat peraga
- Nyeri menurun 2. Jadwalkan waktu yang
- Kelemahan fisik tepat untuk memberikan
menurun pendidikan kesehatan
3. Berikan kesempatan
pasien dan keluarga
bertanya
4. Sediakan rencana makan
tertulis, jika perlu
Edukasi
1. Jelaskan tujuan
kepatuhan diet terhadap
kesehatan
2. Informasikan makanan
yang diperbolehkan dan
dilarang
3. Anjurkan
mempertahankan posisi
semi Fowler (30-45
derajat) 20-30 menit
setelah makan
4. Anjurkan melakukan
olahraga sesuai toleransi
Kolaborasi
1. Rujuk ke ahli gizi dan
sertakan keluarga, jika
perlu
2. Kolaborasi dengan dokter
terkait edukasi diet
2 Risiko infeksi b.d Integritas kulit dan Pemberian Obat (I.02062)
ketidakadekuatan jaringan (L.14125) Observasi
pertahanan tubuh Setelah dilakukan 1. Identifikasi kemungkinan
gangguan sirkulasi tindakan alergi, interaksi dan
(D.0142) keperawatan selama kontraindikasi obat (mis.
2x24 jam Gangguan menelan,
diharapkan risiko nausea/muntah, inflamasi
infeksi tidak terjadi usus, peristaltik menurun,
dengan kriteria hasil kesadaran menurun,
: program puasa)
- Nyeri menurun 2. Verifikasi order obat
- Tekstur kulit sesuai dengan indikasi
membaik 3. Monitor TTV
Nursing Terapeutik
1. Lakukan prinsip enam
benar (pasien, obat, dosis,
waktu, rute, dokumentasi)
2. Berikan obat oral sebelum
makan atau setelah makan,
sesuai kebutuhan
3. Tingkatkan mencuci
tangan
4. Tingkatkan memberi
nutrisi dan cairan
Edukasi
1. Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan dan efek
samping sebelum
pemberian
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
antiseptic topikal,
antibiotik sistemik
3 Risiko Defisit Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
Nutrisi b.d faktor (L.03030) (I.03119)
psikologis Setelah dilakukan Observasi
(keengganan untuk tindakan 1. Idenrifikasi status nutrisi
makan) (D.0032) keperawatan selama 2. Identifikasi alergi dan
2x24 jam intoleransi makanan
diharapkan risiko 3. Monitor asupan makanan
defisit nutrisi tidak Nursing Terapeutik
terjadi : 1. Berikan makanan tinggi
- Nyeri abdomen serat untuk mencegah
menurun konstipasi
- Frekuensi makan 2. Berikan suplemen vitamin,
membaik jika perlu
- Nafsu makan Edukasi
membaik 1. Anjurkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antiemik), jika perlu
2. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu
4 Intoleransi aktivitas Toleransi Aktivitas Manajemen Energi (I.05178)
b.d kelemahan (L.05047) Observasi
(D.0056) Setelah dilakukan 1. Monitor kelelahan fisik
tindakan 2. Kaji kemampuan pasien
keperawatan selama untuk melakukan aktivitas
2x24 jam 3. Monitor kehilangan atau
diharapkan gangguan keseimbangan
intoleransi aktivitas gaya jalan
menurun: Nursing Terapeutik
- Kekuatan tubuh 1. Lakukan latihan rentang
bagian bawah gerak pasif/aktif
meningkat 2. Beri lingkungan yang
- Keluhan lelah aman dan nyaman
menurun 3. Libatkan keluarga dalam
- Warna kulit melakukan aktifitas, jika
membaik perlu
- Tekanan darah Edukasi
membaik 1. Anjurkan melakukan
aktifitas secara bertahap
2. Anjurkan keluarga untuk
memberikan penguatan
positif
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, adalah kategori dari
perilaku keperawatan di mana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil
yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang dilakukan dan diselesaikan.
Implementasi menuangkan rencana asuhan kedalam tindakan, setelah intervensi
dikembangkan, sesuai dengan kebutuhan dan prioritas klien, perawat melakukan
tindakan keperawatan spesifik, yang mencakup Tindakan perawat dan tindakan dokter
(Potter & Perry, 2015).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah respon pasien terhadap standar atau kriteria yang ditent
ukan oleh tujuan yang ingin dicapai. Penulisan pada tahap evaluasi proses keperawatan y
aitu terhadap jam melakukan tindakan, data perkembangan pasien yang mengacu pada tu
juan, keputusan apakah tujuan tercapai atau tidak, serta ada tanda tangan atau paraf. Eval
uasi adalah tahapan akhir dari proses keperawatan. Evaluasi disini menyediakan nilai inf
ormasi yang mengenai pengaruh dalam hal perencanaan (intervensi) yang telah direncana
kan secara seksama dan merupakan hasil dari perbandingan yang diamati dengan cara me
lihat hasil dari kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaan tersebut (Triyoga,
2015).
Evaluasi merupakan suatu proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindaka
n keperawatan pada pasien. Evaluasi dilakukan terus-menerus terhadap respon pasien pa
da tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Evaluasi proses atau promotif dilakukan s
etiap selesai tindakan. Evaluasi dapat dilakukan menggunakan SOAP sebagai pola pikirn
ya.
DAFTAR PUSTAKA
A Potter,& Perry AG. (2015). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik. 4th ed. Jakarta: EGC
Ani Triana, dkk. (2015). Buku Ajar Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal. Cet
ke-1. Yogyakarta: Deepublish
Arfah, Nida Khofiyyan. (2017) .LAPORAN PENDAHULUAN Post Partum dengan Anemia.
Tersedia di: https://id.scribd.com/document/430603146/LAPORAN-PENDAHULUAN-
Post-Partum-Dengan-Anemia (diakses pada tanggal 08 November 2021)
Cooper, Fraser. 2009. Buku Ajar Bidan Myles. Jakarta: EGC.
Handayani, Wiwik & Haribowo, Andi. (2008) .Buku Ajar Asuhan Kepeawatan pada Klien
deng an Gangguan Sistem Hematologi, Jakarta, Salemba Medika.
Hasdianah & Suprapto, S. I. (2014). Patologi & Patofisiologi Penyakit. Yogyakarta :Nuha Medi
ka
Khairani, Nadia. (2019). Pegelolaan Keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik Pada Ibu Post Pa
rtum dengan Anemia di Ruang Nifas RSUD Bendan Kota Pekalongan Prodi DIII Kperaw
atan. PEKALONG: Prodi VI Keperawatan Pekalongan POLTEKKES KEMENKES SEM
ARANG. Tersedia di: http://repository.poltekkes-smg.ac.id//index.php?
p=show_detail&id=19476 (diakses pada tanggal 08 November 2021)
Manuaba, Ida bagus Gede. (2010). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.
Marmi, A Retno dan Ery. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Patologi. Yogyakarta: Pustaka Pelaj
ar
Nurarif.A.H. dan Kusuma.H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: MediAction
Pathway Anemia. (2015). Tersedia di: https://id.scribd.com/document/248448707/Pathway-Ane
mia (diakses pada tanggal 15 November 2021)
PPNI DPP SDKI Pokja Tim, (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakart
a: DPP PPNI
PPNI DPP SIKI Pokja Tim, (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta:
DPP PPNI
PPNI DPP SLKI Pokja Tim, (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta:
DPP PPNI
Prawirohardjo, Sarwono. (2011). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiroh
ardjo.
Proverawati, Atikah. (2011). Imunisasi dan Vaksinasi. Jakarta : Nuha Offset
Saifuddin, Bari Abdul. (2007). Buku Asuhan Nasional Pelayanan Nasional Kesehatan Materna
l dan Neonatal . Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Triyoga, A. (2015). Pelaksanaan Dokumentasi Keperawatan di Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Baptis Kediri. Jurnal Penelitian Keperawatan, 1(2), 155-164.