Disusun Oleh
JNR0210037
1.1.1 Definisi
indriati, 2015).
1.1.2 Etiologi
tuberculosis yaitu tipe human dan bovin. Basil tipe human berada di
dan orang yang rentan terinfeksi bila menghirup bercak ludah ini
lansia, HIV.
Tanda dan gejala pada TB paru yaitu batuk >3 minggu, nyeri
dada, malaise, sesak nafas, batuk darah, demam. Tanda dan gejala
respiratorik (Padila,2013).
a. Demam
b. Malaise
a. Batuk
& Imam,2013).
b. Batuk darah
c. Sesak nafas
yang meluas atau karena adanya hal lain seperti efusi pleura,
Imam,2013).
d. Nyeri dada
Gejala nyeri dada dapat bersifat bersifat lokal apabila yang
1.1.4 Klasifikasi
2019)
a. Tuberkulosis paru
paru.
tulang
pemeriksaan bakteriologi
a. Mono resisten (TB MR): resisten terhadap salah satu jenis OAT
b. Poli resisten (TB PR): resisten terhadap lebih dari satu jenis
OAT lini pertama selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara
bersamaan.
Kapreomisin, Amikasin).
1.1.5 Patofisiologi
(menghancurkan)
basil dan jaringan normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan
pemajanan.
jaringan -jaringan fibrosa, bagian sentral dari massa fibrosa ini disebut
karna gangguan atau respon yang inadekuat dari respon sistem imun.
Penyakit dapat juga aktif dengan infeksi ulang dan aktivasi bakteri
lanjut.
1.1.6 Penularan TB
(Notoatmodjo,2011)
disekitar TB paru.
bentuk droplet pada saat batuk atau bersin. Droplet ini mengandung
droplet ini terhirup oleh orang lain dan menetap dalam paru yang
2.1.7 Komplikasi
TB paru yaitu :
paru.
(sewaktu- pagi-sewaktu).
2. Pemeriksaan dahak
Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS) :
b. Pemeriksaan biakan
mycbacterium tuberculosis.
d. Tes Mantoux/Tuberkulin
kuman TB.
g. Pemeriksaan Radiologi
TB paru yaitu :
kemudian.
5) Bayangan millie
2.1.9 Penatalaksanaan
a. Tujuan pengobatan
OAT.
b. Prinsip pengobatan
tepat, obat ditelan secara teratur dan diawasi oleh PMO sampai
selesai.
c. Tahapan pengobatan
1) Tahap awal
resisten obat.
2) Tahap lanjutan
1) Isoniazid (H)
Isoniazid diberikan melalui oral atau intramuskular. Obat ini
2) Rifampisin (R)
3) Etambutol (E)
yang lain.
4) Pirazinamid (Z)
5) Streptomisin
a. Kategori 1 : 2(HRZE)/4H3R3
Obat diberikan selama dua bulan 2 (HRZE). Kemudian
Tahap lanjutan 3
Tahap intensif tiap hari kali seminggu
Berat selama 16 minggu
selama 50 hari RHZE
badan RH
(150mg/75mg/400mg/275mg)
( 150mg/150mg)
Sumber : Kemenkes,2014
Keterangan : H = Isoniasid
R = Rifampisin
Z = Pirasinamid
E = Etambutol
S = Streptomisin
b. Kategori 2 : 2HRZES/HRZE/5H3R3E3
Obat ini diberikan pada pasien BTA positif yang pernah diobat
sebelumnya.
Sumber : Kemenkes,2014
(150/75/400/275)
71 kg 5 tablet 4KDT
a. Sembuh
Penderita telah menyelesaikan pengobatan dan pemeriksaan
b. Pengobatan lengkap
pengobatan.
c. Meninggal
d. Pindah
e. Putus berobat
f. Gagal
pengobatan.
lengkap.
a. Fisioterapi Dada
Fisioterapi dada terdiri atas drainase postural,perkusi,dan
bronkial.
Bare,2013).
c. Penghisapan Lendir
2.1.10 Pathway
Daya tahan
Masuk ke paru-paru melalui tubuh lemah
udara
suhu tubuh dari variasi suhu normal. Suhu tubuh normal berkisar
temperatur suhu kurang atau lebih 38̊C atau oral temperature kurang
suhu lebih dari 41,5̊C yang dapat terjadi pada klien dengan infeksi
dan lain-lain.
yaitu :
tinggi)
3. Stroke
yang didapatkan).
5. Trauma
1. Tanda mayor:
Suhu tubuh diatas normal yaitu >37,8̊C (100̊F) per oral atau
38,8̊C (101̊F) per rektal dan diatas 37,2̊C suhu axilla atau ketiak.
2. Tanda minor:
a. Kulit merah
b. Kejang
Kejang merupakan kondisi dimana otot-otot tubuh berkontraksi
c. Takikardia
jantung normal.
d. Takipneu
endogen. Pirogen eksogen adalah pirogen yang berasal dari luar tubuh
pasien. Pirogen endogen adalah pirogen yang berasal dari dalam tubuh
toksin, mediator inflamasi atau reaksi imun. Sel darah putih akan
menganggap suhu sekarang lebih rendah dari suhu yang baru sehingga
memicu mekanisme seperti menggigil, dan mekanisme volunter
lain :
1. Postur abnormal
2. Apnea
3. Koma
4. Kulit kemerahan
5. Hipotensi
7. Gelisah
8. Letargi
9. Kejang
11. Stupor
12. Takikardia
13. Takipnea
14. Vasodilatasi
2.3.1 Definisi
Kompres merupakan metode pemeliharaan suhu tubuh dengan
handuk yang telah dicelupkan air hangat dan ditempelkan pada bagian
tersebut lebih banyak pembuluh darah yang besar dan banyak terdapat
Maluku,2011) :
2.3.3 Indikasi
d. Adanya abses
1.4.1 Pengkajian
a. Umur
termasuk TB paru.
b. Jenis kelamin
d. Suku bangsa
TB paru yaitu:
a. Batuk
b. Batuk darah
c. Sesak nafas
d. Nyeri dada
ringan.
e. Demam
melakukan inspirasi?
aktivitas klien.
bertambah buruk pada malam hari atau pada siang hari. Apakah
(intermiten) (Muttaqin,2012).
paru, keluhan batuk lama saat masih kecil, TB dari orang lain, atau
penyakit lain seperti diabetes militus. Tanyakan pada pasien apakah
(Muttaqin,2012).
Karena sesak nafas dan nyeri akan meningkatkan emosi dan rasa
a. Pola nutrisi
b. Pola eliminasi
(Muttaqin,2012).
e. Aktivitas
klien.
8. Pemeriksaan fisik
hipertensi
(Muttaqin,2012).
Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi, warna rambut
hitam atau putih biasanya pada klien dengan asma muka tampak
pucat.
c. Pemeriksaan telinga
d. Pemeriksaan mata
e. Pemeriksaan hidung
Simetris, terdapat sekret atau tidak, terdapat polip atau tidak, ada
nyeri tekan atau tidak, pada klien dengan asma biasanya terdapat
cuping hidung.
Mukosa bibir lembab, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan,
g. Pemeriksaan leher
Simetris, ada nyeri tekan atau tidak, ada benjolan atau tidak,
Payudara simetris, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak ada
1) Inspeksi
2) Palpasi
(Muttaqin,2012).
3) Perkusi
4) Auskultasi
(Somantri,2012).
j. Pemeriksaan jantung
k. Pemeriksaan abdomen
1) Inspeksi
ada massa atau tidak, amati apakah ada lesi atau tidak.
2) Auskultasi
3) Palpasi
benjolan.
4) Perkusi
l. Pemeriksaan integumen
Amati warna kulit, struktur kulit halus, apakah ada nyeri tekan
m. Pemeriksaan ekstremitas
obstruksi sputum.
pernafasan
1. Perawatan Langsung
5. Agens
farmaseutika
6. Sepsis
7. Trauma
dengan judul.
kompres pada daerah aksila adalah 39,02°C dan rerata suhu pada
air hangat pada daerah aksila dengan kompres hangat pada daerah
dahi.
pasien
dalam kondisi gelisah dan pasien dengan penyakit jantung yang
design. Populasi pada penelitian ini yaitu semua pasien anak yang
didapatkan hasil mean 38,14 standart deviasi 0,61 dengan nilai min
mean 37,54 standar deviasi 0,57 dengan nilai min 36,7 nilai maks
38,9. Nilai selisih rata-rata sebelum dan sesudah intervensi yaitu
mean 0,65 standart deviasi 0,37 nilai min 0,41 dan maks 0,80
gejala panas. Ini merupakan bagian dari uap neraka Jahannam. Hadits
Dengan kata lain, siramkan pada orang yang menderita sakit, air bisa
bisa membersihkan karat (kotoran) besi. Hal ini karena jika besi
dipanaskan diatas api, hilanglah karat yang menempel dan besi itupun
menjadi bersih kembali. Demikian pula demam, akan berdampak
seperti itu juga bagi diri manusia yaitu membersihkan dosa dan
keperawatan.
keperawatan.
(self care).
kesehatan.
8. Dapat menjaga rasa aman, harga diri dan melindungi klien.
2.4.7 Evaluasi
ditetapkan.
oleh klien.
hipertermia
Studi Literatur Asuhan Keperawatan pada Penderita TB Paru Dengan Masalah Keperawatan Hipertermia
Keterangan
: Konsep utama ditelaah
: Tidak ditelaah
: Berhubungan
: Berpengaruh
Keperawatan Hipertermia.