d. Katarak
Katarak adalah tertutupnya lensa mata sehingga pencahayaan di fokusing
terganggu (retina) katarak terjadi pada semua umur namun yang sering terjadi pada usia >
55 tahun. Tanda dan gejalanya berupa : Bertanbahnya gangguan penglihatan, pada saat
membaca / beraktifitas memerlukan pencahayaan yang lebih, kelemahan melihat
dimalam hari, penglihatan ganda. Penanganannya yang tepat adalah pembedahan untuk
memperbaiki lensa mata yang rusak pembedahan dilakukan bila katarak sudah
mengganggu aktifitas namun bila tidak mengganngu tidak perlu dilakukan pembedahan.
Tinitus
Suatu bising yang bersifat mendengung, bisa bernada tinggi atau rendah, bisa terus
menerus atau intermiten. Biasanya terdengar lebih keras di waktu malam atau ditempat
yang sunyi. Apabila bising itu begitu keras hingga bisa didengar oleh dokter saat
auskkkultasi disebut sebagai tinnitus obyektif.
Organ pengecap yang paling berperan adalah pada bagian depan, tepi dan belakang,
rasa manis dan asin berada pada bagian ujung lidah, asam dibagian tepi sedang pahit
dipangkal lidah. Fungsi pengecap akan berubah seiring bertambahnya usia. Kerusakan
fungsi pengecap akan menyebabkan makan kurang bergairah terkadang seorang lansia
perlu menambah jumlah garam karena dia merasa bahwa maskannya kurang asin
(padahal sudah asin).
Kurangnya sensasi rasa dikarenakan pengaruh sensori persarafan. Ketidakmampuan
mengidentifiksi rasa secara unilateral atau bilateral. Adanya iritasi yang kronis dari
selaput lendir, atropi indera pengecapan, hilangnya sensitifitas dari syaraf pengecap
dilidah terutama rasa manis dan asin, hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap.
Masalah yang sering timbul pada lansia adalah kemapuan mengunyah yang semangkin
menurun.
Salah satu keluhan yang sering pada lanjut usia (lansia) adalah sering merasakan
makanan yang dikonsumsi terasa pahit sehingga lansia tersebut mengalami tidak nafsu
makan. Hal ini merupakan salah satu gangguan pengecapan.
Gangguan pengecapan ini merupakan suatu hal yang cukup penting karena dapat
menyebabkan berkurangnya nafsu makan sedemikian rupa, yang dapat mengakibatkan
turunnya berat badan, dapat merupakan gejala penyakit yang belum terdiagnosis, dan jika
seseorang tidak dapat lagi menikmati makanan hal ini dapat mempengaruhi hubungan
sosial.
Gangguan pengecapan yang terjadi tidak terlepas dari peranan lidah dan air ludah
yang mengalami gangguan pada lansia karena pekarena penyakit atau gangguan tertentu.
Peranan lidah dan air ludah
Lidah berperanan pada proses pengunyahan dalam pembagian bahan-
bahan makanan di dalam rongga mulut, juga berperan dalam proses menelan,
artikulasi (bicara) dan pengecapan karena mengandung papil pengecap pada
permukaan lidah yang mengandung sel-sel pengecap dan saraf pengecap.
Suatu zat hanya dapat dinikmati rasanya jika larut dalam air ludah. Melalui pori
pengecap suatu zat dapat mencapai sel-sel pengecap dan mempengaruhi ujungujung sel-
sel pengecap dan sesudahnya melalui serabutserabut saraf akan menghasilkan respons
saraf sehingga seseorang dapat merasakan rasa makanan (mengecap).Salah satu faktor
yang penting yang mempengaruhi kemampuan seseorang mengecap makanan adalah
suhu, yaitu rasa manis akan lebih terasa manis jika makanan yang dimakan dalam
keadaan panas, sedangkan rasa masam dan asin tidak dipengaruhi suhu, sehingga pada
lansia sering lebih senang dengan makanan yang panas karena rasanya lebih enak.
Lidah dapat membedakan 4 rasa dasar, yaitu asin, masam, manis dan pahit, bagian
ujung/depan lidah paling peka merasakan yang asin dan manis, bagian samping lidah
paling peka terhadap rasa masam sedangkan bagian belakang lidah serta langit-langit
paling peka terhadap rasa pahit. Bagian tengah lidah relatif tidak peka terhadap
pengenalan rasa.
Kemampuan seseorang untuk menikmati rasa makanan (mengecap) tergantung
pada banyaknya papil pengecap, sel-sel pengecap, gerakan lidah (misalnya gangguan
gerak lidah akibat strok) dan banyaknya air ludah. Pada lansia hal-hal tersebut sering
mengalami gangguan.
Gangguan Pengecapan
Berbagai jenis penyakit dapat menyebabkan gangguan pengecapan antara
laininfeksi pada rongga mulut, gangguan pada produksi air ludah, penyakit pada usus
(penyakit Crohn), penyakit hati (hepatitis, sirosis), penyakit ginjal dan penderita cuci
darah (hemodialisis), tumor, taruma dan penyinaran pada daerah kepala dan leher serta
obat-obatan. Juga, salah satukeluhan wanita menopause adalah selain mengalami rasa
terbakar dan kering pada mulut disertai gangguan pengecapan dan sering mengalami rasa
pahit pada mulut.Selain daripada itu, salah satu peranan mineral yang sering terlupakan
pada gangguan pengecapan adalah kekurangan mineral seng (zinkum/Zn).
Mineral Zn
Salah satu perubahan yang terjadi pada air ludah penderita dengan
gangguan pengecapan adalah berkurangnya kadar Zn di dalam air ludah. Kadar Zn
pada air ludah orang dewasa berkisar 90-120 ìg/100 ml. Mineral Zn berperanan di
dalam fungsi berbagai indera seperti melihat, mencium bau dan mengecap. Kadar Zn
di dalam air ludah ditentukan oleh diet/ makanan yang dikonsumsi, misalnya
makanan yang berasal dari protein hewani mengandung banyak mineral Zn,
sedangkan sebaliknya makanan yang berasal dari protein tumbuh-tumbuhan
mengandung sedikit Zn.
Pada mereka yang menjadi vegetarian (mengkonsumsi makanan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan) dan padamereka yang tidak nafsu makan karena gangguan
kejiwaan (anoreksia nervosa) dapat mengakibatkan kurangnya mineral Zn sehingga
hal ini perlu mendapat perhatian jika mengalami gangguan pengecapan.
Perlu Diperhatikan
Penatalaksanaan penderita dengan gangguan pengecapan perlu memperhatikan
penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi pengecapan, misalnya penyakit saluran
cerna dari mulut sampai usus,
penyakit hati, ginjal, paska hemodialisis, tumor, trauma dan penyinaran pada daerah
kepala dan leher, obat-obatan, paska menopause, gangguan kejiwaan.
Peranan dari lidah misalnya berkurangnya papil lidah dan ael-sel pengecap,
penyakit tertentu misalnya strok yang mengakibatkan gangguan gerak lidah, dan
berkurangnya produksi air ludah. Upayakan mengkonsumsi makanan dan minuman
dalam keadaan hangat agar rasanya lebih enak.
5. Penciuman
Pada sistem penciuman terjadi pembentukan kartilago yang terus menerus terbentuk
didalam hidung sesuai proses penuaan, menyebabkan hidung menonjol lebih tajam.
Atropi progresif pada tonjolan olfaktorius juga terjadi, mengakibatkan kemunduran
terhadap dalam indra penciuman. Masalah yang sering terjadi pada lansia adalah
gangguan pada penciuman terhadap bau-bauan. Kenikmatan makan akan didukung oleh
indra pembau, makan yang dibau akan merangsang mukosa hidung untuk menghantar
impuls ke otak untuk menyimpulkan bahwa makan itu enak atau tidak. Ini juga akan
berpengaruh terhadap keinginan pemenuhan nutrisi.
Sensasi penciuman bekerja akibat stimulasi reseptor oftaclorius oleh zat kimia
yang mudah menguap perubahan yang mudah menguap perubahan yang terjadi pada
penciuman akibat proses menua yaitu penurunan atau kehilangan sensasi penciuman
karena penusan dan usia.penyebab lain yang juga dianggap sebagai sebagai pendukung
terjadi kehilangan sensasi penciuman termasuk pilek,influenza ,merokok,obstruksi
hidung,dan faktor lingkungan ,implikasi dari hal ini adalah penurunan sensitivitas
terhadap bau.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sensori adalah stimulus atau rangsangan yang datang dari dalam maupun luar tubuh.
Stimulus tersebut masuk ke dalam tubuh melalui organ sensori ( panca indera). Stimulus
yang sempurna memungkinkan seseorang untuk belajar berfungsi secara sehat dan
berkembang dengan normal.
Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta
memperbaiki kerusakan yang diderita. Seiring dengan proses menua tersebut tubuh akan
mengalami berbagai masalah kesehatan atau yang biasa disebut penyakit degeneratif.
Perubahan pada sistem indra yang dibahas meliputi pengelihatan, pendengaran,
pengecap, penciuman, dan peraba.
Daftar Pustaka
Stanley Mickey, Patrician Gauntlett Beare. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik.
Jakarta:EGC
Kushariadi. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta:Salemba Medika
Mariam, Siti. R DKK. Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya. 2008. Jakarta : Salemba
Medika.
Bandiyah, siti. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. 2009.Yogjakarta : Nuha Medika.
https://kikiprasetyo.wordpress.com/2011/01/12/gangguan-pengecapan-menyebabkan-
kurangnya-nafs
u-makan-lansia/