Disusun oleh :
A. Sensori Normal
Sensori adalah stimulus atau rangsangan yang datang dari dalam maupun
luar tubuh. Stimulus tersebut masuk ke dalam tubuh melalui organ sensori
( panca indera). Stimulus yang sempurna memungkinkan seseorang untuk
belajar berfungsi secara sehat dan berkembang dengan normal.
1. Stimulus (rangsangan)
2. Reseptor
3. Konduksi
4. Persepsi
1. Mata (Visual)
2. Telinga (Auditory)
3. Hidung (Olfactory)
Disebut juga indera pembau, terletak pada selaput lendir hidung, fungsinya
meneruskan informasi mengenai bau-bauan (bunga, parfum, bau makanan).
4. Lidah (Gustatory)
5. Kulit (Tactile)
Taktil adalah indera peraba. Terletak pada kulit dan sebagian dari selaput
lendir. Bayi yang baru lahir, menerima informasi untuk pertama kalinya
melalui indera peraba ini.
B. Proses Menua
1. Indra pengelihatan
2. Indra pendengaran
Pada lansia umumnya disebabkan koagulasi cairan yang terjadi selama otitis
media atau tumor seperti kolesteatoma. Gangguan ini dapat diatasi dengan
operasi. Hilangnya sel – sel rambut koklear, reseptor sensorik primer sistem
pendengaran atau sel saraf koklear ganglion, brain stem trucks dikenal
dengan sensoric neurel hearing loss. Kerusakan sistem ini sangat kompleks
dan umumnya tidak dapat disembuhkan. penyebab gangguan pendengaran
lainnya seperti sindrom meniere dengan ggejala seperti vertigo, mual,
muntah, telinga terasa penuh tinnitus, dan hilangnya daya pendengaran dan
aquostik neuroma.. Hal yang sering terjadi pada lansia adalah hilangnya
high pitch terutama konsonan. Apabila berbicara dengan lansia sebaiknya
jelas, pelan, selalu memelihara kontak mata, dan berhadapan sehingga lansia
dapat melihat gerak bibir sewaktu kita berbicara
3. Indra peraba
Pada lansia, kulit mengalami atrofi, kendur, tidak elastis, kering, dan
berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehinggga menjadi tipis dab
berbercak. Kekeringan kulit disebabkan atrovi glandula sebasea dan
glandula sudorivera. Menipisnya kulit ini tidak terjadi pada epidermisnya,
tetapi pada dermisnya karena terdapat perubahan dalam jaringan kolagen
serta jaringan elastisnya. Bagian kecil pada kulit menjadi muda retak dan
menyebabkan cechymosen. Timbulnya pigmen berwarna coklat pada kulit,
dikenal dengan liver spot. Perubahan kulit banyak dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, antara lain angin dan sinar matahari, terutama sinar ultraviolet.
4. Indra pengecap
Pada lidah terdapat banyak tonjolan saraf pengecap yang memberi berbagai
sensasi rasa ( manis, asin, gurih, dan pahit ). Akibat penambahan usia maka
jumlah tonjolan saraf tersebut berkurang, sehingga lansia kurang dapat
merasakan rasa kecap, akibatnya mereka butuh lebih banyak jumlah gula
atau garam untuk mendapatkan rasa yang sama dengan kualitasnya.
Mata dan pendengaran merupakan bagian yang vital dalam kehidupan untuk
pemenuhan hidup sehari-hari, terkadang perubahan yang terjadi pada mata
dan telinga dapat menurunkan kemampuan beraktifitas. Para lansia yang
memilih masalh mata dan telinga menyebabkan orang tersebut mengalami
isolasi sosial dan penurunan perawatan diri sendiri.
ARMD terjadi pad usia 50-65 tahun dibeberapa kasus ini mengalami
peningkatan makula berada dibelakang lensa sedangkan makula sendiri
berfungsi untuk ketajaman penglihatan dan penglihatan warna, kerusakan
makula akan menyebabkan sesorang mengalami gangguan pemusatan
penglihatan.
Glaukoma
Glaukoma dapat terjadi pada semua usia tapi resiko tinggi pada lansia usia
60 tahun keatas, kerusakan akibat glaukoma sering tidak bisa diobati namun
dengan medikasi dan pembedahan mampu mengurangi kerusakan pada mata
akibat glaukoma. Glaukoma terjadi apabila ada peningkatan tekanan intra
okuler ( IOP ) pada kebanyakan orang disebabkan oleh oleh peningkatan
tekanan sebagai akibat adanya hambatan sirkulasi atau pengaliran cairan
bola mata (cairan jernih berisi O2, gula dan nutrisi), selain itu disebabkan
kurang aliran darah kedaerah vital jaringan nervous optikus, adanya
kelemahan srtuktur dari syaraf.
Katarak
Penyebab utama dari kelainan ini adalah kerusakan neuron akibat bising,
prebiakusis, obat yang oto-toksik, hereditas, reaksi pasca radang dan
komplikasi aterosklerosis.
3. Prebiakusis
Hilangnya pendengaran terhadap nada murni berfrekwensi tinggi, yang
merupakan suatu fenomena yang berhubungan dengan lanjutnya usia.
Bersifat simetris, dengan perjalanan yang progresif lambat. Terdapat
beberapa tipe presbiakusis, yaitu :
1) Presbiakusis Sensorik
2) Presbiakusis neural
Abnormalitas vaskularis striae berupa atrofi daerah apical dan tengah dari
kohlea. Prebiakusis jenis ini biasanya terjadi pada usia yang lebih muda
disbanding jenis lain.
4. Tinitus
Suatu bising yang bersifat mendengung, bisa bernada tinggi atau rendah,
bisa terus menerus atau intermiten. Biasanya terdengar lebih keras di waktu
malam atau ditempat yang sunyi. Apabila bising itu begitu keras hingga bisa
didengar oleh dokter saat auskkkultasi disebut sebagai tinnitus obyektif.
5. Persepsi Pendengaran Abnormal
Sering terdapat pada sekitar 50% lansia yang menderita presbiakusis, yang
berupa suatu peningkatan sensitivitas terhadap suara bicara yang keras.
Tingkat suara bicara yang pada orang normal terdengar biasa, pada
penderita tersebut menjadi sangat mengganggu.
Daftar Pustaka
1. Mariam, Siti. R DKK. Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya.
2008. Jakarta : Salemba Medika.