2. Indra pengecap
2
Pada lidah terdapat banyak tonjolan saraf pengecap yang memberi berbagai sensasi rasa ( manis, asin,
gurih, dan pahit ). Akibat penambahan usia maka jumlah tonjolan saraf tersebut berkurang, sehingga
lansia kurang dapat merasakan rasa kecap, akibatnya mereka butuh lebih banyak jumlah gula atau
garam untuk mendapatkan rasa yang sama dengan kualitasnya
Mata normal
Mata merupakan organ penglihatan, bagian-bagian mata terdiri dari sklera, koroid dan retina.
Sklera merupakan bagian mata yang terluar yang terlihat berwarna putih, kornea adalah lanjutan dari
sklera yang berbentuk transparan yang ada didepan bola mata, cahaya akan masuk melewati bola
mata tersebutsedangkan koroid merupakan bagian tengah dari bola mata yang merupakan pembuluh
darah. Dilapisan ketiga merupakan retina, cahaya yang masuk dalm retina akan diputuskan leh retina
dengan bantuan aqneous humor,lensa dan vitous humor. Aqueous humor merupakan cairan yang
melapisi bagian luar mata, lensa merupakan bagian transparan yang elastis yang berfungsi untuk
akomodasi.
Hubungan usia dengan mata Kornea, lensa, iris, aquous humormvitrous humor akan mengalami
perubahan seiring bertambahnya usia., karena bagian utama yang mengalami perubahan / penurunan
sensifitas yang bisa menyebabkan lensa pada mata, produksi aquous humor juga mengalami
penurunan tetapi tidak terlalu terpengaruh terhadap keseimbangan dan tekanan intra okuler lensa
3
umum. Bertambahnya usia akan mempengaruhi fungsi organ pada mata seseorang yang berusia 60
tahun, fungsi kerja pupil akan mengalami penurunan 2/3 dari pupil orang dewasa atau muda,
penurunan tersebut meliputi ukuran-ukuran pupil dan kemampuan melihat dari jarak jauh. Proses
akomodasi merupakan kemampuan untuk melihat benda-bend dari jarak dekat maupun jauh.
Akomodasi merupakan hasil koordianasi atas ciliary body dan otot-otot ins, apabial sesorang
mengalami penurunan daya akomodasi makaorang tersebut disebut presbiopi. 5 masalah yang muncul
ada lansia :
a. Penurunan kemampuan penglihatan
Penurunan ini dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya adalah progesifitas dan pupil
kekunningan pada lensa mata, menurunnya vitous humor, perubahan ini dapat mengakibatkan
berbagai masalah pada usia lanjut seperti : mata kabur, hubungan aktifitas sosial, dan penampialan
ADL, pada lansia yang berusia lebih dari 60 tahun lensa mata akan semakin keruh, beberapa orang
tidak mengalami atau jarang mengalami penurunan penglihatan seirinng dengan bertambahnya
usia.
c. Glaukoma
Glaukoma dapat terjadi pada semua usia tapi resiko tinggi pada lansia usia 60 tahun keatas,
kerusakan akibat glaukoma sering tidak bisa diobati namun dengan medikasi dan pembedahan
mampu mengurangi kerusakan pada mata akibat glaukoma. Glaukoma terjadi apabila ada
peningkatan tekanan intra okuler ( IOP ) pada kebanyakan orang disebabkan oleh oleh peningkatan
tekanan sebagai akibat adanya hambatan sirkulasi atau pengaliran cairan bola mata (cairan jernih
berisi O2, gula dan nutrisi), selain itu disebabkan kurang aliran darah kedaerah vital jaringan
nervous optikus, adanya kelemahan srtuktur dari syaraf.
4
Populasi yang berbeda cenderung untuk menderita tipe glaukoma yang berbeda pula pada
suhu Afrika dan Asia lebih tinggi resikonnya di bandinng orang kulit putih, glaukoma merupakan
penyebab pertama kebutuhan di Asia.
Tipe glaukoma ada 3 yaitu :
Primary open angle Gloueoma (glaukoma sudut terbuka)
Normal tenion glukoma (glaucoma bertekanan normal)
Angel clousure gloukoma (Glaukoma sudut tertutup)
d. Katarak
Katarak adalah tertutupnya lensamata sehingga pencahayaan di fokusing terganggu (retina)
katarak terjadi pada semua umur namun yang sering terjadi pada usia > 55 tahun. Tanda dan
gejalanya berupa : Bertanbahnya gangguan penglihatan, pada saat membaca / beraktifitas
memerlukan pencahayaan yang lebih, kelemahan melihat dimalam hari, penglihatan ganda.
Penanganannya yang tepat adalah pembedahan untuk memperbaiki lensa mata yang rusak
pembedahan dilakukan bila katarak sudah mengganggu aktifitas namun bila tidak mengganngu
tidak perlu dilakukan pembedahan.
5
A. Perubahan Terkait Usia pada Fungsi Sistem Muskuloskeletal
Massa tulang kontinu sampai mencapai puncak pada usia 30-35 tahun setelah itu akan menurun
karena disebabkan berkurangnya aktivitas osteoblas sedangkan aktivitas osteoklas tetap normal. Secara
teratur tulang mengalami turn over yang dilaksanakan melalui 2 proses yaitu; modeling dan remodeling,
pada keadaan normal jumlah tulang yang dibentuk remodeling sebanding dengan tulang yang dirusak.
Ini disebut positively coupled jadi masa tulang yang hilang nol. Bila tulang yang dirusak lebih banyak
terjadi kehilangan masa tulang ini disebut negatively coupled yang terjadi pada usia lanjut.
Dengan bertambahnya usia terdapat penurunan masa tulang secara linier yang disebabkan kenaikan
turn over pada tulang sehingga tulang lebih pourus. Pengurangan ini lebih nyata pada wanita, tulang
yang hilang kurang lebih 0,5 sampai 1% per tahun dari berat tulang pada wanita pasca menopouse dan
pada pria diatas 80 tahun, pengurangan tulang lebih mengenai bagian trabekula dibanding dengan kortek.
Pada pemeriksaan histologi wanita pasca menopouse dengan osteoporosis spinal hanya mempunyai
trabekula kurang dari 14%. Selama kehidupan laki-laki kehilangan 20-30% dan wanita 30-40% dari
puncak massa tulang.
Pada sinofial sendi terjadi perubahan berupa tidak ratanya permukaan sendi terjadi celah dan
lekukan dipermukaan tulang rawan. Erosi tulang rawan hialin menyebabkan pembentukan kista di
rongga sub kondral. Ligamen dan jaringan peri artikuler mengalami degenerasi Semuanya ini
menyebabkan penurunan fungsi sendi, elastisitas dan mobilitas hilang sehingga sendi kaku, kesu¬litan
dalam gerak yang rumit.
Perubahan yang jelas pada sistem otot adalah berkurangnya masa otot terutama mengenai serabut
otot tipe II. Penurunan ini disebabkan karena otropi dan kehilangan serabut otot. Perubahan ini
menyebabkan laju metabolik basal dan laju komsumsi oksigen maksimal berkurang. Otot menjadi
mudah lelah dan kecepatan laju kontraksi melambat. Selain penurunan masa otot juga dijumpai
berkurangnya rasio otot dan jaringan lemak.
Perubahan Fisik Sistem muskuloskeletal pada lansia :
1. Tulang kehilangan densikusnya yaitu rapuh.
2. Resiko terjadi fraktur.
3. Kyphosis.
4. Persendian besar & menjadi kaku.
5. Pada wanita lansia > resiko fraktur.
6. Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas.
7. Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek ( tinggi badan berkurang ).
a. Gerakan volunter yaitu gerakan berlawanan.
b. Gerakan reflektonik yaitu Gerakan diluar kemauan sebagai reaksi terhadap rangsangan pada
lobus.
c. Gerakan involunter yaitu Gerakan diluar kemauan, tidak sebagai reaksi terhadap suatu
perangsangan terhadap lobus
d. Gerakan sekutu yaitu Gerakan otot lurik yang ikut bangkit untuk menjamin efektifitas dan
ketangkasan otot volunter.
Perubahan pada sistem muskuloskeletal antara lain sebagai berikut :
6
1. Tulang
Tulang menyediakan kerangka untuk semua sistem muskuloskelethal dan bekerja berhubungan
dengan sistem otot untuk memfasilitasi pergerakan. Fungsi tambahan tulang pada tubuh manusia
adalah penyimpanann calcium, produksi sel darah, dan mendukung serta melindungi jaringan dan
organ tubuh. Tulang terbentuk dari lapisan luar yang keras disebut cortical atau tulang padat, dan di
bagian dalm terdapat spongy berlubang yang disebut trabecular. Bagian cortical terhadap komponen
tabecular berubah berdasrkan tipe tulang. Tulang panjang misalnya, radius dan femur, mengandung
sebanyak 90% corticol, sedangkan tulang vertebrata susunan utamanya adalah sel trabecular.
Corticol dan trabecular merupakan komponen tulang yang berpengaruh pada lansia.
Pada lansia terdapat perubahan pada susuanan pembentukan tulang yaitu :
a. Tulang cortikal
Mulai umur 40 tahun, terjadi perubahan penurunan sejumlah tulang cortical 3 % perdecade pada
laki-dan wanita berlanjut terus sampai akhir dewasa.
Setelah menopause, wanita terjadi penambahan penurunan/ kehilangan tulang cortical, sehingga
jumlah rata-rata penurunan mencapai 9% sampai 10 % perdecade pada umur 45-75 tahun.
Penurunan tulang corticl berakhir pada umur 70- 75 . Hasil akhir perubahan ini seumur hidup
kira-kira 35%-23% pada wanita dan laki-laki berturut-turut.
b. Tulang trabecular
Serangan hilangnya tulang trabecular lebih dulu dari serangan kehilangan cortical pada wanita
dan laki-laki. Rata-rata hilangnya tulang trabecular kira-kira 6%-8% perdecade setelah
menopause, wanita terjadi kehilangan tulang trabecular secara cepat Hasil akhir kehilangan
seumur hidup kira-kira 50%- 33% pada wanita dan laki-laki seumur hidup.
c. Peningkatan reabsorpsi tulang oleh tubuh.
d. Penurunan penyerapan kalsium
e. Serum parathyroid hormone meningkat
f. Gangguan regulasi aktivitas osteoblast.
g. Gangguan pembentukan tulang, sekunder untuk mengurangi matriks tulang.
h. Jumlah fungsi sel marrow yang digantikan oleh jaringan sel lemak
2. Otot
Semua kegiatan sehari-hari (ADL) langsung dipengaruhi oleh fungsi otot, yang di kendalikan oleh
saraf motorik. Perubahan yang berhubungan dengan usia berdampak besar pada fungsi otot, yaitu :
a. Hilangnya masa otot sebagai hasil penurunan dalam ukuran dan jumlah serat otot
b. Penurunan serat otot dengan penggantian selanjutnya oleh jaringan penghubung dan akhirnya
oleh jaringan lemak.
c. Penurunan membran sel otot dan keluarnya cairan dan pota.
Dengan umur 80 tahun, kira-kira masa otot hilang (Tonna, 1987). Pada penjumlahan, terdapat
kehilangan saraf motorik yang berhubungan dengan usia, dan ini mempengaruhi fungsi otot.
Dan pada akhirnya perubahan yang berhubungan dengan usia adalah kemunduran fungsi
motorik dan hilangnya kekuatan dan ketahanan otot.
3. Persendian
7
Pada persendian perubahan yang terjadi adalah :
a. Penurunan viskositas cairan synovial
b. Terbentuknya jaringan perut dan adanya kalsifikasi pada persendian.
c. Jaringan penghubung (kolagen dan elastis)
Kolagen sebagai protein pendukung utama pada kulit, tendon, tulang, kartilago, dan
jaringan ikat mengalami perubahan menjadi bentangan cross linking yang tidak teratur.
Bentangan yang tidak teratur dan penurunan hubungan tarikan linear pada jaringan kolagen
merupakan salah satu alasan penurunan mobilitas pada jaringan tubuh. Setelah kolagen
mencapai puncak fungsi atau daya mekaniknya karena penuaan, tensile strenght dan kekakuan
dari kolagen mulai menurun.
Kolagen dan elastin yang merupakan jaringan ikat pada jaringan penghubung mengalami
perubahan kualitatif dan kuantitatif sesuai penuaan. Perubahan pada kolagen itu merupakan
penyebab turunnya fleksibilitas pada lansia sehingga menimbulkan dampak berupa nyeri,
penurunan kemampuan untuk meningkatkan kekuatan otot, kesulitan bergerak dari duduk ke
berdiri, jongkok dan berjalan, dan hambatan dalam melaksanakn aktivitas sehari-hari
d. Kartilago
Jaringan kartilago pada persendian menjadi lunak dan mengalami granulasi dan akhirnya
permukaan sendi menjadi rata. Selanjutnya kemampuan kartilago untuk regenerasi berkurang
dan degenerasi yang terjadi cenderung ke arah progresif. Proteoglikan yang merupakan
komponen dasar matriks kartilago berkurang atau hilang secara bertahap. Setelah matriks
mengalami deteriorasi, jaringan fibril pada kolagen kehilangan kekuatannya dan akhirnya
kartilago cenderung mengalami fibrilasi. Kartilago mengalami kalsifikasi di beberapa tempat,
seperti pada tulang rusuk dan tiroid. Fungsi kartilago menjadi tidak efektif, tidak hanya sebagai
peredam kejut, tetapi juga sebagai permukaan sendi yang berpelumas. Konsekuensinya
kartilago pada persendian menjadi rentan terhadap gesekan. Perubahan tersebut sering terjadi
pada sendi besar penumpu berat badan. Akibat perubahan itu sendi mudah mengalami
peradangan, kekakuan, nyeri, keterbatasan gerak dan terganggunya aktivitas sehari-hari.
B. Faktor-Faktor Resiko
Adapun sebab-sebab gangguan muskuloskeletal pada lansia dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Mekanik : penyakit sendi degeneratif (osteoarthritis), stenosis spinal.
2. Matabolik : osteoporosis, myxedema, penyakit paget.
3. Berkaitan dengan keganasan : dermatomyositis, neuromiopati.
4. Radang : polymyalgia rhematica, temporal arthritis, gout.
5. Pengaruh obat.
Faktor Penyebab Keluhan Pada Sistem Muskuloskeletal Peter Vi (2000) menjelaskan bahwa
terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan sistem muskuloskeletal yakni,
antara lain:
1. Peregangan Otot yang Berlebihan.
Peregangan otot yang berlebihan pada umumnya sering dikeluhkan oleh pekerja yang aktivitas
kerjanya menuntut pengerahan tenaga yang besar seperti aktivitas mengangkat, mendorong, menarik
8
dan menahan beban yang berat. Hal ini terjadi karena pengerahan tenaga yang diperlukan melampaui
kekuatan optimum otot dan bila sering dilakukan maka dapat mempertinggi resiko terjadinya
keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot skeletal.
2. Aktivitas Berulang Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus-menerus seperti
pekerjaan mancangkul, membelah kayu besar, angkat-angkat dan sebagainya. Keluhan otot terjadi
karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus-menerus tanpa memperoleh
kesempatan untuk relaksasi.
3. Sikap Kerja Tidak Alamiah.
Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi bagian-bagian tubuh bergerak
menjauhi posisi alamiah, misalnya pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk,
kepala terangkat dan sebagainya. Umumnya karena karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan
stasiun kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja (Grandjean, 1993; Anis &
McConville, 1996; Waters & Anderson, 1996 & Manuaba, 2000). Di Indonesia, sikap kerja tidak
alamiah ini lebih banyak disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian antara dimensi alat dan stasiun
kerja dengan ukuran tubuh pekerja. Sebagai negara berkembang, Indonesia masih tergantung pada
perkembangan teknologi negara-negara maju khususnya dalam pengadaan peralatan industri.
Sebagai contoh, pengoperasian mesin-mesin produksi di suatu pabrik yang diimpor dari Amerika dan
Eropa akan menjadi masalah bagi sebagian besar pekerja di Indonesia. Hal tersebut disebabkan
karena Negara pengekspor di dalam mendesain mesin-mesin hanya didasarkan pada antropometri
dari pekerja mereka, yang pada kenyataannya ukuran tubuh mereka lebih besar dibandingkan dengan
pekerja di Indonesia. Dapat dipastikan kondisi tersebut akan menyebabkan sikap paksa pada waktu
pekerja mengoperasikan mesin. Apabila terjadi dalam kurun waktu yang lama, maka akan terjadi
akumulasi keluhan yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya cidera otot.
4. Faktor Penyebab Sekunder
a. Tekanan: Terjadinya tekanan langsung pada jaringan otot yang lunak. Sebagai contoh, pada saat
tangan harus memegang alat, maka jaringan otot tangan yang lunak akan menerima tekanan
langsung dari pegangan alat dan apabila hal ini sering terjadi dapat menyebabkan rasa nyeri otot
yang menetap.
b. Getaran: Getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kontraksi otot bertambah.
Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran darah tidak lancar, penimbunan asam laktat
meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri otot
c. Mikroklimat: Paparan suhu dingin yang berlebihan dapat menurunkan kelincahan, kepekaan dan
kekuatan pekerja sehingga gerakan pekerja menjadi lamban, sulit bergerak yang disertai dengan
menurunnya kekuatan otot. Demikian juga dengan paparan udara yang panas. Beda suhu
lingkungan dengan suhu tubuh yang terlampau besar menyebabkan sebagian energi yang ada
dalam tubuh akan termanfaatkan oleh tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan tersebut.
Apabila hal ini tidak diimbangi dengan pasokan energi yang cukup, maka akan terjadi
kekurangan suplai oksigen kerja otot. Akibatnya, peredaran darah kurang lancar, suplai oksigen
kerja otot menurun, proses metabolisme karbohidrat terhambat dan terjadi penimbunan asam
laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri otot.
9
d. Penyebab Kombinasi.
Resiko terjadinya keluhan otot skeletal akan semakin meningkat apabila melakukan tugasnya,
pekerja dihadapkan pada beberapa faktor resiko dalam waktu yang bersamaan misalnya pekerja
harus melakukan aktivitas angkat angkut dibawah tekanan panas sinar matahari seperti yang
dilakukan para pekerja bangunan.
Di samping kelima faktor terjadinya keluhan sistem muskuloskeletal tersebut diatas, beberapa
ahli menjelaskan bahwa faktor individu seperti umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok,
aktivitas fisik, kekuatan fisik dan ukuran tubuh juga dapat menjadi penyebab terjadinya keluhan
otot skeletal.
C. Konsekuensi Fungsional
Konsikuensi fungsional yang ditimbulkan yaitu:
1. Nyeri
2. Hambatan mobilitas fisik
3. Ansietas
4. Resiko jatuh
5. Gangguan pola tidur
10
PATHWAY
LANSIA
Heredites/ keturunan genetic, Nutrisi/ makanan, Status kesehatan, Pengalaman hidup, Lingkungan, Stress
Pola nafas
tidak
2
Kerusakan Perubahan Sistem Penurunan fungsi
Serebral muskuloskeleta endokrin seksual
(persyarafan) l
Semua hormon
↓ Gangguan
Mengganggu
penerimaan ↓ kekuatan, Atrofi dan ↓ Degenerasi Hormonal
dan rentang jumlah serabut sistem
gerak dan otot (berangsur- ekstrapiramida/ ↑ insiden Ketidaksyabilan
pengungkapan
kelenturan angsur digantikan) penyakit tiroid kadar glukosa darah
informasi dan Penurunan
jaringan fibrosa
Tremor otot Kadar
Gg. Komunikasi Kurang Progesteron
↓ masa otot,
kebebasan
kekuatan
gerak
pergerakan secara
Gg. Berkurangnya Sulit
Nyeri
Hambatan fleksibilitas postur mengalami
↓ mobilitas Kelemahan sendi,
Komunikasi tubuh dan orientasi
fisik secara umum kontraktu
verbal mobilitas seksual
fungsional
Kurang makan, Nyer
berdandan, i
Disfungsi
toileting, mandi Hambatan Resiko seksual
mobilitas jatuh
Defisit perawatan
diri
3
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009
FORMAT PEGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
1. BIODATA
Unit/ UPT : Klien berada di rumah Nama Wisma : Klien berada di rumah
Nama Klien : Ny.R No Reg. :-------------------------------------------
Umur : 73 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki/ Perempuan
Alamat asal : Kalibatur, Kalidawir
Tanggal waktu datang Klien berada di rumah Lama tinggal di Panti : Klien berada di
rumah
Pengetahuan tentang penyakit/masalah kesehatan saat ini ( pengertian, penyebab, tanda gejala, cara
perawatan) :
Klien mengerti masalah kesehatannya saat ini kalua tidak bisa melihat normal (buram) tetapi
tidak mengetahui penyebabnya apa, karena sudah dicheckan ke rumah sakit dan mau
dioperasi tidak bisa karena penyakit ini bukan penyakit, ini terjadi karena factor usia yang
sudah tua dan mengalami penurunan fungsi sensorinya dikarenakan saraf penglihatannya
yang mengalami penurunan
3. AKTIVITAS LATIHAN
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)
No Kriteria Dengan Mandiri Skor
Bantuan Yang
Didapat
1 Makan 5 10 10
2 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, atau sebaliknya 5-10 15 15
3 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi) 0 5 5
4 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, 5 10 10
menyiram)
5 Mandi 0 5 5
6 Berjalan di permukaan datar (jika tidak bisa, dengan kursi 0 5 5
roda )
7 Naik turun tangga 5 10 5
8 Mengenakan pakaian 5 10 10
9 Kontrol bowel (BAB) 5 10 10
10 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 10
Jumlah : 85
Interpretasi :
Jika skore kurang dari 60 : memerlukan bantuan pada beberapa aktifitas
Jika skore > 60 - < 90 : memerlukan bantuan minimal/ ringan
Jika skore 90 : mandiri
ALAT BANTU :__ Tidak __ Kruk __ Pispot disamping tempat tidur _____ Tripot
____ Walker ____ Tongkat __ Kursi roda __ Lain- lain, sebutkan___________________
5
4. NUTRISI DAN METABOLIK
Jenis makanan saat ini (nasi/ bubur/ cair) dan suplemen : Nasi
_______________________________________ Diet/makanan pantangan yg dijalani saat ini
:____Tidak ___ Ya Macam : _______________________
Program diit saat ini :____Tidak _____ Ya, macam : ___________________________________
Jumlah porsi setiap kali makan: 1 piring Frekwensi dalam1 hari: 3 kali
Nafsu makan:____Normal __Bertambah __Berkurang ___Penurunan sensasi rasa
____Mual __Muntah __Stomatitis
Berat badan saat ini : 40 Kg Tinggi Badan : 150 cm Fluktuasi berat badan 6 bulan terakhir:
__tidak naik/turun_______Kg ___ naik. _____Kg
Kesukaran menelan: __Tidak ____Ya, untuk makanan jenis : ____padat ___cairan
Gigi palsu: ___Tidak ___ Ya __ bagian atas ___bagian bawah
Gigi ompong : ___Tidak ____Ya (semua) ___Bagian atas ___Bagian bawah
___Sebagaian besar
Jumlah cairan/minum : ___< 1 ltr/hri ___ 1-2 ltr/hari ____ > 2 ltr/hari
Jenis cairan : Air putih dan kopi
Riwayat masalah penyembuhan kulit ___Tidak ada ___Penyembuhan Abnormal __ada ruam
___Kering ___ ada luka/lesi ____Pruritus
Pengkajian Determinan Nutrisi : _______ Baik/tdk ada resiko ________ Resiko moderate
_______ Resiko tinggi (lihat lampiran form 1)
5. ELIMINASI
Kebiasaan defekasi (BAB): 1 kali/hari ___ kali/minggu Tgl Defekasi terakhir___________
Pola BAB saat ini : ____dalam batas normal (DBN) ____ Konstipasi ___Diare
___Inkontinensia ___Nyeri ___Keluar darah Warna faeces : kuning (khas)
Colostomy : ____ tidak ___Ya Dapat merawat sendiri Colostomy : ___Ya ___Tidak
Kebiasaan BAK: 3-4 kali/hari Jumlah tidak terkaji cc/hari ____Malam sering berkemih
___Kesukaran menahan/beser ___Nyeri/disuri ___Menetes/oliguri ___Anuri
Warna Urin:_______ Alat Bantu: ___Folley kateter ____kondom kateter _____ngompol
6. TIDUR-ISTIRAHAT
Kebiasaan tidur: 7 jam/malam hari (tidur jam 22.00 bangun jam 05.00) _____ jam /tidur
siang Nyenyak tidur ___Ya ___tidak Masalah tidur ___Tidak ada ___ Ya ____
terbangun malam hari ____Sulit tidur/ Insomnia ___Mimpi buruk ___ Nyeri/tdk nyaman
6
____Gangg. Psikologis, sebutkan
_________________________________________________________________________________
7
Adakah masalah keuangan : ____Tidak _____ Ya
11. PERAN-HUBUNGAN
Peran saat ini yang dijalankan : sebagai nenek dan ibu
Penampilan peran sehubungan dengan sakit : ___ Tidak ada masalah ___Ada masalah,
sebutkan :____________________________________________________________________
Sistem pendukung: ___Pasangan(Istri/Suami) ____Saudara/famili ____Orang tua/wali
____ teman dekat ____ tetangga
Interaksi dengan orang lain : ___Baik ___ Ada masalah ___________________________
Menutup diri : ____ Tidak ____ Ya ___________________________________________
Mengisolasi diri/diisolasi orang lain : ____Tidak ____ Ya ________________________
Pengkajian fungsi sosial dengan Apgar Keluarga Dengan Lansia : _______Fungsi baik ____
Disfungsi berat _____ Disfungsi sedang(Lihat Lampiran Form 7)
12. NILAI-KEYAKINAN
Agama yang dianut: Islam Pantangan agama:____Tidak ___Ya(sebutkan) menjauhi larangan
dalam agama islam
___________________________________________________________________________
Meminta dikunjungi Rohaniawan: ___Ya ____Tidak
Nilai/keyakinan terhadap penyakit yang diderita : sudah merasa tua dan pasrah dengan keadaan
Distres Spiritual : ____ Tidak _____ Ya,
sebutkan______________________________________
8
Keadaan umum : ___ Baik ___ Lemah/ berbaring di TT Kesadaran : ____CM
___Somnolen ____Apatis ____Coma Suhu 36,5 C Nadi : ______ Tekanan darah ______
120/80 mmhg
Nadi: 98x/menit ____Lemah ____Tidak teratur RR ________ 20 x/menit
B. PERNAFASAN/SIRKULASI
Kualitas: ____DBN ____Dangkal ___Cepat- dalam ___Cepat dangkal
Batuk: ___Tidak ___Ya Sputum : ___ Tidak ada ___Banyak Warna___________
Auskultasi:
Lobus Ka. Atas ___DBN Suara abnormal _______________________________
Lobus Ki. Atas ___DBN Suara abnormal ________________________________
Lobus Ka. Bawah ___DBN Suara abnomal __________________________________
Lobus Ka. Bawah ___DBN Suara abnormal_________________________________
Bunyi jantung : ____ DBN ____Bunyi abnormal ________________________________
Pembesaran vena jugularis : _____Tidak ___Ya Edema tungkai : ____Tidak
____Ya Sebutkan ___________________________________________________________
Nadi kaki kanan (pedalis): __kuat ___lemah ____tak ada
Nadi kaki kiri (pedalis): ___kuat ___lemah ____tak ada
C. METABOLIK- INTEGUMEN
Kulit:
Warna: ___DBN ___Pucat ___Sianosis ___Kuning/ikterik ___Lain-
lain________________________________________________________________
Suhu kulit: ___DBN ___Hangat ___dingin Turgor ___DBN ___Buruk
Edema: ___tidak ada ___Ya (jelaskan/lokasi)____________________________
Lesi: ___Tidak ada ___Ya (jelaskan /lokasi) _____________________________
Memar: ___Tidak ada ___Ya (jelaskan/lokasi)_____________________________
Kemerahan: ___Tidak ada ___Ya (jelaskan/lokasi)__________________________
Gatal-gatal: ___Tidak ___Ya (jelaskan/ lokasi _____________________________
Terpasang Selang Infus/ cateter : ____Tidak ____Ya _______________________ Mulut:
Gusi: ___DBN ____stomatitis ___perdarahan___________________________
Gigi: Tidak ada gigi (ompong) ___DBN ___Caries ____Berlobang
Abdomen
9
Bising usus: ___Ada (10 x/menit) ___Tidak ada Ascites ____tidak
___Ya
Nyeri tekan : ___Tidak ____Ya Jelaskan _____________________________
Kembung : ____Tidak ____Ya Tearaba massa/tumor : ____Tidak ___Ya
Regio _____________________________________________________________
D. NEURO/SENSORI
Pupil: ___Sama __Tidak sama ____ Kiri: ___Kanan: ____Ki dan Ka
Reaksi terhadap cahaya
Kiri: ___Ya ___Tidak/Sebutkan_________
Kanan: ___Ya ___Tidak sebutkan________________________________
Keseimbangan:
1) skore 6_ , kesimpulan ______resiko tinggi jatuh baik _______Kurang
2) Kecepatan berjalan : skore _________, kesimpulan : ______ baik ____cukup ____ kurang
____ tidak mampu (Lihat Lampiran Form 8 )
Genggaman tangan: ___Sama Kuat ___Lemah/Paralisis ( ___Ka ___Ki)
Otot kaki: ___Sama Kuat ___Lemah paralysis (___Ka ___Ki)
Parastesia/kesemutan : ____Tidak ____Ya Sebutkan ___________________
Anastesia : ____Tidak _____Ya Sebutkan _________________________
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Jenis Hb GDP/GD 2 HDL/ Uric Ureum Widal Lain-2 Lain-2
Jam PP LDL/VLDL Acid ……… ………..
Hasil
Tgl
2. Foto Rontgen :
3. ECG :
4. USG :
5. Lain-lain :
10
NAMA PERAWAT: Dhea Ananda TANDA TANGAN : _________________
JABATAN :___________________ TANGGAL : _________________
Lampiran Form 1 :
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:
No Indicators score
1. Menderita sakit atau kondisi yang mengakibatkan perubahan jumlah dan jenis 2
makanan yang dikonsumsi
2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari 3
3. Makan sedikit buah, sayur atau olahan susu 2
4. Mempunyai tiga atau lebih kebiasaan minum minuman beralkohol setiap harinya 2
5. Mempunyai masalah dengan mulut atau giginya sehingga tidak dapat makan 2
makanan yang keras
6. Tidak selalu mempunyai cukup uang untuk membeli makanan 4
7. Lebih sering makan sendirian 1
8. Mempunyai keharusan menjalankan terapi minum obat 3 kali atau lebih setiap 1
harinya
9. Mengalami penurunan berat badan 5 Kg dalam enam bulan terakhir 2
10. Tidak selalu mempunyai kemampuan fisik yang cukup untuk belanja, memasak 2
atau makan sendiri
Total score 2
American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam Introductory
Gerontological Nursing, 2001
Interpretations:
0 – 2 : Good 3 – 5 : Moderate nutritional risk6 ≥: High nutritional risk
Lampiran Form 2
1. Pengkajian Masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
(1) Apakah klien mengalami susah tidur
11
(2) Ada masalah atau banyak pikiran
(3) Apakah klien murung atau menangis sendiri
(4) Apakah klien sering was-was atau kuatir
Pertanyaan tahap 2
(1) Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan 1 kali dalam satu bulan
(2) Ada masalah atau banyak pikiran
(3) Ada gangguan atau masalah dengan orang lain
(4) Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter
(5) Cenderung mengurung diri
Gangguan emosional
Lampiran FORM 3
12
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
Kesimpulan : Klien dapat menjawab semua pertanyaan dari perawat, Salah 0 : Fungsi
intelektual utuh
Lampiran FORM 4
3. IDENTIFIKASI ASPEK KOGNITIF
Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)
Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan : Pada Ny. R diperoleh skor 28 yang artinya tidak ada gangguan kognitif
Lampiran Form 5
Pengkajian Kecemasan (Geriatric Anxiety Scale)
Nilai Keterangan
No Pertanyaan Tidak Pernah Jarang Sering
Pernah (1) (2) (3)
(0)
1. Apakah Anda merasa jantung √
berdebar kencang dan kuat?
2. Apakah nafas Anda pendek? √
3. Apakah Anda mengalami gangguan √
pencernaan?
4. Apakah Anda merasa seperti hal √
yang tidak nyata atau diluar diri
Anda sendiri?
5. Apakah Anda merasa seperti √
kehilangan kontrol?
6. Apakah Anda takut dihakimi oleh √
orang lain?
7. Apakah Anda malu/takut √
dipermalukan?
8. Apakah Anda sulit untuk tidur? √
9. Apakah Anda kesulitan untuk tetap √
tertidur/tidak nyenyak?
10. Apakah Anda mudah tersinggung? √
11. Apakah Anda mudah marah? √
12. Apakah Anda mengalami kesulitan √
berkonsentrasi?
13. Apakah Anda mudah terkejut? √
14. Apakah Anda kurang tertarik dalam √
melakukan sesuatu yang Anda
senangi?
15. Apakah Anda merasa terpisah atau √
terisolasi dari orang lain
16. Apakah Anda merasa seperti √
pusing/bingung?
17. Apakah Anda sulit untuk duduk √
diam?
18. Apakah Anda merasa terlalu √
khawatir?
19. Apakah Anda tidak bisa √
14
mengendalikan kecemasan Anda?
20. Apakah Anda merasa gelisah, √
tegang?
21. Apakah Anda merasa lelah? √
22. Apakah Anda merasa otot-otot √
tegang?
23. Apakah Anda mengalami sakit √
punggung, sakit leher, atau otot
kram?
24. Apakah Anda merasa hidup Anda √
tidak terkontrol?
25. Apakah Anda merasa sesuatu yang √
menakutkan akan terjadi?
TOTAL 7
Jawaban dengan rentang dari 0 (tidak sama sekali) hingga 3 (sering). Adapun cara penilaiannya
adalah dengan sistem skoring tersebut yaitu:
Nilai 0 = Tidak pernah sama sekali, Nilai 1 = Pernah, Nilai 2 = Jarang, Nilai 3 = Sering
Rentang hasil skor dari 0 hingga 75, semakin tinggi skor mengindikasikan semakin level kecemasan
tertinggi.
Nilai 0-18 : level minimal dari kecemasan
Nilai 19-37 : kecemasan ringan
Nilai 38-55 : kecemasan sedang
Nilai 56-75 : kecemasan berat
Lampiran Form 6
Pengkajian Depresi
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan 1 0 1
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0 1
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1
8. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0
9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar melakukan 1 0 1
sesuatu hal
10 Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0
.
15
11 Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1
.
12 Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0
.
13 Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1
.
14 Anda merasa tidak punya harapan 1 0
.
15 Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0
.
Jumlah 3
Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam Gerontological Nursing,
2006
Interpretasi :
Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi
Kesimpulan : Tidak Depresi
Lampiran Form 7:
APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA
Alat Skrining yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi sosial lansia
16
4 - 6 = Disfungsi sedang
> 6 = Fungsi baik
Smilkstein, 1978 dalam Gerontologic Nursing and health aging 2005
Lampiran Form 8:
Pengkajian Keseimbangan
17
diri ke kursi) 1
b. Menggunakan kekuatan lengan atas, tidak secara perlahan 2
c. Aman, gerakan perlahan-lahan
10. Melakukan perintah untuk berjalan
a. Ragu-ragu, mencari objek untuk dukungan 0
b. Tidak ragu-ragu, mantap, aman 1
11. 11.1. Ketinggian kaki saat melangkah
a. Kaki kanan:
Kenaikan tidak konstan, menyeret, atau mengangkat kaki terlalu 0
tinggi > 5 cm
Konstan dan tinggi langkah normal 1
b. Kaki kiri:
Kenaikan tidak konstan, menyeret, atau mengangkat kaki terlalu
tinggi > 5 cm 0
Konstan dan tinggi langkah normal
11.2. Panjang langkah kaki: 1
a. Kaki kanan
Langkah pendek tidak melewati kaki kiri
Melewati kaki kiri 0
b. Kaki kiri 1
Langkah pendek tidak melewati kaki kanan
0
Melewati kaki kanan
1
12. Kesimetrisan langkah
a. Panjang langkah kaki kanan dan kaki kiri tidak sama 0
b. Panjang langkah kaki kanan dan kaki kiri sama 1
13. Kontinuitas langkah kaki
a. Menghentikan langkah kaki diantara langkah (langkah-behenti- 0
langkah) 1
b. Langkah terus-menerus/berkesinambungan
14. Berjalan pada jalur yang ditentukan atau koridor
a. Penyimpangan jalur yang terlalu jauh 0
b. Penyimpangan jalur ringan/sedang/butuh alat bantu 1
c. Berjalan lurus sesuai jalur tanpa alat bantu 2
15. Sikap tubuh saat berdiri:
a. Terhuyun-huyun, butuh alat bantu 0
b. Tidak terhuyun-huyun, tapi lutut fleksi/kedua tangan dilebarkan 1
c. Tubuh stabil, tanpa lutut fleksi dan meregangkan tangan 2
16. Sikap berjalan
a. Tumit tidak menempel lantai sepenuhnya 0
b. Tumit menyentuh lantai 1
TOTAL SKOR 6
SKOR MAKSIMAL 28
Tinetti Balance and Tenetti Gait (1993, dalam Gerontological Nursing, 2006
Intepretasi:
≤ 18 = resiko jatuh tinggi
19-23 = resiko jatuh sedang
≥24 = resiko jatuh rendah
18
19
20
PENGKAJIAN FOKUS
Tanggal Data Fokus Masalah
13 juli 2020 S: Klien mengatakan kakinya terasa nyeri Gangguan Mobilitas Fisik
saat digunakan berjalan lama lama/ (Pemenuhan Activity Daily
berjalan jauh Living)
O:
- Beberapa aktivitas dibantu oleh
keluarga
- Sendi kaku saat klien melakukan
banyak aktivitas dan berjalan jalan
terlalu jauh/lama
- Gerakan klien terbatas setelah
berjalan lama dan terlalu banyak
beraktivitas
13 juli 2020 S: Klien mengatakan matanya buram Resiko Jatuh
untuk melihat objek objek yang jauh
maupu dekat (tidak terlihat jelas)
O:
- Terdapat benda dan mainan yang
tersebar di latai rumah klien
- Berdiri dari kursi menggunakan
kekuatan lengan dan tidak dapat
berdiri tanpa bantuan
- Menggunakan alat bantu berjalan
(tongkat)
- Tidak kokoh (sempoyongan) tapi
dapat mengendalikan diri
- Tidak mampu melanjutkan
langkah berputar
- Tempat menuju ke kamar mandi
dibuat tidak licin apabila menuju
ke kamar mandinya tidak
dihalangi benda apapun
21
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa
Tujuan/ Kriteria Hasil Intervensi
. Keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan Dukungan mobilisasi Fisik
mobilitas fisik tindakan keperawatan a. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
(Activity Daily pada klien diharapkan fisik lainnya
Livig) klien dapat memenuhi b. Identifikasi toleransi fisik melakukan
kebutuhan dasarnya pergerakan
dengan melibatkan c. Monitor frekuensi jantung dan tekanan
keluarga dengan kriteria darah sebelum melakukan mobilisasi
hasil: d. Libatkan keluarga untuk membantu klien
Dukungan mobilisasi dalam meningkatkan pergerakan
Fisik : e. Jelaskan pada keluarga masalah kesehatan
- Pergerakan yang dialami klien
ekstremitas klien f. Minta keluarga untuk memodifikasi
meningkat lingkungan yang aman dan nyaman bagi
- Kekuatan otot klien
klien meningkat g. Jelaskan tujuan mobilisasi
- Rentang gerak h. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
(ROM) klien dilakukan (mis. duduk disisi tempat tidur,
meningat pindah dari tempat tidur ke kursi)
i. Edukasi kepada klien untuk tetap
mobilisasi semampunya
j. Edukasi pada klien dan keluarga untuk
memanfaatkan yankes yang ada
2. Risiko jatuh Setelah dilakukan Manajemen Lingkungan: Keselamatan
berhubungan tindakan keperawatan a. Identifikasi kebutuhan keamanan klien
dengan
pada klien diharapkan berdasarkan fungsi fisik dan kognitif serta
gangguan
penglihatan klien tidak mengalami riwayat perilaku di masa alalu
jatuh, dengan kriteria b. Identifikasi hal-hal yang membahayakan di
hasil: lingkungan
Kejadian Jatuh c. Jelaskan pada keluarga mengenai masalah
a. Klien tidak jatuh yang dialami klien
saat berdiri maupun d. Minta Keluarga Modifikasi lingkungan untuk
22
berjalan meminimalkan bahaya dan resiko
b. Klien tidak jatuh e. Gunakan peralatan perlindungan (missal
saat ke kamar mandi pegangan pada sisi, kunci pintu, pagar, dll)
23
FORMAT TINDAKAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN
24
H/ : klien mengerti tujuan
mobilisasi dan dapat
menjelaskan kembali
pentingnya mobilisasi bagi
lansia
Ajarkan mobilisasi
12.15
sederhana yang harus
dilakukan (mis. duduk
disisi tempat tidur, pindah
dari tempat tidur ke kursi)
H/ : klien mampu
melakukan mobilisasi
sederhana seperi duduk
ditempat tidur dan
berpindah dari tempat tidur
ke kursi secara mandiri
5. 15 Juli Gangguan Mengidentifikasi adanya S: Ny.R mengatakan akan meminta bantuan pada
2020
mobilitas nyeri atau keluhan fisik lain keluarga untuk membantu melakukan aktivitas yang
08.00
fisik yang dialami klien tidak bisa dilakukan sendiri karena keterbatasan
(Activity H/ : Klien mengeluh Ny.R yang tidak bisa berjalan terlalu banyak dan
Daily pandangan kabur saat meminta keluarga untuk menaruh barang yang
Living) melihat objek benda/ orang Ny.Rperlukan pada area yang mudah dijangkau
dan nyeri sendi kaki saat
berjalan jauh tetapi jika O:
hanya melakukan aktivitas Ny.R berjalan menggunakan tongkat
biasa tidak terasa nyeri Keluarga menaruh barang keperluan Ny. R di
09.00 Observasi TTV dekat Ny.R agar mudah digapai Klien
H/ : Keluarga mau membantu Ny.R berjalan /
TD : 110/70 mmHg berpindah tempat dan membantu aktivitas
N : 98 x/mnt
S : 36,5 C A: Ny.R mampu melakukan sebagian aktivitas
RR : 20 x/mnt secara mandiri dan sebagian lagi dibantu keluarga
10.00 Mengidentifikasi toleransi karena keterbatasan gerak. (Masalah Gangguan
fisik melakukan pergerakan mobilisasi Fisik teratasi sebagian).
H/ : Klien bisa melakukan
aktivitas sehari-hari dengan P: Motivasi klien untuk melakukan aktivitas mandiri
mandiri seperti mandi, yang klien bisa dan meminta bantuan pada keluarga
menyapu, menyisir rambut untuk memenuhi aktivitas lain yang memerlukan
11.00 Libatkan keluarga untuk bantuan.
membantu klien dalam
meningkatkan pergerakan
H/ : keluarga mau
membantu aktivitas klien
seperti mengambilkan
barang yang terletak jauh
dari klien dan membantu
klien saat hendak berdiri
28
Jelaskan tujuan mobilisasi
H/ : klien mengerti tujuan
mobilisasi
6. 15 Juli Risiko Menginstruksikan untuk S: Ny.R mengatakan akan berjalan hati-hati,
2020
Jatuh meminta bantuan keluarga memakai tongkat, dan tidak jalan di tempat licin
08.30
pada saat akan
berpindah/berjalan yang O:
susah untuk dilakukan Lantai disekitar Ny.R tidak licin.
sendiri Ny.R berjalan menggunakan tongkat
H/ : keluarga mau Keluarga mau membantu Ny.R berjalan /
membantu NyR saat berpindah tempat.
hendak berpindah/berjalan.
09.30
Menganjurkan Ny.R A: Ny.R berjalan menggunakan tongkat agar tidak
menggunakan alat-alat terjatuh dan meminta bantuan keluarga saat akan
yang meminimalisir jatuh berpindah. (Masalah risiko jatuh teratasi sebagian).
seperti sandal yang alasnya
tidak licin dan tongkat P: Motivasi klien untuk selalu menggunakan tongkat
H/ : Ny.R berjalan saat berjalan dan berhati-hati saat hendak ke kamar
menggunakan tongkat dan mandi. Serta meminta bantuan keluarga saat akan
mengenakan alas kaki berpindah tempat.
berbahan karet.
10.30 Menganjurkan Ny. R
menghindari permukaan
lantai yang tidak rata pada
saat berpindah/berjalan
H/ : Kamar dan lingkungan
di sekitar Ny.R tidak licin
29
30