0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
40 tayangan12 halaman
Laporan ini membahas tentang praktik klinik keperawatan gerontik. Ia menjelaskan definisi lanjut usia, batasan umur lanjut usia menurut WHO dan Departemen Kesehatan, proses penuaan, dan perubahan-perubahan fisik, kognitif yang terjadi pada lanjut usia seperti perubahan sistem indra, muskuloskeletal, kardiovaskuler, pencernaan, dan saraf.
Laporan ini membahas tentang praktik klinik keperawatan gerontik. Ia menjelaskan definisi lanjut usia, batasan umur lanjut usia menurut WHO dan Departemen Kesehatan, proses penuaan, dan perubahan-perubahan fisik, kognitif yang terjadi pada lanjut usia seperti perubahan sistem indra, muskuloskeletal, kardiovaskuler, pencernaan, dan saraf.
Laporan ini membahas tentang praktik klinik keperawatan gerontik. Ia menjelaskan definisi lanjut usia, batasan umur lanjut usia menurut WHO dan Departemen Kesehatan, proses penuaan, dan perubahan-perubahan fisik, kognitif yang terjadi pada lanjut usia seperti perubahan sistem indra, muskuloskeletal, kardiovaskuler, pencernaan, dan saraf.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STELLA MARIS MAKASAAR
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
Laporan Pendahuluan Keperawatan Gerontik
A. Definisi Lanjut Usia (LANSIA)
Gerontik berasal dari Bahasa latin, yaitu “ geros” (lanjut usia) dan “ logos ” (ilmu). Gerontology merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang proses menua dan masalah yang terjadi pada usia lanjut. Lanjut usia adalah bagian dari proses dari tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Menurut UU No 13 tahun 1998, tentang kesejahteraan lanjut usai pada bab 1, pasal 1, ayat 2 yang dimaksudkan dengan lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas. B. Batasan Lanjut Usia 1. Menurut WHO lanjut usia dibagi menjadi 4 kriteria yaitu: a. Usia pertengahan (Middle Age): kelompok usia 45-49 tahun b. Usia lanut (Elderly): usia 60-74 tahun c. Usia tua (Old): 75-95 tahun d. Usai sangat tua (very old): usia >95 tahun 2. Menurut DEPKES RI, sebagai berikut: a. Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa vibrilitas b. Kelompok usia lanjut (55-64 tahun) sebagai presenium c. Kelompok usia lanjut ( > 65 tahun) sebagai senium C. Proses Menua (Ageing Proces) Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Factor-faktor yang mempengaruhi proses menua: 1. Hereditas/ genetic Kematian sel merupakan seluruh program kehidupan yang berkaitkan dengan peran DNA yang penting dalam mekanisme pengendalian fungsi sel. Secara genetic, perempuan ditentukan oleh sepasang kromosom x, sedangkan laki-laki oleh satu kromoson x, kromoson x ini ternyata membawa unsur kehidupan sehingga perempuan berumur lebih panjang dari pada laki-laki. 2. Nutrisi/ makanan Berlebihan atau kekurangan dapat menggangu keseimbangan reaksi kekebalan 3. Status kesehatan Penyakit yang selama ini dikaitkan dengan proses penuaan, sebenarnya bukan disebabkan oleh proses menuanya sendiri, tetapi lebih disebabkan oleh factor luar yang merugikan yang berlangsung tetap dan berkepanjangan. 4. Pengalaman hidup a. Paparan sinar matahari: kulit yang tak terlindungi sinar matahari akan mudah ternoda oleh flek, kerutan dan menjadi kusam. b. Kurang olahraga: olahraga membantu pembentukkan otot dan menyebabkan lancarnya sirkulasi darah c. Konsumsi alcohol: alcohol dapat memperbesar pembuluh darah kecil pada kulit dan dapat menyebabkan peningkatan aliran darah dekat permukaan kulit. d. Stress: tekanan kehidupan sehari-hari dalam lingkungan rumah, pekerjaan, ataupun masyarakat yang tercermin dalam bentuk gaya hidup akan berpengaruh terhadap proses penuaan. D. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia 1. Perubahan Fisik a. System Indra Perubahan system penglihatan pada lansia erat kaitannya dengan presbyopia. Lansia kehilangan elastisitas dan kaku, otot penyangga lansia lemah, ketajaman penglihatan dan daya akomodasi dari jarak jauh atau dekat berkurang. Penggunaan kacamata dan system penerangan yang baik dapat digunakan Sistem pendengaran: presbiakusis (gangguan pada pendengaran), oleh karena hilangnya kemampuan (daya) atau pendengaran pada telinga dalam terutama terhadap bunyi suara atau nada yang tinggi, 50 % terjadi pada usia > 60 tahun System integument Kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastis, kering dan berkerut, kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan bercak. Kekeringan kulit disebabkan atrofi granula sebasea dan granula sudonitara timbul pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal dengan lives spot. b. Sistem Muskuloskeletal Perubahan muskoloskeletal pada lansia diantaranya: Jaringan penghubung (kolagen & elatin) Kolagen sebagai penghubung utama pada kulit, tendon, tulang, kartilago, dan jaringan pengikat mengalami perubahan menjadi bentangan yang tidak teratur menyebabkan turunnya fleksebilitas sehingga menimbulkan dampak berupa nyeri, penurunan kemampuan untuk meningkatkan kekuatan otot, kesulitan bergerak dari duduk ke berdiri. Kartilago Jaringan kartilago pada persendian mengalami granulasi sehingga sendi mengalami peradangan, kekakuan, nyeri, keterbatasan gerak. Tulang Berkurangnya kepadatan tulang menyebabkan osteoporosis menyebakan nyeri odeformitas, deformitas dah fraktur. Otot Penurunan jumlah otot dan ukuran serabut otot menyebabkan penurunan kekuatan, penurunan fleksibilitas. Sendi Kehilangan fleksibilitas sehingga terjadi penurunan luas dan gerak sendi, gangguan jalan, kekakuan sendi dan nyeri. c. System Kardiovaskuler dan Respirasi System kardiovaskuler Massa jantung bertambah, ventrikel kiri mengalami hipertrofi dan kemampuan pergerakkan jantung berkurang, karena perubahan pada jaringan ikat dan penumpukan lipofusin, konsumsi oksigen pada tingkat maksimal berkurang sehingga arteri kehilangan elastisitasnya menyebabkan peningkatan nadi dan tekanan sistolik darah. System respirasi Perubahan pada otot kartilago dan sendi thoraks mengakibatkan gerakan pernafasan terganggu dan kemampuan peregangan thoraks berkurang, sehingga kapasitas paru menurun d. Pencernaan dan Metabolisme Kehilangan gigi Penyebab utama adalah penodental diseave yang bias terjadi setelah umur 30 tahun penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk Indra pengecapan menurun Adanya iritasi yang kronik dari selaput lender, hilangnya sensivitas dari saraf pengecap di lidah. Rasa lapar menurun, asama lambung menurun peristaltic lemah dan biasanya timbul konstipasi e. System Perkemihan Pola berkemih tidak normal diman laju filtasi, ekskresi dan reabsorbsi oleh ginjal mengalami penurunan fungsi. f. System Saraf Penurunan fungsi kognitif, koordinasi, keseimnagan, kekuatan otot, refleks, terjadi karena penurunan persepsi sensori dan respon motoric pada system saraf pusat. g. System Reproduksi Ditandai dengan menciutnya ovum dan uterus terjadi atrofi payudara. Pada laki- laki testis dapat memproduksi spermatozoa, dorongan seksual dapat diupayakan sampai usia diatas 70 tahun, selaput lender vagina menurun, permukan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang dan reaksi sifatnya menjadi alkoli. 2. Perubahan Kognitif a. Memori (daya ingat & ingatan) Daya ingat merupakan salah satu fungsi kognitif yang seringkali paling awal mengalami penurunan. Ingatan jangka penjang kurang mengalami perubahan, sedangkan ingatan jangka pendek seketika 0-10 menit memburuk. Oleh karena itu, dalam proses pelayanan terhadap lansia, sangat perlu dibuatkan berupa tulisan, atau gambar untuk membantu daya ingat mereka. b. IQ Fungsi intelektual mengalami kemunduran adalah fluit intelegent spserti mengingat daftar, memori bentuk geometri, kecepatan menemukan kota, menyelesaikan masalah, kecepatan berespon dan perhatian yang cepat teralih.
Kemampuan Kognitif Perubahan
1. Pemecahan masalah - Terjadi penurunan sampai akhir usia 60-an - Banyak perubahan dapat ditanggulangi dengan bimbingan & latihan 2. Memori - Sedikit mengalami penurunan - Sensori - Tidak ada perubahan - Memori pendek - Beberapa menurun terutama proses recording - Memori panjang - Penurunan dimulai pada awal usia 50-an 3. Proses informasi - Penurunan dimulai awal usia 50-an - Tidak mampu diubah dengan intervensi 4. Kemampuan verbal - Menurun sebelum usia 80 tahun c. Kemapuan belajar (Learning) Pelayanan kesehatan lansia bersifat promotif-proventif dan rehabilitative untuk memberikan kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar yang sudah disesuaikan dengan kondisi lansia d. Kemampuan pemahaman Dipengaruhi oleh konsentrasi & fungsi pendengarannta yang mulai menurun. Komunikasi yang dilakukan melalui kontak mata, karena dapat membaca bibir lawan bicaranya, sehingga pendengaran dapat diatasi dan lebih mudah memahami maksud orang lain. e. Pemecahan masalah Hambatanya berasal dari penurunan daya ingat, pemahaman sehingga pemecahan menjadi lebih lama f. Pengambilan keputusan Termasuk dalam proses pemecahan, pengambiln keputusan pada umumnya berdasarkan data yang terkumpul, dianalisa, dipertimbangkan & dipilih alternative yang dinilai positif, kemudian diambil keputusan. Pengambilan keputusan kaum tua tetap dalam posisi yang dihormati. g. Kebijaksanaan Bijaksana (wisdom) adalah aspek kepribadian (personality) &kombinasi dari aspek kognitif. Kebijaksanaan menggambarkan sikap dan sifat individu yang mampu mempertimbangan dengan baik antar baik atau buruk serta untung atau rugi. h. Kinerja Akan terlihat penurunan kinerja baik kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan performance yang membutuhkan kecepatan & waktu mengalami penurunan i. Motivasi Bersumber dari fungsi kognitif & fungsi afektif, tetapi seringkali kurang memperoleh dukungan kekuatan fisik maupun psikologis. Factor yang mempengaruhi perubahan kognitif meliputi: perubahan fisik, kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan & lingkungan. 3. Perubahan Spiritual Spiritualitas pada lansia bersifat universal,instrinsik dan merupakan poses individual yang berkembang sepanjang rentang kehidupan. Harapan spiritual untuk bersiap mengalami kehilangan dalam hidup sampai kematian. Lansia cenderunga tidak takut terhadap konsep dan realitas kematian. 4. Perubahan Psikososial a. Pension Merupakan tahap kehidupan yang dicipikan oleh adanya transisi & perubahan peran yang menyebabkan stress psikososial. Seorang pension akan mengalami kehilangan-kehilangan: - Kehilangan finansial - Kehilangan status - Kehilangan teman/kenalan - Kehilangan kegiatan/pekerjaan b. Perubahan aspek kepribadian Lansia akan mengalami penurunan fungsi kognitif & psikomotor. Adanya penurunan akan mengalami perubahan kepribadian, ada 5 tipe yaitu:kepribadian konstruktif, mandiri, kepribadian tergantung bermusuhan, kepribadian defensive & tipe kepribadian kritik diri. c. Perubahan dalam peran social dalam masyarakat d. Perubahan minat Minat terhadap diri makin betambah. Minat terhadap penampilan semakin berkurang & minat terhadap uang semakin meningkat. E. Masalah atau Resiko Tinggi yang Terjadi Pada Lansia 1. Mudah Jatuh a. Factor intrinsic, antara lain: Gangguan jantung & sirkulasi darah: sinikop & hipertensi Gangguan anggota gerak: kelemahan otot ekstremitas bawah, kekekuan sendi, artritis. Gangguan persyarafan: neuropati perifer, vertigo Gangguan penglihatan: kebutaan & katarak Gangguan pendengaran: infeksi telinga Gangguan/pengaruh obat-obatan: diazepam, anti depresi & hipertensi. b. Factor ekstrinsik (lingkungan): Cahaya ruangan yang kurang terang Tersandung benda-benda Alas kurang pas Tali sepatu Kursi roda yang tak terkunci Turun tangga c. Komplikasi akibat jatuh Rusaknya karingan lunak, berupa robek/ tertariknya jaringan otot Patah tulang Hematoma Disabilitas/ kecatatan Meninggal 2. Mudah Lelah a. Factor psikologis: perasaan bosan, keletihan, perasaan depresi b. Gangguan organ: anemia, kurang vitamin, perubahan pada tulang (osteomalasia), gangguan pencernaan, kelainan metabolism c. Pengaruh obat-obatan: obat penenang, obat jantung & obat yang melelahkan daya kerja otot. 3. Ketakutan Mental Akut a. Keracunan b. Penyakit infeksi dengan demam tinggi c. Alcohol d. Penyakit metabolisme e. Dehidrasi atau kekurangan cairan f. Radang selaput otak (meningitis) 4. Nyeri Dada a. Penyakit jantung coroner yang dapat menyebabkan iskemia jantung b. Aneurisma aorta c. Radang selaput jantung (pericarditis) d. Gangguan pernapasan: pneumonia, emboli paru e. Gangguan system pencernaan bagian atas: lambung 5. Sesak Napas a. Kelemahan jantung b. Gangguan saluran napas c. BB berlebih d. Anemia 6. Berdebar-debar a. Gangguan irama jantung b. Keadaan umum yang lemah karena penyakit kronis c. Factor psikologis 7. Pembekakan pada kaki bagian bawah a. Kaki yang lama digantung (edema gravitasi) b. Gagal jantung c. Bendungan pada vena bagian bawah d. Kekurangan vit B1 e. Gangguan penyakit hati f. Penyakit ginjal g. Kelumpuhan pada kaki (kaki tidak aktif) 8. Nyeri Pinggang a. Gangguan sendi pada susunan tulang belakang b. Gangguan prankreas c. Kelainan ginjal (batu ginjal) d. Gangguan kelenjar prostat F. Peran Dan Fungsi Perawat Lansia 1. Care giver Perawat mampu: a. Memeberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok/ masyarakat sesuai dengan diagnosis masalah yang terjadi, mulai dari masalah yang bersifatsederhana sampai pada masalah yang kompleks b. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan siknifikan dari klien. 2. Clien advocate Tugas perawat: a. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam mengintepretasikan informasi dari beberapa pemberi pelayanan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. b. Memepertahankan dan melindungi hak-hak klien harus dilakukan karena klien yang sakit dirawat di RS akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Hak-hak klien,antara lain: Hak atas pelayanan sebaik-baiknya Hak atas informasi penyakitnya Hak atas privacy Hak untuk menentukan nasibnya sendiri Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelakaian tindakan Hak-hak tenaga kesehatan,antara lain: Hak atas informasi yang benar Hak bekerja sesuai standar Hak untuk mengakhiri hubungan klien Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok Hak atas rahasia pribadi Hak balas jasa 3. Conseler Peran perawat: a. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadan sakitnya b. Perubahan pola interaksi merupakan “dasar” dalam merencanakan metode untuk meningkatkan kemapuan adaptasinya c. Memberikan konseling atau mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu d. Pemecahan masalah difokuskan pada masalah keperawatan 4. Educator Mengajarkan adalah merujuk kepada aktivitas dimana seorang guru membantu muridnya untuk belajar. Inti dari perubahan perilaku selalu didapat dari pengetahuan baru atau ketrampilan secara teknis.
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu