Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN GERONTIK

Dosen Pengampuh: Rosmina Situngkir, Ns., M.Kes

DISUSUN OLEH:

NAMA: LUSIA RERESI

NIM: C1714201029

KELAS: III A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STELLA MARIS MAKASAAR

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2019-2020


Laporan Pendahuluan Keperawatan Gerontik

A. Definisi Lanjut Usia (LANSIA)


Gerontik berasal dari Bahasa latin, yaitu “ geros” (lanjut usia) dan “ logos ”
(ilmu). Gerontology merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang proses menua dan
masalah yang terjadi pada usia lanjut.
Lanjut usia adalah bagian dari proses dari tumbuh kembang. Manusia tidak secara
tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan
akhirnya menjadi tua.
Menurut UU No 13 tahun 1998, tentang kesejahteraan lanjut usai pada bab 1,
pasal 1, ayat 2 yang dimaksudkan dengan lanjut usia adalah seseorang yang mencapai
usia 60 tahun keatas.
B. Batasan Lanjut Usia
1. Menurut WHO lanjut usia dibagi menjadi 4 kriteria yaitu:
a. Usia pertengahan (Middle Age): kelompok usia 45-49 tahun
b. Usia lanut (Elderly): usia 60-74 tahun
c. Usia tua (Old): 75-95 tahun
d. Usai sangat tua (very old): usia >95 tahun
2. Menurut DEPKES RI, sebagai berikut:
a. Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa vibrilitas
b. Kelompok usia lanjut (55-64 tahun) sebagai presenium
c. Kelompok usia lanjut ( > 65 tahun) sebagai senium
C. Proses Menua (Ageing Proces)
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita.
Factor-faktor yang mempengaruhi proses menua:
1. Hereditas/ genetic
Kematian sel merupakan seluruh program kehidupan yang berkaitkan dengan peran
DNA yang penting dalam mekanisme pengendalian fungsi sel. Secara genetic,
perempuan ditentukan oleh sepasang kromosom x, sedangkan laki-laki oleh satu
kromoson x, kromoson x ini ternyata membawa unsur kehidupan sehingga
perempuan berumur lebih panjang dari pada laki-laki.
2. Nutrisi/ makanan
Berlebihan atau kekurangan dapat menggangu keseimbangan reaksi kekebalan
3. Status kesehatan
Penyakit yang selama ini dikaitkan dengan proses penuaan, sebenarnya bukan
disebabkan oleh proses menuanya sendiri, tetapi lebih disebabkan oleh factor luar
yang merugikan yang berlangsung tetap dan berkepanjangan.
4. Pengalaman hidup
a. Paparan sinar matahari: kulit yang tak terlindungi sinar matahari akan mudah
ternoda oleh flek, kerutan dan menjadi kusam.
b. Kurang olahraga: olahraga membantu pembentukkan otot dan menyebabkan
lancarnya sirkulasi darah
c. Konsumsi alcohol: alcohol dapat memperbesar pembuluh darah kecil pada kulit
dan dapat menyebabkan peningkatan aliran darah dekat permukaan kulit.
d. Stress: tekanan kehidupan sehari-hari dalam lingkungan rumah, pekerjaan,
ataupun masyarakat yang tercermin dalam bentuk gaya hidup akan berpengaruh
terhadap proses penuaan.
D. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
1. Perubahan Fisik
a. System Indra
 Perubahan system penglihatan pada lansia erat kaitannya dengan
presbyopia. Lansia kehilangan elastisitas dan kaku, otot penyangga lansia
lemah, ketajaman penglihatan dan daya akomodasi dari jarak jauh atau
dekat berkurang. Penggunaan kacamata dan system penerangan yang baik
dapat digunakan
 Sistem pendengaran: presbiakusis (gangguan pada pendengaran), oleh
karena hilangnya kemampuan (daya) atau pendengaran pada telinga dalam
terutama terhadap bunyi suara atau nada yang tinggi, 50 % terjadi pada
usia > 60 tahun
 System integument
Kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastis, kering dan berkerut, kulit
akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan bercak. Kekeringan
kulit disebabkan atrofi granula sebasea dan granula sudonitara timbul
pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal dengan lives spot.
b. Sistem Muskuloskeletal
Perubahan muskoloskeletal pada lansia diantaranya:
 Jaringan penghubung (kolagen & elatin)
Kolagen sebagai penghubung utama pada kulit, tendon, tulang, kartilago,
dan jaringan pengikat mengalami perubahan menjadi bentangan yang
tidak teratur menyebabkan turunnya fleksebilitas sehingga menimbulkan
dampak berupa nyeri, penurunan kemampuan untuk meningkatkan
kekuatan otot, kesulitan bergerak dari duduk ke berdiri.
 Kartilago
Jaringan kartilago pada persendian mengalami granulasi sehingga sendi
mengalami peradangan, kekakuan, nyeri, keterbatasan gerak.
 Tulang
Berkurangnya kepadatan tulang menyebabkan osteoporosis menyebakan
nyeri odeformitas, deformitas dah fraktur.
 Otot
Penurunan jumlah otot dan ukuran serabut otot menyebabkan penurunan
kekuatan, penurunan fleksibilitas.
 Sendi
Kehilangan fleksibilitas sehingga terjadi penurunan luas dan gerak sendi,
gangguan jalan, kekakuan sendi dan nyeri.
c. System Kardiovaskuler dan Respirasi
 System kardiovaskuler
Massa jantung bertambah, ventrikel kiri mengalami hipertrofi dan
kemampuan pergerakkan jantung berkurang, karena perubahan pada
jaringan ikat dan penumpukan lipofusin, konsumsi oksigen pada tingkat
maksimal berkurang sehingga arteri kehilangan elastisitasnya
menyebabkan peningkatan nadi dan tekanan sistolik darah.
 System respirasi
Perubahan pada otot kartilago dan sendi thoraks mengakibatkan gerakan
pernafasan terganggu dan kemampuan peregangan thoraks berkurang,
sehingga kapasitas paru menurun
d. Pencernaan dan Metabolisme
 Kehilangan gigi
Penyebab utama adalah penodental diseave yang bias terjadi setelah umur
30 tahun penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang
buruk
 Indra pengecapan menurun
Adanya iritasi yang kronik dari selaput lender, hilangnya sensivitas dari
saraf pengecap di lidah. Rasa lapar menurun, asama lambung menurun
peristaltic lemah dan biasanya timbul konstipasi
e. System Perkemihan
Pola berkemih tidak normal diman laju filtasi, ekskresi dan reabsorbsi oleh ginjal
mengalami penurunan fungsi.
f. System Saraf
Penurunan fungsi kognitif, koordinasi, keseimnagan, kekuatan otot, refleks,
terjadi karena penurunan persepsi sensori dan respon motoric pada system saraf
pusat.
g. System Reproduksi
Ditandai dengan menciutnya ovum dan uterus terjadi atrofi payudara. Pada laki-
laki testis dapat memproduksi spermatozoa, dorongan seksual dapat diupayakan
sampai usia diatas 70 tahun, selaput lender vagina menurun, permukan menjadi
halus, sekresi menjadi berkurang dan reaksi sifatnya menjadi alkoli.
2. Perubahan Kognitif
a. Memori (daya ingat & ingatan)
Daya ingat merupakan salah satu fungsi kognitif yang seringkali paling awal
mengalami penurunan. Ingatan jangka penjang kurang mengalami perubahan,
sedangkan ingatan jangka pendek seketika 0-10 menit memburuk. Oleh karena
itu, dalam proses pelayanan terhadap lansia, sangat perlu dibuatkan berupa
tulisan, atau gambar untuk membantu daya ingat mereka.
b. IQ
Fungsi intelektual mengalami kemunduran adalah fluit intelegent spserti
mengingat daftar, memori bentuk geometri, kecepatan menemukan kota,
menyelesaikan masalah, kecepatan berespon dan perhatian yang cepat teralih.

Kemampuan Kognitif Perubahan


1. Pemecahan masalah - Terjadi penurunan sampai akhir usia 60-an
- Banyak perubahan dapat ditanggulangi dengan
bimbingan & latihan
2. Memori - Sedikit mengalami penurunan
- Sensori - Tidak ada perubahan
- Memori pendek - Beberapa menurun terutama proses recording
- Memori panjang - Penurunan dimulai pada awal usia 50-an
3. Proses informasi - Penurunan dimulai awal usia 50-an
- Tidak mampu diubah dengan intervensi
4. Kemampuan verbal - Menurun sebelum usia 80 tahun
c. Kemapuan belajar (Learning)
Pelayanan kesehatan lansia bersifat promotif-proventif dan rehabilitative untuk
memberikan kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar yang sudah
disesuaikan dengan kondisi lansia
d. Kemampuan pemahaman
Dipengaruhi oleh konsentrasi & fungsi pendengarannta yang mulai menurun.
Komunikasi yang dilakukan melalui kontak mata, karena dapat membaca bibir
lawan bicaranya, sehingga pendengaran dapat diatasi dan lebih mudah memahami
maksud orang lain.
e. Pemecahan masalah
Hambatanya berasal dari penurunan daya ingat, pemahaman sehingga pemecahan
menjadi lebih lama
f. Pengambilan keputusan
Termasuk dalam proses pemecahan, pengambiln keputusan pada umumnya
berdasarkan data yang terkumpul, dianalisa, dipertimbangkan & dipilih alternative
yang dinilai positif, kemudian diambil keputusan. Pengambilan keputusan kaum
tua tetap dalam posisi yang dihormati.
g. Kebijaksanaan
Bijaksana (wisdom) adalah aspek kepribadian (personality) &kombinasi dari
aspek kognitif. Kebijaksanaan menggambarkan sikap dan sifat individu yang
mampu mempertimbangan dengan baik antar baik atau buruk serta untung atau
rugi.
h. Kinerja
Akan terlihat penurunan kinerja baik kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan
performance yang membutuhkan kecepatan & waktu mengalami penurunan
i. Motivasi
Bersumber dari fungsi kognitif & fungsi afektif, tetapi seringkali kurang
memperoleh dukungan kekuatan fisik maupun psikologis. Factor yang
mempengaruhi perubahan kognitif meliputi: perubahan fisik, kesehatan umum,
tingkat pendidikan, keturunan & lingkungan.
3. Perubahan Spiritual
Spiritualitas pada lansia bersifat universal,instrinsik dan merupakan poses
individual yang berkembang sepanjang rentang kehidupan. Harapan spiritual untuk
bersiap mengalami kehilangan dalam hidup sampai kematian. Lansia cenderunga
tidak takut terhadap konsep dan realitas kematian.
4. Perubahan Psikososial
a. Pension
Merupakan tahap kehidupan yang dicipikan oleh adanya transisi & perubahan
peran yang menyebabkan stress psikososial. Seorang pension akan mengalami
kehilangan-kehilangan:
- Kehilangan finansial
- Kehilangan status
- Kehilangan teman/kenalan
- Kehilangan kegiatan/pekerjaan
b. Perubahan aspek kepribadian
Lansia akan mengalami penurunan fungsi kognitif & psikomotor. Adanya
penurunan akan mengalami perubahan kepribadian, ada 5 tipe yaitu:kepribadian
konstruktif, mandiri, kepribadian tergantung bermusuhan, kepribadian defensive
& tipe kepribadian kritik diri.
c. Perubahan dalam peran social dalam masyarakat
d. Perubahan minat
Minat terhadap diri makin betambah. Minat terhadap penampilan semakin
berkurang & minat terhadap uang semakin meningkat.
E. Masalah atau Resiko Tinggi yang Terjadi Pada Lansia
1. Mudah Jatuh
a. Factor intrinsic, antara lain:
 Gangguan jantung & sirkulasi darah: sinikop & hipertensi
 Gangguan anggota gerak: kelemahan otot ekstremitas bawah, kekekuan
sendi, artritis.
 Gangguan persyarafan: neuropati perifer, vertigo
 Gangguan penglihatan: kebutaan & katarak
 Gangguan pendengaran: infeksi telinga
 Gangguan/pengaruh obat-obatan: diazepam, anti depresi & hipertensi.
b. Factor ekstrinsik (lingkungan):
 Cahaya ruangan yang kurang terang
 Tersandung benda-benda
 Alas kurang pas
 Tali sepatu
 Kursi roda yang tak terkunci
 Turun tangga
c. Komplikasi akibat jatuh
 Rusaknya karingan lunak, berupa robek/ tertariknya jaringan otot
 Patah tulang
 Hematoma
 Disabilitas/ kecatatan
 Meninggal
2. Mudah Lelah
a. Factor psikologis: perasaan bosan, keletihan, perasaan depresi
b. Gangguan organ: anemia, kurang vitamin, perubahan pada tulang (osteomalasia),
gangguan pencernaan, kelainan metabolism
c. Pengaruh obat-obatan: obat penenang, obat jantung & obat yang melelahkan daya
kerja otot.
3. Ketakutan Mental Akut
a. Keracunan
b. Penyakit infeksi dengan demam tinggi
c. Alcohol
d. Penyakit metabolisme
e. Dehidrasi atau kekurangan cairan
f. Radang selaput otak (meningitis)
4. Nyeri Dada
a. Penyakit jantung coroner yang dapat menyebabkan iskemia jantung
b. Aneurisma aorta
c. Radang selaput jantung (pericarditis)
d. Gangguan pernapasan: pneumonia, emboli paru
e. Gangguan system pencernaan bagian atas: lambung
5. Sesak Napas
a. Kelemahan jantung
b. Gangguan saluran napas
c. BB berlebih
d. Anemia
6. Berdebar-debar
a. Gangguan irama jantung
b. Keadaan umum yang lemah karena penyakit kronis
c. Factor psikologis
7. Pembekakan pada kaki bagian bawah
a. Kaki yang lama digantung (edema gravitasi)
b. Gagal jantung
c. Bendungan pada vena bagian bawah
d. Kekurangan vit B1
e. Gangguan penyakit hati
f. Penyakit ginjal
g. Kelumpuhan pada kaki (kaki tidak aktif)
8. Nyeri Pinggang
a. Gangguan sendi pada susunan tulang belakang
b. Gangguan prankreas
c. Kelainan ginjal (batu ginjal)
d. Gangguan kelenjar prostat
F. Peran Dan Fungsi Perawat Lansia
1. Care giver
Perawat mampu:
a. Memeberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok/
masyarakat sesuai dengan diagnosis masalah yang terjadi, mulai dari masalah
yang bersifatsederhana sampai pada masalah yang kompleks
b. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus
memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan siknifikan dari klien.
2. Clien advocate
Tugas perawat:
a. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam mengintepretasikan
informasi dari beberapa pemberi pelayanan dalam memberikan informasi lain
yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya.
b. Memepertahankan dan melindungi hak-hak klien harus dilakukan karena klien
yang sakit dirawat di RS akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan.
Hak-hak klien,antara lain:
 Hak atas pelayanan sebaik-baiknya
 Hak atas informasi penyakitnya
 Hak atas privacy
 Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
 Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelakaian tindakan
Hak-hak tenaga kesehatan,antara lain:
 Hak atas informasi yang benar
 Hak bekerja sesuai standar
 Hak untuk mengakhiri hubungan klien
 Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
 Hak atas rahasia pribadi
 Hak balas jasa
3. Conseler
Peran perawat:
a. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadan sakitnya
b. Perubahan pola interaksi merupakan “dasar” dalam merencanakan metode untuk
meningkatkan kemapuan adaptasinya
c. Memberikan konseling atau mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan
pengalaman yang lalu
d. Pemecahan masalah difokuskan pada masalah keperawatan
4. Educator
Mengajarkan adalah merujuk kepada aktivitas dimana seorang guru membantu
muridnya untuk belajar. Inti dari perubahan perilaku selalu didapat dari pengetahuan
baru atau ketrampilan secara teknis.

Anda mungkin juga menyukai